Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru Diagnosis Tuberkulosis Paru Klasifikasi Penyakit

2. Batuk Batuk yang terus menerus dan berdahak 3 minggu atau lebih terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk dapat bersifat kering non produktif kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif menghasilkan sputum. Keadaan lebih lanjut adalah batuk bercampur darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah, hal ini terjadi pada kavitas atau pada ulkus dan dinding bronkus. 3. Sesak Nafas Pada penyakit ringan baru kambuh belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasi sudah terjadi setengah bagian paru-paru. 4. Nyeri Dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura, sehingga menimbulkan pleuritis. Badan Lemah Malaise, nafsu makan berkurang, tidak enak badan, berkeringat pada malam hari walaupun tanpa kegiatan, serta berat badan menurun, demam mering lebih dari sebulan.

2.3.4. Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru

Menurut Depkes 2008, penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan TB Paru yang terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita. Penemuan penderita TB paru dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan Universitas Sumatera Utara tersangka penderita dilakukan di Unit Pelayanan Kesehatan UPK didukung dengan penyuluhan secara aktif baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita TB. Selain itu, semua kontak penderita TB Paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.

2.3.5. Diagnosis Tuberkulosis Paru

Untuk mengetahui adanya tuberkulosis, dokter biasanya berpegang pada tiga patokan utama. Pertama, hasil wawancaranya tentang keluhan pasien dan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang disebut dengan anamnesis. Kedua, hasil pemeriksaan laboratorium untuk menemukan adanya BTA pada specimen penderita dengan cara pemeriksaan 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut- turut yaitu sewaktu-pagi-sewaktu SPS. Ketiga, pemeriksaaan rontgen dada yang akan memperlihatkan gambaran paru yang akan diperiksanya. Selain ketiga patokan tersebut kadang dokter juga mengumpulkan data tambahan dari hasil pemeriksaan darah atau pemeriksaan tambahan lain Aditama, 2002.

2.3.6. Klasifikasi Penyakit

1. Tuberkulosis TB Paru Menurut Depkes 2008, Tuberkulosis TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura selaput paru dan kelenjar pada hilus. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru dibagi dalam : a. TB Paru BTA + Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu SPS hasilnya BTA positif. Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran TB. Universitas Sumatera Utara b. TB Paru BTA - Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto toraks menunjukkan gambaran TB. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika dan non OAT Obat Anti Tuberkulosis. 2. Tuberkulosis TB Ekstra Paru Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura selaput paru, selaput otak, pericardium selaput jantung, kelenjar lymfe, tulang, ginjal dan lain-lain. TB ekstra paru dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu : a. TB ekstra paru ringan, misalnya TB kelenjar lymfe, tulang kecuali tulang belakang, sendi dan kelenjar adrenal. b. TB ekstra paru berat, misalnya Meningitis millier, perikarditis, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin Depkes, 2008. 2.3.7. Tipe Penderita Tuberkulosis Paru Menurut Depkes 2008, tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu : 1. Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan Obat Anti Tuberkulosis OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 4 minggu 2. Kambuh Relaps adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian didiagnosis kembali dengan BTA positif. Universitas Sumatera Utara 3. Pengobatan setelah putus berobat Default adalah penderita yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. 4. Gagal Failure adalah penderita yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan. 5. Pindahan Transfer In adalah penderita yang dipindahkan dari Unit Pelayanan Kesehatan UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. 6. Lain-lain adalah kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronis, yaitu penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan. 2.3.8. Pengobatan Tuberkulosis Paru 2.3.8.1. Prinsip Pengobatan Tuberkulosis Paru

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis (TBC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

1 17 116

Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis Paru di Puskemas Pamulang Tangerang Selatan Provinsi Banten periode Januari 2012 – Januari 2013

5 51 83

Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN BARU TUBERKULOSIS PARU (Studi Kasus di Puskesmas Mejobo Kabupaten Kudus)

0 2 64

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA

0 0 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARTA - DIGILI

0 2 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

1 4 45

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGAWAS MINUM OBAT DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TB PARU BTA POSITIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN II

0 0 11

PEMETAAN KEPATUHAN MINUM OBAT TUBERKULOSIS PARU BERDASARKAN DUKUNGAN KELUARGA (Studi pada penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 7

PEMETAAN KEPATUHAN MINUM OBAT TUBERKULOSIS PARU BERDASARKAN DUKUNGAN KELUARGA (Studi pada penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 12