commit to user sendiri, untuk itu pihak KBH Tejomantri bekerja sama dengan nursery lain
untuk memenuhi permintaan lengkeng dalam jumlah besar. Faktor lain yang menyebabkan KBH Tejomantri belum dapat mengembangkan
lengkeng secara okulasi maupun perbanyakan vegetatif lainya disebabkan belum mempunyai indukan determedier yang baik. Inovasi yang dilakukan
oleh pihak KBH Tejomantri adalah membuat tanaman multi varietas dengan membuat satu tanaman dengan memiliki 2 jenis varietas sehingga
memberi nilai ekonomis lebih tinggi pada tanaman.
C. Analisis Usaha Tani
Berikut ini adalah analisis perbanyakan tanaman lengkeng dengan okulasi dengan luasan 1000 m
2
dalam 2 tahun di KBH Tejomantri adalah sebagai berikut :
1. Biaya Produksi
a. Biaya Tetap 1 Cangkul 2 buah Rp. 80.000,-
Rp 160.000,- 2 Pisau okulasi 3 buah Rp. 35.000,-
Rp 105.000,-
3 Gunting 2 buah Rp. 35.000,- Rp 70.000,-
4 Linggis 1 buah Rp. 100.000,- Rp 100. 000,- 5 Ember Besar 2 buah Rp. 25.000,-
Rp 50.000,- Total biaya tetap
Rp 485.000,- b. Biaya variabel
1 Biaya Sarana Produksi a Biji lengkeng 1000 biji Rp. 100,-
Rp 100.000,- b Mata tempel 1000 buah 250
Rp 250.000 c Pupuk
Pupuk kandang 25 sak Rp. 10.000,- Rp 250.000,-
NPK 20 kg Rp. 8500,- Rp 170.000,-
d Plastik okulasi ½ rol Rp. 50.000,- Rp 25.000,-
e Polybag besar 15 kg 20.000 Rp 300.000,-
Total biaya sarana produksi Rp 1.095.000,-
commit to user 2 Biaya Tenaga Kerja
a Pengolahan tanah 1 orang x 1 HOK Rp 30.000,- Rp 30.000,- b Penanaman 2 orang x 1 HOK Rp 30.000
Rp 60.000,- c Penyiangan 3 orang x 1 HOK Rp 30.000
Rp 90.000,- d Pemupukan 3 orang x 1 HOK Rp 30.000
Rp 90.000,- e Okulasi 1 orang x 4 HOK Rp 30.000
Rp 120.000,- f Transplansi 1 orang x 7 HOK Rp 30.000
Rp 210.000,- Total biaya tenaga kerja
Rp 600.000,- 3 Biaya lain-lain
Rp 300.000 Total biaya variable
Rp 1.995.000,-
Total Biaya Produksi Rp 2.480.000,-
2. Produksi dan Keuntungan
Produksi bibit lengkeng dari 1000 bibit yang diokulasi persentase kegagalan 3 sehingga dihasilkan bibit siap jual sebanyak 970 tanaman
dengan harga jual pertanaman Rp 10.000,-. Banyaknya penerimaan dan keuntungan dapat diketahui sebagai berikut :
Penerimaan = Harga jual x Jumlah produksi = 10.000 x 970
= Rp 9.700.000 Keuntungan = Penerimaan – Biaya total
= 9.700.000 – 2.480.000 = Rp 7.220.000
3. Perbandingan Antara Penerimaan dan Biaya
RC Ratio Revenue Cost Ratio merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. RC Ratio dihitung untuk
menentukan kelayakan suatu usaha. RC Ratio lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus RC Ratio adalah total penerimaan
dibagi total biaya produksi. Sehingga RC Ratio dari perbanyakan lengkeng di KBH Tejomantri adalah sebagai berikut :
RCRatio= jumlah penerimaan
total biaya
commit to user =
䷘.䦠nn.nnn .
n .nnn
= 3,9 Hal ini berarti bahwa setiap pengeluaran Rp. 1.000.000,- akan
diperoleh penerimaan sebesar Rp. 3.900.000,-. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah usaha perbanyakan lengkeng secara okulasi layak dijalankan
dan menguntungkan secara ekonomis.
4. Analisis Titik Impas Break Event Point BEP