Pemeriksaan Penunjang Protein Ki-67 pada Biomolekuler Kanker Payudara

4. Makanan Sampai sekarang tidak terbukti bahwa diet lemak berlebihan dapat memperbesar atau memperkecil risiko kanker payudara. 5. Radiasi daerah dada Ini sudah lama diketahui, karena radiasi dapat menyebakan mutagen.

2.5. Faktor Risiko

Faktor- faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah 1. Usia penderita semakin tua semakin meningkat risikonya 2. Usia melahirkan anak pertama “aterm” 35 tahun semakin tinggi risiko 3. Paritas 4. Riwayat laktasi tidak laktasi “sedikit” meningkatkan risiko 5. Riwayat menstruasi 6. Menarche yang awal 7. Menopause yang lambat 8. Pemakaian obat-obat hormonal pil KB, HRT yang dipergunakan jangka panjang 9. Riwayat keluarga dengan kanker payudara pada keluarga wanita terutama kanker payudara laki-laki pada keluarga dan kanker ovarium family clustering breast cancer and familial Hereditary breast cancer, BRCA1 BRCA2 10. Riwayat operasi tumor payudara jinak seperti atypical ductal hyperplasia, florid papilloma 11. Riwayat operasi kanker ovarium pada usia muda 12. Riwayat radiasi di daerah dadapayudara pada usia muda radiasi terhadap Hodgkin disease Non Hodgkin Lymphoma

2.6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diharuskan antara lain mamografi dan USG, foto toraks, dan USG abdomen hati. 1. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB FNA 2. Dilakukan pada lesitumor payudara yang klinis dan radiologis imaging dicurigai ganas. 3. Pemeriksaan Histopatologi masih merupakan gold standart diagnostic 4. Pemeriksaan Laboratorium Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah guna kepentingan pengobatan dan informasi kemungkinan adanya metastasis transaminase, alkali fosfatase, kalsium darah, tumour markerpenanda tumor “CA 15-3; CEA”.

2.7. Protein Ki-67 pada Biomolekuler Kanker Payudara

Ki-67 adalah protein non histone yang ditemukan di dalam inti sel yang berhubungan dengan proses proliferasi sel, ditemukan oleh Gerdes et al. pada awal tahun 1980, di Universitas Kiel, Jerman sehingga disebut “Ki”, sedangkan angka 67 adalah urutan nomor kloning dari sebanyak 96 piringan yang telah diberi label. Antigen yang diambil dengan menggunakan antibodi monoklonal tikus yang secara langsung berlawanan dengan antigen inti sel dari limfoma non-hodgkin pada manusia Yerushalmi et al, 2010. Dengan tidak ditemukannya Ki-67 pada sel yang tidak membelah dan terdapatnya protein ini pada jaringan yang mengalami pembelahan telah menunjukkan bahwa protein ini berperan penting sebagai suatu penanda pembelahan sel. Sejumlah penelitian dalam skala yang besar telah menegaskan temuan ini dan jarang dilaporkan adanya ekspresi Ki- 67 pada sel yang tidak membelah.Gen Ki-67 terdapat pada lengan panjang kromosom 10 manusia 10q25. Pada tahun 1993, Schluter dkk telah mempublikasikan sequence cDNA lengkap yang mengkode protein tersebut. Terdapat dua spesies mRNA alternative yang dihasilkan dari penyambungan dua protein isoform pengkode tersebut. Protein isoform Ki-67 yang berukuran besar memiliki massa molekul sebesar 359 KD dan yang berukuran kecil memiliki massa sebesar 320 KD. Keberadaan ataupun ketiadaan sequence yang dikode oleh exon 7 dari gen tersebut yang membedakan diantara kedua isoform tersebut. Ekspresi Ki-67 dapat dideteksi disepanjang siklus sel dan intensitas ekspresi Ki-67 tersebut bervariasi sehingga menimbulkan kekuatiran akan terjadinya kesalahan didalam penentuan klasifikasi siklus sel sebagai sel yang tidak membelah Fasanella et al, 2011. Gen Ki-67 diekspresikan pada sel yang mengalami proliferasi selama fase G1 pertengahan dan meningkat pada level S dan G2 dan mencapai puncaknya pada fase M serta tidak terdeteksi pada fase istirahat G0 dan awal G1 Tan et al, 2005. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 : Siklus Ki-67 Sumber : Oncology Reports. September 2012 Gambar 2.3 : Proliferasi Sel Sumber : Oncology Report. September, 2012 Antibodi monoklonal Ki-67 yang asli, ketika digunakan untuk pegecatan imunohistokimia dilaporkan awalnya untuk mengecat sel yang mengalami proliferasi pada jaringan tanpa fiksasi, bukan pada sampel dengan formalin-fixed paraffin-embedded. Pada tahun 1992, Cattoretti et al, melaporkan hasil yang lebih baik pada pengecatan Ki-67 dengan sampel paraffin embedded setelah berkembangnya antibodi baru MIB-1 dan MIB- 3. Pengecatan dengan MIB-1 dan MIB-3 dari sampel formalin-fixed paraffin embedded dapat ditingkatkan dengan antigen retrieval sering dilakukan melalui pemanasan dengan microwave. Meskipun sekarang telah tersedia banyak antibodi yang dijual untuk Ki-67 Universitas Sumatera Utara pengecatan Ki-67 pada jaringan yang fresh maupun yang paraffin-embedded, MIB-1 masih merupakan yang terbanyak dipakai pada penelitian-penelitian sekarang ini. Ekspresi Ki-67 biasanya ditentukan sebagai persentase sel tumor yang tercat positif oleh antibodi, dengan menggunakan pengecatan inti sebagai kriteria positif yang paling umum Aleskandarany et al, 2011; Yerushalmi et al, 2010. Jaringan payudara yang sehat mengekspresikan Ki-67 dalam level yang rendah 3. Beberapa peneliti melaporkan bahwa ekspresi reseptor steroid dan antigen KI-67 terdeteksi pada populasi sel yang berbeda pada epitel payudara manusia yang normal, dengan ekspresi Ki-67 secara eksklusif hanya pada sel dengan estrogen reseptor negatif RE. Sel dengan estrogen reseptor positif tidak berproliferasi pada jaringan payudara manusia yang normal. Separasi antara ekspresi reseptor steroid dengan proliferasi sel ini tidak dijumpai pada jaringan maligna. Pada karsinoma duktal in situ DCIS, sekitar 40 dari sel tumor mengekspresikan Ki-67 pada kadar yang tinggi. Peningkatan kadar akan diikuti oleh lesi dengan grading yang tinggi, komedo nekrosis dan adanya mikroinvasi. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa Ki-67 adalah merupakan prediktor untuk rekurensi pada karsinoma duktal in situ DCIS Yerushalmi et al, 2010; Urrutichoechea et al, 2005. Ekspresi Ki-67 tersebut menunjukkan adanya suatu hubungan yang baik dengan fraksi pertumbuhan dan tampaknya tidak diekspresikan selama proses repair DNA. Lebih lanjut, Ki-67 dinilai sebagai suatu penanda proliferasi sel dan pada kanker payudara invasif telah digunakan untuk mengelompokkan pasien kedalam kategori prognosis yang baik dan buruk Tan et al, 2005. Nottingham grading system yang belakangan banyak digunakan untuk karsinoma payudara, mengkombinasikan nuclear grade, tubular formation, dan mitotic rate. Ki-67 dan index mitosis adalah merupakan marker dari proliferasi sel. Ki-67 diekspresikan pada seluruh fase dari siklus sel kecuali fase G0, yang merupakan fase istirahat, dan menimbulkan anggapan bahwa nilainya sebagai faktor prognosis adalah lebih tinggi dibandingkan dengan mitotic rate Yerushalmi et al., 2010; Weisner et al., 2009. Ekspresi Ki-67 biasanya ditentukan sebagai persentase sel tumor yang tercat positif oleh antibodi dengan kriteria terekspresi pada bagian inti Aleskandarany et al., 2011; Yerushalmi et al., 2010. Antigen Ki-67 adalah protein dari inti sel yang berperan untuk proliferasi sel. Lebih lanjut lagi hali ini berperan dengan transkripsi ribosom RNA. Inaktivasi antigen KI-67 Universitas Sumatera Utara dapat menghambat sintesis ribosom RNA. Waktu paruh dari Ki-67 diperkirakan berkisar antara 1 - 1,5 jam. Ki-67 digunakan untuk immunostaining dari tumor payudara yang berproliferasi tinggi. Ki-67 adalah marka seluler untuk proliferasi. Protein ini berperan hanya untuk membantu proliferasi sel. Ki-67 adalah marka yang baik untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dari sel-sel tertentu. Fraksi Ki-67 akan positif pada sel tumor indeks labeling Ki-67 sering dihubungkan dengan perjalanan klinik dari kanker. Contoh yang baik pada tulisan ini adalah tumor payudara, prostat, dan otak. Untuk tumor ini, nilai prognosis untuk survival dan rekurensi tumor telah berulang kali terbukti dalam beberapa analisis. Dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia., dan menunjukkan Ki-67 diekspresikan pada fase siklus sel pada S,G1,G2, dan fase M, tetapi tidak ditemukan pada fase G0 Haroon et al, 2013. Pada sampel yang diambil dari jaringan payudara yang normal juga diekspresikan dengan kadar rendah 3 dari sel pada sel yang ER negatif, tetapi tidak pada ER positif. Diartikan dengan pemeriksaan imunostaining antibody monoclonal Ki-67, hal ini memungkinkan menilai sedikit perkembangan sel neoplasma populasi Inwald et al, 2013. Pada konsensus St. Gallen tahun 2001 dan 2013, merekomendasikan pemeriksaan Ki- 67 untuk penentuan proliferasi dan dan pembedaan tumor Luminal A dan Luminal B yang diperkenalkan oleh Perou et al. pada konsensus St. Gallen 2013 mayoritas ahli memutuskan Ki-67 memberikan nilai pada pemberian kemoterapi adjuvant pada kasus tertentu. Cut off point dari ekspresi Ki-67 adalah 14 St. Gallen, 2013 Stadium Kanker Payudara GROUPING : Stadium 0 : T1s N0 M0 Stadium1 : T1 N0 M0 Stadium IIA : T0 N1 M0 T1 N1 M1 T2 N0 M0 Stadium IIB : T2 N1 M0 T3 N0 M0 Stadium IIIA : T0 N2 M0 T1 N2 M1 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 Stadium IIIB : T4 N1 M0 Universitas Sumatera Utara T4 N1 M0 T4 N2 M0 Stadium IIIC : ANY T N3 M0 Stadium IV : ANY T ANY N M1 Stadium Kanker Payudara : Stadium I : Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis axilla. Stadium II : Tumor dengan diameter 2 cm dengan metastasis axilla atau tumor dengan diameter 2 – 5 cm dengan atau tanpa metastasis axilla. Stadium IIIa : Tumor dengan diameter 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis axilla yang masih bebas satu sama lain atau tumor dengan metastasis axilla yang melekat. Stadium IIIb : Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thorak. Stadium IV : Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI