PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Darul Falah Indramayu.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

(Studi Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas X MA Darul Falah Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh:

Yoso Maharis

0800911

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

YOSO MAHARIS 0800911

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

(Studi Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas X MA Darul Falah Indramayu)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. H.Dinn Wahyudin, MA. NIP. 19540206 197803 0 0003

Pembimbing II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd. NIP. 19751230 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi


(3)

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd

NIP. 19591121 198503 1 001 NIP. 19720505 199802 1 001

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

(Studi Kuasi eksperimen terhadap siswa kelas X MA Darul Falah Indramayu)

Oleh Yoso Maharis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yoso Maharis 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK


(5)

ABSTRAK

Yoso Maharis (0800911). Pengaruh penggunaan model Cooperative Learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Darul Falah Indramayu). Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Penelitian ini bertitik tolak pada rumusan masalah:”Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif siswa antara sebelum dan sesudah penerapan model cooperative learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK?”. Secara khusus rumusan masalah tersebut adalah 1) Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada aspek mengingat antara sebelum dan sesudah penerapan model Cooperative Learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK?; 2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada aspek pemahaman antara sebelum dan sesudah penerapan model Cooperative Learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK?; 3) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan pada aspek penerapan antara sebelum dan sesudah penerapan model cooperative learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK?

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Time Series menggunakan satu kelas eksperimen pada populasi siswa kelas X-1 MA Darul Falah Indramayu dan sampel kelas XII IPA-1 MA Darul Falah Indramayu. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif.

Penelitian ini menghasilkan simpulan umum yaitu terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa yang signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan model cooperative dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK. Simpulan tersebut berdasarkan beberapa kesimpulan berikut yaitu: 1) Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada aspek mengingat dengan menggunakan model cooperative learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK.;2) Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada aspek pemahaman dengan menggunakan model cooperative learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK; 3) Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kognitif yang signifikan pada aspek menerapkan dengan menggunakan model cooperative learning dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK.


(6)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Yoso Maharis (0907162). The effect of using cooperative learning model in teaching information and communication technology subject at computer laboratory on students learning outcomes. (Quasy experimental research to 10th grade students in MA Darul Falah Indramayu). Research Paper, Curriculum and Education Technology Department, Faculty of Science Education, Indonesia University of Education.

The research question of this research is “Is there significant differences in enhancing students outcomes in cognitive aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject?”. Specifically, the research questions are: 1). Is there significant differences in enhancing students outcomes in memorizing aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject?; 2) Is there significant differences in enhancing students outcomes in comprehension aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject?; 3) Is there significant differences in enhancing students outcomes in practice aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject?

The research use quasy experimental method with Time Series design, using an experimental class in X grade students of MA Darul Falah Indramayu and specimen class is XII IPA-1 MA Darul Falah Indramayu.

An instrument used is objective test.

The research found general conclusion that there is differences in enhancing students outcomes in cognitive aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject. The founding based on some conclusions: 1). There is differences in enhancing students outcomes in memorizing aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject; 2) There is differences in enhancing students outcomes in comprehension aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject; 3) There is differences in enhancing students outcomes in practice aspect between before and after using cooperative learning model in teaching Information and Communication Technology in TIK subject.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Belajar dan Pembelarajan ... 10

1. Konsep belajar ... 10

2. Konsep Pembelajaran ... 14

B. Model Pembelajaran ... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 18

2. Cirri cirri model pembelajaran ... 19

3. Jenis Jenis Model pembelajaran ... 20

C. Model Cooperative Learning ... 21

1. Konsep cooperative learning ... 21

2. Karateristik cooperative learning ... 24

3. Langkah-langkah pembelejaran cooperative ... 26


(8)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Tujuan pembelajaran cooperative ... 29

6. Macam-macam model dan teknik pembelajaran cooperative.. .. 32

7. Model cooperative tipe STAD ... 35

D. Lab. komputer sebagai fasilitas belajar ... 38

1. Komputer ... 39

2. Lab. komputer ... 41

E. Mata pelajaran TIK ... 43

1. Pengertian TIK ... 43

2. Tujuan Pembelajaran TIK ... 44

3. Ruang lingkup pembelajaran TIK ... 44

4. Komponen pembelajaran TIK ... 45

F. Hasil Belajar ... 45

1. Pengertian hasil belajar ... 46

2. Hasil belajar ranah kognitif ... 47

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 48

G. Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 51

B. Desain Penelitian ... 54

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

1. Lokasi penelitian ... 54

2. Populasi penelitian ... 55

3. Sampel penelitian ... 56

D. Teknik pengembangan instrumen ... 56

1. Uji validitas ... 56

2. Uji reliabilitas ... 58

3. Tingkat kesukaran soal ... 59


(9)

E. Teknik pengumpulan data ... 61

F. Teknik Analisis Data ... 63

G. Prosedur Penelitian ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69

1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 69

2. Deskripsi hasil penelitian ... 72

3. Uji normalitas data ... 78

4. Pengujian hipotesis ... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(10)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 26

Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 53

Tabel 3.2 Desain Penelitian One Group Time Series Pretes-Postes Design .. 54

Tabel 3.3 Jumlah siswa kelas X MA Darul Falah ... 55

Tabel 4.1 Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Instrumen ... 68

Tabel 4.2 Ringkasan Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 69

Tabel 4.3 Rata-rata skor pretes dan postest ... 71

Tabel 4.4 Rata-rata Nilai pretes dan postes per seri ... 72

Tabel 4.5 Rata-rata skor pretes dan postes ... 73

Tabel 4.6 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 1 ... 74

Tabel 4.7 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 2 ... 75

Tabel 4.8 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 3 ... 76

Tabel 4.9 Uji Normalitas Seri 1 ... 77

Tabel 4.10 Uji Normalitas seri 2 ... 78

Tabel 4.11 Uji Normalitas seri 3 ... 79

Tabel 4.12 Uji t Aspek C1 Seri 1 ... 82

Tabel 4.13 Uji t Aspek C1 Seri 2 ... 83


(11)

Tabel 4.15 Uji t Aspek C2 Seri 1 ... 86

Tabel 4.16 Uji t Aspek C2 Seri 2 ... 87

Tabel 4.17 Uji t Aspek C2 Seri 3 ... 88

Tabel 4.18 Uji t Aspek C3 Seri 1 ... 90

Tabel 4.19 Uji t Aspek C3 Seri 2 ... 91

Tabel 4.20 Uji t Aspek C3 Seri 3 ... 92

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C1 Seri 1 ... 82

Gambar 4.2 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C1 Seri 2 ... 83

Gambar 4.3 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C1 Seri 3 ... 84

Gambar 4.4 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C2 Seri 1 ... 86

Gambar 4.5 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C2 Seri 2 ... 87

Gambar 4.6 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C2 Seri 3 ... 88

Gambar 4.7 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C3 Seri 1 ... 90

Gambar 4.8 Kurva Uji Hipotesis (Uji t) Pada Aspek C3 Seri 2 ... 91


(12)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Skor Rata-rata Pretes dan Postes ... 71 Grafik 4.2 Skor Rata-rata pretest dan posttest per seri ... 72 Grafik 4.3 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 keseluruhan .. 73 Grafik 4.3 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 1 ... 74 Grafik 4.4 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 2 ... 75 Grafik 4.5 Rata-rata Skor Pretes dan Postes Aspek C2 dan C3 Seri 3 ... 76


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Perkembangan pendidikan nasional mengalami dinamika seiring dengan perjalanan sejarah bangsa. Reformasi pendidikan di Indonesia telah memasuki tahap yang amat berarti. Kini pendidikan telah dipandang sebagai bagian dari hak asasi manusia, bukan sekedar hak warga Negara, serta kebutuhan dalam pembangunan nasional.

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan. Menurut Sadiman (2007:29), “ Pendidikan di pandang sebagai human investment atau usaha penanaman modal pada diri manusia untuk mempertinggi mutu tenaga kerja. Dari pendekatan ekonomi tersebut, dapat dilihat betapa pentingnya arti dan peranan pendidikan bagi sebuah negara karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Perkembangan ilmu dan kemajuan teknologi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan setiap bangsa dalam menghadapi


(14)

2

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tantangan kemajuan zaman. Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat penting kaitannya dengan upaya meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, bergantung, dan berguna untuk mencapai tujuan. Komponen itu adalah tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan. Kelima komponen pendidikan tersebut, akan terimplementasikan dalam proses pembelajaran, yaitu aktivitas belajar mengajar. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dapat ditumbuhkembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2005 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.

Dalam lembaga formal yaitu di sekolah, hasil belajar siswa yang baik sangat di butuhkan demi mencapai tujuan yang di emban di sekolah tersebut. Salah satu indikator keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar dapat ditandai dengan prestasi belajar siswa yang baik dan memuaskan.


(15)

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Proses pembelajaran yang optimal akan mampu menghasilkan mutu pendidikan dan hasil belajar yang baik sehingga tuntutan dari tujuan pendidikan yang sesungguhnya dapat terwujud. Perwujudan pendidikan yang optimal bisa dimulai dengan mengoptimalkan penggunaan berbagai sumber belajar untuk penunjang kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sering kali ditemukan berbagai permasalahan baik dalam teknik yang digunakan maupun penggunaan media pembelajaran yang masih sangat terbatas.

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini berdampak pada adanya berbagai perubahan dibeberapa bidang, baik itu bidang ekonomi, sosial budaya, religi, politik, ataupun pendidikan. Perubahan inilah menimbulkan berbagai permasalahan yang harus dihadapi dan dipecahkan. Segala tantangan jaman harus siap dihadapi dengan keahlian dan keterampilan kita dalam mengatasi permasalahan yang datang.


(16)

4

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Alfred Bork dalam Skripsi Dadi Mulyadi tahun 2008 ,

dunia pendidikan berada dalam suatu serangan revolusi besar, suatu revolusi yang tidak sebanding dengan invensi teknologi percetakan. Komputer telah menjadi instrumen dari revolusi tersebut.

Selanjutnya dinyatakan bahwa menjelang tahun 2000, komputer menjadi cara utama dalam pembelajaran dan hampir semua materi pelajaran disampaikan secara interaktif melalui alat ini di hampir seluruh level pendidikan. Hal ini tidak mengherankan karena secara umum, teknologi ini (komputer) memiliki karakteristik yang: bebas waktu, cukup diri, bercitra visual, selektivitas, dan adaptabilitas. Karakteristik semacam itulah yang memicu gelombang besar penggunaan komputer dalam berbagai kepentingan, termasuk dalam aktivitas pembelajaran.

Laboratorium komputer merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan proses pembelajaran dan solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik (sumber: http://ita-manies.blogspot.com/2009_02_01_archive.html). sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah, berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, kita juga memanfaatkan laboratorium komputer untuk membantu proses pembelajaran di berbagai bidang ilmu, bukan hanya TIK, namun juga IPA, IPS, Bahasa dan sebagainya.


(17)

Faktanya, terdapat ketidak merataan srana dan prasarana di sekolah, seperti terbatasnya jumlah komputer yang di sediakan oleh sekolah ataupun ada beberapa yang hannya bisa di gunakan. Salah satunya di MA Darul Falah Indramayu, dari jumlah 24 komputer, hanya 10 komputer yang bisa di gunakan.dari kondisi tersebut membuat proses pembelajaran di laboratorium komputer di gunakan secara bergilir, dengan artian, dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bergilir menggunakan laboratorium komputer, sedangkan siswa lainnya menunggu giliran masuk ke dalam laboratorium komputer di luar ruangan.hal ini secara tidak langsung memangkas alokasi jam belajar.Sehingga alokasi jam belajar kurang di manfaatkan secara maksimal.

Penelitian ini mencoba mencari solusi atas permasalahan tersebut yakni dengan penerapan model Cooperatif learning dalam proses pembelajaran di laboratorium

Pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran yang di dalamnya siswa bekerja dalm kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar dan dihargai atas prestasi kolektif mereka (Slavin 1995:2; Cruickshank, Bainer, dan Metcalf, 1995:205). Sedangkan menurut Menurut Davidson dan Warsham dalam Isjoni (2011: 28),

“Pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik”.


(18)

6

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembelajaran cooperative bukan merupakan hal baru dalam pendidikan. Banyak metode pembelajaran cooperative yang telah dikembangkan oleh para pakar. Sebagai contoh adalah metode Student Team-Learning yang terdiri atas STAD (Student Teams Achivement Divasions), TGT (Teams-Games-Tournament), Jigsaw II, LT (Learning Together), GI (Group Investigations) (Slavin 1995:7-8); TAI (Team-Assisted-Individualization) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Slavin 1997:285-286); serta Structural Approach yang dikembangkan oleh Spencer Kagan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus utama penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penggunanaan metode cooperative learning di Laboratorium komputer dengan hasil belajar siswa di sekolah?”

Agar pelaksanaan penelitian lebih terarah, secara terperinci identifikasi masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut.


(19)

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada aspek mengingat antara sebelum dan sesudah penerapan cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputerpada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada aspek memahami antara sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah? 3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada

aspek menerapkan antara sebelum dan sesudah penerapan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara sesudah dan sebelum penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer terhadap hasil belajar siswa dalam ranah kognitif


(20)

8

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aspek mengingat (c1) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah;

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara sesudah dan sebelum penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer terhadap hasil belajar siswa dalam ranah kognitif aspek memahami (c2) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah;

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara sesudah dan sebelum penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer terhadap hasil belajar siswa dalam ranah kognitif aspek mengaplikasikan (c3) pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, di antaranya:

1.Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi program Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan disiplin ilmu dan kualitas lulusannya;


(21)

2.Bagi Praktisi Pendidikan (Guru)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru untuk dapat meningkatkan inovasi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran di dalam laboratorium komputer;

3.Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran;

4.Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh penggunaan metode pembelajaran coporetaive learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Selain itu dapat bermanfaat bagi pengembangan disiplin ilmu yang diperoleh peneliti dalam proses pembelajaran penggunaan metode dan strategi pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul penelitian maka peneliti mencantumkan definisi operasional yang terkandung dalam judul penelitian, sebagai berikut:


(22)

10

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Laboratorium komputer adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah yang berhubungan dengan ilmu komputer dan memiliki beberapa komputer dalam satu jaringan untuk penggunaan oleh kalangan tertentu;

2 . Hasil Belajar

Skor hasil test yang dimaksud dalam penelitian cooperative learning yaitu skor hasil test ranah kognitif yang menunjukan aspek mengingat, memahami dan aspek penerapan belajar mata pelajaran TIK. Hasil belajar terdiri dari tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan adalah domain kognitif aspek Mengingat (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (aplikasi) (C3) siswa;

3 Cooperative learning

salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.


(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III adalah bab metodologi penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

A. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Hasil belajar yang ingin di kethaui disini adalah hasil ranah kognitif.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment). Tidak dilakukannya penugasan random ini disebabkan peneliti tidak dapat mengubah kelas siswa yang sudah terbentuk sebelumnya, guna menentukan subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen.

Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (2003: 140) yang menyatakan: “kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan ”


(24)

52

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan antara keduanya pula dijelaskan oleh Nana Syaodih (2005: 59) “perbedaan eksperimen dengan kuasi eksperimen terletak pada pengontrolannya yakni pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.”

Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga apabila peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan rusaknya suasana kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan kelas yang sudah ada.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim (2009: 12):

“Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas”.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas X MA Darul Falah . Secara lebih khusus variabel terikat ini dibagi menjadi tiga sub variabel, yaitu hasil belajar pada aspek mengingat, aspek memahami dan aspek mengaplikasikan.


(25)

Hubungan variabel bebas dan variable terikat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel Bebas Variabel Terikat

Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer (X)

Hasil belajar aspek mengingat(Y1) (XY1) Hasil belajar aspek memahami (Y2) (XY2)

Hasil belajar aspek

mengaplikasikan(Y3) (XY3)

Dari tabel diatas terdapat variabel-variabel yang akan dikaji, yaitu variabel bebas adalah Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada kelas eksperimen (X). Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa aspek mengingat, aspek memahami dan aspek mengaplikasikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah onegrouptime series design, yaitu tanpa menggunakan kelompok pembanding. Pada desain ini kelompok eksperimen melakukan pembelajaran dengan menggunakan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer pada mata pelajaran TIK materi Perangkat Lunak Pengolah Kata di MA Darul Falah.


(26)

54

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Desain Penelitian

Tabel 3.2

Desain penelitian One Group Time SeriesDesign

O1 O2 O3 X O4 O5 O6

O1 O2 O3 : Nilai Pretest sebelum treatment

X : Perlakuan / treatment kelompok Ekperimen menggunakan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

O4 O5 O6 : Nilai Posttest setelah treatment

Kelompok eksperimen terlebih dahulu diberikan pre-test untuk mengetahui pencapaian siswa sebelum perlakuan. Setelah melakukan pre-test kelompok eksperimen akan di berikan perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer. Setelah beberapa perlakuan (treatment) kelompok eksperimen akan melakukan post-test menggunakan soal pre-test untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian


(27)

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Darul Falah. Sekolah ini beralamat di jalan Margamulya blok tundagan desa Margamulya kecamatan Bongas kabupaten Indramayu.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Pelaksanaan penelitian pendidikan umumnya dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dipilih untuk mewakili seluruh anggota kelompok. Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas sehingga generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Menurut Furqon (2004:146): “polulasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama. Dalam mendefinisikan populasi kita harus juga mendefinisikan anggotanya sebagai satuan analisis”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) MA Darul Falah Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu. Jumlah siswa kelas X (sepuluh) MA Darul Falah pada tahun ajaran 2012/2013 akan dipaparkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.3

Jumlah Siswa Kelas X MA Darul Falah


(28)

56

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 X 1 32

2 X 2 30

Jumlah 62

Sumber: Data Statistik MA Darul Falah

3. Sampel Penelitian

Sudjana dan Ibrahim (2009: 85) mengemukakan “sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian ditentukan dengan cara random atau acak. Jadi setiap kelas X MA Darul Falah mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

Metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tanpa penugasan random (random assignment) dan menggunakan kelompok yang sudah ada maka peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada sebagai sampel. Sampel penelitian ini diambil secara acak, dengan mengundi. Dari hasil undian yaitu kelas X 1 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen.

D. Teknik Pengembang Instrumen

1. Uji Validitas

Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid apabila mempunyai validitas yang tinggi. Menurut Zaenal


(29)

Arifin (2009: 247) “validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut”.

Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas alat ukur dan butir soal. Untuk mengetahui validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

rxy =

N∑XY−(∑X)(∑Y)

{N∑X2−(N∑X2)}{N∑Y2−(N∑Y2)}

(Zaenal Arifin,2009:254) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang di cari

∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden ∑Y : Skor responden

∑X : Skor item tes

(∑X2) : Kuadrat skor item tes

(∑Y2) : Kuadrat responden

Menurut Zaenal Arifin (2009:257) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4 : Kriteria Acuan Validitas Soal


(30)

58

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0.81 – 1.00 sangat tinggi

0.61 – 0.80 Tinggi

0.41 - 0.60 Cukup

0.21 – 0.40 Rendah

00.00 – 0.20 sangat rendah

Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus:

t =

r

n− 2 1−r2

(Sugiyono, 2011:215) Keterangan :

t : Nilai t hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan atau berarti.

Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal. Arikunto (2006:75), menyatakan bahwa “Disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas butir soal”.


(31)

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Zaenal Arifin, 2009: 258). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman Brown sebagai berikut:

r11= 2x r1

2 1 2

(1+r1 2 1 2

)

( Arikunto, 2006:180) Keterangan:

r 11 = reliabilitas instrumen r1

2 1 2 = r

xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. 3. Tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengukur seberapa derajat kesukaran suatu soal. Dikatakan dalam Zaenal Arifin (2009:266) jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Sejalan dengan itu Arikunto (2006:207) menyatakan


(32)

60

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sukar. Soal yangg terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan.

Untuk mengukur tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2006: 208)

Keterangan:

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: - Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2006: 210) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen. Menurut Zaenal Arifin (2009:273) perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang

P = Indeks kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.


(33)

belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.

Untuk menghitung daya pembeda (DP) setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2006: 213)

Keterangan:

J = jumlah peserta tes.

JA = banyaknya peserta kelompok atas. JB = banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran).

PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,40 – 0,70 : baik (good)

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butur soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.


(34)

62

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan data yang digunakan dan untuk mendapatkan jawaban penelitian maka digunakan instrumen penelitian.Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang mampu menampung sejumlah data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Sudjana dan Ibrahim (2009: 97) “keberhasilan penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen”.

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah instrumen tes. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009: 100) instrumen tes adalah “alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan”.

Penggunaan tes sebagai instrumen dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap mata pelajaran TIK. Tes dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Sudjana dan Ibrahim (2009: 261) mengemukakan: “Dalam menilai hasil belajar, khususnya dibidang kognitif, alat penilaian yang paling banyak digunakan adalah tes tertulis.Dilihat dari bentuknya, soal tes tertulis dikelompokkan atas soal bentuk uraian (essay) dan soal-soal bentuk objektif".


(35)

Adapun tes yang diberikan adalah dalam bentuk tes objektif (pilihan ganda) yang item-item soalnya diambil dari materi pembelajaran Microsoft word. Pada soal tersebut terdapat lima alternatif jawaban.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan kepala program dan guru pengampu mata pelajaran TIK mengenai masalah-masaslah pembelajaran

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran yang telah ditentukan.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarserta indikator materi pembelajaran yang telah ditentukan. 4. Menyusun instrumen penelitian berbentuk tes objektif dengan 5 (lima) pilihan

jawaban.

5. Membuat kunci jawaban dan menyiapkan lembar jawaban.

6. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel yaitu pada kelas XII MA Darul Falah yang telah menerima materi kelas X pada tahun sebelumnya.

7. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrument penelitian yang baik.


(36)

64

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8. Melaksanakan penelitian, menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak.

Pengolahan dan analisis data tersebut menggunakan statistika.Subana, Rahadi, dan Sudrajat (2005: 12) mengemukakan bahwa: Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan data, penarikan kesimpulan, dan pembuatan keputusan yang cukup beralasanberdasarkan fakta yang ada.

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, dan membuat generalisasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (2009: 126): “statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran.Sedangkan statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.”

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 2.0.Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data dengan menggunakan statistik dengan


(37)

bantuan softwareMicrosoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 2.0 adalah sebagai berikut:

1. Penskoran hasil tes

2. Menguji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal, dan menentukan langkah statistik selanjutnya.

H0 : data tidak berdistribusi normal H1 : data berdistribusi normal Kriteria pengujian normalitas:

Jika X2hitung<X2tabel, maka data berdistribusi normal.Pada keadaan lain, data tidak berdistribusi normal (Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat, 2005: 126). 3. Menguji hipotesis pada setiap aspek kognitif dengan menggunakan uji t satu

kelompok (paired sample t test) dengan syarat bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji t pada uji hipotersis ini menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2011: 178) Pada teknisnya, peneliti menggunakan program komputer untuk perhitungan statistik uji t ini, yaitu menggunakan program SPSS versi 20. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil penelitian.

Uji t dilakukan satu kelompok karena peneliti menggunakan time series


(38)

66

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peneliti melaksanakan tiga seri penelitian, agar terlihat hasil dari penggunaan metode cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputernya

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.

b. Studi literatur mengenai materi yang diajarkan dalam pembelajaran TIK c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan

dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikatormateri pembelajaran yang telah ditentukan.

e. Membuat kisi-kisi instrumen.

f. Membuat instrumen penelitian berbentuk tes objektif. g. Membuat kunci jawaban.

h. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.

i. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.


(39)

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan.Dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada. b. Memberikan pre-test.

c. Melaksanakan pembelajaran menggunakan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer kepada kelompok eksperimen selama 3 (tiga) kali pertemuan.

d. Memberikan post-test.

Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan berikut ini:

Pertemuan Pertama

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer dengan pokok bahasan pertemuan pertama.

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen,

Pertemuan Kedua

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan media Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer dengan pokok bahasan pertemuan kedua.


(40)

68

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen,

Pertemuan Ketiga

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan media Metode Cooperative learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer dengan pokok bahasan pertemuan ketiga.

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen,

Prosedur pada tiap pertemuan sama, yaitu melakukan pre-test, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan post-test yang membedakannya yaitu melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran tiap pertemuan, pertemuan pertama menggunakan RPP Seri 1, pertemuan kedua menggunakan RPP Seri 2, dan pertemuan ketiga menggunakan RPP Seri 3.

3. Tahap Pelaporan

a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian. b. Pelaporan hasil penelitian.

Pembuatan Kisi-kisi

dan Penyusunan

Instrumen

Populasi

Sampel Uji coba Instrumen

Observasi awal

Menetapkan pokok bahasan


(41)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 (RPP 2)

Pre-test Perlakuan Post-test

Analisis Instrumen

Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 (RPP 1)

Pre-test Perlakuan Post-test

Analisis data hasil penelitian Kesimpulan

Instrumen Penelitian

Kelompok Eksperimen Pertemuan 3 (RPP 3)

Pre-test Perlakuan Post-test

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian


(42)

102

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini disampaikan kesimpulan penelitian yang diambil setelah melakukan pengujian hipotesis penelitian.Pembahasan hasil penelitian dan rekomendasi penulis berkenaan dengan pelaksanaan dan tindak lanjut penelitian ini.

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa yang signifikan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Darul Falah Indramayu dengan menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer .

Simpulan di atas dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ranah kognitif aspek mengingat dengan menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ranah kognitif aspek memahami dengan


(43)

menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ranah kognitif aspek menerapkan dengan menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada aspek mengingat, memahami, dan menerapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Darul Falah Indramayu dengan pembelajaran model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, siswa, maupun tenaga kependidikan dan pengembang model pembelajaran. Penulis mencoba mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah


(44)

104

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar harus bervariatif serta sesuai dengan situasi dan kondisi siswa sehingga dapat mempengaruhi motivasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru perlu meningkatkan inovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan varsi atau model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat memberikan situasi pembelajaran yang menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan keefektifan pengajaran dan peningkatan hasil belajar.

b. Siswa

Pada setiap proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar dari materi yang diberikan guru tetapi harus mampu menggali pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini berharap memberikan masukan dalam pelaksanaan perkuliahan khususnya konsentrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan model pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas sarana prasarana di sekolah khususnya


(45)

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin meneliti tentang efektivitas model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer.


(46)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (2003). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitiam Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

---. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Azhar Arsyad. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Warsita, Bambang, (2008) Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya,

Jakarta:Rineka Cipta,.

Depdiknas. http://www.scribd.com/doc/3582545/TIK-Untuk-Pembelajaran

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Tersedia di:

http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_5_1980.htm

Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung:Alfabeta

Joyce, Bruce and Marsha Weil, Emily Cahlhoum. (2009). Model of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Mandela, sundarawati L. (2001) Efektifitas penggunaan model cooperative learning tipe numbered head together (NHT) dengan penggunaan lembar kerja siswa (LKS) terhadap peningkatan hasil belajar siswa Skripsi sarjana FIP UPI Bandung:Tidak diterbitkan


(47)

Mulyadi, D.(2008) Pengembangan Multimedia Bebasis Web Untuk Menyiapkan Bahan Ajar Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Universitas Pendidikan Indonesia Skripsi sarjana FIP UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Nur, M. (2008). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pustekom. (2008). TIK untuk pembelajaran. Jakarta:

Rozali. (2008). Implementasi Mata Pelajaran Tik Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tesis. SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. . Riyada, C dan Kurniawan, D (2011).Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Slavin, Robert E.(2010) Cooperative learning. Diterjemahkan oleh:Narulita Yusron.Bandung:Penerbit Nusa Media.Kencana Premeda Media Group. Solihatin Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.


(48)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Syaodih, Nana (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Tim UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Utomo, Nur Citra dan Primiani ,C Novi. 2009. Perbandingan Metode Cooperatif Learning Tipe Jigsaw dengan Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar Biologi Kelas VIII MTsN Kembangsawit. Jurnal Pendidikan MIPA, 1(1): 3-11. W.S. Winkle. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(1)

103 Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ranah kognitif aspek menerapkan dengan menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer

Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada aspek mengingat, memahami, dan menerapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Darul Falah Indramayu dengan pembelajaran model cooperative learning

dalam pembelajaran di laboratorium komputer

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, siswa, maupun tenaga kependidikan dan pengembang model pembelajaran. Penulis mencoba mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah a. Guru


(2)

104 Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar harus bervariatif serta sesuai dengan situasi dan kondisi siswa sehingga dapat mempengaruhi motivasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru perlu meningkatkan inovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan varsi atau model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat memberikan situasi pembelajaran yang menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan keefektifan pengajaran dan peningkatan hasil belajar.

b. Siswa

Pada setiap proses pembelajaran siswa tidak hanya belajar dari materi yang diberikan guru tetapi harus mampu menggali pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini berharap memberikan masukan dalam pelaksanaan perkuliahan khususnya konsentrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan model pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas sarana prasarana di sekolah khususnya


(3)

105 Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin meneliti tentang efektivitas model cooperative learning dalam pembelajaran di laboratorium komputer.


(4)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (2003). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitiam Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

---. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Azhar Arsyad. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Warsita, Bambang, (2008) Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta:Rineka Cipta,.

Depdiknas. http://www.scribd.com/doc/3582545/TIK-Untuk-Pembelajaran

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Tersedia di:

http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_5_1980.htm

Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok).

Bandung:Alfabeta

Joyce, Bruce and Marsha Weil, Emily Cahlhoum. (2009). Model of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Mandela, sundarawati L. (2001) Efektifitas penggunaan model cooperative learning tipe numbered head together (NHT) dengan penggunaan lembar kerja siswa (LKS) terhadap peningkatan hasil belajar siswa Skripsi sarjana FIP UPI Bandung:Tidak diterbitkan


(5)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mulyadi, D.(2008) Pengembangan Multimedia Bebasis Web Untuk Menyiapkan Bahan Ajar Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Universitas Pendidikan Indonesia Skripsi sarjana FIP UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Nur, M. (2008). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.

Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pustekom. (2008). TIK untuk pembelajaran. Jakarta:

Rozali. (2008). Implementasi Mata Pelajaran Tik Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tesis. SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. . Riyada, C dan Kurniawan, D (2011).Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Slavin, Robert E.(2010) Cooperative learning. Diterjemahkan oleh:Narulita Yusron.Bandung:Penerbit Nusa Media.Kencana Premeda Media Group. Solihatin Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.


(6)

Yoso Maharis, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran di Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Syaodih, Nana (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Tim UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Utomo, Nur Citra dan Primiani ,C Novi. 2009. Perbandingan Metode Cooperatif Learning Tipe Jigsaw dengan Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar Biologi Kelas VIII MTsN Kembangsawit. Jurnal Pendidikan MIPA, 1(1): 3-11. W.S. Winkle. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Pendekatan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Eksperimen di MTs Darul Ma’arif Jakarta)

0 3 165

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Penggunaan media pembelajaran flipchart dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di MA Nurul Falah Pagedangan

0 17 165

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTEKNIK MAKE A MATCHTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung M

0 3 48

PENGARUH MODUL ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI, Bandung.

0 0 40

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS EFRONT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK : Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Sman 19 Bandung Kelas X dalam mata pelajaran TIK.

0 1 46

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

2 5 42

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE JIGSAW : Kuasi eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Purwada

0 0 49

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI :Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kuningan.

0 0 51