PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI, Bandung.
Edi Junaedi , 2013
PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Oleh : Edi Junaedi
0806368
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
LEMBAR PENGESAHAN EDI JUNAEDI
0806368
PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Rusman, M.Pd. NIP.197205505 199802 1 001
Pembimbing II
Dr. Cepi Riyana, M.Pd. NIP. 19751230 200112 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan
Kurikulumdan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd
Ketua Prodi Teknologi Pendidikan
(3)
Edi Junaedi , 2013
NIP. 19591121 198503 1 001 NIP. 19720505 199802 1 001
PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS
MOBILE LEARNING TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
(Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa kelas X SMA Laboratorium
Percontohan UPI Bandung)
Oleh Edi Junaedi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Edi Junaedi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(4)
(5)
Edi Junaedi , 2013
ABSTRAK
Edi Junaedi (0806368). Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI, Bandung )
Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah penggunaan Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning berpengaruh Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK?”.
Secara lebih rinci rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari (1) Apakah penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pengetahuan pada mata pelajaran TIK?. (2) Apakah penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata pelajaran TIK (3) Apakah pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata pelajaran (TIK).
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain One Group Time Series Desain. Dimana hanya menggunakan satu kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
Cluster Sampling. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
Simpulan umum yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
Simpulan lebih khusus dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pengetahuan pada mata pelajaran TIK. (2) pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata pelajaran TIK. (3) pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata pelajaran TIK. Rekomendasi dari penelitian ini adalah Pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning sebagai tambahan yang sifatnya pilihan, pelengkap dan pengganti.
Kata Kunci: Bahan Ajar, Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning, Hasil Belajar Siswa.
(6)
ABSTRACT
Edi Junaedi (0806368). The Effect of Electronic Module which Based on Mobile Learning to The Students’ Learning Enhancement in Information and Communication Technology Subject. (Quasi-Experiment of 10th grade students of SMA Laboratorium Percontohan UPI, Bandung)
A paper of Education Technology Study Program, Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, Curriculum and Education Technology Department, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Science Education Faculty, Indonesia University of Education, 2013.
This research answers the formulated research questions which is “Is the Use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement in TIK subject?”
In more detail, the research questions in this research consisted of (1) Is the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement in TIK subject? (2) Is the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement of cognitive aspects on their understanding of TIK subject? (3) Is the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement of cognitive aspects on their application of TIK subject?
This research used Quasi-Experiment method with design One Group Time Series Design which only took one class experiment. The instrument used was objective test. The data collections were conducted by Cluster Sampling the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement in TIK subject.
General conclusion of this research is the use of electronic module which based on mobile learning influenced the students’ learning enhancement in information and communication technology subject.
More specific conclusion from this research are (1) the use of electronic module which based on mobile learning influenced the students’ learning enhancement of cognitive aspects on their knowledge of TIK subject (2) the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement of cognitive aspects on their understanding of TIK subject (3) the use of electronic module which based on mobile learning influence the students’ learning enhancement of cognitive aspects on their application of TIK subject. The recommendation of this research is the use of electronic module which based on mobile learning in teaching learning is as an additional that is option, complement, and substitute.
Keywords: Learning Material, Electronic Module-Based Mobile Learning, Student Learning Outcomes.
(7)
Edi Junaedi , 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran ... 9
1. Belajar ... 9
a. Pengertian Belajar . ... 9
b. Ciri-Ciri Belajar ... 10
c. Prinsip-Prinsip Belajar ... 11
2. Prinsip Pembelajaran ... 11
a. Pengertian Pembelajaran. ... 12
b. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 12
c. Prinsip-Prinsip Belajar ... 11
B. Sumber Belajar……… ... 14
1. Pengertian Sumber Belajar ... 14
(8)
C. Bahan Ajar ... 16
1. Pengertian Bahan Ajar ... 16
2. Peran Bahan Ajar Dalam Pembelajaran ... 16
3. Bentuk Bahan Ajar ... 17
D. Modul Elektronik ... 18
1. Pengertian Modul ... 18
2. Pengertian Modul Elektronik ... 19
3. Karakteristik Modul Elektronik ... 21
4. Komponen-Komponen Modul Elektronik ... 22
5. Kelebihan Dan Kekurangan Modul Elektronik ... 27
E. Mobile Learning ... 27
1. Pengertian Mobile Learning ... 27
2. Konten Mobile Learning ... 29
3. Kelebihan Dan Kekurangan Mobile Learning ... 30
F. Modul Eletronik Berbasis Mobile Learning ... 32
1. Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning ... 32
2. Kelebihan model elektronik berbasis mobile learning ... 33
G. Hasil Belajar ... 33
1. Pengertian Hasil Belajar ... 33
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 34
3. Pembagian Hasil Belajar ... 36
H. Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi ... 37
1. Tujuan Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah Menengah Atas ... 37
2. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah Menengah Atas ... 38
3. Pembelajaran Microsoft Word Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi ... 39
(9)
Edi Junaedi , 2013
1. Asumsi Penelitian ... 39
2. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42
B. Desain Penelitian ... 43
C. Populasi Dan Sampel ... 44
1. Populasi Penelitian ... 44
2. Sampel Penelitian ... 45
D. Teknik Pengembangan Instrumen ... 45
1. Uji Validitas ... 45
2. Uji Reliabilitas ... 57
3. Tingkat Kesukaran Soal ... 48
4. Daya Pembeda ... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ... 50
F. Teknik Analisis Data ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
2. Uji Hipotesis ... 52
G. Prosedur Penelitian ... 53
1. Tahap Persiapan ... 53
2. Tahap Pelaksanaan ... 54
3. Tahap Pelaporan ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif ... 57
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Reabilitas ... 60
3. Tingkat Kesukaran Soal ... 61
4. Daya Beda ... 61
(10)
C. Uji Normalitas Data ... 68 D. Pengujian Hipotesis ... 69 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 88 B. Rekomendasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
Edi Junaedi , 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah cepat sehingga mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Sebagai dari dampak globalisasi mengakibatkan terjadi persaingan secara bebas dalam dunia kerja, perdagangan dan pendidikan. Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memungkinkan manusia melakukan pertukaran informasi dalam waktu seketika tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kondisi tersebut menuntut perlu adanya suatu sistem yang mampu menyediakan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing didalam era informasi dan komunikasi saat ini.
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya dalam bidang pendidikan berimplikasi kepada bagaimana caranya memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada proses belajar dan mengajar yang semenarik mungkin, memanfaatkan arus informasi seefektif mungkin sebagai sumber belajar, dan meningkatkan mutu pendidikan.
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pindidikan diharapkan sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan memiliki kualitas dan skill yang memadai untuk bersaing dengan dunia global, hal ini sesusuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal dalam Hasyim (2010), yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendlaian diri,kepribadian, kecerdasan ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.
Pendidikan berperan untuk mengejar ketertinggalan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing global. Kebijakan di bidang pendidikan
(12)
2
harus perlu melakukan terobosan secara konsisten dan berkelanjutan. Indonesia harus segera melakukan strategi baru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas bangsa melalui pendidikan yang berkualitas. Sehingga diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang unggul. Pembangunan pendidikan hendaknya dapat membangun manusia Indonesia seutuhnya sebagai subyek yang bermutu.
Kualitas pendidikan Indonesia dinilai sangat rendah, ditunjukkan dengan data Balitbang tahun 2003 ( Frenky Suseno Manik, 2006) yang menyatakan bahwa:
Dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Masalah kualitas ini berhubungan erat dengan proses belajar mengajar. ”Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan” (Arif Sadiman et al, 2003:11). Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran yang didalamnya mencangkup kurikulum, tujuan, isi, bahan ajar, strategi belajar mengajar, media pembelajaran, dan evaluasi.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan efektif apabila pesan yang ditransformasikan oleh guru sebagai komunikator dapat diterima dengan baik oleh siswa sebagai komunikan berupa umpan balikan (feed back). Dari umpan balikan ini guru dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan apa yang disampaikannya.
Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang disampaikan kurang menarik. Terutama pada beberapa mata pelajaran yang
(13)
Edi Junaedi , 2013
membutuhkan visualisasi untuk memahamimya. Melihat hal itu, maka diperlukan media pembelajaran yang dapat memecahkan permasalahan siswa untuk tetap fokus terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Labolatorium Percontohan UPI, pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memanfaatkan sumber belajar elektronik baik yang ada di website maupun yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut, berupa e-book maupun e-modul. Fasilitas sekolah yang menyediakan jaringan data internet untuk menghubungkan siswa dengan dunia maya sudah cukup baik. Hal tersebut tentu saja membantu siswa dalam upaya pemenuhan informasi khususnya dalam pembelajaran. Disampaing itu, hampir 80 % siswa menggunakan telepon pintar atau smartphone yang berfungsi tidak haya sebagai alat komunikasi namun juga berfungsi sebagai
entertainment maupun education. Namun hal tersebut ternyata tidak sebanding dalam pemamfaatan smartphone untuk pembelajaran. Pada umumnya siswa hanya menggunakan smartphone sebagai enternainment function. Padahal seharusnya smartphone juga bisa dijadikan sebagai
education function. Seperti misalnya pembelajaran berbasis Mobile atau
Mobile Learning, menggunakan program-program yang dirancang secara komputerisasi yang disesuiakan dengan kebutuhan pembelajaran untuk bisa diakses dalam smartphone ataupun handphone. Hal tersebut tentunya menggiring kita untuk berupaya menemukan suatu inovasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah memfasilitasi proses belajar mengajarnya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada, karena sumber belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memiliki peranan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
(14)
4
Alat komunikasi dewasa ini berkembang begitu pesat, hal tersebut sangat memudahkan untuk bertukar informasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Teknologi yang baru-baru ini populer untuk melakukan hal tersebut adalah
Mobile Learning.Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn, sebagai:
“The intersection of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space”
Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa atau mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.
Hasil penelitian skripsi Aditya Sri Nugraha (2010) tentang aplikasi m-learning dan mengaplikasikanya dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pemanfaatan mobile learning menurut guru KKPI dan siswa mendapat dapat penilaian produk oleh guru KKPI dan siswa layak untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian M. Irfan Aripurnamayana (2012) tentang rancangan dan pembuatan mobile learning berbasis android (studi kasus : pembelajaran sejarah di SMP) Bahan ajar berbasis mobile ini dapat menjadi suplemen bagi siswa walaupun sifatnya
(15)
Edi Junaedi , 2013
hanya optional tapi dapat menambah pengetahuan, wawasan khususnya tentang pelajaran sejarah, memudahkan proses belajar mengajar serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul ”Penggaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)” dalam upaya dapat membantu semakin meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
B. Rumusan Masalah
Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning berpengaruh Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka dirumuskan suatu pokok masalah yang dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pengetahuan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
2. Apakah penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
3. Apakah pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
(16)
6
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “pengaruh penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”
Secara lebih khusus tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul elektronik berbasis
mobile learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek Pengetahuan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul elektronik berbasis
mobile learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
3. Untuk mengetahui pengaruh pengunaan modul elektronik berbasis mobile learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). di Sekolah Menengah Atas diharapkan dapat memberikan manfaat secara : 1. Teoritis;
Sebagai bahan kajian pengembangan bahan ajar bagi para perancang dan pengembang bahan ajar. Memberikan referensi yang positif bagi para pengembang pembelajaran untuk memberikan inovasi dalam membuat bahan ajar yang sesuai untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
(17)
Edi Junaedi , 2013
2. Praktis;
Manfaat praktis pada penelitian ini pula diharapkan memberikan manfaat kepada :
a. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan;
Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu sumber informasi mengenai pemanfaatan modul elektronik berbasis mobile learning yang merupakan salah satu bagian dari kawasan teknologi pendidikan yaitu kawasan desain.
b. Guru;
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada praktisi pendidikan (guru) agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media pendidikan.
c. Siswa;
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan pembelajaran lainnya.
d. Peneliti.
Memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih dalam mengenai penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning
dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan dalam pemanfaatan media pendidikan sebagai penunjang proses belajar mengajar di sekolah.
E.Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memakai kata-kata pada penelitian ini, maka peneliti mencantumkan definisi operasional sebagai berikut.
(18)
8
Modul Elektronik adalah versi elektronik dari modul yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. Jika modul pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka modul elektronik berisikan informasi elektronik yang juga dapat berwujud teks atau gambar.
2. Mobile Learning
Mobile learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan
device bergerak seperti telepon genggam, PDA, Laptop dan tablet PC, dimana pembelajar dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Penelitian ini membatasi tiga kemampuan yang ingin dicapai pada hasil belajar siswa diantaranya, aspek pengetahuan (C1) yaitu siswa dituntut untuk mengingat konsep yang diajarkan, aspek pemahaman (C2) yaitu siswa dituntut untuk mengerti dan memahami apa yang diajarkan, dan aspek penerapan (C3) yaitu siswa dituntut untuk mempraktekkan dan melakukan apa yang diajarkan.
4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang perkembangan Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Pada mata pelajaran ini siswa dituntut untuk mengenal, menggunakan, dan merawat peralatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi, serta menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri.
(19)
Edi Junaedi , 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang Metode Penelitian, Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Prosedur Penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Mohammad Ali (1993:140) menjelaskan bahwa :
Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen yang sebenarnya. Perbedaannya terletak pada penggunaan subyek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen adalah metode penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Penggunaan metode kuasi eksperimen ini didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaan penelitian ini pembelajaran berlangsung secara alami, dan siswa tidak merasa dieksperimenkan, sehingga dengan situasi yang demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nana Sudjana (1988:24) yang mengemukakan pendapat sebagai berikut :
Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yakni variabel bebas dan variabel terikat atau variable independent dan variable dependent. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk mengetahui intensitasnya terhadap variable terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul
(20)
akibat variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning di kelas eksperimen varibel bebas (X). Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan ditempatkan sebagai variabel terikat (Y). Hubungan antar variabel dapat dilihat pada table sebagai berikut.
Tabel 3.1 Tabel Hubungan Antar Variabel Variabel Bebas
Variabel Terikat
Kelas Eksperimen
(X1) Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (Y1) X1Y1 Hasil Belajar Aspek Pemahaman (Y2) X1Y2 Hasil Belajar Aspek Penereapan (Y3) X1Y3
Keterangan :
X1Y1: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning;
X1Y2: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek pemahaman dengan menggnakan modul elektronik berbasis mobile learning ;
X1Y3: Perkembangan hasil belajar siswa pada aspek penerapan dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group time series design. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja yaitu kolompok eksperimen tanpa kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan, kelompok eksperimen terlebih dahulu diberikan pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile
(21)
Edi Junaedi , 2013
learning dan setelah itu diberikan posttest. Berikut adalah tabel one group times series design dalam penelitian ini :
Tabel 3.2 Desain One Group Time Series Design
PreTest Perlakuan PostTest
O1 X1 O4
O2 X2 O5
O3 X3 O6
Keterangan :
O1O2O3 = Nilai pretest sebelum perlakuan;
X1X2X3 = Perlakuan dengan menggunakan modul elektronik berbasis
mobile learning;
O4O5O6 = Nilai posttest setelah diberi perlakuan.
Hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Dalam desain penelitian ini, kelompok yang digunakan hanya satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, kelompok eksperimen diberikan pretest terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada Kelompok eksperimen dengan menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning pada pokok bahasan membuat mail marge dengan dokumen pengolah kata. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah sebanyak tiga kali perlakuan (seri pertama, seri kedua, dan seri ketiga). Setelah diberi perlakuan kelompok eksperimen diberikan posttest, sehingga diperoleh gain atau selisih antara skor pretest dan
posttest.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Penentuan sumber data penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat memperoleh hasil data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Unsur objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. Hal ini
(22)
sesuai dengan pendapat Zaenal Arifin (2012: 215) “Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Berdasarkan dari pendapat tersebut maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih untuk suatu proses penelitian yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi hal ini sejalan dengan Suharsimi Arikunto (2006:131), Sampel adalah ‘…sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti’. Hal ini sesuai dengan pendapat Zainal Arifin (2012: 215) mengemukakan “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan populasi dalam bentuk mini (miniatur population).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik memilih sampel dari kolompok-kelompok unit yang kecil. Sampel penelitian yang diambil adalah satu kelas yang diambil secara acak (random).
Berdasarkan metode eksperimen kuasi yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group), maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami. Dari tujuh kelas yang ada, peneliti telah memilih satu kelas yakni kelas X-G sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 27 orang. .
D.Teknik Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
(23)
Edi Junaedi , 2013
mampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Seejalan dengan
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas soal. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria, digunakan uji statistik yakni teknik korelasi product moment
sebagai berikut :
√{ }{ 2 }
(Zaenal Arifin,2009:254)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi yang di cari;
∑XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden; ∑Y = Skor responden;
∑X = Skor item tes;
(∑ 2) = Kuadrat skor item tes; (∑ 2) = Kuadrat responden.
Menurut Zaenal Arifin (2009:257) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3 : Kriteria Acuan Validitas Soal Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan
0.81 – 1.00 sangat tinggi
0.61 – 0.80 tinggi
0.41 - 0.60 cukup
(24)
00.00 – 0.20 sangat rendah
Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus:
r
n r
t 2
1 2
(Sugiyono, 2011:230) Keterangan :
t = nilai thitung ;
r = koefisisen korelasi;
n = jumlah banyak subjek. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan atau berarti.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau kekonsistenan soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian instrumen dapat diercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.
Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan dalam hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Spearman Brown. Adapun rumus Spearman Brown adalah: r11 2 r1 r1 21 2
1 21 2 Keterangan:
r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes; r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan.
(25)
Edi Junaedi , 2013
Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu kelompok soal ganjil (X) dan satu lagi kelompok soal genap (Y), kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product moment. Hasil korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown dan hasilnya akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrumen penelitian, dan kemudian berguna untuk mengetahui soal mana yang layak dipakai dan soal mana yang akan dibuang atau diganti. Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus :
(Zaenal Arifin, 2009:266)
Keterangan :
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah;
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas;
nL = Jumlah kelompok bawah; nH = Jumlah kelompok atas; n = 27% X N;
TK = Tingkat kesukaran.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.
(26)
Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang. Jika jumlah persentase 73% keatas termasuk sukar
(Arifin,2009:270) 4. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.
Untuk menghitung daya pembeda (DP) setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :
n WH WL =
DP
(Zaenal Arifin, 2009:273) Keterangan:
DP = daya pembeda;
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah; WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas;
n = 27% X n.
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria:
Tabel 3.4: Kriteria Koefisien Daya Pembeda Index of
discrimination
Item evaluation
0.40 and up Very good items
0.30 – 0.39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0.20 – 0.29 Marginal items, usially needing and being subject to improvement
(27)
Edi Junaedi , 2013
Below – 0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision
(Zaenal Arifin,2009:274) E. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar bentuk objektif (pilihan ganda). Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran (perlakuan) sebagai pretest dan posttest. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
Instrumen tes objektif terdiri dari 40 soal dengan empat alternatif jawaban. Sebelum digunakan, instrument terlebih dahulu di-judge oleh guru mata pelajaran Teknologi Infrmasi dan Komunikasi, kemudian diuji cobakan pada kelompok yang bukan merupakan subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tersebut, sehingga layak untuk digunakan.
Adapun langkah-langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut. 1. Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan kurikulum mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun ajaran 2012/2013. 2. Membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan kurikulum mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA kelas X semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dengan materi Membuat Mail Merge Dengan Dokumen Pengolah Kata.
3. Membuat soal tes dan kunci jawaban.
4. Menjudgement soal yang telah dibuat kepada guru bidang studi. 5. Menggunakan soal yang telah di-judgement dalam uji coba soal. 6. Menganalisis instrumen hasil uji coba.
(28)
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara menghitung gain atau selisih antara skor pretest dan posttest. Skor gain ini kemudian dianalisis normalitasnya.
. Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dan dibantu oleh program pengolah data SPSS versi 20 untuk menguji normalitas melalui uji normalitas one sample Kolomogorov Smirnov. Pengujian normalitas menggunakan Uji normalitas kolgomorov smirnov dengan rumus sebagai berikut.
Tabel 3.5
Uji Normalitas Kolgomorov Smirnov
Keterangan :
Xi = Angka pada data;
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal; FT = Probabilitas komulatif normal;
FS = Probabilitas komulatif empiris;
FT = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Z.
Uji persyaratan analisis menggunkaan uji normalitas data dengan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(29)
Edi Junaedi , 2013
b) langkah berikutnya adalah menghitung standart defiasi. c) Menentukan nilai z untuk tiap-tiap variabel, dengan rumus:
z = x - µ
S
dimana:
X = Skor data variabel yang akan diuji normalitasnya; μ ilai rata-rata;
S = Standar deviasi.
d) Menentukan probabilitas komulatif normal (FT) untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z, jika nilai z minus, maka 0,5 dikurangi (-) luas wilayah pada tabel z dan jika nilai z positif, maka 0,5 ditambah (+) luas nilai z pada table z.
e) Menentukan probabilitas komulatif empiris (FS).
f) Mencari selirih antara luas daerah z dengan peluang harapan (nilai mutlak).
g) Mencari nilai selisih terbesar, yang merupakan nilai K-S hitung. h) Membandingkan antara K-S hitung dengan K-S tabel, dengan kriteria:
1. Jika K-S hitung > K-S tabel berarti data tidak normal; 2. Jika K-S hitung < K-S tabel berarti data normal.
Pada teknisnya, peneliti menggunakan program komputer untuk perhitungan normalitas, yaitu menggunakan program SPSS versi 20. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil penelitian.
2. Uji Hipotesis
Menguji hipotesis pada setiap aspek kognitif dengan menggunakan uji t satu kelompok (paired sample t test) dengan syarat bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji t pada uji hipotersis ini menggunakan rumus sebagai berikut.
(30)
(Sugiyono, 2011: 96) t = Nilai t yang di hitung, selanjutnya di sebut t hitung.
X = Rata –rata X.
µ = Nilai yang di hipotesiskan. s = Simpangan baku.
n = Jumlah anggota sampel.
Pada teknisnya, peneliti menggunakan program komputer untuk perhitungan statistik uji t ini, yaitu menggunakan program SPSS versi 20. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil penelitian.
Uji t dilakukan satu kelompok karena peneliti menggunakan time series design, yaitu penelitian satu kelompok sampel dengan waktu yang berulang. Peneliti melaksanakan tiga seri penelitian, untuk dapat melihat perkembangan hasil belajar siswa, sehingga mampu mengukur tingkat peningkatan hasil belajar siswa.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.
b. Studi literatur mengenai materi yang diajarkan dalam pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indicator materi pembelajaran yang telah ditentukan.
(31)
Edi Junaedi , 2013
e. Mempersiapkan bahan ajar modul elektronik berbasis mobile learning
berdasarkan pada pokok bahasan dan sub pokok bahasan. f. Membuat kisi-kisi instrumen.
g. Membuat instrumen penelitian berbentuk tes objektif. h. Membuat kunci jawaban.
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.
j. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan.Dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada. b. Memberikan pretest.
c. Melaksanakan pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning kepada kelompok eksperimen selama 3 (tiga) kali pertemuan.
d. Memberikan posttest.
Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan berikut ini.
Pertemuan Pertama
a. Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning dengan pokok bahasan pertemuan pertama.
c. Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen. Pertemuan Kedua
a. Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning dengan pokok bahasan pertemuan kedua.
(32)
c. Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen. Pertemuan Ketiga
a. Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning dengan pokok bahasan pertemuan ketiga. c. Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.
3. Tahap Pelaporan
a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian. b. Pelaporan hasil penelitian.
(33)
Edi Junaedi , 2013
Gambar 3.1
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Kesimpulan
Analisis data hasil penelitian Kelompok Eksperimen Pertemuan 3 (RPP 3)
Pre-test Perlakuan Post-test
Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 (RPP 2)
Pre-test Perlakuan Post-test
Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 (RPP 1)
Pre-test Perlakuan Post-test
Instrumen Penelitian Analisis Instrumen
Sampel Uji coba Instrumen
Pembuatan Kisi-kisi
dan Penyusunan
Instrumen
Populasi Observasi awal
Menetapkan pokok bahasan
(34)
88
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini membahas tentang Simpulan dan Rekomendasi. A.Simpulan
Berdasarkan perolehan data dari penelitian hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK materi program aplikasi Microsoft Office Word pokok bahasan
mail merge. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X di SMA Labolatorium Percontohan UPI Bandung. Secara khusus, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pengetahuan (C1) Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
2. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman (C2) Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); 3. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek penerapan (C3) Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). B.Rekomendasi
Hasil penelitian ini, Penulis mencoba mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:
a. Penggunaan modul elektronik berbasis mobile learning dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terutama ketika digunakan dalam proses belajar mandiri baik di rumah maupun di sekolah. Hal tersebut sangat cocok karena modul elektronik berbasis
mobile learningdapat diunggah ke internet sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
(35)
Edi Junaedi , 2013
b. Pada setiap proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar dari materi yang diberikan guru tetapi harus mampu menggali pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok, melalui media dan bahan ajar yang tersedia misalnya modul elektronik berbasis mobile learning.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan bahan ajar terutama modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin meneliti modul elektronik berbasis mobile learning. Selain itu dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya tentang pemanfaatan modul elektronik berbasis mobile learning
e. Modul elektronik berbasis mobile learning ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penggunaan database, materi dan soal lebih diperbanyak lagi, materi dan soal yang bisa di-updatesecara online, komposisi warna diperbanyak, animasi lebih menarik.
f. Modul elektronik berbasis mobile learning tidak hanya untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA saja, tetapi bisa juga dibuatkan ntuk mata pelajaran lainnya di berbagai jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMK, maupun perguruan tinggi.
g. Modul elektronik berbasis mobile learning, sistem mobile learning
berbasis wap ini menjadi bagian dari sebuah e- learning dan
dibuatkan versi java (j2me), blackberry dan android.
h. Modul elektronik berbasis mobile learning dapat dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menugaskan siswa untuk mengaksesnya. Hanya saja, dalam hal ini kepedulian guru harus lebih ditingkatkan, karena masih banyak guru yang hanya melakukan kegiatan pembelajaran dalam ruang lingkup waktu dan tempat di sekolah saja dan juga guru harus merangsang kesadaran siswa dalam belajar baik ketika didalam kelas maupun ketika belajar diluar kelas dengan mengakses modul elektronik berbasis mobile learning.
(36)
90
i. Pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning sebagai tambahan yang sifatnya pilihan, pelengkap dan pengganti.
(37)
Edi Junaedi , 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa. Ali, Muhammad. (2000). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar
Baru.
Ally, Mohamed. (2009). Mobile Learning Transforming the Delivery of Education and Training. Atabasca University: AU Press
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Asep Hery dk.().”Pengembangan bahan ajar”. [Online]. Tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDI
DIKAN/194601291981012-PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf . .[22 februari 2013]
Dimyati, Mudjiyono, 2009. “Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Darmawan, Deni (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:Arum Mandiri Pers.
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2008).
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewi, Laksmi, M. Pd. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Modular untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah Aliyah Di Provinsi Jabar. Tesis UPI .Tidak diterbitkan
Furqon (2002). Statitiska Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet
Gagne, Robert M. (Munandir,penerjemah).(1989). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud Dirjend. Dikti.
(38)
92
Gunadharma Ananda.(2011).”Pengembangan Modul Elektronik Sebagai Sumber Belajar Untuk Mata Kuliah Multimedia Design. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. UNJ
Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Hamalik,O 2005. “Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem”, Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasyim A,U.(2010). ”Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No 20 tahun
2003”. . [Online]. Tersedia:
http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/17/undang-undang-sistem-pendidikan-nasional-no-20-tahun-2003/. [17 maret 2013]
Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
M. Irfan Aripurnamayana (2012).”Rancangan dan Pembuatan Mobile Learning berbasis Android ( Studi kasus Pembelajaran sejarah SMP). [Online].
Tersedia di :
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1210/1/50407522.pd f. [22 Mei 2013]
Murtiningsih, Siti.(2004). Pendidikan Alat Perlawanan, Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire.Yogyakarta : Resist Book.
Manik, Frenky Suseno. (2006).Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya.
[online] Tersedia: http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id [9 April 2013]
Miarso, Yusufhadi,(2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nasution, S (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Nasution, S. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarata: Bumi Aksara. Nugraha A.S .(2010).”PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MOBILE
LEARNING BERBASIS J2ME UNTUK MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI :Studi Eksperimen Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya”. Jurusan
(39)
Edi Junaedi , 2013
Pannen, Paulina dan Purwanto. (2001). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas
Prastowo,Andi.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
Purwanto, Ngalim (2004). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarata: P.T. Remaja Rosdakarya.
Quinn, C. (2000). Mobile, Wireless, In-Your-Pocket Learning. Tersedia : http://www.linezine.com/2.1/features/cqmmwiyp.htm. [17 maret 2013] Rusman. (2007). Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS UPI.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta
Rusman, Riyana, C dan Kurniawan, D. (2011).Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers
Sadiman, A.S. dkk. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada.
Sagala,S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya,Wina.(2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Santoso, Insap. (2004). Interaksi Manusia dan Komputer : Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Andi Offset.
Santoso, Singgih. (2005). Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: SPSS Statistik NonParametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Saputro Ardhi (2009). “Pengembangan modul elektronik untuk mata kuliah dasar-dasar fotografi’, Skripsi Kurtekpend UNJ
Setiawan Gusti A. N. (2008). “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja”. JPPP Lembaga Penelitian Undiksha. (1) 43-44.
Sitepu B.P (2006). Penyusunan Buku Pelajaran. Jakarta : Verbum Publishing Soedijarto. (2007). Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu.
(40)
94
Sudjana, Nana dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung:Sinar Baru.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sungkono. ().”Pengertian, Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul” [Online].
Tersedia di:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:WnGQJQGOuQs J:staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sungkono,%2520M.Pd.http:/s taff.uny.ac.id/node/5362/edit/ARTIKEL%2520%2520BAHAN%2520AJA R-modul.doc+sungkono+komponen+modul.doc&cd=1&hl=id&ct=clnk. [3 Maret 2013]
Susilana, R., dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Syaodih, Nana. (2002). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Tamimudin, Muhammad. (2007). Mengenal Mobile Learning (M-Learning).
LIMAS.
Uno, Hamzah B.(2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI. Wikipedia (2009). Buku-elektronik. [Online].
Wijaya, Cece, dkk. (1990). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
(1)
b. Pada setiap proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar dari materi yang diberikan guru tetapi harus mampu menggali pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok, melalui media dan bahan ajar yang tersedia misalnya modul elektronik berbasis mobile learning.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan bahan ajar terutama modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin meneliti modul elektronik berbasis mobile learning. Selain itu dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya tentang pemanfaatan modul elektronik berbasis mobile learning
e. Modul elektronik berbasis mobile learning ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penggunaan database, materi dan soal lebih diperbanyak lagi, materi dan soal yang bisa di-updatesecara online, komposisi warna diperbanyak, animasi lebih menarik.
f. Modul elektronik berbasis mobile learning tidak hanya untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA saja, tetapi bisa juga dibuatkan ntuk mata pelajaran lainnya di berbagai jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMK, maupun perguruan tinggi.
g. Modul elektronik berbasis mobile learning, sistem mobile learning berbasis wap ini menjadi bagian dari sebuah e- learning dan dibuatkan versi java (j2me), blackberry dan android.
h. Modul elektronik berbasis mobile learning dapat dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menugaskan siswa untuk mengaksesnya. Hanya saja, dalam hal ini kepedulian guru harus lebih ditingkatkan, karena masih banyak guru yang hanya melakukan kegiatan pembelajaran dalam ruang lingkup waktu dan tempat di sekolah saja dan juga guru harus merangsang kesadaran siswa dalam belajar baik ketika
(2)
i. Pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis mobile learning sebagai tambahan yang sifatnya pilihan, pelengkap dan pengganti.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:Angkasa. Ali, Muhammad. (2000). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar
Baru.
Ally, Mohamed. (2009). Mobile Learning Transforming the Delivery of Education and Training. Atabasca University: AU Press
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Asep Hery dk.().”Pengembangan bahan ajar”. [Online]. Tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDI
DIKAN/194601291981012-PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf . .[22 februari 2013] Dimyati, Mudjiyono, 2009. “Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Darmawan, Deni (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:Arum Mandiri Pers.
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewi, Laksmi, M. Pd. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Modular untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah Aliyah Di Provinsi Jabar. Tesis UPI .Tidak diterbitkan
Furqon (2002). Statitiska Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet
Gagne, Robert M. (Munandir,penerjemah).(1989). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud Dirjend. Dikti.
(4)
Gunadharma Ananda.(2011).”Pengembangan Modul Elektronik Sebagai Sumber Belajar Untuk Mata Kuliah Multimedia Design. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. UNJ
Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Hamalik,O 2005. “Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem”,
Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasyim A,U.(2010). ”Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No 20 tahun
2003”. . [Online]. Tersedia:
http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/17/undang-undang-sistem-pendidikan-nasional-no-20-tahun-2003/. [17 maret 2013]
Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
M. Irfan Aripurnamayana (2012).”Rancangan dan Pembuatan Mobile Learning berbasis Android ( Studi kasus Pembelajaran sejarah SMP). [Online]. Tersedia di :
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1210/1/50407522.pd f. [22 Mei 2013]
Murtiningsih, Siti.(2004). Pendidikan Alat Perlawanan, Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire.Yogyakarta : Resist Book.
Manik, Frenky Suseno. (2006). Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya. [online] Tersedia: http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id [9 April 2013]
Miarso, Yusufhadi,(2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nasution, S (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Nasution, S. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarata: Bumi Aksara. Nugraha A.S .(2010).”PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING BERBASIS J2ME UNTUK MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI :Studi Eksperimen Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Tasikmalaya”. Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer. UPI
(5)
Pannen, Paulina dan Purwanto. (2001). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas
Prastowo,Andi.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Purwanto, Ngalim (2004). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarata: P.T. Remaja Rosdakarya.
Quinn, C. (2000). Mobile, Wireless, In-Your-Pocket Learning. Tersedia : http://www.linezine.com/2.1/features/cqmmwiyp.htm. [17 maret 2013] Rusman. (2007). Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS UPI.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta
Rusman, Riyana, C dan Kurniawan, D. (2011).Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers
Sadiman, A.S. dkk. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada.
Sagala,S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya,Wina.(2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Santoso, Insap. (2004). Interaksi Manusia dan Komputer : Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi Offset.
Santoso, Singgih. (2005). Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: SPSS Statistik NonParametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Saputro Ardhi (2009). “Pengembangan modul elektronik untuk mata kuliah dasar-dasar fotografi’, Skripsi Kurtekpend UNJ
Setiawan Gusti A. N. (2008). “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Singaraja”. JPPP Lembaga Penelitian Undiksha. (1) 43-44.
Sitepu B.P (2006). Penyusunan Buku Pelajaran. Jakarta : Verbum Publishing Soedijarto. (2007). Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu.
(6)
Sudjana, Nana dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung:Sinar Baru.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sungkono. ().”Pengertian, Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul” [Online]. Tersedia di:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:WnGQJQGOuQs J:staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sungkono,%2520M.Pd.http:/s taff.uny.ac.id/node/5362/edit/ARTIKEL%2520%2520BAHAN%2520AJA R-modul.doc+sungkono+komponen+modul.doc&cd=1&hl=id&ct=clnk. [3 Maret 2013]
Susilana, R., dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Syaodih, Nana. (2002). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Tamimudin, Muhammad. (2007). Mengenal Mobile Learning (M-Learning).
LIMAS.
Uno, Hamzah B.(2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. (2008). Model Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI. Wikipedia (2009). Buku-elektronik. [Online].
Wijaya, Cece, dkk. (1990). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya