Latar Belakang PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK OKULASI

commit to user I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lengkeng Dimocarpus longan merupakan tanaman buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara. Tanaman yang muncul di daratan China ini merupakan keluarga buah rambutan dan leci. Dalam bahasa Mandarin, lengkeng disebut “ong ya guo” atau “long yan” yang berarti mata naga. Sementara di Indonesia buah ini populer dengan sebutan “mata kucing”. Daging buahnya berbentuk bulat, berwarna putih bening, dan mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam atau cokelat tua. Daging buah lengkeng mengandung banyak zat gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh. Ada sukrosa, glukosa, protein nabati, lemak, vitamin A, vitamin B, asam tartarik, dan senyawa fitokimia kimia tumbuhan lain yang berguna bagi kesehatan. Lengkeng yang merupakan kerabat dekat dari rambutan Naphelium lappceum, kapulasan Naphelium mutabile dan leci Naphelium litchi. Pohon lengkeng dapat menjadi besar dan bercabang banyak,daunnya rimbun dan masih mampu berproduksi hingga umurnya diatas 100 tahun. Buahnya kecil; kurang lebih sebesar kelereng; warna kulit buahnya kecoklatan seperti sawo dan tidak berbulu; daging buahnya berwarna putih agak bening; bijinya satu dan berwarna hitam kecoklatan Sunanto, 1990. Ada beberapa jenis lengkeng yaitu varietas batu dan kopyor. Lengkeng varietas batu termasuk lengkeng jenis unggul. Kulit buahnya agak kasar dan berwarna coklat muda. Buahnya lebih besar daripada lainnya. Daging buahnya lebih tebal dan nglothok, aromanya lebih tajam sehingga harganya lebih mahal. Sedangkan lengkeng varietas kopyor lebih murah, kulit buahnya halus,berwarna coklat agak kuning. Daging buahnya kurang nglothok. Mampu berproduksi di daerah ketinggian 950 meter di atas permukaan laut. Lengkeng batu dan lengkeng kopyor merupakan lengkeng jenis lokal yang banyak tubuh didaerah Temanggung dan Ambarawa. Kelemahan dari lengkeng lokal adalah karena waktu berbuah relatif lama yaitu 12 – 14 tahun. Menanggapi commit to user banyaknya permintaan konsumen akan tanaman lengkeng yang cepat berbuah dengan diikuti keunggulan yang lainya, maka pada pemulia mewujudkannya dengan cara memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif seperti okulasi, sambung dan sambung susuan. Selain itu cara tersebut juga dapat memperbaiki kelemahan tanaman dan membuat tanaman lengkeng yang ada mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari sebelumnya. Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih sering digunakan karena bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan sifat tetuanya dan tanaman dapat berbuah lebih cepat dibandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Perbanyakan bibit lengkeng secara vegetatif berhasil dilakukan melalui cara sambung pucuk, sambung susuan, cangkok, dan okulasi. Keberhasilan hidup bibit kelengkeng cara susuan lebih tinggi dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya. Hal ini karena batang bawah dan batang atas masih hidup menyatu dengan pohon induknya, sehingga mendorong pembentukan bibit lebih cepat Yulianto,et al.2008. Perbanyakan bibit melalui sambung susuan memiliki kelemahan, karena jumlah bibit yang dihasilkan dari satu cabang batang atas terbatas. Dengan ukuran batang atas sama pada sambung pucuk dapat menghasilkan 3 – 4 bibit, sedangkan pada sambung susuan hanya menghasilkan satu bibit Firstantinovi, 2004. Membedakan bibit yang berasal dari hasil vegetatif dengan generatif sangat mudah. Meskipun demikian, tetap memerlukan keahlian, ketelitian, dan pengalaman sehingga kita dapat melakukannya dengan baik. Pada bibit lengkeng hasil okulasi terlihat ada bekas tempelan mata tunas pada bagian batangnya, sedangkan pada bibit kelengkeng dari hasil grafting terlihat bekas dari sambungan dan untuk tanaman lengkeng hasil susuan terlihat bekas sambungan yang saling berlawanan arah sebagai akibat pemotongan batang atas dan batang bawah Usman, 2004. Pemilihan cara perbanyakan vegetatif dengan okulasi merupakan cara yang paling populer dilakukan, meskipun mudah tetapi cara ini tidak boleh sembarangan, ada faktor – faktor yang harus diperhatikan. Keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif khususnya okulasi dipengaruhi commit to user beberapa faktor seperti : faktor tanaman, faktor lingkungan dan faktor ketrampilan. Ketiga faktor tersebut jika terpenuhi maka akan menghasilkan bibit tanaman okulasi yang baik. Untuk mengetahui lebih jauh tentang teknik okulasi yang baik pada tanaman lengkeng dan kendala – kendala yang ada dalam pembibitan secara okulasi khususnya tanaman lengkeng maka dilakukan kegiatan magang di Kebun Bibit Hortikultura KBH Tejomantri Desa Wonorejo Kecamatan Bekonang Kabupaten Sukoharjo.

B. Tujuan