8
Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC. Falsafah  di  atas  menunjukkan  bahwa  proses  pembelajaran  bagi  petani
haruslah  dilakukan  secara  sistematis,  lengkap,  sederhana aplikatif,  dan partisipatif  dengan  mengoptimalkan  kinerja  dari  panca  indra.
Learning  by  doing secara  partisipatif  merupakan  metode  pembelajaran  yang  tepat,  karena  petani
tidak  hanya  mendengar  ataupun  melihat,    tetapi  lebih  ditekankan  untuk  mampu melaksanakan,  mengevaluasi  membuat  penilaian  menemukan,  menentukan
pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini  diharapkan  petani  lebih  kreatif  dan  inovatif  yang  dapat  berperan  seperti
halnya seorang peneliti dan penyuluh.
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil  penelitian  Rogers  dan  Beal  1960 dalam Badri.M  2008  berkaitan
dengan  saluran  komunikasi  menunjukan  beberapa  prinsip  sebagai  berikut: 1 saluran  komunikasi  massa  relatif  lebih  penting  pada  tahap  pengetahuan  dan
9
saluran  antar  pribadi interpersonal  relatif  lebih  penting pada  tahap  persuasi;
2 saluran  kosmopolit  lebih  penting  pada  tahap  pengetahuan  dan  saluran  lokal relatif  lebih  penting  pada  tahap  persuasi;   3 saluran  media  masa  relatif  lebih
penting  dibandingkan  dengan  saluran  antar  pribadi  bagi  adopter  awal early
adopter  dibandingkan  dengan  adopter  akhir  late  adopter;   dan  4 saluran kosmopolit  relatif  lebih  penting  dibandingkan  dengan  saluran  lokal  bagi  bagi
adopter awal early adopter dibandingkan dengan adopter akhir  late adopter.
Hasil  pengkajian Astuti  dan Ruswendi  2013  tentang Berbagai Metode Diseminasi  Teknologi Jeruk Rimo  Gerga  Lebong  Rgl Di  Kabupaten  Lebong
Provinsi  Bengkulu menunjukkan  bahwa untuk meningkatkan pengetahuan  dan ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petani
membutuhkan media  informasi  berupa film  pertanian,  klinik  tani TVRI ,  siaran pedesaan,  pertemuan  kelompok,  dan  koran. Sedangkan  petugas penyuluh
lapangan  membutuhkan  media  berupa buku  saku, berita  TV,  berita  radio, kursus pelatihan, anjangsana,  demonstrasi,  pertemuan  kelompok,  temu  lapang
temu  teknis, dan gelar  teknologi.  Persepsi  petani  terhadap  pengembangan  jeruk menunjukkan 64,29   petani  memiliki persepsi  yang  baik, dan 35,71   petani
memiliki persepsi yang kurang  baik. Media  cetak  lebih  efektif  digunakan  dalam proses  diseminasi  teknologi  usahatani  jeruk  RGL  dibandingkan  dengan  media
audiovisual Hasil  kajian  efektifitas  metode  diseminasi  Jeruk  di  Kabupaten  Lebong
disimpulkan  bahwa Media  cetak  leaflet,  liptan,  buku  saku  lebih  efektif digunakan  dalam proses  diseminasi  teknologi  usahatani  jeruk  RGL  dibandingkan
dengan  media  audiovisual  film  dan  presentasi.  Secara  statistik  penggunaan media  cetak  dapat  meningkatkan  tingkat  pengetahuan  petani;   sedangkan Temu
Lapang  dapat  meningkatkan  pengetahuan    petani sebesar  74,19 ,  sedangkan pelatihan  teknologi  meningkatkan  ketrampilan  petani  sebesar  40 Astuti,  dkk.
2013 Hasil  pengkajian  Wijianto,  A 2008  tentang  Hubungan  Antara  Peran
Penyuluh  dengan  Partisipasi  Anggota  dalam  Kegiatan  Kelompok  Tani  di Kecamatan Banyudono  Kabupaten  Boyolali  menunjukkan  bahwa Ada  hubungan
yang  signifikan antara  peranan  penyuluh  dengan partisipasi  anggota  dalam kegiatan kelompok  tani.  Hal  ini  berarti  setiap kenaikan  nilai  pada  variabel
peranan penyuluh  akan  diikuti  oleh  kenaikan  nilai pada  variabel  partisipasi
10
anggota. Demikian  juga  sebaliknya,  setiap penurunan  nilai  pada  variabel
peranan penyuluh  akan  diikuti  oleh  menurunnya nilai  pada  variabel  partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani.
Risna,  dkk  2012  dalam  pengkajiannya  tentang  Peran  Penyuluh Pertanian  Terhadap  Pengendalian  Hama  Terpadu  pada  Tanaman  Padi
Berdasarkan  Kelas  Kemampuan  Kelompok  Tani  di  Kecamatan  Labuan  Amas Selatan  Kabupaten  Hulu  Sungai  Tengah  menyimpulkan  bahwa  permasalahan
dalam  peran  penyuluhan  pertanian yaitu  belum  melaksanakan  peran  sebagai supervisi,  pemantauan,  dan  evaluasi  terhadap  pengendalian  hama  terpadu  pada
kelompok tani. Pengkajian  oleh  Abdullah,  A  2008  mengenai  Peranan  Penyuluhan dan
Kelompok  Tani  Ternak  untuk  Meningkatkan  Adopsi  Teknologi dalam  Peternakan Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat
memiliki peranan
penting  dalam  pengembangan  peternakan  khususnya dalam  penguatan
kelompok  tani  dan  peningkatan  proses  adopsi  teknologi peternakan  kepada peternak.  Keberhasilan  penyuluhan  sangat ditentukan  oleh  model  penyuluhan
yang  sesuai dengan  kebutuhan peternak,  yaitu  ketepatan  materi,  metode  dan media yang digunakan.
11
I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan