Peningkatan kapasitas lapkir kapasitas penyuluh 2016

18 Pertanian BBPP Ketindan, Malang – Jawa Timur selama 21 hari mulai dari tanggal 27 Juli sampai dengan 16 Agustus 2016 Tabel 3. Fungsional yang melakukan Diklat Dasar Penyuluh Ahli No Uraian Waktu Pelaksanaan Penyuluh 1. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016 27 Juli 2016 s d 16 Agustus 2016 Engkos Kosmana, S.ST 2. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016 27 Juli 2016 s d 16 Agustus 2016 Evi Silviyani, S.ST 3. Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Balitbangtan tahun 2016 27 Juli 2016 s d 16 Agustus 2016 Robiyanto, S.Pt Output yang dicapai dari Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli Lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2016 antara lain adalah terjadinya peningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta khususnya mengenai tugas pokok dan fungsi penyuluhan pertanian, memotivasi untuk menjadi penyuluh pertanian PNS yang berkompeten dan profesional, meningkatkan kinerja, meningkatkan perilaku penyuluh pertanian sesuai dengan dinamika perkembangan zaman, bekerja secara profesional, melayani dan mengayomi masyarakat, mengembangkan pola pikir, berdisiplin, amanah dan jujur, bertanggung jawab, berintegritas, serta memiliki semangat jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara.

4.3. Peningkatan kapasitas

penyuluh di daerah dalam percepatan penyebaran inovasi teknologi Pertanian melalui pertemuan, demplot dan kajiterap Kegiatan demplot dan kajiterap dalam upaya peningkatan kapasitas penyuluh lapangan terhadap beberapa komoditas strategis Kementerian Pertanian yakni Jagung, ternak sapi dan bawang merah dataran tinggi dilaksanakan di wilayah kerja BP4K BP3K. 19 Sampai dengan akhir bulan Desember 2016, pelaksanaan demplot dalam rangka peningkatan kapasitas penyuluh di BPTP Bengkulu dan Penyuluh pertanian kabupaten kota di provinsi Bengkulu telah dilaksanakan 3 unit demplot di 2 kabupaten di provinsi Bengkulu yakni 2 unit demplot PTT jagung di WKBPP Lubuk Ubar kecamatan Curup Selatan dan WKBPP Kesambe Lama kecamatan Curup Utara serta demplot penggemukan sapi dengan inovasi pemberian pakan limbah tanaman jagung di WKBPP Air Sulau kecamatan Kedurang I lir. Demplot Jagung Demplot jagung dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 2 Unit dengan masing masing unit seluas 0,5 ha. Lokasi demplot merupakan Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan WKBP3K sentra produksi jagung yakni di WKBP3K Lubuk Ubar Kecamatan Curup Selatan yang berada di desa Lubuk Ubar dengan Petani Kooperator yakni Bapak Ujang Amrullah dengan paket inovasi teknologi PTT Jagung Tanam dengan Olah tanah Minimum TOM pada lahan sawah tadah hujan. Varietas jagung yang ditanam adalah varietas Bima 19 URI . Sementara demplot PTT Jagung yang berada di WKBP3K Kesambe Lama Kecamatan Curup Utara berada di desa Duku Ulu dengan petani kooperator bapak Zul Amri. Paket inovasi teknologi PTT Jagung yang digunakan yakni Tanpa Olah Tanah TOT dengan varietas unggul baru yakni varietas Bima 20 URI . Hasil produksi demplot jagung varietas Bima 19 Uri yang ditanam di lahan sawah tadah hujan dengan pengolahan tanah minimum kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 19 Uri No Perlakuan Ukuran Ubinan m Hasil Ubinan kg Produksi Panen Tonha 1 J1 100x40x20 4,2 x 2 4,9 5,8 2 J2 90x50x20 4,2 x 2 5,4 6,3 3 J3 70x20 Kontrol 4,2 x 2 5,1 6,1 20 Sementara hasil produksi demplot jagung varietas Bima 20 Uri yang ditanam di lahan kering dengan tanpa olah tanah kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas penyuluh dan fungsional lainnya di kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Data hasil ubinan Jagung Varietas Bima 20 Uri No Perlakuan Ukuran Ubinan m Hasil Ubinan kg Produksi Panen Tonha 1 J1 100x40x20 4,2 x 2 5,2 6,2 2 J2 90x50x20 4,2 x 2 5,9 7,0 3 J3 70x20 Kontrol 4,2 x 2 4,7 5,6 Sementara data komponen hasil dari demplot jagung varietas bima 19 uri dan bima 20 uri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Data komponen hasil demplot jagung varietas bima 19 Uri dan Bima 20 Uri No Varietas Berat Utuh Kering Berat Tongkol Berat Biji Bobot 1000 Butir KA 14 1 Bima 19 Uri 216,6 50,6 165,9 291,6 2 Bima 20 Uri 220,2 55,1 165,0 295,4 Hasil survey yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan demplot jagung menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kapasitas penyuluh dilapangan dalam budidaya jagung baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilannya. Peningkatan pengetahuan penyuluh tentang budidaya jagung ini terjadi setelah dilakukannya pertemuan-pertemuan selama pelaksanaan demplot. Dari 21 orang responden yang disurvey, tingkat pengetahuan penyuluh sebelum dilaksanakannya demplot pada angka 65,53 dengan kriteria tinggi dan setelah dilaksanakannya demplot meningkat menjadi 78,41 dengan kriteria tinggi. Sementara respon penyuluh terhadap pelaksanaan demplot jagung masih pada kriteria cukup sesuai dengan skor 3,42. Tabel 7. Hasil survey tingkat pengetahuan dan respon penyuluh terhadap demplot jagung di kabupaten Rejang Lebong Jumlah Responden Pengetahuan Respon Kriteria Sebelum Kriteria Sesudah Kriteria 21 65,53 tinggi 78,41 tinggi 3,42 Cukup Demplot Pemeliharaan Ternak Sapi Berbasis Limbah Tanaman Jagung 21 Demplot pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung dilaksanakan di kabupaten Bengkulu Selatan tepatnya di WKBPP Sulau kecamatan Kedurang I lir. Sampai dengan bulan Desember 2016 telah dilaksanakan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan serta demontrasi cara pembuatan fermentasi pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung. Pemberian pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung dilakukan kepada ternak sapi jantan dengan jumlah 12 ekor dengan 3 orang petani kooperator. Dari data yang diperoleh terhadap 12 ekor sapi jantan yang diberi pakan fermentasi limbah tanaman jagung, terjadi kenaikan berat badan rata-rata 0,37kg ekor hari. Peningkatan kapasitas penyuluh petugas lapangan di daerah dilakukan melalui pertemuan-pertemuan, sosialisasi dan pelatihan demontrasi cara demcara fermentasi limbah tanaman jagung. Pelatihan ditujukan kepada penyuluh dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang proses pembuatan pakan dari limbah tanaman j agung yang banyak terdapat disana. Respon petani dapat diartikan sebagai perubahan sikap petani yang diakibatkan adanya rangsangan stimulus dari luar dan dari dalam diri petani, dalam wujud melaksanakan program, memperluas areal tanam, pengorganisasian kelompok, dan mengumpulkan serta menyebarluaskan informasi teknologi Rifki 2011. Dalam upaya pengenalan inovasi baru kepada petani dapat terjadi respon yang beragam dari calon adopter, beragam respon tersebut dapat menjadi sebuah acuan dasar terhadap sikap petani terhadap inovasi teknologi yang akan di adopsi. Berdasarkan hasil kajian dan analisis data yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon peternak terhadap inovasi teknologi pembuatan pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung, maka diperoleh hasil seperti yang disajikan pada Tabel 7: Tabel 8. Kelas respon peternak. Kelas Batas Kelas Tally Frekwensi 1 1,00 ≤ x ≤ 1,80 0,0 2 1,80 x ≤ 2,60 0,0 3 2,60 x ≤ 3,40 2 11,8 4 3,40 x ≤ 4,20 6 35,3 5 4,20 x ≤ 5,00 9 52,9 Sumber : Data Primer yang telah diolah Tahun 2016 22 keterangan : 1,00 ≤ x ≤ 1,80 = sangat tidak setuju, 1,80 x ≤ 2,60= Tidak setuju, 2,60 x ≤ 3,40= Cukup Setuju, 3,40 x ≤ 4,20 = Setuju, 4,20 x ≤ 5,00 = Sangat Setuju Respon peternak terhadap teknologi pembuatan pakan sangat tinggi berada pada level sangat setuju 52,9 dan pada level setuju sebesar 35,3 , serta sisanya pada level cukup setuju, sebesar 11,8 . Hal ini menunjukkan respon positif dari peternak terhadap inovasi teknologi pengolahan limbah tanaman jagung sebagai pakan ternak, sehingga peluang peternak untuk mengadopsi teknologi tersebut cukup besar. Kaji Terap Budidaya Baw ang Merah Kaji terap budidaya bawang merah dilaksanakan di WKBPP Air Duku kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas 0,1 ha. I novasi yang diterapkan adalah dengan menggunakan bedengan ukuran, lebar : 1 – 1,2 m, panjang menyesuaikan, tinggi 20-30 cm bagian dibuat mendatar atau tidak melengkung. Jarak antar bedengan dibuat 50 cm sekaligus dijadikan parit sedalam 20-30 cm. Dua minggu sebelum tanam diberikan ameliorant berupa kapur pertanian sebanyak 1 – 1,5 ton ha atau 100 – 150 kg 0,1 ha. Pemupukan diberikan sebagai pupuk dasar : kompos 15 – 20 ton ha 1,5 – 2 ton 0,1 ha, Pupuk kimia : Urea : 47 kg 4,7 kg, SP-36 : 100 kg 10 kg, KCl : 56 kg 5.6 kg dicampur merata pada lahan bedengan, biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam Cara Tanam  Siapkan bibit umbi bawang yang telah disiapkan, iris bagian atas kurang lebih 0,5cm - ¼ bagian umbi untuk memecahkan masa dorman dan merangsang pertumbuhan tunas dan tumbuhnya umbi samping sehingga akan diperoleh pertumbuhan tanaman yang seragam  Jarak tanam yang digunakan 20 X 20 cm dan 15 X 15 cm.  Cara penanaman : benamkan seluruh bagian umbi ke dalam tanah dengan cara memutar umbi agar tidak terlalu padat  Lakukan penyiraman pagi dan sore apabila tidak turun hujan sampai tanaman berumur 10 hari, setelah itu penyiraman bisa dikurangi menjadi 1 kali sehari Pemeliharaan Tanaman Tabel 9. Pupuk susulan setiap 0,1 ha Waktu Pemupukan Jenis pupuk Cara pemupukan 23 Susulan I : tanaman berumur 2 minggu Urea : 9 kg Za : 20 kg KCl : 11 kg Buat garitan diantara tanaman bawang merah, taburkan pupuk pada garitan secara merata Susulan I I : tanaman berumur 5 minggu Urea : 5 kg Za : 10 kg Kcl : 6 kg Produksi bawang merah hasil kaji terap dengan perlakuan jarak tanam di dataran tinggi kabupaten Rejang Lebong serta data komponen hasil dari masing masing perlakuan yang dikaji dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Data hasil ubinan dan berat basah dan berat kering kajiterap bawang merah di Desa Karang, Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong No Perlakuan Ukuran Ubinan m2 Hasil Ubinan kg Produksi Panen Ton ha 1 20 x 20 27 10,4 3,59 9 9,7 2 15 x 15 27 13,8 4,5 10,5 12,15 3 20 x 15 13 3,9 4,19 7 5,45 Tabel 11. Rata-rata jumlah umbi per rumpun bawang merah di kabupaten Rejang Lebong No Perlakuan Jumlah Umbi 1 20 x 20 8,35 2 15 x 15 7,6 3 20 x 15 10

4.4. Peningkatan kapasitas dan kuantitas publikasi hasil Litkajibangrap