PENGGUNAAN FUNGSI CHARF LAM DALAM SURAT ALI IMRAN (Studi Sintaksis)

(1)

i

PENGGUNAAN FUNGSI CHARF LAM DALAM

SURAT ALI-IMRAN

(Studi Sintaksis)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RAYZA PURWO FACHRUZI 2701409019

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA ARAB

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi.

Semarang, 21 Juli 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

\

Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I. Ahmad Miftahuddin, M.A.


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Hari : Rabu Tanggal : 31 Juli 2013

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Drs. Agus Yuwono, M.Si, M.Pd. Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag. NIP 196812151993031003 NIP 197103041999031003

Penguji I,

Singgih Kuswardono, S.Pd.I., M.A. NIP 197607012005012001

Penguji II/ Pembimbing II, Penguji III/ Pembimbing I,

Ahmad Miftahuddin, M.A. Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I.


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini, saya:

Nama : Rayza Purwo Fachruzi NIM : 2701409019

Prodi/ Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab/ Bahasa dan Sastra Asing Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul:

PENGGUNAAN FUNGSI CHARF LAM DALAM SURAT ALI-IMRAN

(Studi Sintaksis) yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan karya saya sendiri, yang saya hasilkan setelah melalui sebuah analisis, bimbingan, diskusi dan pemaparan/ ujian. Sumber informasi atau kutipan, baik yang langsung maupun tidak langsung, telah disertai identitas sumbernya dengan cara sebagaimana yang lazim dalam penelitian karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Semarang, 21 Juli 2013 Yang membuat pernyataan

Rayza Purwo Fachruzi NIM 2701409019


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

دجو دج نم

Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan

Persembahan

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

 Untuk ayahanda tercinta H. Siswoyo dan ibunda tercinta Hj. Purwati atas do‟a-do‟a yang tak henti terucap dan bantuan moril serta materinya.

 Sahabat-sahabatku tersayang.

 Almamater Universitas Negeri Semarang.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga serta para sahabatnya. Dengan terselesaikannya skripsi ini, perkenankanlah peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang selalu memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Retno Purnama Irawati, S.S., M.A., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan, motivasi dan dukungan.

4. Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I., selaku pembimbing I dan Ahmad Miftahuddin, M.A., selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, dorongan, semangat, dan bimbingannya dalam menyusun skripsi ini.

5. Segenap dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab UNNES yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berharga.

6. Teman-temanku Prodi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2009 yang telah memberikan support dan bantuan.


(7)

vii

7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga, walaupun nama mereka tidak dapat saya sebut disini, itu tidak mengurangi rasa terimakasih saya.

Akhirnya peneliti berdoa semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak, dan semoga segala bantuan, baik perhatian maupun materi yang diberikan kepada peneliti diterima oleh Allah SWT dan mendapat ridho-Nya. Tiada gading yang tak retak. Untuk itu segala kritik yang konstruktif atas semua kekurangan dalam penyusunan skripsi ini peneliti menerimanya dengan hati terbuka.

Semarang, 21 Juli 2013 Yang membuat pernyataan

Rayza Purwo Fachruzi NIM 2701409019


(8)

viii

ABSTRAK

Fachruzi, Rayza Purwo. 2013. Penggunaan Fungsi Charf lam Dalam Surat Ali-Imran (Studi Sintaksis). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Darul Qutni, S.Pd.I, M.S.I. Pembimbing II : Ahmad Miftahuddin, M.A.

Kata kunci: Jenis charf lam, Bentuk reksi charf lam, Al-Qur‟an surat Ali-Imran. Skripsi ini berjudul Penggunaan fungsi Charf lam dalam surat Ali-Imran (Studi Sintaksis). Masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apa saja jenis-jenis charf lam yang terdapat pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran? (2) Apa saja fungsi charf lam yang terdapat pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran?. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan jenis-jenis charf lam yang terdapat pada Al-Qur‟an surat Ali -Imran (2) Mendeskripsikan bentuk reksi charf lam yang terdapat pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan desain penelitian library research. Data dalam penelitian ini adalah charf lam dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

Melalui penelitian ini peneliti menemukan 160 data 1) terdapat 2 jenis charf lam dengan rincian 17 partikel ) ا( yang berdampak reksi pada verba, 114 partikel ) ا( yang berdampak reksi pada nomina, dan 29 partikel ) ا( yang tidak berdampak reksi ; 2) terdapat 2 bentuk reksi pada partikel ) ا( dengan rincian 17 bentuk reksi pada verba, dan 114 bentuk reksi pada nomina.


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Bahasa Arab ... 10

2.2.2 Sintaksis ... 11

2.2.3 Partikel ... 12

2.2.4 Partikel Lam ... 18

2.2.4.1 Partikel )ما( Berdampak Reksi ... 19

2.2.4.1.1 Partikel )ما( Tidak Berdampak Reksi... 20


(10)

x

BAB 3: METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 24

3.2 Sumber Data ... 25

3.3 Objek Penelitian ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Analisis Data Instrumen Penelitian ... 27

3.6 Instrumen Penelitian ... 29

BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 JenisPartikel Lam ... 32

4.1.1 Partikel )ما ( Yang Berdampak Reksi ... 32

4.1.1.1 Partikel )ما ( Yang Berdampak Reksi pada verba ... 33

4.1.1.2 Partikel )ما ( Yang Berdampak Reksi pada nomina ... 34

4.1.2 Partikel )ما ( Yang tidak Berdampak Reksi ... 37

4.2 Bentuk Reksi Pada Partikel )ما ( ... 39

4.2.1 Bentuk Reksi Pada Verba ... 39

4.2.2 Bentuk Reksi Pada Nomina ... 40

BAB 5 : PENUTUP ... 43

5.1 Simpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Kartu data Charf Lam Dalam Surat Ali-Imran

2. Lampiran Lembar Rekapitulasi Jenis Charf Lam Dalam Surat Ali-Imran 3. Lampiran Tabel Rekapitulasi Jenis Charf Lam Dalam Surat Ali-Imran


(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Charf (partikel) adalah termasuk jenis kata. Charf (partikel) dalam bahasa Arab ada tiga bagian yaitu dari segi jeni-jenisnya, fungsi dan letaknya dalam kalimat sempurna (jumlat mufidah).

Lam termasuk bagian dari charf (partikel) yang ada dalam bahasa Arab. Lam mempunyai arti yang berbeda-beda didukung oleh bentuk dan struktur kalimat yang sempurna. Charf (partikel) biasanya di depan kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata tugas (partikel). Adapun sebagian charf (partikel) hanya terletak di depan kata benda saja atau hanya di depan kata kerja. Lam ternyata berbeda dengan partikel-partikel lainnya. Lam dapat terletak di depan kata kerja (verba), di depan kata benda (nomina), di tengah-tengah kata tugas (partikel) dan di tengah-tengah antara kata tugas (partikel) dan kata kerja (verba).

Sesuai dengan letaknya, lam mempunyai arti, jenis dan fungsi yang bermacam-macam. Adapun cara mengetahui bentuk reksi dan maknanya dengan melihat jenis partikel lam-nya.


(13)

Dalam ilmu linguistik, pembahasan jenis-jenis partikel lam seperti ini dipelajari dalam disiplin ilmu sintaksis. Sintaksis adalah membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini sesuai dengan asal usul kata sintaksis itu sendiri yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti „dengan‟ dan kata tattein yang berarti „menempatkan‟. Jadi secara etimologis istilah itu berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok atau kalimat (Chaer 1994:206). Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji partikel lam sebagai kata dalam kelompok atau kalimat sesuai jenis dan bentuk reksi partikel lam pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

Al-Qur‟an merupakan kalamullah yang terdiri dari 144 surat yang terbagi menjadi 30 juz. Surat Ali-Imran merupakan surat ke 3 dalam Al-Qur‟an dan terdapat dalam juz 1. Al-Qur‟an surat Ali-Imran terdiri dari 200 ayat yang semuanya turun di madinah (madaniyah). Dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran terdapat banyak partikel lam yang berjumlah 160 partikel lam yang terdiri dari tujuh jenis, yaitu: lam ta‟lil(letter of causality), lam juhud, lam amilah lil jar (letter of genetif), lam muzchalaqoh,lam bu‟d, lam jawab (letter of answer), dan lam ibtida‟ (letter of introduction).

Salah satu contohnya pada ayat 178 :

ُِْ َََأ ََُ َ َِ َََْ َ اَ َُْ

ٌَْخ َُِِْْ

َُْ ُِْ ََِ ُ ََِْ


(14)

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”

Pada ayat di surat Ali-Imran ini, terdapat 3 partikel lam yang terdiri dari 2 jenis partikel lam yang mempunyai 2 bentuk reksi yang berbeda-beda, yaitu partikel lam yang terangkai dengan dhomir (pronominal personal) ُْ yaitu kata َُْ adalah jenis lam „amilah lil jar (genetif), yang mengakibatkan bentuk reksi genetif ism dhomir (pronominal personal) dan mempunyai makna (kepada). Partikel lam yang kedua yaitu yang terangkai dengan kata َُِِْْأ, jenisnya sama dengan contoh yang pertama yaitu lam „amilah lil jar (genetif) dan berbentuk reksi sama, yaitu bentuk reksi genetif pada ism (nomina), akan tetapi lam „amilah lil jar (genetif) di sini mempunyai makna yang berbeda dengan yang pertama yaitu bermakna

(kepunyaan). Dan partikel lam yang terakhir yaitu lam ta‟lil (causality), adapun bentuk reksi lam ini adalah modus subjungtif pada fi‟l mudhori‟ (verba), yaitu kata ُ ََْ , dan mempunyai makna

ط (kata perintah)

Permasalahan pada contoh di atas adalah hal yang mendorong peneliti untuk membuat judul berupa Penggunaan fungsi charf lam pada surat Ali-Imran. Contoh ini membuat peneliti sangat tertarik untuk mengkaji penggunaan fungsi partikel lam secara mendalam, karena apa? karena


(15)

dengan mengetahui jenis-jenisnya dapat pula menggetahui jenis infleksi dan maknanya. Sebaliknya jika tidak mengetahui jenis partikel lam, maka tidak akan dapat mengetahui bentuk reksi dan maknanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja jenis-jenis partikel lam yang terdapat dalam Al-Quran surat Ali-Imran?

2. Apa saja bentuk reksi partikel lam yang terdapat dalam Al-Quran surat Ali-Imran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan jenis-jenis partikel lam yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

2. Mendeskripsikan bentuk reksi partikel lam yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.


(16)

1. Manfaat teoritis

Dilihat dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan tentang jenis-jenis partikel lam, dan fungsinya pada Al-Qur‟an khususnya pada Surat Ali-Imran. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang kaidah bahasa Arab, yang tentunya sangat penting dalam pembelajaran qowaid bahasa Arab.

2. Manfaat praktis

Dilihat dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran pada pembaca tentang macam-macam partikel lam, dan fungsinya pada surat Ali-Imran, sehingga dikemudian hari pembaca dapat benar-benar memahami tentang jenis-jenis partikel lam dan fungsinya yang terkandung pada surat Ali-Imran.


(17)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang analisis sintaksis yang berhubungan dengan kaidah bahasa telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti.Sebagian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut karena hal itu sangat membantu para pembelajar untuk memahami tata bahasa yang berhubungan dengan sintaksis, khususnya bagi pembelajar bahasa Arab untuk memahami kaidah sintaksis dalam bahasa Arab fushah.

Penelitiantentang tata bahasa yang berhubungan dengan kajian sintaksischarf lamsudah pernah dilakukan di Indonesia namun penelitian sintaksis huruf lam dalam surat Ali-Imran belum pernah ada. Adapun beberapa peneliti tersebut adalah Fadhlah Nasution (2000) yang berjudul analisis lam amr dalam Al-Qur‟an pada Surah An-Nisa‟ dan An-Nur, M. Jali Ahfaz Ritonga (2004) yang berjudul analisis charf jar lam dalam Al-Qur‟an pada Surat Al-Maidah, Abdul Halim Hadi (2010) yang berjudul partikel lam dalam Al-Qur‟an Al-Karim.


(18)

Fadhlah Nasution (2000) telah melakukan penelitian dalam bentuk skripsi di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul analisis lam amr dalam Al-Qur‟an pada Surah An-Nisa‟ dan An-Nur. Penelitian Fadhlah membahas tentang lam amr, dan sumber data diambil dari Al-Qur‟an suratAn-Nisa‟ dan An-Nur.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan Fadhlah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang kajian charf lam.

Sementara itu, perbedaan penelitian Fadhlah dengan yang penelitian dilakukan peneliti terletak pada objek yang diteliti.Fadhlah meneliti tentang lam amrsebagai objek formal dan Al-Qur‟an surat An-Nisa dan An-Nur sebagai objek material, sedangkan peneliti meneliti charf lam secara global sebagai objek formal dan Al-Qu‟ran surat Ali-Imran sebagai objek materialnya.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh M. Jali Ahfaz Ritonga (2004) yang telah melakukan penelitian dalam bentuk skripsi di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni dengan judul analisis charf jar lam dalam Al-Qur‟an pada Surat Al -Maidah. Penelitian Jali membahas tentang charf jar lam, dan sumber data diambil dari Al-Qur‟an suratAl-Maidah.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan Jali dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang kajian charf lam.


(19)

Sementara itu, perbedaan penelitian Jali dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada objek yang diteliti.Fadhlah meneliti tentang charf jar lamsebagai objek formal dan Al-Qur‟an surat Al-Maidah sebagai objek material, sedangkan peneliti meneliti charf lam secara global sebagai objek formal dan Al-Qu‟ran surat Ali-Imran sebagai objek materialnya.

Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Abdul Halim Hadi (2010), yang telah melakukan penelitian dalam bentuk skripsi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dengan judul partikel lam dalam Al-Qur‟an Al-Karim. Penelitian Abdul membahas tentang partikel lam, dan sumber data diambil dari Al-Qur‟an Al-Karim.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan Halim dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah objek formal penelitian sama-sama mengkaji tentang kajian charf lam secara global.

Sementara itu, perbedaan penelitian Halimdengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada kajian penelitian dan objek yang diteliti.Halimmeneliti tentang kajian semantik, sedangkan peneliti meneliti tentang kajian sintaksis dan objek material penelitian Abdul berupa Al-Qu‟ran Al-Karim secara global, sedangkan peneliti hanya mengkaji Al-Qur‟an surat Ali -Imran.


(20)

Tabel 2.1. Tinjauan Pustaka

No Nama Peneliti

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Fadhlah Nasution (2000)

Analisis lam amr dalam Al-Qur‟an pada Surah An-Nisa dan An-Nur

Penelitian sama-sama mengkaji tentang kajian charf lam

Lam amrdalam surat An-Nisa‟ dan An-Nur

2. M.Jali Ahfaz Ritonga (2004)

Analisis charf jar lam dalam Al-Qur‟an pada Surat Al-Maidah

Penelitian sama-sama mengkaji tentang kajian charf lam

Charf jar lam dalam surat Al-Maidah

3. Abdul Halim Hadi (2010)

Partikel lam dalam Al-Qur‟an Al-Karim

Objek formal penelitian sama-sama mengkaji harf lam secara global

Partikel lam dalam Al-Qur‟an

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang penggunaan fungsi charf lam dalamsurat Ali-Imran (Studi Sintaksis) belum pernah dilakukan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.


(21)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi, baik di negeri Arab khususnya di Timur Tengah maupun di dunia internasional.Ghazzawi (dalam Arsyad 2004:6) mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari dua ratus juta umat manusia. Bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci (Al-Qur‟an) dan tuntunan agama umat islam sedunia, ini dinyatakan dalam Al-Qur‟an pada surat Taha ayat 113 :

اّب ع انا ق ا ل ن كلا كDemikianlah telah kami turunkan Al-qur‟an itu berbahasa Arab”. Maka tentu saja bahasa Arab merupakan bahasa yang paling besar signifikannya bagi ratusan juta muslim sedunia.

Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa merupakan suatu system yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis, yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Chaer, 1994:4).


(22)

2.2.2 Sintaksis

Menurut Chaer (1994:206) sintaksis adalah membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini sesuai dengan asal usul kata sintaksis itu sendiri yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti „dengan‟ dan kata tattein yang berarti „menempatkan‟.Jadi, secara etimologis istilah itu berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok atau kalimat.

Adapun Hafny Beyk (tanpa tahun:6) mendefinisikan sintaksis dalam bahasa Arab adalah aturan-aturan untuk mengetahui bentuk-bentuk kata bahasa Arab dan keadaannya, baik ketika tunggal (mufrod) maupun ketika tersusun (murakkab).

Beberapa uraian definisi sintaksis diatas dapat disimpulkan bahwa kata merupakan salah satu unsur dalam pembahasan sintaksis.Kata sendiri menurut Fuad Nikmah (tanpa tahun:18) dibagi menjadi ism (nomina), fi‟l(verba) dan charf (partikel).

Ism (nomina)adalah kata yang menunjukkan arti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, tempat, masa, sifat”.

Fi‟l (verba) adalah kata yang menunjukkan atas kejadian pada masa yang khusus”.


(23)

“Charf (partikel) adalah kata yang tidak mempunyai arti terkecuali bersamaan dengan yang selainnya”.

Adapun Al-Ghulayaini (2005:11) menyatakan charf (partikel) itu tidak menunjukkan makna kecuali ketika ia terangkai dengan kata lain contoh: hal, fi, lam dan tidak ada tanda-tanda khusus bagi charf (partikel) yang membedakannya sebagaimana tanda-tanda yang dimiliki oleh ism (nomina) dan fi‟l (verba). Kemudian Hubeis mendefinisikan (1985:4) charf (partikel) adalah kata yang tidak menunjukkan makna yang jelas kecuali terangkai dengan kata yang lain.

2.2.3 Partikel

Adapun partikeladalah salah satu jenis kata.Partikeladalah kata yang tidak memiliki makna yang sempurna kecuali partikel tersebut terletak dalam suatu kalimat.Partikelitu sendiri tidak memiliki tanda-tanda sebagaimana dimiliki oleh ism (nomina) dan fi‟l(verba).

Menurut Ghulayaini (2005:619) partikel dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam yaitu charf mabna (construction) dan charf ma‟na (signification). charf mabna (construction) adalah partikel yang menjadi bangunan atau komponen dalam pembentukan suatu kata, Sedangkan charf ma‟na (signification) adalah partikel yang memiliki arti yang tidak sempurna kecuali terangkai dalam suatu kalimat. Partikel lam yang menjadi objek bahasan dalam penelitian ini termasuk charf ma‟na (signification). Adapun charf ma‟na


(24)

(signification) terbagi menjadi dua macam, yaitu charf amil dan charf ghoiru „amil.

Pengertian charf „amil menurut pakar bahasa Arab, diantaranya Ghulayaini (2005:619) menyatakan charf „amil adalah yang menjadikan dampak reksi pada kata lain sebab hubungan gramatikal. Adapun Hubeis (1985:66) menambahkan definisi charf „amil adalah yang menjadikan kasus (i‟rob) atau perubahan bunyi harakat pada akhir kata benda (ism) atau bunyi harakat pada verba (fi‟l) bentuk infleksinya disebut modus. Sedangkan charf ghoiru „amil (Ghulayaini,619:2005) adalah yang tidak menjadikan dampak reksi pada kata lain sebab hubungan gramatikal.

Karena pokok pembahasan lebih erat kaitannya dengan charf ma‟na, maka penulis memfokuskan tentang charf ma‟na (signification), sedangkan charf mabna (construction) tidak masuk dalam pembahasan ini.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan charf ma‟na (signification) terbagi menjadi dua macam, yaitu charf „amil dan charf ghoiru „amil. Pengertiancharf „amil adalah partikel yang dapat berdampak reksi pada kata lain sebab hubungan gramatikal, sedangkancharf ghoiru „amil adalah charf yang tidak berdampak reksipada kata lain sebab hubungan gramatikal. Hal ini menyebabkan perlunya pembahasan tentang i‟rab(infleksi) dan bina‟.

Menurut Bakar (2000: 17-18) i‟rab(infleksi) adalah perubahan bunyi pada akhir kata sebab hubungan gramatikal tetentu, baik disertai desinen ataupun


(25)

dinisbatkan. Adapun pengertian bina‟ adalah tetapnya akhir kalimat pada satu keadaan, baik rafa‟(nominatif), nashb (akusatif), jar (genetif), dan jazm (jusif).

Ni‟mah )tanpa tahun:23) menjelaskan tentang pengertian mu‟rab

(inflektif) adalah kata yang mengalami perubahan bentuk harakat akhirnya disebabkan perubahan letaknya dalam kalimat, sedangkan mabni (solid) adalah kata yang tidak mengalami perubahan bentuk harakat akhirnya disebabkan perubahan letaknya dalam kalimat.

Ism mu‟rab (nomina inflektif) adalah ism (nomina) yang memiliki penanda hubungan gramatikal (desinen). Nomina dalam bahasa Arab memiliki tiga kasus infleksi, yaitu: nominative atau disebut rafa‟, akusatif atau disebut nashb, genetif atau disebut jar. Ketiga ism tersebut mempunyai tanda-tanda sebagai berikut:

a. Kasus nominatif di tandai oleh desinen, sebagai berikut: 1. Sufiks bunyi vocal /u/ untuk nomina:

a. Mufrad (tunggal), contoh: ط (siswa itu telah berhasil) b. Jama‟ muannas salim(jamak feminism regular), contoh: ض

(ibu-ibu guru telah datang)

c. Jama‟ taksir (jamak iregular), contoh: ج (bapak-bapak itu telah berdiri)

2. Konsonan semi vocal untuk ism musanna (ganda), contoh: ئ ط

(kedua pesawat itu terbang tinggi) 3. Konsonan )و) untuk ism:


(26)

a. Jama‟ muzakkar salim (jamak maskulin regular), contoh: ض (para ilmuan itu telah datang)

b. Asmaul khomsah (nomina lima), contoh: أ ء ج (ayahmu telah datang)

Bagi ism mu‟tal akhir seperti kata dan ض tandarafa‟nya adalah bunyi vocal /u/ yang dinisbatkan(muqaddarah) pada akhir harakat ism tersebut.

b. Kasus akusatif ditandai oleh desinen, sebagai berikut: 1. Sufiks bunyi vocal /a/ untuk ism(nomina):

a. Mufrad(tunggal), contoh: ئ (supir itu telah menjalankan mobilnya)

b. Jama‟ taksir(jamak iregular), contoh: ص ص ش (guru itu telah menjelaskan beberapa teks)

2. Konsonan)ي) untuk ism(nomina):

a. Musanna (ganda), contoh: (saya menjumpai kedua bapak guru itu)

b. Jama‟ muzakkar salim(jamak maskulin regular), contoh: ا

ف (orang-orang bermain sendiri-sendiri) 3. Sufiks bunyi vokal /i/untuk ism jama‟ mu‟annas salim(jamak feminim

regular), contoh: أ

ض (saya melihat para perawat)

4. Konsonan semi vokal))ا untuk ism asmaul khamsah(nomina lima), contoh: خ ش (saya melihat saudaramu)


(27)

Sedangkan tanda nashab(akusatif)untuk ism mu‟tal akhir seperti pada contoh kata طص maka tanda dibacanashab(akusatif)-nya adalahbunyi vocal /a/ yang dinisbatkan (muqaddarah) pada charfalif.

c. Kasus genetif ditandai oleh desinen, sebagai berikut: 1. Bunyi vocal /i/ untuk ism(nomina):

a. Mufrad(tunggal), contoh: ص (saya telah sampai ke kampong)

b. Jama‟ taksir(jamak iregular), contoh: ج ع (saya telah berbicara dengan banyak orang)

2. Charf ya‟ untuk ism (nomina):

a. Musanna(ganda), contoh: ص ع ط (saya telah mentelaah dua cerita)

b. Jama‟ muzakkar salim(jamak maskulin regular), contoh: (saya telah melewati para insinyur)

c. Asmaul khamsah(nomina lima), contoh: خ ع (saya telah berbicara dengan saudaramu)

3. Ada beberapa ism yangdigenetifkan dengan bunyi vokal /a/dalam posisi mufrad (tunggal)dan jama‟ taksir (jamak iregular)disebut denganmamnu‟ min as-sarfi.

Sedangkan bagi ism mu‟talakhir seperti kata

dan ض digenetifkan adalah bunyi vocal /i/ yang dinisbatkan (muqaddarah) pada akhir harakat ism(nomina) tersebut.


(28)

Fi‟l mu‟rab(nomina inflektif) adalah fi‟l(verba) yang berubah-ubah harakat akhirnya dalam kalimat.Dalam bahasa Arab fi‟l yang dii‟rab adalah fi‟l mudhori‟ yang tidak bersambung dengan nun niswah atau nun taukid.Fi‟l mudhori‟ yang dii‟rab dibagi menjadi tiga bagian, yaitu marfu‟(nominative), mansub (akusatif) dan majzum(jusif).

a. Desinenrafa‟ fi‟l mudhori‟(modus indikatif) yaitu:

1. Bunyi vocal /u/, contoh: (saya sedang menulis)

2. Pengganti bunyi vocal /u/, yaitu dikekalkannya konsonan nun jika fi‟l(verba) tersebut termasuk af‟alu khamsah(verba lima). Yang dimaksud af‟alu khamsah(verba lima)adalah setiap fi‟l mudhari‟(verba) yang berakhiran dengan alif musanna, waw jama‟ dan ya‟ mukhatabah. Contoh: (kamu berdua sedang menulis) dan jika fi‟l(verba) tersebut adalah mu‟tal maka fi‟l(verba) tersebut dimodus indikatifkan dengan bunyi vokal /u/ yang dinisbatkan (muqaddarah) pada akhir harakatfi‟l tersebut.

b. Desinennashbfi‟l mudhori‟(modus subjungtif) yaitu:

1. Bunyi vocal /a/, contoh: (aku tidak akan menulis)

2. Pengganti bunyi vocal /a/ yaitu menanggalkan konsonan nun, jika fi‟l(verba) tersebut termasuk af‟alu khamsah(verba lima). Contoh:

(kamu berdua tidak akan menulis) c. Desinen jazmfi‟l mudhori‟ (modus jusif) yaitu:

1. Konsonan tak bervokal (sukun), contoh: (saya tidak menulis)


(29)

2. Pengganti harakat Konsonan tak bervokal (sukun) yaitu menanggalkannya konsonan nun, jika fi‟l(verba) tersebut termasuk af‟alu khamsah(verba lima). Contoh: (kamu berdua tidak menulis)

Berdasarkan teori-teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa partikellam yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagian dari huruf-huruf dalam bahasa Arab, yang ditinjau dari jenisnya terdapat beberapa jenis dan dilihat dari berfungsi, terdiri dari dua kelompok yaitu („amilah) dan (ghoiru „amilah). Berikut penjelasan tentang partikel lam dari jenis dan fungsinya.

2.2.4 Partikel Lam

Partikel lam adalah Charfhijaiyah (partikel alphabetical) yang kedua puluh tiga (Thohir 2000:236). Partikellam ditinjau dari segi jenisnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya, maka partikel lam ada yang berdampak reksi dan ada yang tidak berdampak reksi. Adapun partikel lam yang berdampak reksi disebutlam „amilah, seperti: „amilah lil jazm(jusif),„amilah lil nashb(genetif) dan„amilah lil jar(genetif), Sedangkan yang tidak berdampak reksi disebut lamghoirul „amilah, seperti: lam ibtida‟(introduction), lam muz‟halaqoh, lam jawab(answer), lam bu‟d, lam istighosah (help), lam ta‟ajub(astonishment), lam zaidah (augmentation) dan lam fariqoh.


(30)

2.2.4.1Partikel )ما(Berdampak Reksi

1. „Amilah lil jazm (jusif) yaitu lam amr ) ا) , partikellam yang berdampak reksi jusif pada verba dan menandai

hubunganmaknawi„perintah‟( ط

)

. Adapun lam amrberbunyi

vokal/u/ (kasroh) ketika tidak didahului waw atau fa‟ athof contoh: ض

(Supaya Allah SWT mengabulkan do‟aku), sebaliknya jika lam amr didahului waw atau fa‟ athof maka berdesinen konsonan tak bervokal(sukun). Contoh:

ء ش ف ف

ء ش

ف (barang siapa

menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman,dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir).

2. „Amilah lil nashb(genetif)ada 2 macam :

a. Lam causality) ع ا ) yaitupartikellam yang berdampak reksi subjungtif pada verba yang menandai hubungan maknawi „untuk‟ dan bertempat setelah an mudhmaroh, Contoh:

ف (Saya pergi untuk menyelesaikanstudiku)

b. Lam Juhud ) ا) yaitu partikellam yang berdampak reksi subjungtif pada verba yang menandakan fungsinya sebagai komen dan bertempat di khobar(coment)-nya kana yang manfi, contoh:

ه ع ط


(31)

(Dan tidaklah Allah SWT akan memperlihatkan kepada kalian hal-hal yang ghoib)

3. „Amilahlil jar (genetif) yaitu partikel yang berdampak reksi genetif pada nomina yang menandakan hubungan maknawi „kepemilikan‟, bersufik bunyi vokal /i/untuk ism dhohir(nomina apparent), contoh:

ئ ئ

ّ (hadiah untuk pemenang pertama) danbersufik bunyi vokal „a‟untukism dhomir(nomina personal), contoh: اخ خ ف (di akhirat dia tidak memperoleh bagian apapun), kecuali ketika lam bertemu ya‟ mutakalim maka bersufik bunyi vocal /a/, contoh: َ

(bagimu agamamu dan bagiku agamaku).

2.2.4.2Partikel )ما(Tidak Berdampak Reksi

1. Lam introduction)ء ا ا) yaitu charf ibtida‟(introduction) dan taukid, mabni fathah dan tidak menenempati i‟rab(infleksi), contoh:

ف َ

ّ أ ّ أ خأ

(Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah dari pada kita)


(32)

2. Lam muz‟halaqoh ) ا) yaitu partikellam yang aslinya bertempat diawal kata (ibtida‟), akantetapi kemasukan amil inna untuk menguatkan kata, contoh:

ّ

ّأ (Ibrohim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali kepada Allah SWT)

3. Lam answer ) ا ) yaitucharf mabni fathah yang digunakan sebagai perantara untuk menjawab sumpah. Contoh: ِ

ش

ّ (Sesungguhnya jika kami bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu), dan sebagai perantar untuk menjawab ism syarat . Contoh: ع أ

ظ ع عطأ

خ (sekiranya

mereka mengatakan, “kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami, “tentunya itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat)

4. Lam bu‟d ) ع ا ) yaitu charf yang tidak menempati i‟rab(infleksi) dan ditambahkan sebagai taukid (penguat) pada ism isyarohyang bertempat diantara charf kaf dan dzal, contoh:

ِ

ّ ف ا

(Al-Qur‟an tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa)


(33)

5. Lam help) غ ا ا) yaitu charf mabni yang berbunyi vocal /a/(fatchah) ketika bertempat di mustaghos bih ) غ ) dan dberbunyi vocal /i/(kasroh) ketika bertempat di mustaghos lah) غ (, contoh: ع ِ َ (Hai Kholid untuk Sa‟d) 6. Lam astonishment) ع ا) yaitu charfmabnifathah yang

digunakan untuk menyatakan keheranan, contoh: ِ َ َ (Hai Hatim yang pemurah )

7. Lam augmentation) ئ ّ ا(yaitucharf tambahan yang masuk pada khobar mubtada‟ dan khobar lakinna dan tidak menempati i‟rab(infleksi), contoh:

ّأ ع

ش #

ظع ض

(Umi Khulaisy yang tua itu menerima hadiah daging dengan keadaan tulang punggugnya tinggal tulang-belulang)

8. Lam fariqoh

)

ا

)

yaitu lam untuk membedakan antara in mukhofafah ) ّ )dan in nafiyah

)

ّ

)

,

contoh: ه ا

(Sungguh (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT)


(34)

2.2.5 Al-Qur’an

Al-Qur‟an dan hdits adalah sumber hokum dalam ajaran agama islam yang menggunakan kaidah dan struktur bahasa Arab. Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang berfungsi mu‟jizat, diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan dipandang beribadat membacanya (Syauki, 2000: 1)

Di dalam Al-Qur‟an terdapat 114 surat, surat ke tiga adalah surat Ali-Imran. Surat Ali-Imran termasuk surat Madaniyyah yang terdiri dari dua ratus ayat. Dinamakan Ali-Imran karena memuat kisah keluarga Imran yangdidalam kisahnya disebutkan kelahiran nabi Isa A.S, persamaannya dengan nabi Adam dalam kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri Imran ibunda dari pada nabi Isa (Depag RI 2009:108).


(35)

24

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian tentang penggunaan charf lam dalam surat Ali-Imran tergolong dalam penelitian kualitatif karena ditinjau dari analisis data yang dilakukan peneliti tanpa menggunakan teknik statistik.

Penelitian kualitaitif menurut Moleong (2009: 6) adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Sedangkan Arikunto (2010:27) mendefinisikan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Dan menurut Ibnu (dalam Ainin 2010: 12) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik.

Berdasarkan beberapa definisi penelitian kualitatif di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, tidak menggunakan angka dan analisisnya tanpa menggunakan teknik statistik.

Penelitian kualitatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah menganalisis charf lam dalam surat Ali-Imran, yang berupa klasifikasi jenis dan bentuk reksi dari penggunaan charf lam.


(36)

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah riset kepustakaan (library research), Zed (2004: 3) mendefinisikan library research yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data pustaka berupa Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Arikunto (2010:172) Sumber data ada tiga macam, yaitu: person, place, paper. Person yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket (sumber data berupa orang), place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, diam misalnya ruangan, kelengkapan alat, bergerak misalnya aktivitas, kinerja, kegiatan belajar mengajar, keduanya merupakan objek untuk penggunaan metode observasi, paper yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini maka „paper‟ bukan terbatas hanya pada kertas. Dan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan sumber data paper.

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah Al-Qur‟an surat Ali-Imran. Di dalamnya banyak terdapat charf lam yang perlu dianalisis dalam kaidah ilmu sintaksis.


(37)

Al-Qur‟an terdiri dari 114 surat, surat ke tiga adalah surat Ali-Imran. Surat Ali-Imran termasuk surat Madaniyyah yang terdiri dari dua ratus ayat. Dinamakan Ali-Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang didalam kisahnya disebutkan kelahiran nabi Isa A.S, persamaannya dengan nabi Adam dalam kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri Imran ibunda dari pada nabi Isa (Depag RI 2009: 108).

Pernyataan di atas selaras dengan asbabun nuzul surat Ali-Imran dalam hadits Ibnu Abi Hatim riwayat Ar-Rabi‟ bahwa suatu hari orang-orang Nasrani mendatangi Rasulullah, lalu mereka mendebat beliau dalam masalah Nabi Isa A.S. (Jalaluddin As-Suyuthi 2008: 115)

Peneliti sangat tertarik untuk meneliti surat Imran, karena surat Ali-Imran terdapat beragam jenis charf lam. Adapun mengetahui jenisnya dapat mengetahui maknanya. Adanya keberagaman ini yang memungkinkan terjadinya kesalah pahaman dalam membedakannya, yang berakibat kesalahan dalam memberi makna. oleh karena alasan tersebut peneliti menjadikan surat Ali-Imran sebagai sumber penelitian.

3.3 Objek Penelitian

Menurut Bungin (2010: 76) objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran penelitian. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara konkrit tergambarkan dalam rumusan masalah penelitian.

Adapun objek dalam penelitian ini adalah charf lam pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran.


(38)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan metode dokumentasi. Menurut Arikunto (2010: 274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa cacatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Dokumen adalah kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, dan apabila informasi atau data yang akan dianalisis itu berupa dokumen, maka pelaksanaan pengumpulan datanya disebut teknik dokumentasi (Ainin 2010: 130).

Dan menurut Arikunto (2010: 201) dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Dalam hal ini peneliti mengamati atau mencari langsung charf lam yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran, melalui kartu data. Karena banyaknya charf lam dalam kartu data, maka peneliti menggunakan alat bantu berupa lembar rekapitulasi datauntuk mempermudah dalam penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Mahsun (2011: 117) Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan, karena pada tahapan ini, kaidah-kaidah yang mengatur keberadaan objek penelitian harus sudah diperoleh. Penemuan kaidah-kaidah tersebut merupakan inti dari sebuah aktivitas ilmiah yang disebut penelitian, betapapun sederhananya kaidah yang ditemukan tersebut


(39)

Secara garis besar, analisis data menurut Arikunto (2010: 278) meliputi 3 langkah yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Sedangkan menurut Ainin (2010: 134) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengecekan data (pemerikasaan kembali).

2. Reduksi data, dalam hal ini peneliti harus memilih dan memilah data yang relevan dan kurang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang relevan akan dianalisis oleh peneliti, sedangkan yang kurang relevan tidak dianalisis. 3. Penyajian data, meliputi: identifikasi, klasifikasi, penyusunan dan penjelasan

data secara sistematis, objektif dan menyeluruh serta pemaknaan.

4. Penyimpulan, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan kategori dan makna temuan.

Dalam penelitian ini, data dicatat, dipilih dan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kategori yang ada. Data tersebut dianalisa dengan mengunakan metode distribusional teknik bagi unsur langsung. Metode distribusional adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Sedangkan teknik bagi unsur langsung adalah teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur yang langsung membentuk kontruksi yang dimaksud (Kesuma, 2007) dalam Kuswardono (2013: 33)

Berdasarkan teori di atas, pada penelitian ini peneliti akan menganilis data dengan mengumpulkannya terlebih dahulu dan kemudian membagi data tersebut sesuai dengan kategori unsur-unsur yang ada.


(40)

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 148) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sedangkan menurut Sugiono (2010: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Berdasarkan beberapa definisi instrument penelitian di atas, simpulan instrument penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suatu masalah atau menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan mempermudah diolah serta mendapatkan hasil yang lebih baik.

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu berupa kartu data yang mengandung charf lam yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran. Instrumen ini sebagai alat bantu yang secara teknis dapat menjadi salah satu cara untuk mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisisnya.

Di bawah ini format instrumen yang berbentuk kartu data dan lembar rekapitulasi yang bersumber dari Al-Qur‟an surat Ali-Imran.


(41)

1. Kartu Data

No. Kartu : No. Ayat :

Ayat :

Transliterasi Ayat : Arti Ayat :

Data :

Jenis charf lam :

Bentuk reksi charf lam : Penanda gramatikal : Hubungan maknawi :

Keterangan :

1. Baris pertama merupakan nomor urut kartu data yang menunjukkan charf lam yang terdapat pada surat Ali-Imran dan nomor atau angka yang menyatakan urutan ayat serta surat dalam Al-Quran surat Ali-Imran.

2. Baris kedua merupakan ayat dari surat Ali-Imran

3. Baris ketiga merupakan transliterasi ayat dari surat Ali-Imran 4. Baris keempat merupakan arti ayat dalam surat Ali-Imran

5. Baris kelima merupakan data ayat yang terdapat jenis dan bentuk reksi charf lam dalam surat Ali-Imran

6. Baris keenam merupakan jenis charf lam yang terdapat dalam data

7. Baris ketujuh merupakan bentuk reksi charf lam yang terdapat dalam data 8. Baris kedelapan merupakan penanda gramatikal penggunaan charf lam dari

data

9. Baris kesembilan merupakan hubungan maknawi penggunaan charf lam yang terdapat dalam data


(42)

2. Lembar Rekapitulasi Kartu Data

No No. Kartu Data Ayat Analisis (sintaksis)

1

Keterangan :

a. Baris pertama merupakan nomor urut dalam lembar rekapitulasi

b. Baris kedua merupakan nomor urut kartu data yang ada telah dianalisis c. Baris ketiga merupakan data berupa kalimat (ayat) yang terdapat charf lam d. Baris keempat merupakan analisis (sintaksis) dari kalimat (ayat) yang


(43)

32

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai pembahasan tentang analisis penggunaan fungsi partikel lam pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran.

4.1 Jenis Partikel Lam

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang analisis partikel lam yang terdapat pada Al-Qur‟an surat Ali-Imran. Menurut Thohir (2000: 236) jenis partikel lam ada 12 jenis, yaitu : lam amr, lam ta‟lil (causality), lam juhud, lam „amilah lil jar (genetif), lam ibtida‟ (introduction), lam muzchalaqoh, lam jawab (answer), lam bu‟d, lam istighosah (help), lam ta‟ajub(astonishment), lam zaidah (augmentation), dan lam fariqoh.

4.1.1Partikel )ما( Berdampak Reksi

Partikel yang berdampak reksi adalah partikel yang dapat berdampak reksi pada kata lain sebab hubungan gramatikal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, peneliti telah menemukan 17 partikel ) ا( berdampak reksi pada verba dan 114 partikel

( ا


(44)

4.1.1.1Partikel )ما( Berdampak Reksi Pada Verba

Dampak reksi partikel ) ا( pada verba di surat Ali-Imran terdapat pada modus subjungtif. Menurut Kuswardono (dalam Zakaria, 2004: 62) dalam bahasa Arab modus subjungtif (nashb al fi‟l) ditandai dengan desinen berupa (1) bunyi vocal /a/ (fatchah) pada al mudhari‟ shahich al akhir (sound inperfectum), al mudhari‟ al mu‟tal al akhir (final defectif imfperfectum) ( ), dan al mudhari‟ al mu‟tal al akhir (final defectif imperfectum) ( ) (2) ditanggalkannya konsonan nun ( )pada verba lima (af‟al al khamsah)(3) nisbat bunyi vokal /a/ (fatchah muqaddarah) pada al mudhari‟ al mu‟tal al akhir (final defective imperfectum).

Peneliti menemukan 17 partikel ) ا( berdampak reksi pada verba, berikut 3 contoh data yang menunjukkan partikel ) ا( berdampak reksi pada verba, selebihnya terlampir, yaitu sebagai berikut:

1. ِِب ْ ُ ُب ُ ُق ُ ِ َ ْ َِل َ ْ ُ َل َْ ُب ُاِ ُُاا َُ َ َ اَ َ

Contoh pertama dari kartu data no. 84, pada susunan kata " ُ ِ َ ْ َِل”, fi‟l mudhori‟ shachih akhir ( ّ ِ َ ْ َ) terinfleksi oleh lam ta‟lil (causality) yang mengakibatkan dampak modus subjungtif pada verba. Adapun desinennya adalah bunyi vocal /a/ (fatchah), hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya fi‟l mudhori‟ shachih akhir, verba berjenis shachih akhir bila terinfleksi modus subjuntif, makaberdesinen bunyi vocal /a/ (fatchah).

2. ْ َُِ ْ َ َْ ا َُ َك َ ُِلا ْ ِ ًا ََ َ َ ْ َِل

Pada contoh kedua dari kartu data no. 85, susunan kata “ َ َ ْ َِل” , fi‟l mudhori‟ shachih akhir ( َ ْ َ) terinfleksi oleh lam ta‟lil (causality) yang mengakibatkan dampak modus subjungtif pada verba. Adapun desinennya adalah


(45)

bunyi vocal /a/ (fatchah), hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya fi‟l mudhori‟ shachih akhir, verba berjenis shachih akhir bila terinfleksi modus subjungtif, makaberdesinen bunyi vocal /a/ (fatchah).

3. ا ُاََِْل ْ َُل ِ ْ ُن اَ ُنِ

Dan contoh yang terakhir dari kartu data no. 137, pada susunan kata

ا ُاََِْل”, af‟al al khamsah (ا ُاََْ) terinfleksi oleh lam ta‟lil

(causality) yang mengakibatkan dampak modus subjungtif pada verba. Adapun desinennya adalah tertanggalnya konsonan nun, hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya verba lima (af‟al al khomsah), verba berjenis verba lima bila terinfleksi modus subjungtif, maka berdesinen tertanggalnya konsonan nun.

4.1.1.2Partikel )ما( Berdampak Reksi Pada Nomina

Menurut Kuswardono (dalam Zakaria, 2004: 168) dalam bahasa Arab kasus desinen berupa (1) kasrah di akhir kata pada nomina tunggal definit (mufrad ma‟rifah), nomina feminism regular plural definit (jam‟ muannats salim ma‟rifah), nomina maskulin/feminism plural irregular definit (jam‟ mudzakar/muannatstaksir ma‟rifah), (2) kasrah tanwin di akhir kata pada nomina tunggal indefinite (mufrad nakirah), feminism regular plural indefinit (jam‟ mudzakar/muannats taksir nakirah), (3) fatchah pada nomina mamnu‟ min al sharfiy (unvaried noun), (4) charf ya‟ sebelum konsonan akhir pada nomina dual (mutsanna), nomina maskulin regural plural (jam‟ mudzakar salim), dan pada asma al khamsah, dan (5) kasrah muqaddarah di akhir kata pada ism maqshur (noun with shortened ending) dan ism manqush (noun with curtailed ending)


(46)

Peneliti menemukan 114 partikel ) ا( berdampak reksi pada nomina, berikut 7 contoh data yang menunjukkan dampak reksi pada nomina, selebihnya terlampir, yaitu sebagai berikut:

1. ِاَْبَ ِل ٌَْخ ُِاا َِْع اَ َ

Contoh pertama dari kartu data no. 158, pada susunan kata ” ِاَْبَ ِل”, ism jama‟ taksir ( اَْبَ) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). Adapun desinennya adalah bunyi vocal /i/ (kasrah), hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya ism jama‟ taksir (nomina jamak irregular), ism berjenis jama‟ taksir (jamak irregular) bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen bunyi vocal /i/ (kasrah).

2. ٍ اَ ِاَُلاَ ِلُْ لا ِفاِْخاَ َِْأاَ اََ ُلا ِقْ َخ ِ ُنِ

ِل ُأ ِااَ ْلَأا Pada contoh ke dua dari kartu data nomer 152, susunan kata ” ِل ُأ”, ism mulhaq bi jam‟i mudzakar salim ( ِل ُ) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). Adapun desinennya adalah charf ya‟, hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya ism mulhaq bi jam‟I mudzakar salim, ism berjenis mulhaq bi jam‟I mudzakar salim bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen charf ya‟.


(47)

3. َ ِل َف ْ ُْ ُق ُِلاِبَ ِ اََِّ ْلاِب ِ ْ َق ْ ِ ٌلُُ ْ ُكَااَ َْق ْلُق ِقِاَص ْ ُُْك ْنِ ْ ُ ُ ُْ َ َق Contoh ke tiga dari kartu data nomer 147, pada susunan kata ” َ ِل”, ism istifham ( َم) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). ism istifham ( َم) terinfleksi kasus genetif, mabny (solid), karena ism istifham (nomina interiorrogative).

4. َُْ ْلا ْ َُباَصَ اَ ِْ َب ْ ِ ِل ُُلاَ ُِِا ا ُباََْا َ ُِلا َ ُِ ِل ٌ ِ َع ٌْ َ اَْ ُاَ ْ ُِْ ا َُْ َ

Contoh ke empat dari kartu data nomer 127, pada susunan kata “ َ ُِ ِل” , ism maushul ( َ ُِلا) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). Ism maushul ) لا( bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen, mabny (solid), karena ism maushul.

5. َُْأاَ ُاََ ُلا اََُْع ٍَُ َ ْ ُ ِّبَ ْ ِ ٍةَِ ْغَ َلِ ا ُعِاََ

ُِْعُ ِ ُُ ْ ِل

Contoh yang ke lima dari kartu data no. 90, pada susunan kata “ ِ ُُ ْ ِل” adalah nomina jamak maskulin regular (ism jama‟ mudzakar salim) ( ِ ُُ ) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). Adapun desinenya adalah konsonanya‟, hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya ism jama‟ mudzakar salim, ism berjenis mudzakar salim bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen konsonanya‟.


(48)

6. ْ ُُْك ْنِ ِ اَ ا ْ ُ َل اَُُب َْق َُ ْكَ ْ ُُ ُُص ِ ُْ اَ َ َن ُ ِ ْ َ

Contoh ke enam dari kartu data no. 79, pada susunan kata “ ْ ُ َل” adalah ism dhomir ( ْ ُك) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina).Ism dhomir ) ْ ُك( bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen, mabny (solid), karena ism dhomir (nomia personal).

7. ِ َخ َن ُ َ ْ َ اَ ِب ُُااَ َِْأاَ ِ اََ ُلا ُاَ ِ ُِِا َ

Dan contoh yang terakhir dari kartu data nomer 66, pada susunan kata “ُِِا” adalah ism jama‟ taksir ( ُاا) terinfleksi oleh partikel jar (genetif) yang mengakibatkan kasus genetif pada ism (nomina). Adapun desinennya adalah bunyi vocal /i/ (kasrah), hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya ism mufrod (tunggal), ism berjenis mufrod (tunggal) bila terinfleksi kasus genetif maka berdesinen bunyi vocal /i/ (kasrah).

4.1.2Partikel )ما( Tidak Berdampak Reksi

Partikel yang tidak berdampak reksi adalah partikel yang tidak dapat berdampak reksi pada kata lain sebab adanya hubungan gramatikal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, peneliti telah menemukan 29 Partikel yang tidak berdampak reksi dalam Al-Qur‟an surat Ali -Imran. Berikut 4 contoh data yang menunjukkan Partikel yang tidak berdampak reksi, selebihnya terlampir, yaitu sebagai berikut:


(49)

1. ْ ُ ُ َ َل َُاا ا ُ ُاَ ٌُلَِ ْ ُْنََ ٍَْ ِب ُُاا ْ ُكَََن َْ َلَ َن ُُ ْ َ

Contoh pertama dari kartu data no. 81, ” َْ َل” tersusun dari kata lam ( ) dan “ َْق”, yangmana lam ( ) adalah lam ibtida‟ (introduction). Jenis lam ini tidak mempunyai fungsi gramatikal ) غ(, Sehingga tidak berdampak reksi pada kata yang dimasukinya, yaitu “ َْق”.

2. َن ُِ ُْ ْلا ْ ُِْ ْ َُل ًا َْخ َناَ َل ِااَِ ْلا ُلَْ َ َ آ َْلَ

Contoh ke dua dari kartu data no. 9, ” َناَ َل” tersusun dari kata lam ( ) dan “ناَك”, yangmana lam ( ) adalah lam muzchalaqoh. Jenis lam ini tidak mempunyai fungsi gramatikal ) غ(, Sehingga tidak berdampak reksi pada kata yang dimasukinya, yaitu “ناَك”.

3. اَْبَأا ِلُْأ ًةَْ ِ َل َكِلَ ِ ُنِ

Contoh ke tiga dari kartu data no. 77, ” َةَْ ِ َل” tersusun dari kata lam ( ) dan “ةَْ ِع”, adapun lam ( ) adalah lam jawab (answer). jenis lam ini tidak mempunyai fungsi gramatikal ) غ(, Sehingga tidak berdampak reksi pada kata yang dimasukinya, yaitu “ةَْ ِع”.

4. اَْبَأا ِلُْأًةَْ ِ َل َكِلَ ِ ُنِ

Contoh terakhir dari kartu data no. 9, kata “ َكِلَ” tersusun dari beberapa charf, yaitu dzal( ), lam ( ) dan kaf ( ), yangmana lam ( ) adalah lam bu‟d. Jenis lam ini tidak mempunyai fungsi gramatikal ) غ(, Sehingga tidak berdampak reksi pada kata yang dimasukinya, yaitu “ َكِلَ”.


(50)

4.2 Bentuk Reksi Partikel )ما(

Bentuk reksi pada bahasa Arab dibagi menjadi 2 bagian yaitu bentuk reksi pada verba dan bentuk reksi pada nomina. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti ditenemukan 17 partikel ) ا( berdampak reksi pada verba dan 114 partikel ) ا( berdampak reksi pada nomina.

4.2.1Bentuk Reksi Pada Verba

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti ditenemukan 17 partikel ) ا( berdampak reksi pada verba, berikut 3 contoh data yang menunjukkan berdampak reksi pada verba, selebihnya terlampir, sebagai berikut:

1. َ ِِ اَ ْلا َقَ ْ ََ ا َُ آ َ ُِلا ُُاا َ ِّ َ ُِلَ

Pada contoh pertama dari kartu data no. 95, Lam ta‟lil ( )dalam susunan kata ”َ ِّ َ ُِل“ termasuk charf nashb mabni kasroh, yang mengakibatkan modus subjungtif ) ( pada verba (fi‟l) setelahnya, yaitu “َ ِّ َ ُ“ desinennya adalah bunyi vocal /a/ (fathah), hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya berupa verba (f‟il), verba (fi‟l) tersebut tergolong fi‟l mudhori‟ shachih akhir. F‟il berjenis shachih akhir bila terinfleksi oleh modus subjungtif maka berdesinen bunyi vocal /a/ (fatchah).

2. ِااَِ ْلا ْ ِ َُ اَ َ ِااَِ ْلا ْ ِ ُ ُ َْ َِل

Sedangkan contoh ke dua dari kartu data no. 53, Lam ta‟lil ( ) dalam


(51)

mengakibatkan modus subjungtif ) ( pada verba (fi‟l) setelahnya, yaitu “ ُ َْ َ“ desinennya adalah tertanggalnya konsonan nun, hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya berupa verba (fi‟l), verba (fi‟l) tersebut tergolong af‟al al khomsah (verba lima). F‟il (verba) berjenis af‟al al khomsah (verba lima) bila terinfleksi modus subjungtifmaka berdesinen tertanggalnya konsonan nun.

3. ِ َْغْلا َ َع ْ ُ َ ِ ْ ُِل ُُاا َناَك اَ َ

Pada contoh ke dua dari kartu data no. 13, lam juhud ( ) dalam susunan kata “ ُ َ ِ ْ ُِل" termasuk charf nashb mabni kasroh, yang mengakibatkan modus subjungtif ) ( pada verba (fi‟l) setelahnya, yaitu “ ُ َ ِ ْ ُ“ desinennya adalah bunyi vocal /a/ (fatchah). Hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya berupa f‟il, fi‟l tersebut tergolong fi‟l mudhori‟ shachih akhir. F‟il berjenis shachih akhir bila terinfleksi modus subjungtif maka berdesinen bunyi vocal /a/ (fatchah).

4.2.2Bentuk Reksi Pada Nomina

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti ditenemukan 114 partikel )ما) berdampak reksi pada nomina, berikut 5 contoh data yang menunjukkan berdampak reksi pada nomina, selebihnya terlampir, sebagai berikut:

1. ََِْ َ َْب اَ ِل ًاقَُِّ ِّقَ ْلاِب َااَِ ْلا َكَْ َع َلَُن

Pada contoh pertama dari katu data no. 1, lam „amilah lil jar ( ) dalam susunan kata “اَ ِل" termasuk charf jar mabni kasroh, yang mengakibatkan kasus genetif ) ( pada nomina (ism) setelahnya, yaitu “اَ ism maushul


(52)

yang menjadi kasus genetif maka desinennya adalah, mabny (solid), karena ism istifham.

2. ِ اُ ِل ًُ ُلْ َق ْ ِ

Pada contoh ke dua dari katu data no. 2, lam „amilah lil jar ( ) dalam susunan kata “ِ اُ ِل” termasuk charf jar mabni kasroh, yang mengakibatkan kasus genetif ) ( pada nomina (ism) setelahnya, yaitu “ِ اُنلا“ desinennya adalah bunyi vocal /i/ (kasroh). Hal ini dikarenakan konsonan pembentukanya berupa nomina (ism), nomina (ism) berjenis ism jama‟ taksir (jamak iregural) bila menjadi kasus genetif, maka berdesinen buyi vocal /i/ (kasroh).

3. ِ َخ َن ُ َ ْ َ اَ ِب ُُااَ َِْأاَ ِ اََ ُلا ُاَ ِ ُِِا َ

Pada contoh ke tiga dari katu data no. 143, lam „amilah lil jar ( ) dalam susunan kata ”ُِِا” termasuk charf jar mabni kasroh, yang mengakibatkan kasus genetif ) ( pada nomina (ism) setelahnya, yaitu ” ُاا” desinennya adalah bunyi vocal /i/ (kasroh). Hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya berupa nomina (ism), nomina (ism) berjenis ism mufrod (tunggal) bila menjadi kasus genetif maka berdesinen bunyi vocal /i/ (kasroh).

4. ِاَْبَأا ِلُْأ ًةَْ ِ َل َكِلَ ِ ُنِ

Contoh ke empat dari kartu data no. 4, lam „amilah lil jar ( ) dalam susunan kata ِلُْأ termasuk charf jar mabni kasroh, yang mengakibatkan asus genetif ) ( pada nomina (ism) setelahnya,, yaitu “ ِلُْ“ tanda gramatikal dibaca jar adalah charf ya‟. Hal ini dikarenakan konsonan pembentuknya berupa


(1)

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 74 104 ُِِا ُُ ُك َْ َأا ُنِ ْلُق Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( )

ism setelahnya “ ُِا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod

75 105 ا اَ ْ ُِِ ْنَ ِ َن ُ ُْ

َن ُْ ُ

َكَل Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan َك“ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 76 106 ْ ِ اَ َل َناَك َْل َن ُل ُ َ

اَُاَاَْ ِ ُق اَ ٌاَْ ِْ َأا Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan اَن “ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 77 111 ا ُلاَقَ ا َُ َك َ ُِلاَك

ِا ْ ِِناَْخ ِ ا ُبََ اَِ

َْل ًُغ ا ُناَك َْ َِْأا ا ُاَ اَ اَنَِْع ا ُناَك ا ُ ِ ُق اَ َ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ِناَْخِ“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism jama‟ taksir

78 116 ْ َُل َِْل ُِاا ْ ِ ٍَ ْ َ اَ ِ َ Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 79 117 ْ َُل ِْ ْغَْاَ ْ َُْع ُفْعاَ

ِْ َأا ِ ْ ُِْاَ َ Lam( ( )charf jar mabni fathah, mengejarkan )ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 80 118 َ ِلاَغ اَ ُُاا ْ ُكَُْْ ْنِ

ْ ُ َل Lam( ( )charf jar mabni fathah, mengejarkan )ism setelahnya “ ْ ُك “ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 81 123 ا ُ ِاَق اَْلاَ َ ْ َُل َل ِقَ

ا ُ َ ْا َْ ُِاا ِل ِ َ ِ Lam( ( )charf jar mabni fathah, mengejarkan )ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 82 124 ُاَ ْقَ ٍِ َ َْ ِْ ُ ْ ِل ْ ُ

ِناَ ِ ِل ْ ُِْ Lam( ( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan )ism setelahnya “ ْ ُ ْلا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod

83 126 ْ ِِناَْخ ِا ا ُلاَق َ ُِلا

اَ اَن ُعاَ َ َْل ا َُ َقَ ا ُ ِ ُق

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ِ ْ ِِناَْخِ“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism jama‟ taksir

84 127 ُِِا ا ُباََْا َ ُِلا

اَ ِْ َب ْ ِ ِل ُُلاَ َُْ ْلا ْ َُباَصَ َ ُِ ِل

ٌْ َ اَْ ُاَ ْ ُِْ ا َُْ َ ٌ ِ َع

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ َ ُِل ا“ maushul yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism maushul

85 128 ُنِ ُاُلا ْ َُل َلاَق َ ُِلا

ْ ُ َل ا ُ َ َ َْق َاُلا ًاناَ ِ ْ َُاََ ْ َُْ ْخاَ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ُ “ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 86 129 ُنِ ُاُلا ْ َُل َلاَق َ ُِلا

ا ُ َ َ َْق َاُلا ْ ُ َل

ًاناَ ِ ْ َُاََ ْ َُْ ْخاَ

Lam( )harf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُك“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir

87 130 ًاّ َ ْ َُل َلَ َْ ُاَ ُُاا ُ ُِ

ِةَِخ ا ِ Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ْ ُ“ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 88 131 ٌ ِ َع ٌااََع ْ َُلَ Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( )

ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 89 132 َْ ُ ْلا اََْْ ا َ ُِلا ُنِ

َُاا ا َُُ ْ َل ِناَ ِااِب ًا َْ ْ َُلَ ٌ ِلَ ٌااََع

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ “ dhomir yang ber-machal


(2)

90 133 ا َُ َك َ ُِلا ُ َ َْ َ اَ

ِ ْ ُن اَ ُنَ ْ َُل

ٌَْخ

ْ ُِِ ْنَأ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 91 134 ا َُ َك َ ُِلا ُ َ َْ َ اَ

ٌَْخ ْ َُل ِ ْ ُن اَ ُنَ ْ ُِِ ْنَأ

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ِ ُ ْنَ“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism jama‟ taksir

92 135 ا ُاََِْل ْ َُل ِ ْ ُن اَ ُنِ

ٌ ُِ ٌااََع ْ َُلَ ًا ْثِ Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ُ“ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 93 137 ا ُاََِْل ْ َُل ِ ْ ُن اَ ُنِ

َ ًا ْثِ ْ َُل

ُِ ٌااََع Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ْ ُك“ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 94 140 ْ ُ َ َ ا ُ ََُ ا ُِ ُْ ْنَِ

ٌ ِ َع ٌْ َ Lamism setelahnya “( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ْ ُك “ dhomir yang ber-machal ( ) (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 95 141 َن ُ َْ َ َ ُِلا ُ َ َْ َ اَ

َُ ِِ َْ ْ ِ ُُاا ْ ُاَآ اَ ِب ًا َْخ ْ َُل

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ُ“ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 96 142 ْ َُل ٌَ َُ ْلَب Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( )

ism setelahnya “ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 97 143 َِْأاَ ِ اََ ُلا ُاَ ِ ُِِا َ

َن ُ َ ْ َ اَ ِب ُُااَ

ِ َخ Lamism setelahnya “( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ُاا“ tanda dibaca kasroh dhohiroh karena ( ) ism mufrod

98 145 ُنََ ْ ُ َِْ َْ َُق اَ ِب َكِلَ

ٍمُاَ ِب ََْل َُاا

ِ ِ َ ْ ِل Lamism setelahnya “( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ِ ِ َع ْلا“ tanda dibaca jar kasroh ( ) dhohiroh karena ism jama‟ taksir

99 146 ََِع َُاا ُنِ ا ُلاَق َ ُِلا

َ ِ ُْن ُاَ اَْ َلِ ٍل َُِل

َُ

ُُ ُكَْ ٍناَبُْ ِب اَََِْ ُاُلا

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ٍل َُ“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod

100 147 ِ ْ َق ْ ِ ٌلُُ ْ ُكَااَ َْق ْلُق

ْ ُْ ُق ُِلاِبَ ِ اََِّ ْلاِب َف َ ِل ْ ُُْك ْنِ ْ ُ ُ ُْ َ َق

ِقِاَص

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ َم“ istifham yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism istifham 101 148 َ ُِلا َقاَث ِ ُُاا ََخَ َِْ

َُُُِّ َُل َااَِ ْلا ا ُ ُ ِ اُ ِل َُن ُ ُْ َ اَ

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ِ اُنلا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism jama‟ taksir

102 149 ِلَ ٌااََع ْ َُلَ Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 103 150 ِ اََ ُلا ُكْ ُ ُِِاَ Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( )

ism setelahnya “ ُاا“tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod

104 152 َِْأاَ اََ ُلا ِقْ َخ ِ ُنِ

ِاَُلاَ ِلُْ لا ِفاِْخاَ ٍ اَ ِل ُأ ِااَ ْلَأا

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ِل ُ“ tanda dibaca jar ya‟ karena ism

mulhaq bi jam‟i mudzakar salim 105 153 َاُلا ْلِخُْ ْ َ َكُنِ اَُبَ

اَ َ ََُْْخَ َْ َ َ ِ ِلاُ ِل

ٍاَْنَ ْ ِ

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ َ ِ ِلاُظلا“ tanda dibaca jar ya‟ karena ism jama‟ mudzakar salim

106 154 ًا ِاَُ اَْ ِ َ اَُنِ اَُبَ

ِاَُ ِناَ ِ ِل

ا ُِ آ ْنَ

اَُ َ ْ ُ ِّبَِب

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ناَ ِاا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod


(3)

107 155 اََب ُنُ اَ َل ِْ ْغاَ اَُبَ

اَُ َََ اَِاَ َِّ اَُع ِّْ َكَ ِاَْبَأا َ َ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “اَن“ dhomir yang ber-machal

(berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir 108 156 ا ِّنَ ْ ُُبَ ْ َُل َااََْاَ

ْ ِ ْ ُ ِْ ٍلِ اَع َلَ َع ُ ُِ َثْنُ َْ ٍَكَ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir

109 157 ْ ُُبَ اَْ ُا َ ُِلا ْ ِ َل

ْ َُل اَِْ َ ْ ِ َِْ ٌاَُ ًاُُن اَ ِ َ ِِلاَخ ُاَْنَأا

ُِاا ِِْع ْ ِ

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir

110 158 ِاَْبَ ِل ٌَْخ ُِاا َِْع اَ َ Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ِاَْبَأا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism jama taksir

111 159 ْ َ َل ِااَِ ْلا ِلَْ ْ ِ ُنَِ

ْ ُ ْ َلِ َلِْنُ اَ َ ُِااِب ُ ِ ُْ َ ِ ِ اَخ ْ ِْ َلِ َلِْنُ اَ َ ُِِا

Lam( )charf jar mabni kasroh, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ُِا“ tanda dibaca jar kasroh dhohiroh karena ism mufrod

112 160 ًا َ َث ُِاا ِ اَ ِب َن َُْ َ ا

َكِ َلُْ ًا ِ َق ْ َُل

ْ ُُْ َ

ُ َِ َُاا ُنِ ْ ِِّبَ َِْع ِااَِ ْلا

Lam( )charf jar mabni fathah, mengejarkan ( ) ism setelahnya “ ْ ُ“ dhomir yang ber-machal (berkedudukan) dibaca jar (solid), karena ism dhomir

2.

Partikel

Lam

Berdampak Reksi Pada Nomina

No No. Kartu

Data

Ayat Penanda gramatikal

1 9 ِاَْبَأا ِلُْأ ًةَْ ِ َل َكِلَ ِ ُنِ Lam( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 2 34 ْ ُُْك ْنِ ْ ُ َل ًَ َكِلَ ِ ُنِ

َ ِ ُْ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah ) غ(tidak 3 41 ْ ِ اَ َ ُقَ ْلا ُ ََ ْلا ََُل اََ ُنِ

ُُاا ُاِ ٍَلِ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah ) غ(tidak 4 42 ُ ِ َ ْلا ُ َِ ْلا ََُل َُاا ُنَِ Lam( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah tidak

mempunyai fungsi gramatika ) غ( 5 47 َ ُِ َل َ ِاَْبِِب ِاُلا َلَْ ُنِ

َ ُِلاَ ُِ ُلا اَََ ُ ُ َ ُا َ ِِ ُْ ْلا ُِلَ ُُااَ ا َُ آ

Lam( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 6 54 ْ ََُِ ْلَ َن ُْ َ ًا َِ َل ْ ُِْ ُنَِ

ِااَِ ْلا ْ ِ ُ ُ َْ َِل ِااَِ ْلاِب Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah ) غ(tidak 7 69 ُِ َل ِ اُ ِل َ ُِ ٍَْب َلَُ ُنِ

َ ِ َلاَ ْ ِل ًَُ ًاكَاَ ُ َُ َ ِب Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah ) غ(tidak 8 152 َِْأاَ اََ ُلا ِقْ َخ ِ ُنِ

ِاَُلاَ ِلُْ لا ِفاِْخاَ ٍ اَ

ِااَ ْلَأا ِل ُأ

Lam( )charf muz‟halaqoh, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 9 8 ِاَْبَأا ِلُْأ ًةَْ ِ َل َكِلَ ِ ُنِ Lam( )charf bu‟d, mabni kasroh tidak

mempunyai fungsi gramatikal ) غ( 10 12 ُُااَ اَ ْنُلا ِةاََ ْلا ُااََ َكِلَ

ِا َ ْلا ُ ُْ َُِْع Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf bu‟d mabni ) kasroh, غ(tidak 11 13 ْ ُ ِلَ ْ ِ ٍَِْب ْ ُ ُ ِّ َنَُ ْلُق Lam( )charf bu‟d mabni kasroh, tidak

mempunyai fungsi gramatika ) غ( 12 20 اََُ َ ْ َل ا ُلاَق ْ ُُنَِب َكِلَ Lam( )charf bu‟d, mabni kasroh tidak


(4)

ٍ اَ ُْ َ ًا اَُ ُاِ ُاُلا mempunyai fungsi gramatika ) غ( 13 25 ْ َ ِّاَ َلاَق ُُبَ اَُِكَ اَعَ َكِلاَُ

ُ ِ َ َكُنِ ًَ َِّ ًُُِّ َكْنَُل ْ ِ ِل ِااَعُلا

Lam( )charf bu‟d, mabni kasroh tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 14 30 َكْ َلِ ِ ِ ُن ِ َْغْلا ِااَ ْن ْ ِ َكِلَ Lam( )charf bu‟d, mabni kasroh tidak

mempunyai fungsi gramatika ) غ( 15 59 ْ ُ ِلَ َ َع ْ َُْخََ ْ َُْ ْقََ َلاَق

ِْصِ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf bu‟d mabni ) kasroh, غ(tidak 16 65 ِْ َب ْ ِ َاَِ لا ُِاا َ َع ََْ ا ْ َ َ

َكِلَ

َن ُ ِلاُ لا ْ ُ َكِ َلَُْ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf bu‟d, mabni ) kasroh غ(tidak 17 72 ْ ُ ُ َ َل ِِاَآ ْ ُ َل ُُاا ُ َِّ ُ َكِلََك

َن ََُْ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf bu‟d mabni ) kasroh, غ(tidak 18 114 ْ ِِب ُ ُق ِ ًةََْ َكِلَ ُُاا َلَ َِْل

َن ُ َ ْ َ اَ ِب ُُااَ ُ ِ َُ ِْ ُ ُُااَ َِب

Lam( )charf bu‟d, mabni kasroh tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 19 144 َُاا ُنََ ْ ُ َِْ َْ َُق اَ ِب َكِلَ

ِ ِ َ ْ ِل ٍمُاَ ِب ََْل Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf bu‟d, mabni ) kasroh غ(tidak 20 77 ًا َْخ َناَ َل ِااَِ ْلا ُلَْ َ َ آ َْلَ

ْ َُُثْكََ َن ُِ ُْ ْلا ْ ُِْ ْ َُل َن ُ ِاَ ْلا

Lam( )charf jawab, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 21 108 َََ َل ْ ُ ِ ُُب ِ ْ ُُْك َْل ْلُق

َلِ ُلَْ ْلا ْ َِْ َع َ ُِك َ ُِلا ْ ِِ ِ اََ

Lam( )charf jawab, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 22 115 ْ ُُ َْ ُِاا ِل ِ َ ِ ْ ُْ ِ ُق ْ ِ َلَ

ٌةَِ ْغَ َل اُ ِ ٌَْخ ٌَ ْ ََ ُِاا ْ ِ

َن ُ َ َْ

Lam( )charf jawab, mabni fathah tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 23 116 ُِاا َلٍا ْ ُْ ِ ُق َْ ْ ُُ ْ ِ َلَ

َن َُ ْ ُ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf jawab, mabni ) fathah غ(tidak 24 120 ِ ُ ٍلاَ ِ َل ُلْ َق ْ ِ ا ُناَك ْنَِ Lam( )charf jawab, mabni fathah tidak

mempunyai fungsi gramatika ) غ( 25 81 ٌُلَِ ْ ُْنََ ٍَْ ِب ُُاا ْ ُكَََن َْ َلَ

َن ُُ ْ َ ْ ُ ُ َ َل َُاا ا ُ ُاَ Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf ibtida‟ mabni fathah, ) غ(tidak 26 96 ِلْ َق ْ ِ ََْ ْلا نَُْ ََ ْ ُُْك َْ َلَ

ْ ُْنََ ُ ُ ََُْ َْ َ َُْ ْ َ ْنَ َن ُُ َْ

Lam( )charf ibtida‟ mabni fathah, tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 27 100 ْ َُن ُُ َ ِْ َُْعَ ُُاا ْ ُ َقََص َْ َلَ

اَِ َُ ْ ُْ ِ َ اَِ َُ ِِنِِْب ْ ََُْعَ ِْ َأا ِ ْ ُْعَاَََ ْ ُْ ِ َ َن ُ ِ ُ اَ ْ ُكاََ اَ ِْ َب ْ ِ

Lam( )charf ibtida‟ mabni fathah, tidak mempunyai fungsi gramatika ) غ( 28 102 َ َع ٍلَْ ُ ُُااَ ْ ُ َْع اَ َع َْ َلَ

َ ِِ ُْ ْلا Lammempunyai fungsi gramatika ( )charf ibtida‟ mabni fathah, ) غ(tidak 29 111 ٌ ُ َغ َُاا ُنِ ْ َُْع ُُاا اَ َع َْ َلَ


(5)

TABEL REKAPITULASI JENIS CHARF LAM DALAM SURAT

ALI-IMRAN

No

Jenis Partikel

Lam

No. Kartu Data

Jmh

1

Partikel

Lam

Berdampak

Reksi

Partikel

Lam

Berdampak

Reksi

Pada

Verba

19, 37, 53, 84, 85, 94, 95, 100, 102, 108, 109,

113, 121, 123, 137. 138 dan 139

17

Partikel

Lam

Berdampak

Reksi

Pada

Nomina

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 21,

22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36,

38, 39, 40, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52,

55, 56, 57, 58, 60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68,

70, 71, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 80, 82, 83, 86,

87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 96, 97, 98, 103, 104,

105, 106, 112, 116, 117, 118, 123, 124, 126,

127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135,

137, 140, 141, 142, 143, 145, 146, 147, 148,

149, 150, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158,

159, dan 160

114

2

Partikel

Lam

Tidak

Berdampak Reksi

9, 34, 41, 42, 47, 54, 69, 152, 8, 12, 13, 20, 25,

30, 59, 65, 72, 114, 144, 77, 108, 115, 116,

120, 81, 96, 100, 102, dan 111

29


(6)