Dasar Pertimbangan Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2016

3 Perluasan Areal Tanam Jagung PAT Jagung, penyediaan sarana dan prasarana pertanian benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian dan pengawalan pendampingan. Badan Litbang Pertanian telah melakukan dua pendekatan dalam melaksanakan tugas yang diembaganya, yaitu scientific recognition dan impact recognition. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi 3-Si diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian. Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif. Upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai di Provinsi Bengkulu dilaksanakan di 10 kabupaten kota melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu GP-PTT, Optimasi Perluasana Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan I ndeks Pert anaman PAT- PI P Kedelai, Perluasan Areal Tanam Jagung PAT Jagung, penyediaan sarana dan prasarana pertanian benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian dan pengawalan pendampingan. Kegiatan upaya khusus tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan dalam bentuk pengawalan, pendampingan dan pengawasan oleh TNI , peneliti, Perguruan Tinggi dan Penyuluh Pertanian dengan memperhatikan aspek teknis, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu. Disamping proses pengawalan, pendampingan dan pengawasan, juga dilaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dalam rangka mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Sejalan dengan Strategi I nduk Pembangunan Pertanian SI PP 2015- 2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan 2015-2019 akan mengacu pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan Agriculture for Development yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor 4 pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial kemiskinan, keadilan dan lain-lain serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata agrowisata. Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan I ndonesia yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan Makmur . Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, mengamanatkan agar upaya pemenuhan kebutuhan pangan di dalam negeri diutamakan dari produksi domestik. Upaya ini mengisyaratkan agar dalam menciptakan ketahanan pangan harus berlandaskan kemandirian dan kedaulatan pangan yang didukung oleh subsistem yang terintegrasi berupa ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan. Disamping itu, penciptaan ketahanan pangan merupakan wahana penguatan stabilitas ekonomi dan politik, jaminan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau dan menjanjikan untuk mendorong peningkatan produksi. Upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai di Provinsi Bengkulu dilaksanakan di 10 kabupaten kota. Pada tahun 2016 sasaran produksi padi Nasional sebesar 76,226 juta ton, sedangkan sasaran produksi padi, jagung, kedelai, dan bawang merah Provinsi Bengkulu berturut-turut sebesar 714.614 Ton GKG, 94.686 Ton pipilan kering, 12.476 Ton biji kering, dan 811 ton umbi Kementerian Pertanian, 2015. Kegiatan yang sudah dilakukan pada tahun 2015 yaitu : 1. koordinasi kegiatan UPSUS PJK di Provinsi Bengkulu antara BPTP Bengkulu dan stakeholders di tingkat regional dan nasional sebanyak 48 kali, 2. pendampingan dalam bentuk : a. sosialisasi dan apresiasi di tingkat provinsi dan 10 Kab Kota dengan jumlah peserta 900 orang, b. penyediaan dan diseminasi varietas unggul dan teknologi tepat guna spesifik lokasi melalui display seluas 18 ha, c. Temu Lapang Tanam dan Panen bersama di tingkat provinsi dan 10 Kab Kota dengan jumlah peserta 1.225 orang, d. narasumber dan fasilitator di tingkat provinsi dan 10 Kab Kota, e. 5 penyampaian adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui siaran TVRI dan narasumber di 10 Kab Kota, f. penyediaan dan penyebarluaskan benih bibit untuk display sebanyak 460 kg, g. monitoring dan supervisi penerapan varietas unggul dan inovasi teknologi tepat guna spesifik lokasi, h. persiapan dan penyebarluasan materi penyuluhan berupa Buku I novasi Teknologi sebanyak 270 buah, Katam Terpadu MK 400 buah, Katam Terpadu MH 80 buah, VCD 20 set dan caplak roda 20 buah, i. menempatkan penyuluh peneliti di 10 Kab Kota sebagai LO untuk membina dan mengawal penerapan teknologi di Kab Kota, dan j. monitoring laporan mingguan : Kab. Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara dan Mukomuko dari bulan Januari s.d bulan Desember 2015. 3. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dan petani dalam penerapan inovasi teknologi budidaya padi spesifik lokasi yaitu pengetahuan petugas meningkat sebesar 83,05 dari 17,70 menjadi 32,40, dan petani sebesar 61,72 dari 12,12 menjadi 19,60. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, dapat menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási teknologi pertanian.

1.3. Tujuan