menjaga lingkungan, dan mengurangi dampak terhadap lingkungna dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia. Rancangan ekologis adalah rancangan yang teliti dan
penuh pertimbangan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia.
Mengingat fungsi bangunan adalah sekolah, tempat dimana kita belajar, maka penerapan tema Green Architecture adalah tepat, karena tema ini akan mendidik siswa-
siswa untuk: •
menjaga dan melestarikan lingkungan, •
menghemat penggunaan energi, dengan mencari atau memikirkan sumber energi lain. Hal ini juga melatih daya kreatifitas dan meningkatkan daya pikir siswa,
• termotivasi untuk turut menjaga alam, dan
• meningkatkan semangat belajar-mengajar dan bekerja melalui lingkungan yang
sehat dan alami. Secara tidak langsung, hal ini juga meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Dengan menerapkan tema ini pada rancangan, berarti mengadakan cara yang spesifik untuk mengurangi penggunaan energi dan material, mengurangi polusi, menjaga
habitat, menjaga ekosistem, lingkungan, dan mendidik masyarakat, kesehatan dan keindahan. Rancangan yang ekologis mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam
menjaga lingkungan, dan mengurangi dampak terhadap lingkungna dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia. Rancangan ekologis adalah rancangan yang teliti dan
penuh pertimbangan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia. Mengingat fungsi bangunan adalah sekolah, tempat dimana kita belajar, maka
penerapan tema Green Architecture adalah tepat, karena tema ini akan mendidik siswasiswa untuk:
• menjaga dan melestarikan lingkungan,
• menghemat penggunaan energi, dengan mencari atau memikirkan sumber energi
lain. Hal ini juga melatih daya kreatifitas dan meningkatkan daya pikir siswa, •
termotivasi untuk turut menjaga alam, dan •
Meningkatkan semangat belajar-mengajar dan bekerja melalui lingkungan yang sehat dan alami. Secara tidak langsung, hal ini juga meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya.
3.4 Penerapan Tema dalam Rancangan
Penerapan tema Green Architecture pada bangunan yang dirancang dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut :
Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas lahan hijau dengan lahan
terbangun Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06PRTM2007 tanggal 16
Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40
: 60 . Hal tersebut tercantum dalam KDH Koefisien Daerah Hijau yaiitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung
diperuntukkan bagi pertamananpenghijauan dan luas tanah perpetakandaerah perencanaan yang dikuasai.
Dengan perencanaan sedemikian, diharapkan kualitas udara dan lingkungan yang tercipta akan asri dan sehat bagi pengguna bangunan. Selain itu, jumlah air yang
kembali ke tanah akan lebih banyak.
Mengembangkan tata vegetasi yang baik Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan
yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama pada
bangunan tempat manusia beraktivitas. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang akan mengurangi dampak pemanasan
global.
Mengembangkan bangunan hijau green building Dalam konsep Green Building terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Terintegrasi dengan alam, b. Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang
c. Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial
d. Memenuhi kriteria LEED Leadership in Energy and Environtmental Design e. Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan.
Melakukan Proses Recycle dan Reuse untuk air dan limbah
Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang di pakai pada bangunan akan di daur
ulang kembali melalui proses water treatment dan di pakai kembali sehingga kita tidak perlu menggunakan air bersih dalam jumlah yang banyak. Begitu juga dengan limbah.
Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dipakai untuk keperluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air hujan yang
kemudian akan digunakan untuk keperluan lanskap.
Strategi dalam menerapkan konsep green building pada desain bangunan yaitu sebagai berikut:
a. Pemanfaatan material yang berkelanjutan, b. Keterkaitan dengan ekologi lokal,
c. Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi, d. Efisiensi penggunaan air,
e. Mengedepankan kondisi lokal, baik secara fisik maupun sosial, f. Pendidikan sustainability melalui desain,
g. Memperkuat keterkaitan dengan alam, dan h. Pemakaian kembalirenovasi bangunan Ketahanan bangunan melalui layout
yang fleksibel. Dalam mewujudkan konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai
cara sebagai berikut :
Membuat atap hijau roof – garden atau green roof Green roof adalah atap bangunan yang ditanami oleh vegetasi atau media tanaman,
dapat berupa taman, tempat rekreasi, ataupun kegiatan lainnya. Green roof membantu mengoptimalkan suhu udara sekitar bangunan dan mengurangi nilai suhu yang akan
masuk ke dalam bangunan. Selain itu green roof juga menjadi media untuk mengembalikan air ke dalam tanah terbangun.
Gambar 38. Beberapa Bangunan yang Menggunakan Green Roof Sumber: www.greenroofs.org
Gambar 39. Lapisan Green Roof Sumber: www.greenroofs.org
Pencahayaan alami dengan menyediakan skylight, bukaan besar pada dinding.
Gambar 40. Skylight dan Bukaan Pada Dinding Sumber: www.google.com
Pengudaraan alami
Ventilasi satu sisi: Ruangan dengan jendela hanya di satu sisi.
Udara dingin akan masuk, dan udara panas akan keluar dari jendela yang sama. Jenis
ventilasi ini adalah jenis yang normal dan sering diterapkan, tetapi ini hanya berguna
untuk kedalaman ruangan tertentu.
Gambar 41. Ventilasi Satu Sisi Sumber: www.wikipedia.com
Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan: Ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan
ventilasi satu sisi.
Gambar 42. Ventilasi Satu Sisi dengan Dua Bukaan Sumber: www.wikipedia.com
Ventilasi silang: Untuk ventilasi silang, jendela terbuka di dua sisi
yang saling berhadapan. Perbedaan tekanan digunakan
dengan bangunan menghadap kearah angin
Gambar 43. Ventilasi Silang Sumber: www.wikipedia.com
Balok lantai dapat menyerap panas selama siang hari. Pada malam hari, suhu di luar bangunan berubah, pada saat inilah balok lantai mengeluarkan panas yang telah diserap,
jadi pada siang hari, bangunan terasa sejuk. Ini yang dinamakan passive cooling.
Menggunakan teknologi photovoltaic, dan water filtration PHOTOVOLTAIC
Penyaringan air Water Filtration
Gambar 44. Stack Ventilation Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 45. Passive Cooling Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 46. Photovoltaic Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 47. Bangunan yang Menggunakan Photoviltaic sebagai Fasad
Sumber: www.wikipedia.com
Sumber air berasal dari air hujan. Air hujan sebelumnya akan ditampung kemudian disaring dan akan digunakan untuk keperluan penyiraman tanaman, mencuci, penyiraman
pada kamar mandi, kolam hias, dan lainnya.
Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan
Gambar 49. Bahan-bahan yang Ramah Lingkungan Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 48. Diagram Sistem Penyaringan Air Sumber: www.rainwaterharvesting.org
Material yang akan digunakan untuk pembangunan sekolah ini adalah material yang ramah lingkungan dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan, seperti bambu,
cat yang tidak mengandung zat beracun, dan lainnya. Material yang termasuk material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan dapat didaur-ulang, material juga
dapat berupa material yang member efek positif terhadap lingkungannya, seperti pada udara, tanah, dan air.
Melakukan penanganan limbah bangunan secara efektif
Mengalihkan atau menggunakan kembali air limbah sebelum memasuki saluran limbah sentral akan meminimalisir beban dari utilitas pengolahan limbah sentral.
Sebagai fungsi tambahan, limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan langsung pada site sebagai sumber irigasi yang mengandung nutrisi yang berharga bagi tumbuhan atau
sebagai bagian dari fitur desain di dalam tapak yang menarik. Air yang dialihkan dari saluran limbah, baik graywater maupun blackwater, yang memerlukan penanganan
langsung yang berbeda. Graywater adalah air limbah yang dihasilkan dari penggunaan indoor seperti air cucian, shower, dan sink, dan dapat digunakan kembali dalam
penyiraman toilet atau irigasi untuk membantu meminimalkan beban sistem pengolahan limbah dan untuk mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater,
sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk memisahkannya dengan blackwater, yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di
tempat melalui sistem konvensional ataupun alternatif.
Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air Seiring teknologi yang berkembang, pada saat ini banyak perabot bangunan yang
menggunakan konsep eco-friendly, dimana konsep ini adalah meminimalkan penggunaan, bahan dan material perabot terhadap lingkungan. Hal ini berarti bahwa
perabot eco-friendly cocok digunakan untuk bangunan dengan tema Green Architecture.
Gambar 50. Perabot dengan Konsep Green Sumber: www.wikipedia.com
3.5 Studi Banding Tema Sejenis