4
Hasil kegiatan tahun 2015 antara lain :  1 melalui kegiatan pameran 2 kali menunjukkan  respon  yang  tinggi  dari  stakeholders  dan  petani  tentang  teknologi
inovasi  mekanisasi  mesin  tanam  padi  dan  mesin  panen,  serta  inovasi pemanfaatan  lahan  pekarangan  Vertikultur,  vertiminaponik,  hidroponik,  dan
irigasi  tetes;   2  meningkatnya  pengetahuan  dan  ketrampilan  penyuluh  dan petani  di  10  BP3K  melalui  kegiatan  pertemuan  dan  demplot  di  BP3K;   3
tersebarnya  informasi  teknologi  yang  dihasilkan  BPTP  kepada  penyuluh  dan petani.  Mengingat  jumlah  BP3K  yang  menerima  manfaat  diseminasi  masih  10
10  BP3K  dari  jumlah  BP3K  yang  ada  100  BP3K  diharapkan  kegiatan peningkatan  kapasitas  penyuluhan  dapat  berlanjut  sesuai  dengan  teknologi  yang
selalu berkembang.
1.2. Tujuan
1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian.
2. Meningkatkan kapasitas  peneliti  dan  penyuluh  dalam    penyebaran  inovasi
pertanian.
1.3. Keluaran
1. Koordinasi dalam rangka percepatan penyebaran inovasi pertanian
2. Peningkatan  kapasitas  peneliti  dan  penyuluh  dalam  percepatan  penyebaran
inovasi  pertanian. melalui  pelatihan,  study  banding, mengundang narasumber dari luar, Demplot dan kaji Terap.
1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat : 1. Tersebarnya inovasi pertanian secara cepat kepada pengguna.
2. Tersedianya  materi  dan bahan ajar  berbasis  inovasi  pertanian  spesifik lokasi  bagi  penyuluh,  widyaiswara,  dan  pengajar  Sekolah  Menengah
Pertanian di Daerah 3. Tumbuhnya  kembali  berbagai  kegiatan  dan  metode  penyuluhan  yang
efektif sesuai kebutuhan pengguna. Dampak
1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah. 2. Meningkatnya  kesejehteraan  petani  di  Daerah,  dikarenakan  penyuluh
sudah meningkat pengtahuan , perilaku dan keterampilannya.
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Kerangka Teoritis
Dalam  konteks  transfer  teknologi,  Badan  Litbang  Pertanian  telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan
baik  itu  diseminasi  hasil-hasil  litkaji kepada  petani-peternak,  pihak  swasta  dan pengguna  lain  perlu  dilakukan  melalui  media  yang  tepat  dan  secara
berkelanjutan.  Kegiatan  diseminasi  bukan  sekedar  penyebarluasan  informasi  dan teknologi  pertanian,  tetapi  petani  diharapkan  mampu  mengadopsi  dan
menerapkan  hasil  litkaji  tersebut  dalam  usaha  pertanian,  sehingga  dapat meningkatkan  kesejahteraannya.  Menurut  Fauzia  2002,  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi  yang  dihasilkan  BPTP  akan  bermanfaat  apabila  dapat  menjangkau  dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan khalayak pengguna. Untuk itu,
BPTP  memerlukan  suatu  sistem  informasi  dan  komunikasi  serta  diseminasi  yang efektif  dan  efisien  agar  khalayak  penggunanya  dapat  memperoleh  informasi
teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat. Sebagai  terjemahan  dari  hal “
extension”,  penyuluhan  dapat diartikan sebagai  proses  penyebarluasan yang  dalam  ini,  merupakan penyebarluasan
informasi  tentang ilmu  pengetahuan,  teknologi  dan seni  yang dihasilkan  oleh perguruan  tinggi  ke  dalam  praktek atau  kegiatan  praktis  Mardikanto
dalam Risna,  dkk, 2012.
Penyuluhan  pertanian  adalah  sistem  pendidikan  di  luar sekolah  non formal,  bagi  petani  dan keluarganya  agar  berubah  perilakunya
untuk  bertani  lebih baik better  farming, berusahatani  lebih  menguntungkan
better  bussines,  hidup lebih  sejahtera  better living,  dan  bermasyarakat  lebih baik
better  community  serta  menjaga  kelestarian  lingkungannya  better environment . Metode  penyuluhan  pertanian  dapat  diartikan  sebagai  cara
atau  teknik penyampaian  materi penyuluhan  oleh  para  penyuluh  kepada para  petani  beserta keluarganya  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung,
agar  mereka  tahu,  mau dan  mampu  menerapkan inovasi teknologi  baru
Wiriatmadja,  1976; Mardikanto,  1993. Sedangkan  teknik  penyuluhan pertanian dapat  didefinisikan  sebagai  keputusan-keputusan  yang  dibuat oleh  sumber atau
penyuluh  dalam  memilih  serta  menata  simbul  dan  isi pesan  menentukan  pilihan cara  dan  frekuensi  penyampaian  pesan  serta menentukan  bentuk  penyajian
pesan. Kegiatan  penyuluhan  sebagai
suatu  sistem  pendidikan  nonformal dimaksudkan  agar  penerima  manfaat utama  penyuluhan  yaitu  petani  dan
6
keluarganya  bersedia  merubah  perilaku mereka  yang  meliputi  perubahan  pada aspek  pengetahuan,  sikap,  dan
keterampilan  sehingga  mereka  mampu memecahkan  masalah  yang  dihadapi  dan dapat  menolong  dirinya  sendiri  untuk
memperbaiki  taraf  hidup  dan meningkatkan  kesejahteraannya. Dalam  hal  ini
peran  penyuluh pertanian  dirasa  sangat  penting,  karena penyuluh  bertugas melaksanakan kegiatan  penyuluhan  di  wilayah kerjanya dan  berhubungan
langsung  dengan  petani sehingga  penyuluh  dapat  mengenali masalah-masalah yang  dihadapi  petani serta  membantu  mencari  cara  pemecahan masalah-
masalah  tersebut.  Untuk mewujudkan  keberhasilan  penyuluhan, diperlukan tenaga-tenaga  penyuluh  yang handal  dan  profesional  agar  dapat melaksanakan
kegiatan  penyuluhan seperti  yang  direncanakan Wijianto,  Arip,  2008. Peran
utama  bagi  penyuluh  pertanian adalah  penyuluh  sebagai  penasehat advisor, penyuluh  sebagai  teknisi, penyuluh  sebagai  penghubung
middleman, penyuluh sebagai  organisatoris  dan penyuluh  sebagai  agen  pembaharuan Marzuki
dalam Saridewi, T. R dan Siregar, A.N, 2010.
Mardikanto  1993  menyatakan  bahwa  merujuk  pada  pemahaman penyuluhan  pertanian  sebagai  proses  pembelajaran,  maka  prinsip-prinsip  dalam
penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3. Asosiasi;  artinya  kegiatan  penyuluhan  harus  saling  terkait  dengan  kegiatan lainnya. Misalnya  apabila  seorang  petani  berjalan  di  sawahnya  kemudian  melihat  tanaman
padinya  terserang  hama,  maka  ia  akan  berupaya  untuk  melakukan  tindakan pengendalian.
Lebih lanjut
Dahama dan
Bhatnagar dalam
Mardikanto 1993
mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian :
1. Minat  dan  kebutuhan;  artinya  penyuluhan  akan  efektif  jika  selalu  mengacu kepada
minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani. 2.
Organisasi  masyarakat  bawah;  artinya  penyuluhan  akan  efektif  jika  mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3. Keraguan  budaya;  artinya  penyuluhan  harus  memperhatikan  adanya keragaman
budaya.
7 4.
Perubahan  budaya;  artinya  setiap penyuluhan  akan  mengakibatkan perubahan budaya.
5. Kerjasama  dan  partisipasi;  artinya  penyuluhan  hanya  akan  efektif
jika menggerakkan
partisipasi masyarakat
untuk selalu
bekerjasama dalam
melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan. 6.
Demokrasi dalam
penerapan ilmu;
artinya dalam
penyuluhan harus
selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif. 7.
Belajar  sambil  bekerja;  artinya  dalam  kegiatan  penyuluhan  pertanian  harus diupayakan  agar  masyarakat  dapat  belajar  sambil
berbuat,  atau  belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
8. Penggunaan  metode  yang  sesuai;   artinya  penyuluhan  harus  dilakukandengan
penerapan  metode  yang  selalu  disesuaikan  dengan  kondisi lingkungan  fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan;  artinya  penyuluh  tidak  melakukan  kegiatan  yang  hanya bertujuan
untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan. 10. Spesialis  yang  terlatih;  artinya  penyuluh  harus  benar-benar  orang  yang  telah
mengikuti  latihan khusus  tentang  segala  sesuatu  yang  sesuai  dengan fungsinya sebagai penyuluh
11. Segenap  keluarga;  artinya  penyuluh  harus  memperhatikan  keluarga  sebagai satu kesatuan dari unit sosial.
Model  diseminasi  yang  dikembangkan  Badan  Litbang  Pertanian  adalah melalui berbagai channel Gambar.1
8
Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC. Falsafah  di  atas  menunjukkan  bahwa  proses  pembelajaran  bagi  petani
haruslah  dilakukan  secara  sistematis,  lengkap,  sederhana aplikatif,  dan partisipatif  dengan  mengoptimalkan  kinerja  dari  panca  indra.
Learning  by  doing secara  partisipatif  merupakan  metode  pembelajaran  yang  tepat,  karena  petani
tidak  hanya  mendengar  ataupun  melihat,    tetapi  lebih  ditekankan  untuk  mampu melaksanakan,  mengevaluasi  membuat  penilaian  menemukan,  menentukan
pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Melaui cara ini  diharapkan  petani  lebih  kreatif  dan  inovatif  yang  dapat  berperan  seperti
halnya seorang peneliti dan penyuluh.
2.2. Penelitian Terdahulu