3. Bahasa Indonesia 4
4 4
5 5
5 5
5
4. Bahasa Inggris
4 4
4 5
5 5
5 5
5. Matematika 4
4 4
4 5
4 5
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4 4
4 5
10 -
10 -
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 6
- 11
- 11
8. Seni Budaya 2
2 2
2 2
2 2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan 2
2 2
2 2
2 2
2
10.Keterampilan Teknologi Informasi
dan Komunikasi 2
2 2
2 2
2 2
2
B. Muatan Lokal
2 2
2 2
2 2
2 2
C. Pengembangan Diri
2 2
2 2
2 2
2 2
Jumlah 32
32 32
39 39
39 39
39 Tabel 14. Tabel Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu di Sekolah Umum
Sumber: www.puskur.net
2.6.3.2 Tinjauan Pendidikan International School
A. Misi,Visi dan filosofi International school 1 Misi
Sekolah internasional, khususnya sekolah yang mempunyai misi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi anak- anak WNA di Indonesia.
2 Visi Tujuan sekolah internasional adalah meningkatkan perkembangan pendidikan
secara maksimum bagi para murid serta memacu sikap positif murid dalam menghadapi dunia yang terus berubah menuju masa depan, dan merefleksikan komunitas
internasional. 3 Filosofi
Berdasarkan keragaman siswa dan pentingnya siswa sebagai peserta didik, maka filosofi yang dianut sekolah internasional adalah :
a Internasional Environment Lingkungan internasional harus mencerminkan fleksibilitas mengingat siswa dari
beragam bangsa di dunia. b Education
Pendidikan menyangkut skill keahlian dan knowledge pengetahuan c Cooperation, Tolerance, Comunication, Self Motivation
Memelihara kerjasama, toleransi, komunikasi, motivasi diri dan kasih sayang dalam belajar
d Love and Learning, Apreciation Kecintaan dan keinginan untuk memepelajari serta mengapresiasi budaya
indonesia e Discovery, Problem Solving, Inquiri, Creative and Critical Thinking, And Self
Direction Sekolah menekan kan pada penemuan, pemecahan masalah, penyelidikan dan
pemikiran kreatif dan kritis. B. Persyaratan pendirian international school
1 Yayasan Pendidikan sekolah internasional berdasarkan ketentuan dari yayasan antara
lain: a Yayasan yang didirikan oleh masyarakat WNA yang berdiam sementara di
indonesia b Yayasan tersebut didirikan untuk menyelenggarakan sekolah internasional.
c Alam susunan pengurus yayasan tersebut terdapat WNI. d Sesuai fungsinya, yayasan tidak bersifat komersil.
2 Pendirian Sekolah Pendirian sekolah dasar internasional memerlukan izin dari Menteri pendidikan
dan Kebudayaan, serta setiap yayasan diizinkan mendirikan dan menyelenggarakan sebanyak-banyaknya hanya satu unit lengkap sekolah di satu
kotamadya atau kabupaten saja, dimana yayasan tersebut berdomisili. C. Karakter international school
Berbeda dengan sekolah umum lainya di indonesia, sekolah internasional ini mempunyai filosofi yang mementingkan pelayanan semata-mata untuk tujuan
keberhasilah pendidikan, bersifat informal dan juga akan membawa citra bangsa. D. Sistem pendidikan international school
Kurikulun sekolah internasional, khususnya sekolah menengah dan sekolah atas internasional berdasarkan kurikulum yang berlaku di salah satu negara asing yang dipilih
yayasan.bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa nasional salah satu negara. kurikulum yang menggunakan bahasa internasional atau bahasa inggris adalah north
american model dan british model, karena keragaman siswa dari berbagai negara di dunia maka kurikulum yang digunakan adalah north american model, karena mempunyai
jenjang pendididkan yang lebih universal dibanding british model, sedangkan british model digunakan untuk sekolah yang berada dibawah negara persemakmuran.
E. Aktivitas yang diwadahi. Aktivitas yang diwadahi didasarkan pada aktivitas pelaku kegiatan, yaitu:
1 Aktivitas Utama Pendidikan. Aktivitas utama ini dapat dibagi menjadi aktivitas balajar mengajar, istirahat dan
bermain, ko-kurikuler, dan pustaka. 2 Aktivitas Penunjang
Aktivitas penunjang dapat dibagi menjadi aktivitas adminitrasi, pengelolaan, komunikasi, evaluasi dan pelayanan.
Tabel Alokasi waktu pada Sekolah Internasional
MondayWednesday TuesdayThursday
Friday Tutor GroupAssembly
7.40 – 8.00 7.40 – 8.00
7.40 – 8.15
Lesson 1 8.00 – 8.45
8.00 – 8.45 8.15 – 8.55
Lesson 2 8.45 – 9.30
8.45 – 9.30 8.55 – 9.35
Lesson 3
9.30 – 10.15 9.30 – 10.15
9.35 – 10.15
Break 10.15 – 10.35
10.15 – 10.35 10.15 – 10.35
Lesson 4 10.35 – 11.20
10.35 – 11.20 10.35 – 11.15
Lesson 5 11.20 – 12.05
11.20 – 12.05 11.15 – 11.55
Lunch 12.05 – 12.45
12.05 – 12.45 Lesson 6: 11.55 –
12.35
Lesson 6
12.45 – 1.30 12.45 – 1.30
Lunch: 12.35 – 1.35
Lesson 7 1.30 – 2.15
1.30 – 2.15 1.35 – 2.15
Lesson 8 2.15 – 3.00
na na
ASA 1 3.15 – 4.00
2.30 – 3.30 na
ASA 2 4.00 – 4.45
3.30 – 4.30 na
Tabel 15. Tabel Alokasi Waktu di Sekolah Internasional Sumber: www.jisedu.org
Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional
Middle Year Programme Diploma Programme year 9, 10 and 11
Year 6 Year 7
Year 8 The Medic
The Linguistic The Enterpreneur
The Artist The
Economist The Literary
Scholar English
1 lesson day English
6 lesson week English
5 lesson week Chemistry HL
4 lesson week French HL
4 lesson week English HL
4 lesson week Art HL
4 lesson week
Economics HL
4 lesson week
English HL 4 lesson week
Mathematics 1 lesson day
Mathematics 6 lesson week
Mathematics 5 lesson week
Biology HL 4 lesson week
Spanish HL 4 lesson week
Mandarin HL 4 lesson week
English HL 4 lesson
week Maths HL
4 lesson week
French HL 4 lesson week
Science 3 lesson week
Science 4 lesson week
Science 4 lesson week
Maths HL 4 lesson week
English HL 4 lesson week
Business and Management HL
4 lesson week Spanish HL
4 lesson week
Geography HL
4 lesson week
History HL 4 lesson week
Modern Foreign Language
3 lesson week Modern Foreign
Language 3 lesson week
Modern Foreign Language
4 lesson week French SL
2 lesson week Business and
Management SL
2 lesson week Psychology SL
2 lesson week Psychology SL
2 lesson week
English SL 2 lesson
week Geography SL
2 lesson week Art
2 lesson week Art
2 lesson week Art
4 lesson week Psychology SL
2 lesson week Biology SL
2 lesson week Physics SL
2 lesson week Biology SL
2 lesson week
Spanish SL 2 lesson
week Biology SL
2 lesson week Design and
Technology 2 lesson week
Design and Technology
2 lesson week Design and
Technology 2 lesson week
English SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Maths SL 2 lesson
week Physics SL
2 lesson week
Maths SL 2 lesson week
Drama 1 lesson week
Drama 2 lesson week
Drama 2 lesson week
Creativity, action service CAS
and the theory of knowledge TOK
course
2 lesson week Creativity,
action service CAS and the
theory of knowledge
TOK course
2 lesson week Creativity, action
service CAS and the theory of
knowledge TOK course
2 lesson week Creativity,
action service CAS
and the theory of
knowledge TOK course
Creativity, action
service CAS and
the theory of knowledge
TOK Creativity, action
service CAS and the theory
of knowledge TOK course
2 lesson week
2 lesson week
course 2 lesson
week Geography
2 lessons week Geography
2 lesson week Geography
2 lesson week History
2 lesson week History
2 lesson week History
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week Information and
Communication Technology
2 lesson week
Music 2 lesson week
Music 2 lesson week
Physical Education
2 lesson week Physical
Education 2 lesson week
Tabel 16. Tabel Mata Pelajaran di Sekolah Internasional Sumber: www.jisedu.org
Kesimpulan: Hasil perbandingan kurikulum sekolah umum dan sekolah internasional
Sekolah Internasional Middle Year Programme Sekolah Umum Kelas VII, VIII, IX
Ruang Karakteristik Ruang Karakteristik
Belajar Formal •
Ruang Kelas Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk
diskusi. Jumlah pengguna sedikit ± 25 orang •
Kelas Outdoor Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu
• Ruang diskusi
Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi.
Disediakan 1 ruang setiap tingkat Belajar Formal
• Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak ± 30-40 orang
• Tidak ada kelas outdoor
• Tidak ada ruang diskusi
Pelajaran musik •
Ruang musik Pelajaran Musik
• Tidak ada ruang khusus
Ruang kelas fleksibel, digunakan oleh pengguna yang sedikit ± 25 orang
Pelajaran Art •
Ruang workshop Ruangan yang fleksibel, cukup luas karena
kegiatan bukan merupaka kegiatan yang statis •
Ruang display Ruang tidak perlu fleksibel, hanya untuk memajang
barang hasil prakarya Pelajaran Art
• Tidak ada ruang khusus
After School Activity adalah
kurikulum •
Ruang-ruang ekstrakurikuler Ruangan tergantung kegiatan yang ditampung
• Open Space
Menampung kegiatan outdoor yang mengharuskan menggunakan ruang luar
After School Activity bukan merupakan kurikulum
• Ruang-ruang ekstrakurikuler
Hanya ruangan kecil untuk koordinasi
Makan dan minum •
Kantin Ruangan harus dapat menampung semua siswa.
Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum •
Kantin Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu
dapur karena siswa pesan sendiri Adanya Kepala
Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala kurikulum
- Antar Jemput
• Area antar jemput disediakan
Antar jemput •
Area antar jemput biasanya tidak disediakan Ada Sisterhood
School •
Hunian Sementara asrama Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School -
Tabel 17. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum Sekolah Menengah Pertama Sumber: Hasil Olah Data Primer
Sekolah Internasional Diploma Programme Sekolah Umum Kelas X, XI, XII
Ruang Karakteristik Ruang Karakteristik
Belajar Formal •
Ruang Kelas Ruang kelas fleksibel, juga digunakan untuk diskusi.
Jumlah pengguna sedikit ± 25 orang •
Kelas Outdoor Belajar Formal
• Ruang Kelas
Ruangan yang tidak fleksibel, dengan jumlah pengguna yang cukup banyak ± 30-40 orang
• Tidak ada kelas outdoor
Di luar ruang. Dipakai pada mata pelajaran tertentu •
Ruang diskusi Digunakan pada mata pelajaran tertentu dimana
ruang kelas tidak memungkinkan untuk berdiskusi. Disediakan 1 ruang setiap tingkat
• Tidak ada ruang diskusi
6 penjurusan •
Ruang kelas, kelas outdoor, ruang diskusi Jumlahnya lebih banyak, dengan jumlah pengguna
yang lebih sedikit 2 penjurusan
• Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas lebih sedikit dari sekolah internasional
Praktikum •
Ruang Laboratorium Jumlah lebih banyak, karena pengguna lebih banyak
Praktikum •
Ruang Laboratorium Jumlah lebih sedikit daripada sekolah internasional
Makan dan minum •
Kantin Ruangan harus dapat menampung semua siswa.
Tidak perlu dapur, menu ditentukan di awal masa ajar.
Makan dan minum •
Kantin Ruangan tidak perlu menampung semua siswa. Perlu
dapur karena siswa pesan sendiri Antar Jemput
• Area antar jemput disediakan
Antar jemput •
Area antar jemput biasanya tidak disediakan Adanya Kepala
Kurikulum •
Ruang Kepala kurikulum Tidak ada kepala
kurikulum -
Ada Sisterhood School •
Hunian Sementara asrama Hunian bagi guru dari sekolah penyedia kurikulum.
Tidak ada Sisterhood School
- Tabel 18. Tabel Perbandingan Sekolah Internasional dan Sekolah Umum Sekolah Menengah Atas
Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.6.4 Struktur Organisasi Sekolah Secara Umum
Diagram 8. Diagram Struktur Organisasi Sekolah Sumber: www.jisedu.org
Bagian pengelola atau pengurus sekolah: 1 Kepala Sekolah
2 Wakil Kepala Sekolah: a. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum
b. Wakil Kepala Sekolah bagian Pengembangan siswa c. Wakil Kepala Sekolah bagian Operasional
3 Asisten administratif Kepala Sekolah 4 Asisten administratif bagian Kurikulum
5 Kurikulum bagian PYP Primary Years Programme 6 Kurikulum bagian MYP Middle Years Programme
OPERASIONAL SEKOLAH 1 Kepala operasional akademik
2 Kepala manajemen bangunan 3 Kepala operasional IT
4 Marketing manager 5 Kepala perpustakaan dan pusat pembelajaran
6 Kepala bagian konsultasi siswa 7 Manager keuangan
2.6.5 Pertimbangan dan Peraturan dalam Perancangan Sekolah A. Sirkulasi
Pola sirkulasi biasanya berkelanjutan dan membimbing si pengguna jalan,
Keamanan adalah hal yang harus diperhatikan, terutama untuk yang usia muda,
Untuk pergerakan yang aman dan efisien, bedakan dan pisahkan menurut jenis
sirkulasi,
Kurangi pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan,
Untuk sirkulasi dan parkir kendaraan bedakan dalam 3 zona yaitu zona pekerja, tamu, dan murid,
Pertimbangan area sirkulasi untuk bus sekolah,
Sirkulasi kendaraan untuk keperluan servis bangunan sebaiknya tidak jauh dan
dekat dari pintu masuk sehingga mengurangi tempat untuk berputar. B. Keamanan Pengguna
Keamanan adalah aspek yang paling penting. Trotoar atau tempat berjalan sebaiknya menggunakan material untuk semua cuaca, tidak licin, jelas, dan dirancang
denga tujuan mengurangi konflik pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Untuk perbedaan ketinggian yang rendah, ramp sangatlah dianjurkan.
C. Keamanan dari Segi Lain Sekolah, ditinjau dari penggunanya adalah merupakan bangunan yang harus
mempunyai sistem keamanan dari pada bangunan dengan fungsi lainnya. Perlengkapan dan pencegahan untuk keperluan keamanan harus diprioritaskan dan ini mempengaruhi
seluruh rancangan dalam denah, konstruksi, dan pemilihan material. Aspek kesehatan dan kemanan menjadi aspek yang menyerap tingkat kesulitan dan biaya dalam
merancang bangunan sekolah. Berikut ini adalah pertimbangan keamanan yang harus diperhatikan:
1 Keamanan struktur
Kekuatan material dan faktor keamanan dari segi ketahanan api
Tahan gempa
Tahan angin yang kencang 2 Tahan api
Perhatian keamanan dan perlindungan pada bagian pintu darurat, koridor, dan
tangga
Pendeteksi api dan sistem alarm
Sistem sprinkler
Material dan bahan finishing yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun
3 Kesehatan
Sistem ventilasi yang standar
Pencahayaan dan elektrikal yang standar
Sistem pemipaan 4 Keadaan darurat khusus
Sistem pencahayaan pada saat keadaan darurat
Perlindungan pada saat darurat
Permukaan yang tidak licin terutama pada tangga, ramp, ruang loker, dan
bagian kolam renang
Panel kaca pada pintu, putaran pintu, dan railing pada tangga 5 Pendekatan untuk orang cacat
Membutuhkan akomodasi pada entrance dalam sirkulasi, toilet, dan akomodasi publik lainnya. Rancangan koridor sebaiknya memperhatikan lokasi tangga dan pintu
darurat, sehingga pengguna tidak berdesakan ketika koridor dalam keadaan ramai. D. Area Masuk
Area masuk harus bersifat mengundang dan ramah, tidak terkesan dilarang. Seperti yang kita ketahui, keterlibatan diri dalam sebuah komunitas adalah salah satu kunci
sukses. Komunitas siswa diharapkan melibatkan diri mereka dalam sekolah, karena itu sebuah sekolah sebaiknya dibuat seperti milik mereka. Area masuk yang bersifat
mengundang juga harus diimbangi dengan tingkat keamanan yang cukup pada area masuk dan dipisahkan dari area publik.
Gambar 8. Sketsa Zoning Area Masuk yang Nyaman Sumber: Nair, 2000
E. Pintu keluar Pintu keluar dan pintu darurat pada sekolah harus ditandai dengan jelas sehingga
pada saat digunakan, pengguna tidak merasa ragu-ragu dan bingung. Umumnya pintu keluar sekolah yang tersedia sebanyak dua atau lebih. Pintu keluar terdekat harus dapat
dilihat dari setiap sudut di koridor. F. Pintu Kelas
Pintu kelas sebaiknya diletakkan di bagian depan kelas dan dimundurkan dari koridor dan mempunyai sebuah jendela kaca kecil dengan bahan kaca tempered glass3 agar
pengguna pintu yang berasal dari dalam maupun luar kelas dapat melihat jika ada yang mendekati pintu sehingga tidak terjadi tabrakan. Perbedaan level sebaiknya dihindarkan
agar pada saat pemindahan peralatan maupun perabot tidak terganggu. Jika pintu kelas berfungsi sebagai pembatas antara dua ruang kelas, sebaiknya material pintu bersifat
akustik dan mudah untuk digunakan.
Gambar 9. Panel Kaca dan Ukuran Standar Pintu Kelas Sumber: Nair, 2000
G. Koridor Sebuah koridor yang baik adalah koridor dimana siswa dapat bergerak bebas di
dalamnya. Dinding koridor harus bersih dari segala halangan. Untuk lemari loker, hydrant box, pintu kelas, dan lainnya sebaiknya dimundurkan sehingga semua itu tidak
mengganggu aktivitas siswa. Jika koridor lebih panjang dari 60 meter maka pola lantai atau perspektif harus dibedakan.
Gambar 10. Bagian Dinding Koridor yang Dimundurkan Sumber: Nair, 2000
H. Tangga Syarat untuk sebuah tangga di sekolah sebaiknya mempermudah dan mempercepat
pergerakan, dan aman. Untuk menghindari agar siswa tidak saling berdesakan ketika mereka pindah ke kelas lainnya, sebaiknya ukuran tangga adalah 1,4 meter- 1,5 meter.
Konstruksi tangga sebaiknya tahan api dan mengarah ke pintu darurat. Akan lebih baik lagi jika tangga mempunyai sistem pengontrol asap. Pada kedua sisi tangga harus
terdapat pegangan tangan dan pada bagian ujung anak tangga dianjurkan untuk memakai bahan yang tidak licin seperti gambar berikut.
Gambar 11. Potongan Tangga Sumber: Nair, 2000
I. Ruang Kelas Standar kapasitas ruangan kelas berbeda-beda tergantung dari tingkat dan fungsi
kelas tersebut. Untuk kelas tingkat dasar dan menengah, umumnya kapasitas yang diizinkan sekitar 27 murid sedangkan untuk sekolah taman kanak-kanak adalah
maksimal 20 murid.
Gambar 12. Susunan Kursi dan Ukuran Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
Gambar pertama menunjukkan ukuran kelas yang standar dengan bagian pintu sedikit menjorok ke dalam dan dengan susunan kursi yang standar. Gambar kedua,
dengan ukuran dan bentuk sedemikian rupa merupakan kelas tersebut sangat fleksibel karena dapat dijadikan ruang diskusi maupun ruang belajar bersama bagi murid-murid.
Untuk gambar ketiga adalah ruangan kelas yang menampung siswa dalam jumlah yang banyak dapat menampung sekitar 64 siswa dan setiap barisan kursi ditinggikan sedikit
agar pandangan dari belakang tidak terganggu. Kelas berbentuk persegi terbukti lebih efisien dibandingkan dengan kelas berbentuk persegi panjang.
Luas ruangan kelas yang direkomendasi bagi kelas tingkat dasar menurut buku Time Saver Standards for Building Types adalah sekitar 85-115 m2, untuk tingkat menengah,
luas ruangan kelas berkisar antara 75-90 m2. Penggabungan kelas untuk belajar bersama bisa saja terjadi, maka dengan pertimbangan hal tersebut, sebaiknya ada
beberapa ruangan kelas yang dinding pemisahnya berupa pintu lipat dengan nilai akustik yang cukup tinggi sehingga kedua kelas tidak saling mengganggu ketika
dipisahkan.
Gambar 13. Sketsa Dua Ruang Kelas yang Dapat Digabungkan Sumber: Nair, 2000
Persyaratan umum untuk rancangan ruangan kelas
Ruang sisa secukupnya diperlukan di bagian depan ruangan kelas untuk peralatan audiovisual, seperti layar proyeksi, papan, dan lainnya,
Ketinggian langit-langit maksimum adalah 2,85 meter,
Pencahayaan alami sangat dibutuhkan, jika memungkinkan arah cahaya datang
dari bagian kiri pundak siswa, dan
Material dinding dan langit-langit harus memiliki nilai akustik yang tinggi.
Lokasi ruangan kelas tentunya harus berada pada lokasi yang tingkat kebisingannya paling rendah, terbebas dari gangguan kebisingan dari luar.
Gambar 14. Sketsa Hubungan Ruang Kelas dan Koridor Sumber: Nair, 2000
Ruangan kelas adalah simbol dari filosofi pendidikan. Ada sebuah filosofi yang berasumsi dan menganggap murid akan belajar hal yang sama, pada waktu yang sama,
dari orang yang sama, dengan cara yang sama, untuk beberapa jam dalam satu hari. Fasilitas Ruangan Kelas
Sistem pengajaran yang modern tentunya menuntut fasilitas sebuah ruangan kelas untuk terus bertambah dan canggih. Pelajaran dapat diberikan melalui berbagai media,
seperti misalnya dari buku, peralatan audio-visual, perekam, televisi, dan lainnya sehingga rancangan sebuah ruangan kelas haruslah terdapat area untuk peralatan
seperti yang disebutkan di atas. Beberapa sekolah mempunyai ruangan kelas yang berbeda untuk pelajaran terterntu, misalnya pelajaran bahasa Inggris, matematika, IPA,
IPS, seni, dan musik. Ruangan kelas ini masing-masing membutuhkan fasilitas yang berbeda, maka beberapa sekolah menerapkan sistem ‘pindah kelas’ jika pelajaran
berganti. Ada pula sekolah yang menyediakan beberapa ruangan kecil untuk menyimpan masing-masing peralatan yang dibutuhkan, agar murid-murid tidak perlu
berpindah kelas. Untuk kelas dengan fungsi seperti studio disarankan berbentuk L dengan pembagian zoning seperti gambar berikut.
Gambar 15. Sketsa Zoning Ruang Kerja Siswa Studio Sumber: Nair, 2000
Untuk kelas tingkat menengah, sebuah ruang kelas membutuhkan ruang penyimpanan, yang berfungsi untuk menyimpan hasil karya murid, peralatan mengajar,
buku referensi, peralatan menulis, poster, peta, globe dan lainnya yang merupakan milik bersama. Untuk kelas tingkat kanak-kanak, SD 1 sampai dengan SD 3, ruangan kelas
sebaiknya berada di dekat toilet ataupun toilet merupakan bagian dari ruangan kelas. Ini untuk mempermudah guru untuk membantu murid yang masih kecil. Sedangkan untuk
kelas tingkat atas, hanya perlu 1 toilet pusat di setiap lantai. Fasilitas lainnya yang dapat ditambahkan adalah tempat minum bagi muridmurid dan ini biasanya diletakkan di
bagian koridor.
Gambar 16. Sketsa Area Kerja Kelompok dan Loker Berupa Laci yang Bersifat Privasi Sumber: Nair, 2000
J. Area Display Area display yang berada di depan pintu masuk dapat memperkuat pernyataan misi
belajar di sekolah. Secara tipikal, sebuah area display tidaklah cukup untuk memajang karya siswa, dan setiap ada kesempatan, maka area display perlu ditata dan diganti
dengan tugas atau karya siswa yang lain.
Gambar 17. Sketsa Area Display Sumber: Nair, 2000
K. Area Bermain Pertimbangan Lokasi
Kriteria untuk area bermain, seperti hubungan dengan perumahan yang berdekatan, keseimbangan tanah, tanaman eksisting, topografi eksisting, dan lainnya adalah hal
yang penting dan sebaiknya dipertimbangkan. Hal lain yang perlu diberi perhatian adalah ruang terbuka dengan fungsi lapangan bermain agar mempunyai tanaman
eksisting di sekitarnya untuk membayangi, menyediakan oksigen, dan penahan angin windbreak. Untuk lahan yang kecil, lapangan bermain dapat diletakkan di lantai atap.
Hal seperti ini dapat membantu mengurangi penggunaan lahan yang besar. Denah Area Bermain
Untuk menciptakan denah dan peletakkan fasilitas rekreasi dan bermain yang baik, pertimbangkan hal-hal seperti di bawah ini:
Orientasi matahari dan angin,
Sirkulasi untuk pengguna dan pengawas,
Buffer,
Akses menuju shower, ruang kelas, dan area parkir,
Fleksibel agar dapat digunakan untuk keperluan panggung atau perluasan bangunan
pada suatu saat,
Menciptakan suasana dan pengalaman belajar bagi anak-anak,
Aman dan mudah diawasi
Cocok untuk segala usia belajar dan jenis kelamin,
Perbedaan ketinggian untuk keperluan drainase, dan
Berhubungan dengan fasilitas masyarakat di sekitarnya.
Gambar 18. Sketsa Area Bermain Sumber: Nair, 2000
L. Ruang Musik Beberapa waktu yang lalu, seni dan musik dianggap sebagai “Soft Science”,
pendidikan yang kurang penting akan tetapi pendidikan yang baik. Program musik biasanya dibagi dalam empat bagian yaitu aktivitas instrumental, aktivitas paduan suara,
teori musik, dan aktivitas korelasi seperti drama dan opera. Sirkulasi di dalam ruang musik harus diperhatikan. Ruang penyimpanan alat musik
harus tersedia dan terencana dengan baik sehingga sirkulasi siswa menjadi mudah ketika mengambil dan mengembalikan alat musik, membawanya ke pentas, lapangan,
dan lainnya. Ukuran, bentuk, material adalah faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan
dalam merencanakan dan merancang fasilitas ruang musik. Ruang musik haruslah bersifat akustik, bergema, dan menyerap suara. Hal ini dapat diterapkan melalui
pemilihan material dinding, langit-langit dan lantai.
Gambar 19. Contoh Susunan Ruang Musik Sumber: Nair, 2000
Gambar 20. Contoh Ruang Musik yang Berada di Luar Ruangan Sumber: Nair, 2000
M. Ruang Serbaguna Ruang serbaguna berfungsi sebagai tempat dimana murid-murid dapat saling
berkumpul dan melakukan kegiatan bebas di dalamnya. Fungsi ruang serbaguna dapat disesuaikan sesuai dengan waktu, pengguna, dan kegiatan yang akan terjadi di
dalamnya. Ruang serbaguna dapat difungsikan sebagai kantin pada saat jam makan siang, setelah itu ruang tersebut dapat difungsikan sebagai ruang pertemuan setelah
sekolah dengan kegiatan bermain, diskusi, ataupun lainnya. Selain itu, dapat juga menampung acara-acara sekolah lainnya. Ruang serbaguna haruslah fleksibel dan
cukup luas sesuai dengan jumlah murid di dalamnya. Rancangan ruang serbaguna juga harus mempunyai dasar fungsi bangunan yang akan diterapkan di dalamnya, misalnya
jika ruang serbaguna difungsikan sebagai ruang pertunjukkan maka ruang serbaguna haruslah mempunyai area panggung dan backstage, jika ruang serbaguna difungsikan
sebagai kantin sementara maka dapur kecil haruslah tersedia.
Gambar 21. Contoh Ruang Serba Guna Sumber: Nair, 2000
N. Lingkungan Belajar
Diagram 9. Diagram Syarat Lingkungan Belajar yang Efektif Sumber: Hasil Olah Data Primer
O. Pencahayaan Ruang Kelas Untuk sistem pengajaran mendatang, banyak sekolah akan menggunakan proyektor,
slide, televise, dan alat elektronik lainnya sebagai media mengajar. Hal ini perlu menjadi pertimbangan untuk pengaturan cahaya di dalam ruangan kelas. Tirai jendela sebaiknya
disediakan untuk digunakan apabila pengguna kelas merasa silau di dalam kelas. Sebuah jenis penutup jendela yang disebut venetian blinds adalah jenis jendela yang
dianjurkan dalam pemakaian di dalam kelas karena jenis penutup jendela ini mudah digunakan dan gampang untuk dibersihkan dibandingkan jenis penutup kaca lainnya.
Gambar 22. Sketsa Pencahayaan yang Baik Pada Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
P. Vista antara Ruang Dalam dan Ruang Luar Membiarkan siswa di dalam kelas untuk melihat ke area luar dengan jarak tertentu
adalah sebuah gagasan yang baik bagi penglihatan dan kesehatan siswa.
Gambar 23. Sketsa Jarak Pandang Siswa dari Ruang Kelas Sumber: Nair, 2000
Q. Teknologi Siswa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, menemukan sesuatu yang baru
bagi mereka, bermain game, kolaborasi, menciptakan, menulis, dan membaca. Berikut adalah gambar yang menunjukkan teknologi yang seharusnya dihadirkan pada
sebuah bangunan sekololah untuk mendukung kegiatan siswa di dalamnya.
Gambar 24. Sketsa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Teknologi Sumber: Nair, 2000
R. Perabot Untuk dapat produktif pada saat bekerja, tentunya pekerja memerlukan tempat
duduk yang nyaman dan lembutm siswa juga memerlukan tempat duduk seperti itu untuk menambah kenyamanan mereka sehingga akan belajar dan bekerja lebih
produktif. Untuk itu, perabot di setiap ruangan kelas sebaiknya memenuhi standar dan nyaman untuk digunakan.
Gambar 25. Sketsa Area Duduk dan Diskusi Dengan Susunan Perabot Sumber: Nair, 2000
S. Cave Space Maksud dari Cave Space adalah sebuah dinding yang sedikit menjorok ke dalam di
antara jalur seperti jalur koridor. Area ini nyaman digunakan untuk kegiatan membaca, berkomunikasi, ataupun berdiskusi karena area ini mempunyai suasana lebih privasi dan
tenang. Umumnya sekolah hanya menyediakan perpustakaan sebagai tempat membaca, dan di ruang tersebut siswa harus diam dan tidak diperbolehkan
mengganggu siswa yang lain ketika berdiskusi. Secara psikologis, hal ini tentunya membuat siswa merasa perpustakaan adalah ruang yang membosankan dan tidak
bebas dan ini membuat mereka untuk tidak ingin mengunjungi dan membaca di dalam perpustakaan. Dengan adanya Cave Space ini maka siswa dapat membawa buku
ataupun berdiskusi di area ini dengan bebas tanpa harus dengan suara yang sangat kecil seperti di perpustakaan.
Gambar 26. Sketsa Cave Space Dengan Perabot Sumber: Nair, 2000
T. Parkir
Parkir dibedakan dalam 3 zona yaitu zona pekerja, tamu, dan murid. Parkir sementara diizinkan dua kali lebih besar dari area bermain yang menggunakan
perkerasan. Akses dari area parkir ke bangunan sebaiknya tidak terjadi banyak konflik.
2.7 Studi Banding Fungsi Sejenis