Latar Belakang lapkir kapasitas penyuluh 2016

1 I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa metoda yang harus dilaksanakan dalam mempercepat penyebaran inovasi teknologi Pertanian yaitu salah satunya adalah keberhasilan dalam hal melakukan koordinasi dengan pengguna teknologi dilapangan . Koordinasi dalam rangka percepatan ini bisa dilakukan melalui pertemuan dengan Bakorluh, BP4K, Dinas dan I nstansi terkait di tingkat kabupaten, dan BP3K di tingkat Kecamatan. Kinerja sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu i kelembagaan penelitian dan pengembangan, ii kelembagaan penyuluhan, dan iii kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Koordinasi yang dilakukan sangat bermanfaat bagi kelanjutan kegiatan ini terutama pelaksanaan Kaji Terap dan Demplot sebanyak 3 Unit untuk komoditas strategis Kementrian Pertanian dan komoditas unggulan Daerah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi 3-Si diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian. Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji Kasryno, 2006. Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif. Peningkatan kapasitas Peneliti Penyuluh BPTP sangat perlu dilaksanakan dikarenakan Peneliti dan Penyuluh BPTP mempunyai tugas diantaranya yaitu mengembangkan metoda penyuluhan dalam hal mempecepat penyebaran I novasi Teknologi Pertanian. Ada berbagai metoda penyuluhan yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyebaran inovasi Teknologi Pertanian diantaranya melalui pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidang yang akan dilatih,demplot budidaya, untuk meningkatkan kapasitas intern peneliti dan 2 penyuluh Capacity building dengan cara mendatangkan narasumber dari Pusat atau bekerja sama dengan Universitas Bengkulu mengenai Metoda Pengkajian Diseminasi dan analisis data demplot, melakukan study banding yang dilaksanakan oleh peneliti dan penyuluh yang ada di BPTP ke BPTP lain atau pusat-pusat penelitian dan balai penelitian lingkup Badan Litbang Kementrian Pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju mutlak diperlukan, karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto 1993, bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan pendapatan keuntungan. Dari evaluasi pelaksanaan diseminasi dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka kegiatan diseminasi pada tahun 2016 akan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 adalah 1 Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian ; 2 Meningkatkan kapasitas Peneliti dan penyuluh dalam percepatan penyebaran inovasi pertanian melalui a Pelatihan dengan mengundang Nara Sumber dari Pusat atau Universitas Bengkulu dalam hal Metoda Pengkajian Diseminasi bagi Penyuluh dan Fungsional lainnya, b Study Banding ke BPTP lainnya, c Melaksankanan Demplot sebanyak 7 Unit Komodits srategis Kementan dan Komoditas Unggulan Daerah dan d Kaji Terap sebanyak 1 Unit . 3 Sejak Otonomi Daerah, implementasi UU no 16 2006 di setiap daerah sangat beragam khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Berbagai kegiatan penyuluhan yang dirasakan sangat efektif dalam penyampaian informasi pertanian di masa lalu mimbar sarasehan, pertemuan teknis, pertemuasn tugas, penyebaran informasi secara masif kurang dirasakan bahkan cenderung telah ditinggalkan. Adanya target pemenuhan penyuluh 1 desa 1 penyuluh, dilakukan pengangkatan penyuluh lapangan yang berstatus tenaga lepas yang dibiayai APBN maupun APBD, namun tidak dibekali dengan kemampuan teknis budidaya. Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup berat pencapaian swasembada pangan, sehingga bekal kemampuan teknis harus dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di lapangan sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis Balitbangtan memiliki berbagai inovasi teknologi baru yang cukup banyak dan siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. I novasi BPTP masih terbats sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian inovasi teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan yang lebih banyak. Jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu sebanyak 579 PNS dan 367 THL, jumlah ini belum sebanding dengan jumlah Desa yang harus didampingi yaitu sebanyak 1.517 Bakorluh Provinsi, 2015. Demikian halnya dengan jumlah institusi penyuluhan BP3K di Provinsni Bengkulu belum sesuai UU no.16 yang mengamanatkan setiap kecamatan memiliki 1 lembaga penyuluhan BP3K. Jumlah BP3K saat ini berjumlah 100 dari 127 Kecamatan sehingga 1 BP3K memiliki wilayah kerja sampai 2 Kecamatan. Melihat kondisi penyuluhan di Provinsi Bengkulu yang sangat terbatas maka perlu adanya upaya dari Pemerintah Pusat untuk meningkatkan dan memperkuat penyuluh di lapangan. Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan Dalam Rangka Percepatan Penyebaran I novasi Pertanian Di Provinsi Bengkulu diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna. 4 Hasil kegiatan tahun 2015 antara lain : 1 melalui kegiatan pameran 2 kali menunjukkan respon yang tinggi dari stakeholders dan petani tentang teknologi inovasi mekanisasi mesin tanam padi dan mesin panen, serta inovasi pemanfaatan lahan pekarangan Vertikultur, vertiminaponik, hidroponik, dan irigasi tetes; 2 meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan penyuluh dan petani di 10 BP3K melalui kegiatan pertemuan dan demplot di BP3K; 3 tersebarnya informasi teknologi yang dihasilkan BPTP kepada penyuluh dan petani. Mengingat jumlah BP3K yang menerima manfaat diseminasi masih 10 10 BP3K dari jumlah BP3K yang ada 100 BP3K diharapkan kegiatan peningkatan kapasitas penyuluhan dapat berlanjut sesuai dengan teknologi yang selalu berkembang.

1.2. Tujuan