Teknik perbanyakan tanaman secara okulasi

commit to user lengkeng bisa berbunga dan berbuah. Sebaliknya, jika suhu pada malam hari melewati kisaran optimal, tanaman tidak bisa berbunga. Meskipun demikian, lengkeng dapat beradaptasi dan hidup pada kondisi suhu yang ekstrem sangat dingin, yaitu kurang dari 0 C atau pada suhu tinggi hingga 35 o C. Kelembaban udara ideal bagi lengkeng adalah 65-90 dan curah hujan 2.000-4.000 mmtahun. Bunga tanaman lengkeng sensitif terhadap curah hujan. Curah hujan terlalu tinggi bisa mengakibatkan bunga rontok, sehingga lengkeng tidak dapat berproduksi optimal Usman, 2004. Lengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang tanahnya bertekstur halus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang bertekstur halus biasanya adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari debu dan lempung atau tanah-tanah yang tidak berpasir, misal tanah-tanah andosol, vertisol, latosol, atau laterit dan sebagainya Sunanto, 2004. Lengkeng hidup baik ditanah lempung yang berpasir dan mengandung kapur. Tanah lempung memiliki ciri berwarna kelabu hingga kecoklatan dan bertekstur liat atau liat berpasir. Jenis tanah lain yang baik bagi pertumbuhan lengkeng adalah tanah andosol yang umumnya terdapat di dataran tinggi. Tanah andosol memiliki ketebalan solum 1,0-2,25 m, berwarna hitam sampai kelabu atau cokelat tua, struktur remah dan memiliki pH 5,0-7,0. Jenis tanah latosol juga sesuai untuk tanaman lengkeng. Jenis tanah ini tersebar didataran rendah hingga dataran tinggi. Tanah latosol memiliki solum setebal 1,3-5,0, berwarna merah hingga cokelat atau kekuningan dengan pH 4,5-6,5. Pada dasarnya lengkeng membutuhkan tanah yang subur dan banyak mengandung zat organik. Keasaman tanah yang ideal bagi lengkeng berkisar 5,5-6,5 serta memiliki aerasi dan drainase yang baik. Tanah yang becek kurang disukai lengkeng karena dapat menyebabkan akar tanaman busuk Usman, 2004.

B. Teknik perbanyakan tanaman secara okulasi

Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih sering digunakan karena bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya dan tanaman lebih cepat berbuah dibandingkan bibit yang berasal dari biji. commit to user Okulasi sering disebut juga dengan menempel, oculatie belanda atau budding inggris. Oculus artinya mata, sedangkan bud artinya tunas yang dalam bahasa Indonesia disebut mata tunas. Okulasi atau penempelan ini adalah mempersatukan dua sifat baik tanaman yang berakar kuat serta tumbuh subur dapat disatukan dengan tanaman yang buahnya bermutu tinggi. Okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran yang baik digunakan sebagai batang bawah yang akan ditempeli batang bawah. Pengaruh batang bawah terhadap batang atas kemungkinan nampak pada besarnya buah, warna, ketebalan kulit, kandungan cairan, rasa dan aroma buah, waktu pembungaan atau pembuahan serta menambah ketahanan terhadap hama penyakit Wudiyanto, 2002. Okulasi merupakan cara penyambungan satu mata tunas sebagai entres batang atas dengan batang bawah pada tanaman sejenis sefamili. Bibit okulasi dapat berbuah mulai umur 3 tahun. Tahapan-tahap penyiapan bibit okulasi adalah sebagai berikut : 1. Persiapan alat dan bahan - Bahan tanaman berupa bibit batang bawah berumur 8-12 bulan, mata tunas dari cabang yang tumbuhnya tegak ataupun agak condong, pisau okulasi, tali pengikat, dan sarana penunjang lainnya. 2. Tata cara pengokulasian - Batang bawah dibersihkan di lahan persemaian ataupun dalam polybag dengan menggunakan kain lap. - Batang bawah diiris pada kulit kira-kira 10-15 cm dari permukaan tanah dengan ukuran irisan sayatan 3-5 cm. Kulit hasil irisan dikelupas ke bawah, lalu dipotong dua per tiga bagian. - Cabang yang mempunyai mata dipilih, kemudian mata disayat dengan menyertakan sedikit kayunya. Ukuran sayatan entres 2 cm di atas dan di bawah mata, lalu kayunya dilepaskan secara hati-hati. commit to user - Mata entres ditempelkan pada sayatan batang bawah hingga pas. - Bidang tempelan okulasi diikat dengan tali plastik atau rafia dimulai dari atas ke bawah dengan tidak menutup mata okulasi. 3. Pemeliharaan pasca okulasi - Pemeriksaan mata okulasi sekitar 10-15 hari sejak pengokulasian. Apabila mata berwarna hijau, berarti penyambungan tersebut berhasil. Sebaliknya, bila mata berwarna coklat dan kering, berarti okulasi gagal. - Ujung batang bawah dipotong dengan ketinggian 10-20 cm tepat di atas bidang okulasi apabila tunas entres telah mencapai 20-30 cm. - Tunas-tunas yang tumbuh di bawah mata tunas okulasi dipangkas dengan pisau maupun tangan. - Bibit okulasi disemaikan ke polybag atau keranjang bambu yang diameternya cukup lebar sesuai dengan ukuran bibit. Sebagian tanah disertakan pada saat pemindahan agar letak akar tidak berubah Rukmana, 1999. commit to user commit to user III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan