Medan Futsal Stadium Green Architecture
MEDAN FUTSAL STADIUM
(GREEN ARCHITECTURE)LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
KURNIAWAN PUJIANTO GINTING 030406056
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010
(2)
MEDAN FUTSAL STADIUM
GREEN ARCHITECTURE
Oleh
KURNIAWAN PUJIANTO GINTING
030406056
Medan, Juni 2010 Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
DEVIN DEFRIZA, ST. MT.
NIP : 197508101998021001 NIP : 196910182000031001
FIRMAN EDDY, ST, MT.
Ketua Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara
NIP : 196307161998021001
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK
AKHIR
(SHP2A)
Nama : KURNIAWAN PUJIANTO GINTING
NIM : 030406056
Judul Proyek Akhir : MEDAN FUTSAL STADIUM Tema Proyek Akhir : GREEN ARCHITECTURE
Rekapitulasi Nilai
Nilai (Huruf) A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status Waktu
Pengumpulan Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TGA - 490 1. LULUS
LANGSUNG 2. LULUS
MELENGKAPI 3. PERBAIKAN
TANPA SIDANG 4. PERBAIKAN
DENGAN SIDANG 5. TIDAK LULUS
Medan, Juni 2010
Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TGA - 490
Ir. DWI LINDARTO H, MT
NIP: 196307161998021001 NIP: 196307161998021001
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, perlindungan dan kasih yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang merupakan syarat Tugas Akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.
Proses pengerjaan Tugas Akhir ini tentu saja dilalui dengan proses yang panjang. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, bapak dan ibu, yang selalu menguatkan saya selama proses jalannya penyelesaian tugas akhir ini dengan dukungan motivasi dan doa. Kakak-kakak saya yang selalu mengingatkan saya agar tidak putus asa dalam menyelesaikan tugas akhir saya.
Selain itu tentunya pencapaian ini juga tidak terlepas dari peran besar dari :
• Bapak Devin Defriza, ST.MT. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kebijakan, arahan dan nasehat-nasehat, teknis dan non teknis dari awal hingga akhir proses Tugas Akhir ini.
• Bapak Firman Eddy, ST.MT. selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, masukan, nasehat, ktitik dan saran untuk mengarahkan kepada hasil yang maksimal.
• Bapak Nawawy dan Ibu Hilma selaku Dosen Penguji atas kritik dan saran yang membangun, serta masukan-masukan dalam menyelesaikan laporan ini selama proses jalannya tugas akhir.
• Bapak Ir. Dwi Lindarto, MT. selaku Dosen Koordinator Tugas Akhir Semester B Thn.2010.
• Staf Pengajar dan Tata Usaha di lingkungan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU ini.
• Dedi dan ucup atas bantuannya dalam mengerjakan maket.
• Daniel, Uli, Julia, liza, Tari, dan Wahidin ( rekan sekelompok sidang ), atas kebersamaan dalam menjalani proses tugas akhir.
• Seluruh teman-teman peserta Tugas Akhir Semester B Th. 2010 ini atas nuansa kekeluargaan dan kebersamaan yang kita bangun bersama, kita yang terbaik.
(5)
Untuk dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi lingkungan Departemen Arsitektur USU, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan dan kemajuan isi laporan ini.
Medan, Juni 2010
(6)
DAFTAR ISI
Kata pengantar ... i
DAFTAR ISI ... iii
Daftar tabel ... v
Daftar Gambar... vi
Daftar diagram... vii
BAB I LATAR BELAKANG ... 1
I.1.a Perkembangan Futsal di Dunia ... 1
I.1.b Perkembangan Futsal di Indonesia ... 3
I.2 Maksud dan Tujuan ... 5
I.3 Masalah perancangan ... 5
I.4 Pendekatan ... 6
I.5 lingkup/batasan proyek ... 6
I.6 Asumsi ... 7
I.7 Kerangka berfikir ... 7
1.8 Sistematika laporan ... 8
BAB II. DESKRIPSI
PROYEK ... 11II.1 Terminologi judul ... 11
II.2 Tinjauan kasus proyek... 11
II.3 Tinjauan kelayakan proyek... 13
II.4 Lokasi ... 15
II.5 Tinjauan fungsi ... 23
II.6 Studi banding proyek sejenis ... 34
BAB III Tema ... 37
III.1 Pengertian tema ... 37
III.2 Latar belakang tema ... 44
III.3 Interpretasi tema ... 45
III.4 Studi banding tema sajenis ... 46
BAB IV Analisa ... 49
IV.1 Analisa tapak/lokasi ... 49
(7)
IV.1.2 Analisa sirkulasi kenderaan... 52
IV.1.3 Analisa sirkulasi pejalan kaki ... 52
IV.1.4 Analisa Pencapaian ... 55
IV.1.5 Analisa Matahari... 56
IV.1.6 Analisa Kebisingan dan Polusi Udara ... 56
IV.1.7 Analisa View ... 57
IV.1.8 Analisa Vegetasi ... 59
IV.2 ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL IV.2.1 Pelaku dan Aktifitas ... 50
IV.2.2. Program Ruang ... 53
BAB V konsep
... 76V.1 Perletakan masa bangunan ... 76
V.2 Zoning ruang luar ... 76
V.3 Zoning ruang dalam ... 77
V.4 Zoning ruang dalam ... 78
V.5 Open space ... 78
V.6 Konsep parkir ... 78
V.7 Konsep Perancangan Utilitas ... 79
BAB VI Gambar Perancangan... 81
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan umum sepakbola lapangan hijau dengan futsal ... 4
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 15
Table 2.2. Kriteria pemilihan lokasi ... 18
Table 2.3. Penilaian lokasi ... 19
Table 2.4. Kebutuhan ruang ... 26
Tabel 4.1. Kebutuhan parkir ... 52
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alternative lokasi 1 ... 17
Gambar 2.2. Alternative lokasi 2 ... 17
Gambar 2.3. Alternative lokasi 3 ... 18
Gambar 2.4. Peta Kota Medan ... 22
Gambar 2.5. Peta site ... 22
Gambar 2.6. Lapangan futsal ... 29
Gambar 2.7. Gawang futsal ... 31
Gambar 2.8. Eksterior dan Interior Cez Arena ... 34
Gambar 2.9. Poznan arena ... 35
Gambar 2.10. Interior Putra Stadium ... 35
Gambar 2.11. Netaji Indoor Stadium ... 36
Gambar 3.1. Bersatunya ruang dalam dengan ruang luar ... 43
Gambar 3.2. Heping Park ... 46
Gambar 3.3. Heping Park Concept ... 46
Gambar 3.4. Editt Tower ... 47
Gambar 3.5. Eddit Tower Concept ... 47
Gambar 3.6 ACROS Fukuoka ... 48
Gambar 4.1 Lokasi site ... 49
Gambar 4.2. Peta land use ... 51
Gambar 4.2. Analisa Sirkulasi Kenderaan ... 52
Gambar 4.4. Analisa sirkulasi pejalan kaki ... 54
Gambar 4.5. Analisa pencapaian ... 55
Gambar 4.6. analisa view luar ke dalam ... 57
Gambar 4.7. analisa view dari dalam ke luar ... 58
(10)
DAFTAR DIAGRAM
Kerangka berfikir ... 8
Perletakan masa bangunan ... 76
Zoning ruang luar ... 76
Zoning ruang dalam... 77
Konsep enterance dan sirkulasi ... 78
Open space ... 78
Konsep parkir ... 78
(11)
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan saja dan dimana saja kita berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena olahraga merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat meningkatkan kondisi fisik manusia baik jasmani maupun rohani dan memberikan kesenangan. Olahraga dapat memberikan kesehatan bagi manusia juga dapat sebagai sarana rekreasi.
Futsal adalah salah satu jenis olah raga yang disukai oleh masyarakat sekarang sebagai olah raga sekaligus rekreasi. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Perkembangan sarana permainan futsal di kota medan pada akhir-akhir ini sangat pesat. Hal ini terjadi karena minat orang terhadap permainan ini sangat tinggi.
Tetapi sarana untuk permainan futsal dengan taraf nasional atau internasional sampai saat ini belum ada di kota Medan. Sarana yang dimaksud adalah stadion pertandingan yang mampu menampung ribuan penonton untuk menyaksikan dan mendukung tim yang akan berlaga pada ajang tertentu. Hal inilah yang menjadi faktor pendorong dirancangnya proyek ini untuk mewadahi pertandingan futsal yang bertaraf nasional dan internasional.
Hasil rancangan ini nantinya akan menampung pertandingan atau kompetisi yang yang bertaraf nasional seperti liga futsal indonesia, pertandingan regional se asia tenggara bahkan pertandingan futsal se asia dan dunia.
Perkembangan Futsal di Dunia
Futsal telah berkembang di dunia dengan sangat pesat. Ini terbukti dengan beradanya Futsal Committee di bawah naungan induk organisasi Sepak Bola dunia (FIFA). Permainan ini berasal dari Montevideo, Uruguay. Waktu itu, sekitar tahun 1930, Juan Carlos Ceriani menyelenggarakan kompetisi sepak bola untuk kalangan remaja. Hanya saja jumlahnya terbatas, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain (termasuk penjaga gawang). Tempatnya pun di lapangan basket yang beralaskan partikel kayu, bukan rumput seperti sepak bola pada umumnya. Dari sinilah, futsal terus menggelinding dengan cepat ke berbagai negara.
(13)
Pertandingan Futsal antar negara Amerika Selatan pertama kali diadakan pada tahun 1965, di mana Paraguay memenangkan Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan lainnya diselenggarakan sepanjang tahun 1979, di mana Brazil menyabet habis seluruhnya. Brazil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984. Sebuah tim Amerika Serikat mengambil bagian dalam piala 1984, tetap berakhir kalah dalam misinya.
Persatuan Futsal AS didirikan pada Januari 1983. Osvaldo Garcia menjadi presiden pertamanya. Permainan tersebut mulanya dikenal dengan nama sepakbola mini sebelum dikenal dengan nama resmi internasionalnya, Futsal. Presiden persatuan futsal ini sekarang adalah Alexander J.C. Para.
Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung menjadi FIFA tahun 1989) di Sao Paulo, Brazil, tahun 1982, berakhir dengan kemenangan Brazil di posisi pertama. Brazil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan terhadap Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Piala Dunia Futsal FIFA
• 1989 (di Rotterdam, Belanda): dimenangkan Brazil • 1992 (di Hong Kong): dimenangkan Brazil
• 1996 (di Barcelona, Spanyol): dimenangkan Brazil • 2000 (di Guatemala): dimenangkan Spanyol • 2004 (di Taiwan): dimenangkan Spanyol. Piala Dunia Futsal AMF
• 1982 (di Sao Paulo, Brazil): dimenangkan Brazil • 1985 (di Madrid, Spanyol): dimenangkan Brazil
• 1988 (di Melbourne, Australia): dimenangkan Paraguay • 1991 (di Milan, Italia): dimenangkan Portugal
• 1994 (di Argentina): dimenangkan Argentina • 1997 (di Meksiko): dimenangkan Venezuela • 2000 (di La Paz, Bolivia): dimenangkan Kolombia • 2003 (di Paraguay): dimenangkan Paraguay.
(14)
Perkembangan Futsal di Indonesia
Jenis olahraga ini tergolong masih relatif baru, di Indonesia olahraga ini mulai dikenal pada pertengahan tahun 2000, namun demikian antusias masyarakat terhadap olahraga ini sangat besar. Hal ini terlihat di tahun 2002 Indonesia telah di percaya sebagai tuan rumah Kejuaraan Futsal Asia 2002. Bahkan sekarang sudah ada kompetisi regular yang dilaksanakan di bawah naungan PSSI yang bernama Liga Futsal Indonesia. Liga futsal ini sendiri berada langsung di bawah kepengurusan Badan Futsal Nasional. Kompetisi ini sendiri suda h berlangsung sejak tahun 2004.
Dilihat dari potensi, permainan futsal sebenarnya berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Selain tidak membutuhkan lapangan yang luas, juga terdapat potensi sumber pemain dengan dipromosikan futsal ini kepada generasi muda. Namun, harus diikuti dengan promosi yang bagus, sehingga mampu menarik banyak minat. Pada sisi lain, permainan futsal pun sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh para pemain sepak bola lapangan. Paling tidak, untuk menghindari jeda waktu istirahat yang terlalu lama.
Bagi kalangan sepak bola Indonesia, pada tahun 2002 permainan futsal boleh dikatakan masih cukup asing dan belum dikenal meluas. Sehingga, dalam permainan futsal, Indonesia termasuk diantara negara yang ketinggalan, baik dalam pembinaan, kompetisi maupun prestasi internasional.
Karena kondisi sumber pemain kurang dan kompetisinya belum ada pada saat itu, maka tim futsal Indonesia dibentuk secara mendadak untuk Kejuaraan Futsal Asia 2002. Dilihat dari potensi, permainan futsal sebenarnya berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Namun, harus diikuti dengan promosi yang bagus, sehingga mampu menarik banyak minat.
Futsal adalah merupakan cabang olahraga yang berkembang pesat dalam dekade terakhir ini. Hal ini terbukti dari banyaknya turnamen-turnamen atau kejuaraan yang dilaksanakan baik di tingkat nasional maupun internasional seperti Piala Dunia Futsal FIFA dan Piala Dunia Futsal AMF, di tingkat Asia kejuaraan disebut dengan AFC (Asian Futsal Championship), di tingkat ASEAN sendiri futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang diselenggarakan di SeaGames sedangkan di Indonesia dikenal dengan Liga Futsal Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun. Daftar juara liga futsal indonesia:
Musim 2006/2007 BiangBola Jakarta Musim 2008 Electric PLN Jakarta
(15)
Perbedaan umum sepakbola lapangan hijau dengan futsal :
Sepakbola Futsal
Bola ukuran 5 Bola ukuran 4
11 pemain 5 pemain
3 kali melakukan pergantian pemain Pergantian pemain tidak terbatas Lemparan ke dalam (throw in) Tendangan ke dalam (kick in)
Dipimpin wasit utama dan 2 hakim garis Dipimpin wasit utama dan asisten wasit Waktu diatur wasit utama Waktu diatur wasit waktu (timekeeper) Durasi pertandingan 2x45 menit Durasi pertandingan 2x20 menit Ukuran Lapangan
Panjang100-110m,lebar 64m-78m
Ukuran lapangan ,panjang 25-42m,lebar15-25m
Tabel 1.
Dengan semakin populernya olahraga futsal ini yang menyebabkan makin banyaknya intensitas pertandingan futsal dan bergulirnya liga futsal yang sudah rutin maka saat ini kota Medan sudah seharusnya memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan futsal khususnya lapangan di dalam ruangan (indoor) yang mempunyai standard internasional. Sehingga nantinya kota Medan mampu memfasilitasi turnamen-turnamen futsal baik tingkat daerah, nasional maupun internasional. Turnamen tingkat nasional khususnya akan diadakan secara rutin tiap tahunnya oleh Badan Futsal Nasional (BFN) yang disebut dengan Liga Futsal Indonesia, dan Medan merupakan salah satu kota yang mengikutinya.
Secara garis besar latar belakang perencanaan stadion futsal ini adalah :
1. Futsal merupakan olahraga yang banyak penggemarnya termasuk di kota Medan. Hal ini terbukti dengan banyaknya turnamen-turnamen yang diadakan yaitu : tingkat sekolah, perguruan tinggi, maupun di tingkat instansi-instansi ataupun perusahaan-perusahaan. Adapun turnamen yang sering dilakukan ialah: Futsal Piala Kapoltabes Medan, Futal Piala Rektor Nomensen, Futsal Piala Rektor Unimed, Futsal Piala Komandan AURI, Futsal Piala Rektor Universitas Dharma Agung (UDA), Festival Futsal Merdeka.
(16)
2. Sudah Berlangsungnya Liga Futsal Nasional (LFN) secara rutin oleh Badan Futsal Nasional (BFN). Salah satu kota yang mengikutinya ialah kota Medan, sehingga diperlukan sarana untuk melaksanakan turnamen ini di kota Medan. 3. Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang sepakbola di
perkotaan termasuk kota Medan.
4. Memajukan serta memasyarakatkan olahraga futsal di Sumatera Utara dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
1.2Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan proyek ini adalah:
Menciptakan wadah yang dapat menampung berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam pertandingan futsal baik kejuaraan futsal tingkat nasional yang dilaksanakan secara rutin oleh Badan Futsal Nasional (BFN) maupun kejuaraan tingkat internasional seperti: Piala Dunia Futsal FIFA , Piala Dunia Futsal AMF dan Piala Futsal Asia AFC.
Menyediakan sarana stadion baru yang memenuhi standard kelayakan untuk mendukung prestasi olahraga dalam ruangan khususnya olah raga futsal bagi atlit Sumatera Utara.
Menciptakan wadah yang berguna sebagai tempat pelatihan olahraga futsal.
Memanfaatkan aktivitas utama dari stadion tesebut dengan menambah beberapa fasilitas komersil sebagai sumber pendapatan daerah.
Menyediakan sebuah wadah berupa fasilitas olahraga sebagai alat yang menarik masuknya aspek bisnis lebih luas dan ke dalam manajemen olahraga.
1.3Masalah Perancangan
Berbagai permasalahan yang diperkirakan dapat ditemui dalam proyek ini : Bagaimana merencanakan sebuah stadion futsal yang dapat memberikan
kontribusi dalam menciptakan lahan pendapatan baru bagi manajemen stadion khususnya dan pemerintah kota Medan pada umumnya.
Bagaimana merencanakan sebuah stadion futsal yang terdiri dari beberapa fungsi yaitu sebagai tempat menonton pertandingan, area pertokoan, restoran, pameran, fitness, tempat pertemuan dan sarana hiburan lainnya.
(17)
Bagaimana menciptakan keselarasan bangunan dengan site dan dengan keadaaan lingkungan sekitar.
Bagaimana mengatur organisasi ruang-ruang baik ruang dalam maupun ruang luar agar dapat berfungsi semestinya.
Dengan kompleksnya kegiatan yang terjadi dalam stadion ini maka dituntut bagaimana merencanakan sirkulasi dalam ruangan sehingga tidak terjadi ketidakteraturan sirkulasi antara fungsi utama sebagai stadion olahraga dengan fungsi pendukung lainnya.
Penerapan tema High-Tech ke bangunan itu sendiri. 1.4Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan dan perancangan adalah :
Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun judul yang diangkat dalam proyek ini.
Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.
Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang terkait sehubungan dengan kasus proyek
Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan diterapkan.
1.5 Lingkup batasan proyek
Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain dan perancangan sebuah stadion futsal yang dapat memfasilitasi berbagai macam kegiatan olahraga indoor dan pertandingan olahraga resmi khususnya di bidang sepakbola dalam ruangan (futsal) yang sesuai dengan standard nasional maupun internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya. Selain sebagai tempat digelarnya pertandingan resmi, stadion ini juga menyediakan wadah bagi para penggamar futsal untuk menyalurkan hobi mereka.
(18)
berupa fasilitas hiburan dan rekreasi. Penggabungan berbagai fungsi ini dimaksudkan dapat menjadi alternative hiburan bagi masyarakat selain sebagai sumber bisnis baru baik bagi manajemen terkait maupun pemerintah daerah.
1.6Asumsi
• Proyek ini merupakan inisiatif pihak swasta dengan campur tangan pemerinyah kota medan dalam hal pendanaan dan pengelolaaan.
• Manajemen dari organisasi futsal Indonesia berkembang semakin professional. Badan Futsal Nasional sebagai induk olahraga ini di Indonesia maupun klub-klub futsal di Indonesia.
1.7Kerangka berfikir
Dalam proses perancangan sebaiknya kita bergerak dari kerangka berfikir dimana dapat terlihat latar balakang kasus proyek, tujuan yang ingin dicapai, permasalahan yang timbul, analisa hingga konsep perancangan yang mengeluarkan desain perancangan sebagai output.
(19)
LATAR BELAKANG KASUS
• Liga futsal yang sudah dilaksanakan secara rutin oleh Badan Futsal Nasional
• Futsal yang semakin popular
• Semakin sempitnya lahan untuk sepakbola di perkotaan
• Memajukan dan memasyarakatkan futsal
MAKSUD
• Menciptakan wadah untuk menampung turnamen futsal tingkat nasional dan internasional
• Memanfaatkan aktifitas stadon dengan menambahkan fasilitas komersil sebagai sumber pendapatan daerah
JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul Proyek : Medan Futsal Stadium Tema : Green Architecture
PERMASALAHAN
• Mengekspresikan banngunan
• Menciptakan bangunan yang menimbulkan terciptanya kenyamanan konsumen
• Menciptakan hubungan baik, fasilitas yang
ada didalam bangunan
• Bentuk dan kapasitas bangunan
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING
• Fasilitas utama dan pendukung
• Kajian tema dengan bentuk bangunan
STUDI SITE • Ukuran site
• Peraturan pemerintah
• Sempadan bangunan
• Batas bangunan
• Potensi
ANALISIS
• Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa bangunan eksisting, matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan
• Analisa fungsional yaitu : analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang
• Analisa penerapan struktur pada bangunan
PRA PERANCANGAN • Pendekatan struktur • Pendekatan teori arsitektur
DESAIN AKHIR KONSEP PERANCANGAN
• Konsep dasar
• Konsep perancangan tapak • Konsep perancangan bangunan • Konsep struktur bangunan • Konsep utilitas bangunan
(20)
1.8Sistematika laporan
BAB 1 Pendahuluan
Menceritakan latar belakang proyek ini, maksud dan tujuan yang ingin dicapai, kemunginan masalah yang akan timbul dalam perancangan, pendekatan-pendekatan, lingkup kajian, kerangka berfikir dan sistematika laporan
BAB 2 Tinjauan teoritis
Merupakan gambaran umum mengenai tinjauan teoritis dari proyek yaitu tentang futsal beserta prinsip, tipe dan karateristik. Dijelaskan pula tinjauan terhadap kota medan secara fisik, geografis serta arah pengembangan kota Medan itu sendiri. Deskripsi kasus proyek, kelayakan proyek, pemilihan lokasi dan studi banding proyek sejenis.
BAB 3 Elaborasi Dan Interpretasi Tema
Merupakan gambaran umum tema proyek serta latar belakang pemilihan tema. Selanjutnya interpretasi tema terhadap konsep desain perancangan yang disertakan dengan studi banding dengan tema sejenis
BAB 4 Analisa Perancangan
Pembahasan analisa perancangan mencakup tiga aspek utama yakni; manusia, lingkungan serta bangunan, dimana ketiga aspek analisis ini bertujuan untuk mencari setiap potensi negatif dan positif dari proyek ini. Analisis ini menjadi landasan acuan untuk membuat konsep perancangan.
BAB 5 Konsep Perancangan
Merupakan acuan dasar dalam pembentukan rancangan dengan melihat potensi yang diproleh dari analisis. Pada proses ini feed
(21)
back dapat dilakukan untuk melihat tujuan dasar dari perancangan ini.
BAB 6 Perancangan Arsitektur
Berisikan penyelesaian masalah dari kasus proyek yang tertuang dalam gambar perancangan. Gambar ini mencoba menjawab masalah melalui pendekatan-pendekatan perancangan
Daftar Pustaka
Bab ini membicarakan sumber-sumber data, literatur dan kepustakaan yang digunakan dalam penyusunan laporan.
(22)
(23)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi judul
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek : Medan Futsal Stadium
2. Tema Proyek : Green Architecture 3. Lokasi Proyek : Jl. Ngumban Surbakti 4. Luas Site : ± 2,3 Ha
5. Status Proyek : Fiktif
Pengertian kata demi kata dari judul proyek :
Medan : Nama ibukota dari propinsi Sumatera utara
Futsal : Olahraga sepakbola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang.
Stadium ( stadion ) : Lapangan olahraga yang berdinding tembok sekelilingnya dan sebagian atau seluruh keliling lapangan itu diberi tempat duduk (kursi, bangku).1
2.2.1 Stadion modern
Medan Futsal Stadium adalah sebuah sarana yang menyediakan tempat (lapangan) bermain futsal berupa stadion yang memenuhi standard pertandingan, baik itu tingkat nasional (liga fusal indonesia) maupun internasional. Pada dekade ini perkembangan futsal sangat cepat. Menanggapi hal ini maka sangat dibutuhkan sebuah stadion futsal dengan standard yang telah ada. Stadion ini merupakan penggabungan dari fungsi utama dengan beberapa fungsi pendukung dan fungsi pelengkap.
Tinjauan kasus proyek
Pada umumnya merupakan sebuah bangunan dengan sekelilingnya terdapat bangku penonton. Stadion sering juga disebut sebagai gelanggang olahraga atau arena. Stadion yang telah ada pada saat ini berupa stadion terbuka, stadion tertutup dan ada juga stadion yang dapat terbuka dan tertutup.
(24)
2.2.2 Sejarah Futsal
Istilah futsal diambil dari bahasa Spanyol dan Portugis, kata “FUTbol atau FUTebol” yang berarti “sepak bola”; dan dari bahasa Perancis atau Spanyol, kata “SALon atau SALa” yang artinya “dalam ruangan”. Jadi futsal sama dengan sepak bola dalam ruangan.
Permainan ini berasal dari Montevideo, Uruguay. Waktu itu sekitar tahun 1930, Juan Carlos Ceriani menyelenggarakan kompetisi sepak bola untuk kalangan remaja. Hanya saja jumlahnya terbatas, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain (termasuk penjaga gawang). Tempatnya pun di lapangan basket yang beralaskan partikel kayu, bukan rumput seperti sepak bola pada umumnya. Begitu juga dengan lapangan yang dipakai adalah lapangan untuk basket itu sendiri. Dari sinilah, futsal terus menggelinding dengan cepat ke berbagai negara.
Permainan ini sering juga disebut "Lima-Satu-Sisi". Sekejap setelah Ceriani mulai memperkenalkan olahraga baru ini, Futsal mendapat perhatian gencar di seluruh Amerika Selatan, terutama di Brazil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brazil pada sepakbola konvensional pada lapangan berukuran biasa. Pele, Zico, Socrates, Bebeto dan bintang terkenal Brazil lainnya mengembangkan keterampilan mereka di Futsal. Sementara itu Brazil terus menjadi pusat Futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan atas bantuan FIFA di seluruh dunia dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Utara serta Karibia, Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Oceania.
Brasil merupakan satu-satunya negara yang paling banyak memenangkan kejuaraan futsal. Sepanjang tahun 1965-1979, dari tujuh kali kejuaraan, Brasil enam kali memenangi South American Cup. Tidak hanya itu, tahun 1980 dan 1984 mereka juga menggondol Pan American Cup. Seakan masih belum puas juga, Brasil menjuarai Futsal World Champion (FWC) tahun 1982, 1985, 1989 dan 1992. Tapi baru pada 1989, futsal menjadi agenda FIFA dan rutin dilaksanakan tiap 4 tahun sekali. Terakhir, Futsal World Championship (FWC) diadakan di Taipei tahun 2004. Saat itu, Brasil harus merelakan piala direnggut oleh Spanyol.
(25)
2.3 Tinjauan kelayakan proyek
2.3.1 Kelayakan fungsional
Perkembangan futsal di kota Medan pada saat sekarang ini sangat marak-maraknya terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan futsal yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan, membuat peminat-peminat futsal menjadi bertambah. Adapun turnamen yang sering dilakukan ialah: Futsal Piala Kapoltabes Medan, Futal Piala Rektor Nomensen, Futsal Piala Rektor Unimed, Futsal Piala Komandan AURI, Futsal Piala Rektor Universitas Dharma Agung (UDA) dan Liga Futsal Indonesia.
Untuk mengakomodasi peminat futsal tersebut, sangat menjanjikan untuk membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini.
Belum adanya suatu bangunan yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan diatas maka perlu dirancang/direncanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga futsal yang nantinya dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi di kancah nasional maupun internasional.
Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Stadion Futsal tersebut yaitu berupa :
• Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen futsal di kota Medan, nasional, maupun internasional.
• Dapat menjadi tempat yang lebih baik/kondusif bagi klub-klub futsal di Medan,
• Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan alat olahraga,
• Penyewaan lapangan futsal bagi masyarakat yang gemar bermain futsal. • Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga futsal bagi atlet-atlet futsal Sumatera
Utara.
Pengelolaan Medan Futsal Club yang akan dirancang melibatkan kerjasama dengan pihak Pemko Medan (KONI) dan swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit futsal nasional.
(26)
2.3.1 Kelayakan proyek
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan prasarana olahraga.
Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Stadion Futsal yang akan menampung kegiatan olahraga futsal. Dengan memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di bidang olahraga Futsal yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah Stadion Futsal di kota Medan adalah:
• Sumatera Utara khususnya Medan tidak memiliki lapangan futsal atau wadah olahraga futsal yang dapat memenuhi standar olah raga futsal.
• Sudah dimulainnya Liga Futsal Indonesia (LFI) yang dilakukan oleh Badan Futsal Nasional (BFN) secara rutin. Medan merupakan salah satu kota yang mengikutinya.
• Memajukan serta memasyarakatkan olahraga futsal di Sumatera Utara dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
• Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang sepakbola di perkotaan termasuk kota Medan.
2.3.3. Kelayakan lokasi
Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan sebuah Stadion Futsal di Kota Medan. Dikarenakan Bangunan ini harus dapat memberikan peran yang sangat penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Hal yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain :
• Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam pencapaian dan prasarana.
• Berada di kawasan perumahan, pusat pendidikan, rekreasi ataupun perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.
(27)
• Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun horizontal.
Dengan adanya fasilitas Stadion Futsal dikawasan tersebut, diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan kawasan menjadi lebih baik.
2.4. Lokasi
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan
Wilayah Pembangunan Cakupan Wilayah Adm Kecamatan Pusat Pengembangan Kegiatan Utama WPP A
Kec. Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan Pusat Pengembangan : Belawan Pelabuhan, Industri, Terminal, Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi WPP B
Kec. Medan Deli Pusat
Pengembangan : Tanjung Mulia Perumahan, Perdagangan, Perkebunan, Rekreasi Indoor WPP C
Kec. Medan timur, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas
Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen
WPP D
Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor
Pusat
Pengembangan : di Inti Kota
Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan,
Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan
(28)
WPP E
Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota
Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan a. Tinjauan terhadap Struktur Kota
b. Berdasarkan pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi.
c. Pencapaian
Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik, cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum.
d. Area Pelayanan
Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.
e. Keadaan Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan klub latihan ( > 2 ha). Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak berkontur.
f. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan futsal maupun tempat bermain futsal. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi cocok sebagai starat pemilihan lokasi.
(29)
g. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan kenyamanan sangat mendukung kegiatan Stadion Futsal yang akan dirancang.
Analisa pemilihan lokasi a. Alternatif lokasi
• Lokasi A
Jln Gatot Subroto, Kec. Medan Helvetia
• Lokasi B
Jln Jamin Ginting (simp. Selayang), Kec. Medan Tuntungan
Gambar 2.2. Alternative lokasi 2 Sumber: data pribadi
Gambar 2.3. Alternative lokasi 3 Sumber: data pribadi
(30)
• Lokasi C
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang
b. Penilaian terhadap alternative lokasi
Table 2.3. Kriteria pemilihan lokasi No
Parameter Perincian unsur nilai 3 point 2 point 1 point
1 Peruntukan
site
Sesuai dengan struktur kota Pendidikan dan pusat olahraga
Perdagangan dan komersil
Perumahan
2 Keadaan Lahan Lokasi Dipinggiran kota
Medan
Diperbatasan kota Medan
Di pusat Kota
Kondisi lahan saat ini Lahan kosong Ada beberapa
bangunan pada lahan
Ada kantor pemerintah pada lahan
Luasan lahan Sangat luas
(diatas 2 Ha)
Cukup Luas (±2 Ha )
Sempit (kurang dari 2 Ha )
Harga lahan /m2 Murah
(dibawah 1 juta)
Cukup mahal (± 1juta) Sangat mahal (diatas 1 juta)
Jarak antar bangunan Jarang Sedang Rapat
Status kepemilikan lahan Hak milik Hak guna
bangunan
Milik Negara
Bangunan tinggi Jauh Sedang Dekat
Gambar 2.4. Alternative lokasi 4 Sumber: data Pribadi
(31)
3 Pencapaian Kemudahan sarana angkutan umum ke lokasi
Jumlah trayek angkot yang lewat cukup banyak Jumlah trayek angkot yang lewat tidak banyak Tidak dilewati angkot
4 Sirkulasi Waktu tempuh dari pusat
kota
< 30 menit < 45 menit < 1 jam
Kendaraan Lebar, ada
pulau jalan
Lebar, tidak ada pulau jalan
Sempit
Pedestrian Tersedia,
kondisi baik
Tersedia, kondisi buruk
Tidak tersedia
Masalah kemacetan Tidak pernah Waktu tertentu Sering
5 Lingkungan/
prasarana
Keamanan Sangat amam Cukup aman Rawan
kejahatan Kedekatan dengan fasilitas
umum Dekat dengan banyak fasilitas umum Dekat dengan sedikit fasilitas umum Jauh dari fasilitas umum
Utilitas Tersedia,
kondisi baik
Tersedia, kondisi buruk
Belum tersedia
Jarak dengan fungsi sejenis Jauh Sedang Dekat
Penilaian terhadap lokasi No
Parameter Perincian unsur nilai Lokasi A Lokasi B Lokasi C
1 Peruntukan
site
Sesuai dengan struktur kota
3 3 3
2 Keadaan Lahan Lokasi 3 3 3
Kondisi lahan saat ini 2 2 3
Luasan lahan 2 3 3
Harga lahan /m2 2 3 3
Jarak antar bangunan 2 2 3
Status kepemilikan lahan 3 3 3
Bangunan tinggi 2 3 3
3 Pencapaian Kemudahan sarana
angkutan umum ke lokasi
3 3 2
(32)
kota
Kendaraan 3 3 3
Pedestrian 3 2 2
Masalah kemacetan 2 3 3
5 Lingkungan/
prasarana
Keamanan 2 2 2
Kedekatan dengan fasilitas umum
3 3 3
Utilitas 3 3 3
Jarak dengan fungsi sejenis
3 3 3
N i l a i
44 46 47Table 2.4. Penilaian lokasi
2.4.3. Analisis penetapan lokasi
Dari hasil penilaian terhadap alternative lokasi diperoleh lokasi C atau Kec. Medan Selayang memenuhi persyaratan yang baik sebagai lokasi peroyek ini. Adapun lokasi yang dipilih adalah jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang sebagai lokasi proyek ini.
(33)
2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi
• Kasus proyek : Stadion Futsal di Medan • Status proyek : fiktif
• Pemilik proyek : Pemerintah kota Medan
• Pengelola : Swasta
• Batas Administrasi Lahan : Kecamatan Medan Selayang, Medan.
• Kawasan :Permukiman, perkantoran, perdagangan, konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.
• Ketinggian Bangunan :1-4 lantai • Luas lahan : 25.000 m²
• KDB : 80%
• Batas-batas Lahan
•Utara : Jl Ngumban Surbakti •Selatan : Jl Flamboyan
•Timur : Rumah Penduduk
•Barat : Jl Ngumban Surbakti
• Eksisting : Tanah Kosong
• Topografi : Relatif datar
• Vegetasi : Asri
• Utilitas : PLN, PDAM, Saluran Kota.
Pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan / potensi lahan antara lain :
Keuntungan / potensi lahan :
• Aksesebilitas yang mudah karena site berada di jalan utama pusat kota.
• Kelengkapan sarana dan prasarana, daerah jalan Ngumban Surbakti memiliki sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih, listrik, sanitasi, saluran telepon.
• Lahan di sekitar site masih kosong dan luas •Tidak jauh dari pusat pendidikan dan perumahan
(34)
2.4.5. Lokasi proyek terhadap Kota Medan
Gambar 2.6. Peta site
Proyek Stadion Futsal berada pada Kecamatan Medan Selayang yang menurut RUTRK termasuk dalam WPP E dengan perununtukan lahan sebagai-berikut :
• Permukiman • Perkantoran • Perdagangan • Konservasi • Rekreasi • Lapangan golf • Hutan kota
Adapun batas-batas proyek terhadap Kota Medan yaitu :
•Utara : Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Baru •Selatan : Kecamatan Medan
Tuntungan
•Timur : Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Johor •Barat : Kecamatan Medan Sunggal Gambar 2.5. Peta Kota Medan
(35)
2.5. Tinjauan fungsi
2.5.1 Deskripsi pelaku dan kegiatan a. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam stadion ini terdiri dari:
• Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:
- Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub futsal serta penonton pertandingan.
- Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
- Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari hiburan.
• Pengelola. • Service.
b. Kegiatan • Kegiatan utama 1. Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding. 2. Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi dan menonton pagelaran musik
3. Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik • Kegiatan pendukung
1. Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga 2. Snack bar
3. Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan wartawan
4. Museum olahraga
(36)
2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen stadion ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.
Stadion futsal ini memiliki fasilitas sebagai berikut : a. Lapangan utama
Lapangan yang digunakan berstandard internasional sesuai dengan standard FIFA sebagai induk organisasi futsal ini.
b. Ruang utama
- ruang ganti pemain dengan toilet - ruang ganti pelatih dan wasit
Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan staf harus privat, area terlindungi dan dapat diakses mudah dengan bus pemain. Terpisah dari penonton, media, dan orang yang tidak berkepentingan.
- ruang pijat - ruang kesehatan
Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion.
- ruang pemeriksaan obat terlarang
Posisinya harus dekat dengan ruang ganti pemain dan tidak terjangkau media dan public.
- ruang pemanasan - ruang latihan
- tribun penonton biasa
Area penonton harus di bagi dalam beberapa sector dan masing-masing harus memiliki akses tersendiri.
- tribun penonton vip
Diletakkan di tengah tribun sisi terpanjang dimana ruang ganti pemain diletakkan, pada posisi di atas area permainan dan terpisah dari tempat duduk public.
(37)
- toilet penonton - kantor pengelola - ruang pertemuan - gudang
- ruang panel - ruang mesin
- ruang pos keamanan - tiket box
- ruang pers
Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.
- tempat parkir - studio televise - ruang komentator - fasilitas untuk fotografer - mushola
c. Ruang pendukung • Snack bar
• Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers dan penjamuan.
• Ruang pameran
Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi dan informasi futsal.
Kebutuhan ruang:
• Souvenir shop dan retail
Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan ringan. Ruang-ruang dalam retail adalah display, kasir, gudang.
(38)
2.5.3. Kebutuhan ruang
Stadion utama
Kebutuhan ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Tribun vip Penonton Menonton pertandingan Meriah Santai Nyaman Tribun biasa Penonton Menonton pertandingan Gemuruh
Meriah spontan Ruang ganti atlit Atlit Istirahat
Ganti pakaian Mandi
Informal Nyaman Privat Ruang ganti pelatih /
ofisial Pelatih Ofisial Istirahat Ganti pakaian Mandi Informal Nyaman Privat Ruang ganti wasit Wasit Istirahat
Ganti pakaian Mandi Informal Nyaman Privat Ruang pemeriksaan kesehatan Atlit Wasit
Memeriksa kesehatan Nyaman Bersih Ruang pemanasan Atlit Melakukan pemanasan Santai Ruang pertemuan teknis Atlit Pelatih Mengatur strategi Memberi pengarahan Tenang Serius Ruang delegasi pertandingan Atlit Wasit
Menerima undangan, tamu penting Serius Santai
Ruang pijat Atlit Memijat pemain Sopan
Nyaman Privat Ruang P3K Atlit Pengobatan untuk penonton Nyaman
Bersih Ruang pers dan media Wartawan Meliput pertandingan Sibuk
Serius Santai Gudang Alat olahraga Menyimpan peralatan Tertutup
Terlindungi Ruang keamanan Petugas
keamanan
Menjaga keamanan dan ketertiban Tenang Formal Ruang mesin Mesin
Teknisi
Merawat mesin
Memberi kontribusi tenaga
Formal Sibuk Ribut
(39)
Loket Pegawai Penonton
Menjual dan membeli tiket Serius Santai
Ruang pendukung Snack bar
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Banquet -Pengunjung -Pelayan
Menikmati hidangan, mengantar hidangan
Santai Nyaman Bar counter -Pelayan bar
-Pengunjung
Memesan snack&minuman, menyediakan pesanan, menikmati
pesanan
Santai Nyaman Informal R.Penyimpanan Bahan-bahan
mentah
Tempat penyimpanan bahan-bahan makanan
Tertutup
-Ruang pertemuan
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Ruang pertemuan -Pengelola -Pegawai -Manager -Atlit -Wartawan -Staff ofisial
Rapat, pertemuan antar klub dan organisasi, konfrensi pers, acara formal
Formal Nyaman
Ruang Tunggu /lobby -Staff ofisial -Wartawan -Pengguna gedung
Menunggu Formal
Nyaman
-Ruang pameran/museum prestasi
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Ruang display -Pengunjung -Pegawai
Menyimpan penghargaan dan piala, informasi tenteng sejarah dan aktivitas olahraga sumut
Santai Informal Nyaman
-Retail shop
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Ruang display Penyewa Berjualan Nyaman Menarik
(40)
-Souvenir shop
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Ruang display Penyewa Berjualan Nyaman Menarik -Ruang pengelola gedung
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kebutuhan
ruang Ruang kerja -Staff ofisial
-Pegawai
Bekerja Formal
Santai Ruang manager Manager Manajemen maintenance bangunan Privat
Formal Ruang Ass manager Asistan manager Manajemen maintenance bangunan Privat
Formal
Ruang Karyawan Pegawai Bekerja Formal
Tenang Ruang Ganti Pegawai Istirahat, berganti pakaian Privat
Informal Ruang tunggu -Tamu
-Pegawai
Menunggu Nyaman
Formal Ruang penyimpanan Peralatan Tempat penyimpanan peralatan Tertutup
Informal Toilet -Pengunjung
-Cleaning service -Pegawai pengelola
Buang air, membersihkan wc Privat Bersih
-Ruang pelayanan teknis
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Ruang operator -Teknisi -Pegawai
Pemberian informasi Formal Tenang Ruang PABX dan
sound system
-Teknisi -Operator
Pengoperasian dan reperasi alat Formal Privat Ruang CCTV -Teknisi
-Operator
Pengawasan Formal
Privat Pompa dan ground
reservoir
Teknisi Pengoperasian dan reperasi alat Formal Tempat pembuangan
sampah
Pengumpulan sampah dan pemindahan sampah
Tertutup Table 2.5. Kebutuhan ruang
(41)
2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan futsal dan tribun a. LAPANGAN FUTSAL
UKURAN
Lapangan harus berbentuk bujur sangkar. Garis samping pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang:
Panjang : Minimal 25 m Maksimal 42 m Lebar : Minimal 15 m Maksimal 25 m Ukuran Pertandingan Internasional: Panjang : Minimal 38 m
Maksimal 42 m Lebar : Minimal 18 m Maksimal 22 m
TANDA LAPANGAN
• Lapangan ditandai dengan garis. Garis tersebut termasuk garis pembatas lapangan. Garis yang lebih panjang disebut garis samping (touched line) dan yang lebih pendek disebut garis gawang (goal line).
• Lebar garis pembatas 8 cm.
• Lapangan dibagi menjadi dua dan diberi garis tengah.
• Titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan lingkaran pada titik tengah dibuat dengan radius 3 m.
(42)
DAERAH PINALTI
Daerah Pinalti ditandai pada masing-masing ujung lapangan sebagai berikut :
• Seperempat Lingkaran, dengan radius 6 m, ditarik sebagai pusat diluar dari masing-masing tiang gawang.
• Seperempat lingkaran digambarkan garis pada sudut kanan hingga garis gawang dari luar tiang gawang. Bagian atas dari masing-masing seperempat lingkaran dihubungkan dengan garis sepanjang 3,16m berbentuk paralel/sejajar dengan garis gawang antara kedua tiang gawang tersebut. TITIK PINALTI
• Titik Pinalti Pertama digambarkan 6 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
TITIK PINALTI KEDUA
Titik pinalti pertama digambarkan di lapangan 10 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.
TENDANGAN SUDUT
Seperempat Lingkaran dengan radius 25 cm ditarik di dalam lapangan dari setiap sudut.
DAERAH PERGANTIAN PEMAIN
Daerah pemain cadangan terletak pada samping lapangan dengan tempat duduk tim di kedua sisi yang sama sehingga mempermudah untuk pergantian pemain.
Daerah pergantian pemain terletak depan tempat duduk pemain cadangan dan dengan panjang 5 m. Daerah ini ditandai pada masing-masing sisi dengan garis yang memotong garis samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm, dimana 40 cm digambarkan didalam lapangan dan 40 cm diluar lapangan.
Daerah Bebas berjarak 5 m dari garis tengah dan garis samping. Daerah bebas ini, secara langsung didepan pencatat waktu dan harus tetap dalam keadaan kosong dan bebas pandangan.
(43)
GAWANG
Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara horizontal (cross bar).
Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang adalah 2 m.
Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki lebar dan dalam yang yang sama yakni 80 cm. Jaring dapat dibuat dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang dibahagian belakang yang diberi beban.
KESELAMATAN
Gawang boleh dipindahkan, tetapi harus dipasangkan secara aman selama permainan.
PERMUKAAN LAPANGAN
Permukaan lapangan harus mulus, rata dan tidak kasar. Disarankan penggunaan kayu atau lantai parkit, atau bahan buatan lainnya. Yang harus dihindari adalah penggunaan bahan dari beton atau korn blok.
b. TRIBUN PENONTON
JARAK PANDANG
Jarak pandang pada stadion dimaksudkan berdasarkan kemampuan pandangan
Gambar 2.8. Gawang futsal Sumber:www.futsal.com
(44)
penonton optimal adalah berjarak 90m dari pusat lapangan dan 190m adalah jarak terjauh untuk melihat ke sudut terjauh lapangan.
TEMPAT DUDUK
Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing-masing dan setiap tempat duduk diberi nomor yang jelas agar mudah dimengerti penonton. Sehingga tidak menimbulkan lambatnya sirkulasi penontion akibat mencari-cari tempat duduk.
Syarat tribun penonton berdasarkan Timoty Setiawan dalam seminar PON XII adalah sebagai berikut:
- Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton 2000 orang atau maksimal 3000 org. - Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisah pagar
permanen transparan dengan ketinggian minimal 1,2 m dan maksimal 2,0m
- Jarak dua gang maksimum 48 tempat duduk
- Antara gang dengan dinding maksimum 24 tempat duduk - Antara gang dengan gang utama maksimum 72 tempat duduk - Tribun orang cacat harus dibedakan
- Jarak pemisah antara kompartemen harus: a. Searah dengan deretan bangku min 1,2 m
b. Di samping atau tegak lurus deretan tempat duduk minimal 1,2m dan maksimal 1,8m
c. Tidak boleh mempunyai bagian yang tajam.
- Jenis tempat duduk yang dipasang terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah, rusak, tahan api dan pemudaran warna
c. BOLA
1. Ukuran: #4
2. Keliling: 62-64 cm 3. Berat: 390-430 gram
4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya)
d. PEMAIN
(45)
1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang
2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
4. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
5. Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)
Perlengkapan pemain
Kaos bernomor, celana pendek, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet.
Lama permainan
1. Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti.
2. Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tambahan 3. Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit
Pelanggaran
· menendang atau mencoba untuk menendang lawan · menjatuhkan lawan
· melompati lawan
· men-charging lawan (dalam artian membahayakan lawan) · men-charging lawan dari belakang
· membenturkan, mencoba untuk membenturkan badan, atau meludahi lawan · menahan/menarik lawan
· mendorong lawan
· dengan bebas memegang bola (kecuali penjaga gawang) · men-charging lawan dengan bahu (Shoulder Charge)
· men-sliding lawan (Sliding Takle). " luncuran Katrol/Jegalan" · menghalangi/merintangi laju lawan
· penjaga gawang mengambil atau menyentuh bola dengan tangannya saat bola ditendang kepadanya oleh team-nya sendiri (dalam posisi
(46)
· penjaga gawang mengambil atau menyentuh bola dengan tangannya saat bola ditendang kepadanya oleh team-nya sendiri (dalam posisi kickin/bola mati)
Sumber: http://javafutsal.com/freshnews.php?id=8
2.6. Studi banding proyek sejenis 2.6.1. CEZ ARENA
Bangunan yang berada di kota Ostrava di Republik Ceko.Cez Arena merupakan stadium yang digunakan untuk EURO FUTSAL CHAMPIONSHIP pada tahun 2005.
Gambar 2.14. Eksterior dan Interior Cez Arena
Stadion ini mempunyai kapasitas penonton 8420 orang, tempat duduk 5420 buah, dan 3000 orang penonton berdiri.
(Sumber: www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.pilsen2009.com/img)
2.6.2. POZNAN ARENA
Bangunan ini mempunyai diameter 46m dan mempunyai tempat duduk penonton 4.500 tempat duduk. Bangunan ini menggunanakan lantai kayu dan mengunakan penerangan 2000Lux. Bangunan ini merupakan terletak 5km dari penginapan para pemain. Bangunan ini memiliki 4 ruangan ganti tim yang luas,2 ruang wasit,ruang konferensi pers,ruang medis dan ruang
(47)
VIP. Bangunan ini merupakan milik dari sekolah menengah di Poznan-Krzesiny, yang mempunyai ukuran lapangan 27m x 44m.
Gambar 2.18. Poznan arena
2.6.3. PUTRA STADIUM
Merupakan stadium indoor,yang terletak di antara National Squash Centre and the National Aquatic Centre di lokasi Bukit Jalil Sport Complex, Malaysia. Memiliki 3 main entrance dan di sekeliling bangunan terdapat pedestrian plaza.Mempunyai 16.000 tempat duduk. Luas lapangan dalam ruangan adalah 39,4m x 69m. Bangunan ini dipergunakan untuk berbagai jenis olahraga indoor seperti basket, tennis, bulutangkis, futsal, senam dan lainnya.
(48)
2.6.4. Netaji Indoor Stadium
Stadion ini terletak di Kalkuta, Bengal barat, India. Bangunan ini terletak di depan Pengadilan Tinggi, di samping Taman Firdaus. Stadion ini dibangun dengan tujuan untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Tenis Meja Dunia. Ini didirikan pada tahun 1975 dan diresmikan oleh Siddharta Sankar Roy, mantan Kepala Menteri Bengal Barat. Bangunan ini digunakan untuk permainan dalam ruangan dan olahraga seperti Tenis meja, bola basket, Bola Voli, Bulutangkis, futsal, dan kegiatan apa saja yang memungkinkan bisa terlaksana di dalam bangunan tersebut. Pada tanggal 14 September 1997, Indoor Stadium sangat dihormati sebagai upacara terakhir dari Ibu Teresa dilakukan di sini.
Lantai kayu dari stadion digunakan sebagai arena bermain. Saat ini stadion indoor ini tidak hanya digunakan untuk permainan olahraga saja. Tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk melangsungkan kegiantan-kegiatan budaya.sehingga dalam pengaturan tempat duduk juga disediakan 2000 kursi yang dapat diletakkan di lantai kayu. Stadion ini juga menawarkan ruang pers, dan ruang konferensi.
(49)
(50)
BABIII
ELABORASI TEMA
1. Green : Warna Hijau
III.1. Pengertian Tema
Arsitektur Hijau atau lebih dikenal dengan istilah Green Arsitektur bila
diartikan secara harafiah:
2. Arsitekturadalah :2
• Lingkungan binaan
Adalah satuan ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah, dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya. • Ilmu dalam merancang bangunan
Adalah suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi persyaratan fungsional.
• Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan
Merupakan perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang teratur dan nyaman.
• Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika
Yaitu pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang lingkupnya.
Jadi, arsitektur hijau atau green architecture adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan.
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
2
(51)
1. efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
2. mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam
mengembangkan produktivitas penghuninya,
3. mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan isu yang sedang
berkembang di masa sekarang. Begitu banyaknya terjadi bencana alam, peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon menjadi pendorong penerapan arsitektur hijau dalam masyarakat.
Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada alam. Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Green artinya hijau atau bisa di artikan sesuatu yang natural, yang berhubungan dengan alam.
Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka
menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat.
Green Architecture adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan
untuk masa depan yang berkelanjutan dalam efisiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan budaya.
Terdapat 6 prinsip Green Architecture yang diajukan oleh Brenda dan
Robert Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai
aplikasi, yaitu:
1. Konservasi energi
a. Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. b. Perlindungan sumber daya alam.
c. Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi.
(52)
d. Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk.
e. Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek.
2. Bekerja sama dengan iklim
a. Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam.
b. Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air.
c. Pencahayaan alami pada siang hari. d. Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru a. Penggunaan material daur ulang.
b. Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
c. Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. d. Penggunaan material yang ramah lingkungan.
4. Menghargai pemakai
Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari
bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami.
5. Menghargai site
a. Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site
dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap
(53)
b. Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green
Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi,
menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.
6. Holistik
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green Architecture, yaitu:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi.
2. Pembangunan biologis (baubiologie) yang memperhatikan kesehatan penghuni dan
menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.
3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran.
4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi
pembentukan dan kesenian.
Masih menurut Frick, 1997, pola perencanaan green arsitektur selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:
Penyesuaian pada lingkungan alam sekitar.
1. Menghemat sumber energi alamyang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
2. Memelihara sumber lingkungan(udara, tanah, air). 3. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
4. Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).
(54)
5. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan.
6. Tempat kerja dan pemukiman terdekat.
7. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. 8. Penggunaan teknologi sederhana.
9. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
10. Kulit (dinding dan atap)sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan.
11. Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
12. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
13. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
14. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk
membuat ruang menjadi sejuk.
15. Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara.
Dengan menggunakan pendekatan Green Architecrure setidaknya dalam 2 tahap kita sudah dapat menghemat banyak baik untuk energi maupun biaya hidup kita.
Pra Konstruksi :
1. Pertimbangkan massa bangunan hanya sebagai ruang yang fungsional sehingga tidak boros dan aman secara sosial (aman dari gangguan penjahat) maupun secara konstruksi (lebih ringan dan ringkas).
2. Penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak meminimalkan kerja pengkondisian udara atau kipas angin.
3. Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock secara tepat, misalnya menghadap ke arah yang selatan atau timur dan skylight didalam ruangan.arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya.
(55)
4. Teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan dan atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas.
5. Pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat (disekitar lingkungan) kita sehingga beban transportasi yang lebih sedikit. banyak yang tidak menyukai pemakaian kayu sebagai boikot terhadap pembalakan liar kayu di hutan hujan tropis.
6. Adanya void untuk sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan bertingkat.
7. Pertimbangkan ruang terbuka yang lebih banyak dengan tanpa perkerasan diantara dinding masif bangunan terutama sebagai peresapan air tanah dan efek pemantulan sinar matahari.
8. Pemakaian jalusi (krepyak) pada jendela atau pintu seperti halnya dinding yang bernapas dan glassblock untuk dinding.
9. Tanpa mengurangi kualitas bangunan, pilih struktur yang lebih ringan sehingga beban bangunan lebih sedikit terbebani baik terhadap beban angin maupun gempa, terlebih volume yang lebih sedikit akan menguragi biaya konstruksi.
10. Manhole pada gewel pada dinding yang lebih lebar.
11. Pertimbangkan saluran pemipaan (plumbing) yang mudah dirawat.
12. Dengan alasan lebih dekat dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar, semisal ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga pada halaman belakang atau samping, kamar mandi semi terbuka di taman samping, dapat juga diperlakukan sebaliknya, dengan adanya ruang menerus ke dalam ruang. misalnya ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.
(56)
Pasca konstruksi:
1. Perabotan dan asesoris yang tidak terlalu berlebihan, dapur dan kamar
mandi dengan saluran yang senantiasa bersih akan menghemat pengeluaran anda akan listrik dan air. semisal dapur yang dekat dengan taman, sisa air cucian dapur dapat dipakai untuk menyirami tanaman, sisa bilasan cucian jemuran bisa untuk mencuci kendaraan.
2. Memberi tumbuhan rambat pada tembok kita sehingga mengurangi panas di
dinding.
3. Memilih warna cat yang tidak gelap pada tembok luar, karena menyerap
panas, namun sebaliknya juga tidak memilih warna putih karena dapat menyilaukan.
4. Tidak menutup semua lahan terbuka dengan perkerasan, sebagai
pertimbangan penyerapan air hujan.
5. Menanam lebih banyak tanaman baik sebagai pohon peneduh, pengurang
bising, pengurang debu maupun untuk penghalang terpaan sinar matahari semisal tanaman rambat sebagai jalusi atau tanaman buah dalam pot. irigasi dapat memakai irigasi tetes (drip irigation).
6. Mengganti lampu dan peralatan listrik yang lebih hemat dan berusia lama.
7. Bila bangunan terdiri dari dua lantai atau lebih, pertimbangkan adanya roof
garden.
(57)
8. Perilaku hemat dan pemilihan bahan yang hemat energi seperti lampu led berdaya rendah, saklar thermostat atau yang memakai fotometer, pemakaian bahan pemanas air yang lebih hemat.
III.2. Latar Belakang Tema
Belakangan ini, banyak negara-negara menghadapai masalah – masalah lingkungan hidup yang telah tercemar sehingga banyak muncul isu – isu seperti isu pemanasan global (global warming) yang akan menimbulkan masalah besar apabila tidak di tanggulangi dengan cermat. Faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan yang akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia di bumi ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah bentuk fisik dari suatu kawasan termasuk tersedianya lahan hijau sebagai produsen oksigen utama, bangunan yang memenuhi kawasan tersebut dan juga kesadaran akan masyarakat yang tinggal di kawasan.
Di beberapa negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang haus ramah lingkungan, pembatasan terhadap jumlah kenderaan bermotor dan lain – lain. Departemen lingkungan hidup ditunjuk sebagai salah satu pengawas dalam perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan.
Salah satu solusi pemecahan masalah pencemaran lingkungan hidup tersebut , pada saat ini banyak dikembangkan konsep – konsep kota yang hijau (green city). Selain itu polusi yang timbul juga menghasilkan dampak yang buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain kelangsungan suatu kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut.
Konsep green architecture sudah selayaknya diterapkan di Indonesia mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan yang semakin parah yang banyak diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa kita sadari apabila kita tidak menerapkan konsep tersebut sejak sekarang maka akan berakibat fatal di masa yang akan datang seperti krisis akan air , energi , sumber daya
(58)
alam serta kerusakan lingkungan yang parah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia
.
Selain karena pertimbangan di atas, dipilihnya tema arsitektur hijau atau green architecture sebagai pendekatan dalam proyek ini mempertimbangkan beberapa hal. Maka untuk menghemat biaya ini diperlukan suatu pemikiran untuk menghemat biaya perencanaan dan juga konstruksi, sesuai dengan yang telah dijelaskan pada ajuan tema di atas. Bangunan direncanakan untuk tidak menggunakan penghawaan buatan, memaksimalkan penghawaan alami, sebisa mungkin untuk mengurangi penggunaan lampu pada siang hari dalam artian memanfaakan semaksimal mungkin sinar matahari.
Dengan hal ini juga nantinya diharapkan proyek ini terdiri dari bangunan-bangunan yang asri, teratur, dan nyaman. Sebisa mungkin merencanakan sirkulasi yang efisien sehingga tidak ada pemborosan.
Olahraga pada umumnya dan cabang futsal pada khususnya mempunyai tujuan untuk membuat badan menjadi sehat. Olahraga adalah cara alami untuk menjaga kesehatan manusia yang telah dilakukan sejak manusia lahir. Dalam hal ini Green Arsitektur mampu menciptakan suasana yang alami untuk mendukung kegiatan yang akan berlangsung pada bangunan Medan Futsal Stadium ini. Green Arsitektur akan menyediakan penghawaan yang alami di dalam bangunan dengan saringan udara yang alami yang akan masuk ke dalam bangunan. Demikian juga dengan air hujan akan digunakan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dalam bangunan stadion ini. Keselarasan antara judul dan tema tersebut akan dipadukan pada proyek tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga menghasilkan suatu kondisi dan kesan yang alami.
(59)
III.4. Studi Banding Tema Sejenis III.4.1. Heping Park, Tianjin, Cina
Ini adalah proyek Perkins+Will untuk Heping Park di Tianjin, China. Melukiskan pita tumbuh-tumbuhan yang melukiskan zona atap. Proyek diberi tanda oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat dengan menciptakan suatu langit-langit dengan benih tumbuh-tumbuhan setinggi level jalan. Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman bertingkat baru yang akan menekankan suatu yang lebih tinggi mutu hidup sampai pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau yang menggelombang ke seberang, memudahkan cahaya, ventilasi, dan akses ke parkiran bawah.
- Editt Tower, Malaysia
Gambar 13. Heping Park.
(60)
Gambar 15. Editt Tower.
Tanggapan : Pada proyek ini terlihat jelas bagaimana ruang-ruang terbangun
digantikan oleh ruang ruang hijau pada atap (Green Roof), terlihat jelas bagaimana bangunan juga menjadi tempat hidup tumbuh-tumbuhan. Selain itu Green roof ini juga berfungsi sebagai ruang-ruang publik, sehingga pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif.
III.4.2. Editt Tower, Malaysia
Desain EDITT Tower pada sudut kota Singapura merupakan bentuk hybrid yang memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area retail , exhibition
hall dan auditorium serta ruang kantor pada
bagian atas. Bangunan 26 lantai ini menerapkan konsep ‘green vertical urbanism’ maksudnya pengembangan kota yang ramah lingkungan secara vertikal. Dengan konsep bentuk yang organic pada bagian fasade bangunan yang berpengaruh pada ruang public dan sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang
memiliki estetika ekologi. Konsep green architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui system penampungan air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternatif energi untuk bangunan.
(61)
Tanggapan : konsep green pada proyek ini dihadirkan dengan adanya taman vertikal
hampir pada seluruh bangunan. Yang paling menarik adalah adanya sistem water
treatment yang mengumpulkan air hujan, selanjutnya air hujan ini disaring dan
digunakan untuk keperluan menyiram tanaman dan juga keperluan lainnya.
III.4.3. ACROS Fukuoka, Jepang
Sumber: Green Roof Gambar 17. ACROS Fukuoka.
Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya.
Tanggapan : pada proyek ini hadirnya atap-atap hijau yang ditanami vegetasi
berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi.
Perspektif Tampak
(62)
(63)
BAB IV
ANALISA
IV.1 Analisa tapak/lokasi
Site berada pada persimpangan Jl.Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Gbr. Peta Pulau Sumatera Gbr. Kotamadya Medan
(64)
Potensi Lokasi
Lokasi yang berada di persimpangan jalan ngumban surbakti dengan jalan flamboyan adalah tempat dimana orang jarang melakukan aktifitas di lokasi tersebut, hal ini bisa dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan Medan Futsal Stadium tersebut, sehingga kegiatan yang akan berlangsung pada stadion tersebut tidak terganggu. Bahkan hanya ada kegiatan yang berhubungan dengan futsal nantinya. Karena tidak ada kegiatan sebelumnya yang perlu ditertibkan, hal ini akan memperlancar proses jalannya proyek ini.
Kelemahan Lokasi
Karena lokasi yang berada tepat di persimpangan Jalan Ngumban Surbakti dan Jalan Flamboyan yang berbentuk segitiga, maka akan sangat sulit menentukan orientasi bangunan yang akan dibangun pada lokasi tersebut. Masalah lain yang mungkin muncul dengan bentuk site seperti itu adalah susahnya menentukan enterence utama menuju bangunan tersebut.
Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat pot ensial untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang komersil. Hal ini diperkuat dengan 5 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
• Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas • Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan • Transportasi yang lancar dan baik
• Luas site yang mendukung ± 2,5 Ha • Lahan di sekitar site masih luas
(65)
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah, yaitu antara 1-3 lantai
Legenda
Site
Perkantoran
Permukiman
Perdagangan
Berdasarkan land use pada Kecamatan Medan Selayang terdapat beberapa fungsi yaitu :
• Permukiman • Perkantoran • Perdagangan • Konservasi • Rekreasi • Lapangan golf • Hutan kota
(66)
Simpang pos yang cukup padat akibat ada pajak dan stasiun kenderaan umum
Terdapat simpang yang bernama simp. Pemda dimana kepadatan cukup tinggi
Analisa Sirkulasi Kenderaan
Dengan adanya bangunan berfungsi stadion maka jl ngumban surbakti dan jl flamboyan akan menjadi padat
Jalan Setia Budi Jl Ngumban Surbakti
Jl Flamboyan Jl Jamin Ginting
Rekomendasi
Dibuat jalan khusus yang menghubungkan jalan NgumbanSurbakti dengan Jl Flamboyan pada perbatasan sebelah barat site, sehingga pergerakan kenderaan
(67)
Jl. Setia Budi
- jalur sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll.
- Lebar jalan 13 meter
- Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.
• Jl. Jamin Ginting
- jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi
- lebar jalan 15 meter
- intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore. Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya. • Jl. Ngumban Surbakti
- merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.
- Lebar jalan 20 meter
- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya Jasa
• Jl. Flamboyan
- jalur sirkulasi dua arah, dilalui semua jenis kenderaan
- lebar jalan 10 meter
- intensitas kenderaan kecil atau sedang • Jl. Karya Jasa
- merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.
- Lebar jalan 20 meter
- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Ngumban surbakti.
(68)
Pedestrian bagi pejalan kaki
Pedestrian bagi pejalan kaki
Sirkulasi Pejalan kaki
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan. Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya pembangunan proyek ini.
Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk berjalan disekitar site.
Gambar 4.7. Analisa sirkulasi pejalan kaki
Rekomendasi
Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar bagi pejalan kaki.
Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang blum baik.
(69)
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda Analisa Pencapaian
Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan relatif sedang. Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan sedang
Jl. Flamboyan merupakan jalan dua arah dengan intensitas kendaraan padat-lancar. Gambar 4.8. Analisa pencapaian
Rekomendasi
++Jalan utama merupakan Jl. Ngumban surbakti dan memiliki kemudahan dalam hal akses ke bangunan, hal ini menjadi pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.
+Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi coakan untuk memberi ruang lebih bagi kendaraan yang masuk serta menghindari kemacetan karena antrian.
+Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Flamboyan untuk memudahkan sirkulasi dalam site.
(70)
Analisa Matahari
Analisa Kebisingan dan Polusi Udara
Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak mempengaruhi orientasi dari lapangan pertandingan. Hal ini disebabkan karena stadion ini adalah stadion tertutup.
Sumber kebisingan dari arah Jl. Ngumban Surbakti dan Jl. Flamboyan. Kebisingan dan polusi ditimbulkan oleh banyaknya aktifitas kendaraan yang melalui jalan ini.
Dari arah jalan flamboyan kebisingan dan polusi tidak terlalu tinggi
Tanggapan
• Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan tidak menyengat.
• Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan
Rekomendasi
• Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi yang sehat kedalam bangunan.
• Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi dengan minim bukaan dan shading pada fasade
• Barier dapat berupa tanaman atau vegetasi juga diletakkan untuk shading matahari
(71)
+++
+++
++
-
Analisa View
A. Analisa View dari Luar ke Dalam
View dari arah ini sangat baik yang berasal dari jalan utama.
View dari persimpangan sangat baik karena merupakan area yang banyak dilalui oleh kenderaan dan dapat terlihat dengan jelas dari arah ini.
View kearah ini cukup baik karena menghadap tanah kosong
Ket:
+++ merupakan daerah yang memberikan view sangat baik ++ merupakan daerah yang memberikan view cukup baik + merupakan daerah yang memberikan view sedang - merupakan daerah yang memiliki view kurang baik
Gambar 4.15. analisa view luar ke dalam
Rekomendasi
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik pada sisi + dan – pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, (1994), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Departemen Pemuda dan Olahraga, Tata Cara Perencanaan dan Tenik Bangunan Stadion
Badudu, Zain, (1994), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Ching, Francis D.K. & Cassandra Adams. Building Construction Illustrated. Third Edition
Davies, Collin, High Tech Architecture.
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.