adalah sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung namun kelemahannya adalah kontrol terhadap
distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.
2.2 Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut.
•
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di
setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan
internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
•
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara
Universitas Sumatera Utara
dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
•
Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya alat
produksinya dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.
•
Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
2.2.1 Teori Perdagangan Internasional Merkantilisme
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern dari abad ke-16 sampai ke-18, era di mana kesadaran
bernegara sudah mulai timbul. Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada
zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak
peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya
Universitas Sumatera Utara
dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith
dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang
emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme.
Sistem feodal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para
raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja
kecil yang diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang usang sedikit demi
sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem
feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan.
2.2.2 Keunggulan Mutlak Adam Smith Absolute Advantage Absolute Cost
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara
menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa.
Universitas Sumatera Utara
Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang
absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya. Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara
lain: • Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
• Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. • Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
• Biaya transport ditiadakan. Teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai
suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin
tinggi nilai barang tersebut.
2.2.3 Keunggulan komparatif JS Mill dan David Ricardo Comparative
Cost
Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David Ricardo yang dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif. Berbeda dengan
teori keunggulan absolut yang mengutamakan keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini
berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara
berbeda. Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan
Universitas Sumatera Utara
mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya. Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu negara
tidak usah memiliki keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di
mana harga untuk suatu komoditi di negara yang satu denganyang lainnya relatif berbeda.
2.2.4 Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam
sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini
memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian
tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
2.2.5 Model Heckhser – Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh
lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak
memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan
kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan
menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh
Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal
Teori perdagangan oleh Hecksher – Ohlin pada dasarnya berlandaskan pada asumsi - asumsi sebagai berikut Salvatore,1997 :
• Hanya terdapat dua negara saja negara X dan negara Y, dua komoditi saja komoditi A dan komoditi B, dan dua faktor produksi tenaga kerja dan
modal saja di dalam dunia ini • Kedua negara memakai ataupun memiliki tingkat teknologi yang hampir
sama • Pada kedua negara X dan Y, komoditi A secara umum bersifat padat karya
atau padat tenaga kerja, sedangkan komoditi B bersifat padat modal • Pada kedua negara komoditi A dan komoditi B secara bersama – sama
diproduksi berdasarkan skala hasil yang konstan • Negara X dan negara Y tetap memproduksi kedua jenis komoditi tersebut
secara sekaligus meskipun dalam komposisi yang berbeda, dengan kata lain spesialisasi produksi yang berlangsung di kedua negara secara bersama –
sama tidak menyeluruh
Universitas Sumatera Utara
• Selera konsumen akan permintaan pada kedua negara tersebut persis sama • Terdapat kompetisi sempurna dalam pasar produk tempat perdagangan
kedua jenis komoditas dan juga dalam pasar faktor tempat bertemunya kekuatan penawaran dan permintaan atas berbagai faktor produksi. Harga
semata – mata terbentuk oleh kekuatan pasar • Terdapat mobilitas faktor yang sempurna dalam ruang lingkup masing –
masing negara namun tidak ada mobilitas faktor antar negara. • Tidak terdapat biaya – biaya transportasi, tarif atau berbagai bentuk hambatan
lainnya yang dapat mengurangi kebebasan arus perdagangan barang yang berlangsung di antara kedua negara.
• Semua sumber daya produktif atau faktor produksi yang ada di masing – masing negara dapat dikerahkan secara penuh
2.2.6 Teori Purchasing Power Parity PPP
Paritas daya beli atau dalam bahasa Inggris disebut Purchasing Power Parity
PPP dalam ilmu ekonomi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar mata uang dari dua negara. PPP
mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional biasanya dolar, karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di
beberapa negara. Nilai tukar PPP digunakan dalam perbandingan internasional dari standar
hidup. PDB sebuah negara awalnya dihitung dalam mata uang lokal, jadi perbandingan antara dua negara membutuhkan konversi mata uang. Perbandingan
menggunakan nilai tukar nyata dianggap tidak nyata, karena mereka tidak
Universitas Sumatera Utara
merefleksikan perbedaan harga antar negara. Perbedaan antara PPP dan nilai tukar nyata bisa berbeda banyak. Misalnya, PDB per kapita di RRC sekitar AS1.400,
sedangkan berdasarkan PPP adalah sekitar AS6.200. Sedangkan PDB nominal per kapitanya adalah sekitar AS37.600, tetapi PPP-nya hanya AS31.400
2.3 Nilai Tukar Mata Uang Kurs