commit to user e. Luas Areal
Luas Kebun Benih Hortikultura Tejomantri seluruhnya adalah 14,756 m
2
Gambar Denah Pada Lampiran 1. Mulai tahun 1996 Kebun Benih Hortikultura Tejomantri
sepenuhnya dikelola oleh Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta dan Tegalgondo. Struktur organisasi
kepegawaian dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini :
Gambar 1. Skema Struktur Organisasi KBH Tejomantri.
B. Pembahasan
Dari hasil kegiatan magang yang dilakukan ada beberapa urutan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan praktek kegiatan okulasi
tanaman lengkeng adalah sebagai berikut :
PIMPINAN KBH TEJOMANTRI
SEKSI ADMINISTRASI
SEKSI PEMASARAN SEKSI PRODUKSI
SEKSI PERANCANAAN
DAN PPERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
commit to user 1. Penyemaian Bibit
Penyemaian bibit pada KBH Tejomantri biasanya menggunakan jenis tanaman lengkeng jenis lokal, untuk kesempatan kali ini yang
digunakan sebagai batang bawah yaitu varietas batu. Pemilihan lengkeng batu sebagai batang bawah adalah karena merupakan lengkeng jenis lokal
maka daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, sehingga sistem perakaran tanaman lebih kuat. Lengkeng BatuPringsurat merupakan lengkeng yang
pertama-tama dikembangkan di Indonesia. Lengkeng Pringsurat telah dilepas dengan nama varietas Batu pada tahun 1997. Lengkeng jenis ini
banyak ditemukan di daerah Temanggung dan Ambarawa. Biji agak kecil, rasa buah manis, mudah mengelupas nglotok dan beraroma harum.
Selain itu lengkeng batu merupakan lengkeng lokal dengan varietas unggul dari lengkeng jenis lokal lainnya.
Tahap penyemaian diawali dari Persiapan lahan semai, pada KBH Tejomantri dimulai dengan memilih lahan. Lahan yang dipilih untuk
penyemaian adalah lahan yang subur, gembur dan mendapat penyinaran yang baik. Sebelum ditanami tanah diolah dahulu dengan mencangkul
kurang lebih sedalam 15 cm, kemudian dicampur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan antara pupuk kandang dan pasir 1 : 1 untuk
membantu aerasi dan drainase tanah, setelah pencampuran selesai lahan disiram dengan air secukupya dan diratakan. Luas lahan semai disesuaikan
dengan banyaknya benih yang disemai. Benih yang sudah siap tanam ditanam pada lahan yang sudah disiapkan atau dideder diperam. Lahan
semai harus dijaga kelembabannya agar pertumbuhan dengan baik. Biji lengkeng yang dijadikan bibit harus dipilih dari buah yang
benar – benar masak dan berasal dari indukan yang kuat, pertumbuhannya subur, buahnya lebat dan unggul. Biji harus utuh tidak cacat , kulitnya
licin dan mengkilat, mudah dikelothok dan rasanya manis. Biji lengkeng yang akan disemai harus dipisahkan dari daging buahnya, biji tidak
terkena hama atau penyakit dan mulus. Biji lengkeng yang siap disemai harus dikeringkan dahulu dengan cara diangin–anginkan. Biji - biji
commit to user tersebut tidak boleh dijemur pada sinar matahari untuk menghindari
penguapan kandungan air pada biji yang berlebihan Sunanto, 1990. Biji yang mempunyai vigor dan viabiliatasnya baik dalam jangka waktu
seminggu benih sudah berkecambah. Perawatan kecambah dilakukan dengan penyiramannya yang teratur dan penyiangan gulma disekitar lahan
penyemaian. Benih yang tumbuh menjadi bibit setelah berumur 4 bulan atau sudah mulai berkayu bibit dipindahkan kelahan yang lebih luas agar
mendapatkan hara dan nutrisi makanan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman dengan jarak tanam 25cm x 25cm. Bibit yang siap diokulasi ciri –
cirinya sudah berkayu dan ukuran batang sudah sebesar pensil atau sekitar umur 8 – 12 bulan.
2. Pemilihan mata tunas Keberhasilan dari perbanyakan vegetatif, terutama okulasi,
ditentukan oleh mata tempel yang baik. Mata tempel harus diambil dari pohon induk yang sudah jelas kualitasnya atau keunggulannya. Pada
teknik okulasi, mata tunas mata tempel harus diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup umur untuk diambil
sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas tunas air dan Pengambilan mata tempel tidak saat batang sedang tumbuh
tunas. Selain itu pemilihan mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas harus dipilih batang yang sudah pernah berbuah, bentuknya
silindris dan tumbuh tegak lurus. Pemilihan ini bertujuan agar hasil okulasi cepat berbuah dan pertumbuhan batang yang diokulasi tumbuh keatas.
Mata tunas yang digunakan dalam praktek okulasi di KBH Tejomantri yaitu lengkeng jenis diamond river. Pemilihan lengkeng
varietas ini karena daging buahnya yang tebal dan umur berbuahnya relatif cepat yaitu 8 – 12 bulan setelah pengokulasian dan produktivitas tanaman
lebih tinggi dibanding lengkeng pingpong. Selain itu lengkeng diamond river paling dicari oleh konsumen karena tajuknya yang kompak membuat
tanaman lengkeng ini terlihat menarik dan banyak digunakan sebagai tabulampot untuk menghias taman atau beranda rumah.
commit to user 3. Pelaksanaan okulasi
KBH Tejomantri adalah kebun produksi bibit tanaman, selain memproduksi bibit dari biji atau zailing juga memproduksi bibit yang
berasal dari perbanyakan vegetatif seperti cangkok, okulasi dan sambung pucuk. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan teknik okulasi.
Teknik okulasi yang dilakukan di KBH Tejomantri adalah metode tempel segiempat atau teknik jendela dan metode tempel lidah atau fokert .
Metode tempel segiempat yaitu dengan menempelkan mata tunas pada batang bawah dengan masih terdapat kulit kayu sekitar mata tunas yang
dibentuk segiempat, sedangkan metode lidah atau fokert ujung sayatan lidah dibuat setengah lingkaran untuk menjepit mata tunas.
Peralatan yang akan digunakan untuk okulasi sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu atau disterilkan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi
jamur, bakteri atau organisme lain yang menyebabkan kegagalan pada tanaman yang diokulasi. pisau yang digunakan untuk membuat sayatan
pada batang yang diokulasi harus tajam dan diusahakan hanya sekali proses sayatan untuk mengurangi cacat pada tanaman yang dapat
menghambat penyatuan tempelan. Tanaman lengkeng dapat dilakukan okulasi setelah umur lebih
kurang 8 – 12 bulan dari bibit zailing atau batang tanaman sudah sebesar pensil. Langkah – langkah dalam pelaksanaan okulasi dapat dipaparkan
sebagai berikut : 1. Batang bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2-4 cm
kemudian diambil kulit kayu pada bagian yang disayat.
commit to user Gambar 2. Sayatan Batang Bawah
2. Mata tunas entres pada cabang disayat bersama sebagian kulit kayunya dari arah bawah keatas sesuai ukuran sayatan batang bawah.
Gambar 3. Pengambilan Mata Tunas 3. Mata tunas entres ditempelkan pada celah sayatan batang bawah
hingga benar-benar menyatu.
Gambar 4. Penempelan Mata Tunas Pada Batang Bawah 4. Pada bidang tempelan okulasi dibalut dengan plastik bersih mulai
dari tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.
commit to user Gambar 5. Pembalutan Mata Tunas Dengan Plastik
Gambar 6. Batang Yang Telah Selesai Diokulasi 5. Pada umur 4-6 minggu setelah penempelan pembalut plastik dapat
dibuka untuk mengetahui keberhasilannya.
Gambar 7. Tanaman Lengkeng Yang Berhasil Diokulasi Sayatan batang atas atau mata tempel disesuaikan dengan batang
bawah yang disayat agar terjadi kompabilitas yang baik, pada penempelan
commit to user harus dipastikan tempelan bagian atas benar – benar menempel rapat
karena pada bagian tersebut merupakan tempat datangnya aliran makanan hasil fotosintesis semakin banyak aliran makanan yang didapat maka
proses pertunasan batang akan lebih cepat. Mata okulasi yang telah ditempel ditali dengan teknik genting yaitu ditali dari bawah keatas,
tujuannya adalah agar air tidak masuk pada mata tempel yang menyebabkan busuk pada tempelan. Ikatan tidak boleh terlalu kencang dan
terlalu longgar jika terlalu terlalu kencang maka antara sambungan dapat tercekik dan jika terlalu longgar maka dapat dimungkinkan masuknya air
dan angin yang dapat menyebabkan okulasi busuk. Waktu okulasi yang diperlukan oleh tanaman lengkeng untuk terjadi
persenyawaan antara batang atas dan batang bawah kurang lebih 4 - 6 minggu. Apabila mata tempel menyatu dan berwarna hijau segar berarti
okulasi berhasil, namun bila berwarna coklat sampai hitam dan kering berarti penempelan gagal. Batang yang berhasil diokulasi dan pada mata
tempel tumbuh tunas maka batang pohon induk atau batang bawah yang tumbuh diatas tunas tempelan dipotong sebagian atau dibengkokan untuk
menyisakan sebagian daunnya guna membantu suplai makanan pada tunas baru pada hasil tempelan. Tunas baru pada tempelan yang sudah tumbuh
cukup daun menunjukan sudah mampu untuk melakukan fotosintesis sendiri sehingga sebagian batang dari batang bawah yang tersisa sudah
bisa dihilangkan sepenuhnya. Pelaksanaan okulasi sangat baik dilakukan pada bulan September – Oktober akhir musim kemarau karena jika
musim penghujan, terlalu banyak air menyebabkan okulasi membusuk, timbul bakteri, dan tumbuh jamur.
4. Pemeliharaan Pemeliharaan terhadap mata tunas yang telah tumbuh antara lain
yaitu memberi ajir pada tanaman lengkeng untuk mengikat mata tunas yang telah tumbuh agar tumbuh lurus keatas, memotong tunas – tunas lain
yang tumbuh disekitar mata tempel supaya tidak terjadi persaingan suplai makanan yang dapat menghambat pertumbuhan tunas hasil okulasi.
commit to user Penyiangan juga dilakukan pada lingkungan sekitar tanaman tumbuh
terutama pada awal pertumbuhan dengan menyiang gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang dapat menimbulkan kompetisi dalam mendapatkan
makanan dan hara pada tanaman lengkeng. Penyiraman pada tanaman dilakukan jika perlukan saja untuk menjaga kelebaban lingkungan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada awal tanam dan menjelang musim berbuah, pupuk yang digunakan NPK 15: 15 :15.
Pemberian pupuk pada masing – masing tanaman 20gram per tanaman atau kurang lebih satu sendok makan, jarak pemberian pupuk pada
tanaman kurang lebih 10 - 15 cm dari daerah perakaran tanaman. Untuk pestisida pengendalian hama penyakit tanaman digunakan seperlunya saja
jika tanaman terkena penyakit dan terserang hama. Tanaman lengkeng hasil okulasi yang telah berumur satu tahun
yang ditanam dilahan dipindahkan pada polybag – polybag besar dengan sistem transplansi atau muter. Cara pelaksanaan transplansi dilakukan
dengan menggunakan linggis dan cangkul, tanaman yang akan dipindah digali sedalam perakaran tunggang tanaman, dengan masih menyisakan
sebagian tanah yang masih terikat pada perakaran. Jika tanah terlalu remah maka sebelum dipindah dari lahan tanah yang berada disekitar perakaran
diikat dengan tali supaya tanah tidak pecah. Pohon yang telah dirolling kemudian dimasukan kedalam polybag yang sudah diisi sebagian media
baru, setelah pohon dimasukan dalam polybag ratakan bagian yang kosong dengan media baru dan dipadatkan supaya tanaman tegak berdiri dan tidak
goyang. Pohon lengkeng yang sudah di transplansi menunjukan tanaman sudah siap jual.
Pemasaran yang dilakukan di KBH Tejomantri dilakukan pada konsumen yang datang dikebun langsung dan melalui pemesanan. Di KBH
Tejomantri menjual bibit secara eceran dan partai besar, untuk dalam partai besar biasanya dilakukan pemesanan terlebih dahulu. Di KBH
Tejomantri merupakan kebun spesialis tanaman mangga sehingga untuk pesanan tanaman lengkeng dalam jumlah besar belum bisa memenuhi
commit to user sendiri, untuk itu pihak KBH Tejomantri bekerja sama dengan nursery lain
untuk memenuhi permintaan lengkeng dalam jumlah besar. Faktor lain yang menyebabkan KBH Tejomantri belum dapat mengembangkan
lengkeng secara okulasi maupun perbanyakan vegetatif lainya disebabkan belum mempunyai indukan determedier yang baik. Inovasi yang dilakukan
oleh pihak KBH Tejomantri adalah membuat tanaman multi varietas dengan membuat satu tanaman dengan memiliki 2 jenis varietas sehingga
memberi nilai ekonomis lebih tinggi pada tanaman.
C. Analisis Usaha Tani