PDB dapat dihitung atau diukur dengan tiga jenis pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka
waktu setahun. Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor – faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi
di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Balas jasa produksi dimaksud meliputi upah , dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan.
Semuanya dihitung sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam defenisi ini, PDB juga mencakup penyusutan dan pajak – pajak
tak langsung netto. Adapan menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga
dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan, pembentukan modal tetap domestic bruto dan perubahan stok, pengeluaran konsumsi pemerintah, serta
ekspor netto dalam jangka waktu setahun.
2.5 Tingkat Harga
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah salah satu dari empat bauran pemasaran yaitu
produk, harga, distribusi, dan promosi. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Menetapkan harga
terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh produsen.
Ciri hubungan antara permintaan barang dan tingkat harga diterangkan oleh teori
Universitas Sumatera Utara
permintaan yang merupakan suatu hipotesa : “Semakin tinggi harga suatu barang maka permintaan akan barang tersebut akan menurun, dan sebaliknya semakin
rendah harga suatu barang maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat ceteris paribus” Sadono Sukirno,2003
2.6 Barang substitusi
Barang ekonomi ditinjau dari segi pemakaiannya terbagi atas dua yaitu barang komplementer dan barang substitusi. Barang komplementer adalah barang
yang pemakaianya harus secara bersamaan, sedangkan barang substitusi adalah barang yang bisa saling menggantikan pemakaiannya. Harga barang d pengganti
substitusi ikut mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi
tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula.
2.7 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi penulis, terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan faktor – faktor yang mempengaruhi volume ekspor,
antara lain :
Anggraini 2006 dengan judul penelitian “Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat”
. Variabel terikat atau dependen pada penelitian ini adalah volume ekspor kopi Indonesia,
sedangkan variabel bebasnya adalah pendapatan perkapita Amerika Serikat, harga kopi dunia, harga teh dunia, konsumsi kopi tahun sebelumnya, kurs riil dan
jumlah penduduk Amerika Serikat. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat adalah harga kopi dunia, harga teh dunia, konsumsi
kopi Amerika Serikat tahun sebelumnya,dan jumlah penduduk Amerika Serikat, sedangkan variabel pendapatan perkapita penduduk Amerika Serikat dan variabel
kurs dollar terhadap Rupiah tidak berpengaruh signifikan. Variabel harga kopi dunia berpengaruh negatif secara signifikan terhadap volume ekspor kopi
Indonesia ke Amerika Serikat dengan elastisitas sebesar -0,301047, sedangkan variabel harga teh dunia, variabel konsumsi kopi Amerika, dan jumlah penduduk
Amerika Serikat berpengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat dengan elastisitas 0,507878 ; 0,871061 dan 2,076102. Teknik
analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis regresi berganda dan metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least
Square OLS
Tuty 2009 dengan judul penelitian “Analisis Permintaan Ekspor Biji Kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia”
. Fokus dari penelitian ini adalah menganalisis permintaan biji kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia dengan
menggunakan model ECM Error Correction Model. Variabel terikat atau dependen pada penelitian ini adalah variabel volume eskpor kakao Sulawesi
Tengah ke Malaysia, sedangkan variabel bebasnya adalah tingkat harga kakao di tingkat eksportir di Sulawesi Tengah PCR, volatilitas harga biji kakao
internasional VPITR, inflasi Malaysia IFLM, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar ER dan tingkat pertumbuhan ekonomi Malaysia EGRWT. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah dari hasil estimasi, variabel PCR berpengaruh positif dan
Universitas Sumatera Utara
signifikan baik pengukuran jangka panjang maupun pengukuran jangka pendek namun dengan hasil uji tanda tidak sesuai dengan teori. Variabel VPITR
berpengaruh signifikan secara negatif terhadap volume ekspor kakao Sulawesi Tengah ke Malaysia. Berdasarkan estimasi yang dilakukan, dengan makin tidak
stabilnya harga kakao internasional akan mengakibatkan turunnya ekspor biji kakao Sulawesi Tengah ke Malaysia. Variabel IFLM berpengaruh negatif tetapi
tidak signifikan dan variabel EGRWT berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap permintaan kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia. Variabel ER
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Samanhudi 2009 dengan judul penelitian “Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat dengan
menggunakan data panel untuk komoditas karet, coklat dan CPO dalam kurun waktu triwulanan selama tahun 1999 – 2007. Metode analisis yang digunakan
adalah metode Generalized Least Square GLS dengan Model Effek Tetap MET setelah terlebih dahulu melakukan uji Chow. Variabel dependen pada
penelitian ini adalah ekspor produk pertanian Indonesia ke Amerika Serikat, sedangkan variabel bebasnya adalah harga produk pertanian, kurs Rupiah
terhadap Dollar, GDP Amerika Serikat, dan jumlah penduduk Amerika Serikat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika harga produk pertanian Indonesia naik
ceteris paribus maka akan mengurangi volume ekspor produk pertanian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Variabel GDP Amerika Serikat berpengaruh positif terhadap volume ekspor produk pertanian Indonesia. Variabel kurs berpengaruh signifikan terhadap
volume ekspor tetapi variabel jumlah penduduk Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor pertanian Indonesia.
Siagian 2010 dengan judul penelitian “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Yoghurt Indonesia”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi volume ekspor yoghurt
Indonesia dengan menggunakan data – data aktual di Indonesia selama periode 1994 – 2009. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai tukar internasional
EXR, tingkat harga internasional HRG, investasi domestik INV, dan inflasi IFI sementara itu variabel tidak bebas adalah volume ekspor yoghurt Indonesia
VEY. Penelitian ini menggunakan model Regresi Linier Berganda, metode Ordinary
Least Square OLS dan perangkat lunak program Eviews versi 4.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen
memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara statistik. Nilai tukar internasional berpengaruh signifikan secara positif dengan koefisien
4.274361, tingkat harga internasional berpengaruh signifikan secara negatif dengan koefisien -1.320459, investasi domestik tidak berpengaruh signifikan
dengan koefisien 0.127035 dan inflasi tidak berpengaruh signifikan dengan koefisien -0.085099.
Marbun 2006 dengan judul penelitian “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas Indonesia Tahun 1970 – 2004”,
dengan variabel – variabel yang diteliti : variabel terikat yaitu ekspor nonmigas sedangkan variabel
Universitas Sumatera Utara
bebas yaitu nilai investasi domestik, nilai kurs rupiah, nilai koefisien tingkat suku bunga deposito dan tingkat pertumbuhan perdagangan internasional. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa nilai investasi domestik memberikan pengaruh yang positif terhadap ekspor nonmigas sebesar
1,197914. Koefisien regresi yang bertanda positif ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila nilai investasi ditingkatkan,ceteris paribus, maka akan
meningkatkan ekspor nonmigas. Demikian juga dengan nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor nonmigas
sebesar 0,367938. Koefisien regresi bertanda positif ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila rupiah lebih banyak dikorbankan untuk mendapatkan
dollar Amerika Serikat,ceteris paribus, maka akan meningkatkan ekspor nonmigas. Sementara itu nilai koefisien tingkat suku bunga deposito memberikan
pengaruh negatif terhadap ekspor nonmigas sebesar -0,299005. Koefisien regresi yang bertanda negatif ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila suku
bunga dinaikkan,ceteris paribus, maka akan menurunkan ekspor nonmigas.
2.8 Kerangka Konseptual