sehat atau sakit atau kesehatan, misalnya tentang penyakit penyebab, cara penularan, serta pencegahan, gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan berencana dan sebagainya Notoatmodjo, 2010. Berdasarkan penjelasan Notoatmodjo tersebut di atas dapat diyakini bahwa
dengan mengetahui seluk beluk penyakit termasuk bentuk pengobatannya, maka peluang untuk mencapai kesembuhan juga akan semakin tinggi. Hal yang sama
dikemukakan oleh Prawiradilaga 2008 bahwa pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari
fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis. Dari definisi ini dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu yang diperoleh melalui panca indera, dimana pengetahuan itu merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
5.2. Pengaruh Sikap terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis
Dari hasil analisis chi-square antara sikap dengan kepatuhan minum obat diperoleh nilai p = 0,002 dan OR = 5,571. Karena nilai p 0,002 α 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan minum obat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saptono dalam Pasaribu,
2012 bahwa kurangnya sikap kepedulian terhadap masalah kesehatan karena selama
Universitas Sumatera Utara
ini adanya kebiasaan masyarakat yang menganggap bahwa TB Paru adalah tidak dapat disembuhkan. Sebab sikap terwujud dalam sebuah tindakan yang bergantung
pada situasi saat itu, dan pengalaman yang terjadi pada seseorang mengacu dari pengalaman orang lain.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Simamora 2004 yang mengemukakan bahwa sikap positif penderita memiliki peranan yang penting
terhadap kesembuhan penderita. Hal yang sama dikemukakan oleh Suryabrata 2005 bahwa sikap attitude berhubungan dengan sesuatu objek. Sikap biasanya
memberikan penilaian menerima atau menolak terhadap objek yang dihadapi. Menurut Mar’at dalam Azwar 2007 sikap merupakan predisposisi
mempermudah untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap untuk terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, pada banyak sedikitnya
pengalaman seseorang mengacu pada pengalaman orang lain. Menurut Azwar 2007 sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan respon terhadap suatu obyek
atau sekumpulan obyek dalam bentuk perasaan memihak favourable maupun tidak memihak unfavourable melalui proses interaksi komponen komponen sikap yaitu
kognitif pengetahuan, afektif perasaan dan konatif kecenderungan mendukung terhadap upaya kesehatan.
5.3. Pengaruh Pendidikan terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien
Tuberkulosis
Dari hasil analisis fisher exact test antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat diperoleh nilai p = 1,000 dan OR = 1,421. Karena nilai p 1,000 α
Universitas Sumatera Utara
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pasaribu 2012 yang
mendapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat dengan nilai p = 0,07.
Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Notoatmodjo 2010 bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi, akan berbeda dengan orang yang hanya
berpendidikan rendah. Artinya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula perilakunya untuk mengupayakan kesembuhan. Lebih lanjut dijelaskan
Notoatmodjo 2010 bahwa pendidikan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala atau tanda tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan,
atau kemana mencari pengobatan, bagaimana cara penularan dan bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi dan sebagainya.
Peneliti berasumsi bahwa tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat disebabkan karena responden sebagian besar berpendidikan
dasar dan hanya sebagian saja yang berpendidikan menengah sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kepatuhan pasien yang memiliki pendidikan dasar
dan menengah.
5.4. Pengaruh Penghasilan terhadap Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis