Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
akibat variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning di
kelas eksperimen varibel bebas X. Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan
ditempatkan sebagai variabel terikat Y. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada table sebagai berikut.
Tabel 3.1 Tabel Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas
Variabel Terikat Kelas
Eksperimen X1
Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Y1 X1Y1
Hasil Belajar Aspek Pemahaman Y2 X1Y2
Hasil Belajar Aspek Penereapan Y3 X1Y3
Keterangan :
X1Y1: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning;
X1Y2: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek pemahaman dengan menggnakan modul elektronik berbasis mobile learning ;
X1Y3: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek penerapan dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group time series design
. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja yaitu kolompok eksperimen tanpa kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan,
kelompok eksperimen terlebih dahulu diberikan pretest, kemudian diberikan perlakuan treatment dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
learning dan setelah itu diberikan posttest. Berikut adalah tabel one group
times series design dalam penelitian ini :
Tabel 3.2 Desain One Group Time Series Design PreTest
Perlakuan PostTest
O
1
X
1
O
4
O
2
X
2
O
5
O
3
X
3
O
6
Keterangan : O
1
O
2
O
3
= Nilai pretest sebelum perlakuan; X
1
X
2
X
3
= Perlakuan dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning;
O
4
O
5
O
6
= Nilai posttest setelah diberi perlakuan. Hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan
dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Dalam desain penelitian ini, kelompok yang digunakan hanya satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, kelompok eksperimen diberikan pretest terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
memberikan perlakuan pada Kelompok eksperimen dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning pada pokok bahasan membuat mail
marge dengan dokumen pengolah kata. Perlakuan yang diberikan kepada
kelompok eksperimen adalah sebanyak tiga kali perlakuan seri pertama, seri kedua, dan seri ketiga. Setelah diberi perlakuan kelompok eksperimen
diberikan posttest, sehingga diperoleh gain atau selisih antara skor pretest dan posttest.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Penentuan sumber data penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat memperoleh hasil data yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Unsur objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. Hal ini
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sesuai dengan pendapat Zaenal Arifin 2012: 215 “Populasi adalah
keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Berdasarkan dari pendapat tersebut maka yang
menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih untuk suatu proses penelitian yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi hal ini sejalan
dengan Suharsimi Arikunto 2006:131, Sampel adalah ‘…sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti ’. Hal ini sesuai dengan pendapat Zainal
Arifin 2012: 215 mengemukakan “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan populasi dalam bentuk mini
miniatur population. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster
Random Sampling . Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sampel
dari kolompok-kelompok unit yang kecil. Sampel penelitian yang diambil adalah satu kelas yang diambil secara acak random.
Berdasarkan metode eksperimen kuasi yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada
intact group, maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti tidak mengambil sampel dari
anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasi
kelompok sampel menjadi tidak alami. Dari tujuh kelas yang ada, peneliti telah memilih satu kelas yakni kelas X-G sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 27 orang. .
D. Teknik Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Seejalan dengan
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat
ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas soal. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan
kriteria, digunakan uji statistik yakni teknik korelasi product moment sebagai berikut :
√{ }{
2
} Zaenal Arifin,2009:254
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi yang di cari; ∑XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden;
∑Y = Skor responden;
∑X = Skor item tes;
∑ 2 = Kuadrat skor item tes; ∑ 2 = Kuadrat responden.
Menurut Zaenal Arifin 2009:257 untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai
berikut : Tabel 3.3 : Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan
0.81 – 1.00
sangat tinggi 0.61
– 0.80 tinggi
0.41 - 0.60 cukup
0.21 – 0.40
rendah
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
00.00 – 0.20
sangat rendah Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya
dengan rumus:
r
n r
t
2
1 2
Sugiyono, 2011:230 Keterangan :
t = nilai t
hitung
; r = koefisisen korelasi;
n = jumlah banyak subjek. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05
dengan derajat kebebasan dk = n – 2 Apabila thitung ttabel, berarti
korelasi tersebut signifikan atau berarti.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau kekonsistenan soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian instrumen dapat diercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.
Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan dalam hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran
keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Spearman Brown . Adapun rumus Spearman Brown adalah:
r
11
2 r
1 21 2
1 r
1 21 2
Keterangan: r
½½
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes; r
11
= koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan. Arikunto, 2006:180
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok bagian yaitu satu kelompok soal ganjil X dan satu lagi kelompok soal genap Y,
kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product moment
. Hasil korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown dan hasilnya akan dibandingkan dengan r
tabel
. Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai r
tabel
maka instrumen dinyatakan reliabel. 3.
Tingkat Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
juga tidak terlalu sukar. Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai
instrumen penelitian, dan kemudian berguna untuk mengetahui soal mana yang layak dipakai dan soal mana yang akan dibuang atau diganti. Untuk
mencari indeks kesukaran digunakan rumus :
Zaenal Arifin, 2009:266
Keterangan : WL
= Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah;
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari
kelompok atas; nL
= Jumlah kelompok bawah; nH
= Jumlah kelompok atas; n
= 27 X N; TK
= Tingkat kesukaran. Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat
kesukaran soal adalah sebagai berikut. Jika jumlah persentase sampai dengan 27 termasuk mudah.
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Jika jumlah persentase 28 - 72 termasuk sedang. Jika jumlah persentase 73 keatas termasuk sukar
Arifin,2009:270
4. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik
yang kurang menguasai kompetensi Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan
antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.
Untuk menghitung daya pembeda DP setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :
n WH
WL =
DP
Zaenal Arifin, 2009:273 Keterangan:
DP = daya pembeda; WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah;
WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas; n
= 27 X n. Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat
digunakan kriteria: Tabel 3.4: Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Index of discrimination
Item evaluation
0.40 and up Very good items
0.30 – 0.39
Reasonably good, but possibly subject to improvement
0.20 – 0.29
Marginal items, usially needing and being subject to improvement
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Below – 0.19
Poor items, to be rejected or improved by revision
Zaenal Arifin,2009:274
E. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar bentuk objektif pilihan ganda. Tes
bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum dan
sesudah pembelajaran perlakuan sebagai pretest dan posttest. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek pengetahuan C1, pemahaman C2, dan
penerapan C3. Instrumen tes objektif terdiri dari 40 soal dengan empat alternatif
jawaban. Sebelum digunakan, instrument terlebih dahulu di-judge oleh guru mata pelajaran Teknologi Infrmasi dan Komunikasi, kemudian diuji cobakan
pada kelompok yang bukan merupakan subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
dari instrumen tersebut, sehingga layak untuk digunakan. Adapun langkah-langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut.
1. Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan kurikulum mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun ajaran 20122013. 2.
Membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan kurikulum mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA kelas X semester 2 tahun
ajaran 20122013 dengan materi
Membuat Mail Merge Dengan Dokumen Pengolah Kata
. 3.
Membuat soal tes dan kunci jawaban. 4.
Menjudgement soal yang telah dibuat kepada guru bidang studi. 5.
Menggunakan soal yang telah di-judgement dalam uji coba soal. 6.
Menganalisis instrumen hasil uji coba. 7.
Menggunakan soal yang valid dan reliabel dalam penelitian.
Edi Junaedi , 2013 Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Laboratorium Percontohan Upi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
F. Teknik Analisis Data