Likuidasi Bank Perlindungan Hukum Bagi Debitur Terhadap Perjanjian Dengan Bank Yang Dicabut Izin Usahanya

B. Likuidasi Bank

Likuidasi suatu bank merupakan kelanjutan dari pelaksanaan pencabutan izin usaha dari bank tersebut. Likuidasi bank dilakukan dengan cara : 1. Pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para debitur, diikuti dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan atau penagihan tersebut ; atau 2. Pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank kepada pihak lain yang disetujui oleh Bank Indonesia. Pelaksana dari likuidasi, yaitu tim likuidasi, merekalah yang bekerja dalam jangka waktu paling lambat lima tahun terhitung sejak tanggal dibentuknya tim tersebut menyelesaikan semua hak dan kewajiban dari bank yang dilikuidasi tersebut. Apabila penyelesaian tidak tercapai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, penyelesaian untuk penjualan harta bank dilakukan secara lelang. Semua beban tanggungjawab dan kepengurusan bank dalam likuidasi berada dalam tim likuidasi. Dengan demikian, dalam menjalankan tugasnya mereka mempunyai kewenangan dan kewajiban tertentu. Kewenangan yang dimiliki tim dapat kita lihat dari Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank, Bank Indonesia, di antaranya : 1. Mewakili bank dalam likuidasi dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelesaian hak dan kewajiban bank tersebut Pasal 10 ayat 3. 2. Dapat meminta pembatalan kepada pengadilan mengenai segala perbuatan hukum yang merugikan harta bank apabila perbuatan hukum tersebut dilakukan dalam kurun waktu satu tahun sebelum pencabutan izin usaha Pasal 14 ayat 1. Adapun kewajiban dari tim likuidasi, di antaranya : 1. Melakukan pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para debitur. 2. Melakukan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan dan atau penagihan piutang bank tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan pengalihan seluruh harta dan kewajiban bank kepada pihak lain apabila disetujui oleh Bank Indonesia. 4. Menyusun neraca akhir likuidasi Pasal 19 ayat 1. 5. Melaporkan neraca akhir likuidasi kepada Bank Indonesia serta mempertanggungjawabkannya kepada rapat umum pemegang saham Pasal 19 ayat 1. 6. Mengumumkan berakhirnya likuidasi dan menempatkannya pada Berita Negara Republik Indonesia, memberitahukan kepada instansi yang berwenang, dan memberitahukan kepada Deperindag agar nama badan hukum bank tersebut dicoret dari daftar perusahaan apabila neraca akhir likuidasi telah disetujui oleh Bank Indonesia, dan pertanggungjawabannya telah diterima oleh rapat umum pemegang saham Pasal 19 ayat 2. 7. Membubarkan Tim Likuidasi apabila telah selesai menjalankan tugasnya Pasal 19 ayat 2. Selain kewajiban bagi tim likuidasi, juga ada larangan tertentu, yaitu mereka dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dilarang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri. Apabila melanggar larangan tersebut, mereka secara pribadi bertanggungjawab atas perbuatannya tersebut Pasal 13. Direksi dan dewan komisaris bank dalam likuidasi sejak terbentuknya tim menjadi nonaktif, tetapi tetap mempunyai kewajiban untuk setiap saat membantu memberikan segala data dan informasi yang diperlukan oleh tim likuidasi. Tim likuidasi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya diawasi oleh Bank Indonesia. Selaku demikian Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk menilai pelaksanaan tugas dan wewenang dari tim likuidasi, memberhentikan dan mengganti anggota tim likuidasi. 24

C. Kepailitan Pada Bank