Diagram 2.4. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2011 Sumber : Bagian
Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan
Diagram 2.5. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2012 Sumber : Bagian
Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan
2.3 Anatomi dan Fisiologi
Untuk dapat mengenal perjalanan penyakit kanker payudara dengan baik dan memahami dasar – dasar tindakan operasi pada kanker payudara maka sangat penting diketahui
anatomi payudara itu sendiri. Payudara terletak pada batas hemithorak kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai
berikut Ramli M, 1995 :
1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar:
a. Superior
: Iga II dan III b.
Inferior : Iga VI dan VII
c. Medial
: Pinggir sternum d.
Lateral : Garis aksilaris anterior
2. Batas-batas payudara yang sesungguhnya:
Universitas Sumatera Utara
a. Superior
: Hampir sampai klavikula b.
Medial : Garis tengah
c. Lateral
: M. Latissimus dorsi
Struktur payudara terdiri dari berbagai struktur parenkim epithelial. Parenkhim epithelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus, yang masing-masing mempunyai
saluran tersendiri untuk mengalirkan produksinya, dan bermuara pada puting susu. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini grup
Williams et al, 2013. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae Ramli M, 1995.
Gambar 2.1 : Anatomi Payudara
Payudara tidak memiliki lapisan otot. Suplai darah berasal dari arteri mamaria interna, arteri thoracalis lateralis, arteri thoracoacromialis, arteri thorakodorsalis, dan perforantes
arteri interkostalis.inervasi sensoris berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial nervus interkostalis T3-T5.
Sistem Limfatik Payudara : 1. Pembuluh getah bening.
a. Pembuluh getah bening aksila.
b. Pembuluh getah bening mammaria interna.
c. Pembuluh getah bening di daerah tepi kwadran medial bawah payudara.
2. Kelenjer – kelenjer getah bening. a.
Kelenjer getah bening mammaria eksterna. b.
Kelenjer getah bening scapula. c.
Kelenjer getah bening sentral pusat ketiak d.
Kelenjer getah bening interpektoralis e.
Kelenjer getah bening klavikularis
Universitas Sumatera Utara
Nervus supraklavikula yang berasal dari pleksus servikalis juga mempersarafi bagian atas dan lateral payudara. Pembuluh limfatik dan kelenjar getah bening dari
kelenjar payudara sangat penting, pembuluh limfatik berjalan ditepi lateral muskulus pektoralis mayor dan bersatu dengan limfe node pektoral yang mengiringi pembuluh darah
torakalis lateralis. Limfe node menyebar ke muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik kemudian ke kelenjar getah bening aksila mesenterika superior dan inter
pektoralis.
Klasifikasi Histopatologi Kanker Payudara :
Klasifikasi histopatologi kanker payudara adalah berdasarkan atas : 1.
W.H.O. W.H.O. Classification of Breast Tumors 2.
Japanese Breast Cancer Society 1984 Histological Classification Malignant Carcinoma
1. Non Invasive Carcinoma :
a. Non invasive ductal carcinoma
b. Lobular carcinoma in situ
2. Invasive Carcinoma : a.
Invasive ductal carcinoma 1.
Papillobular carcinoma 2.
Solid-tubular carcinoma 3.
Scirrhous carcinoma b.
Special types 1.
Mucinous carcinoma 2.
Medullary carcinoma 3.
Invasive lobular carcinoma 4.
Adenoid cystic carcinoma 5.
Squamous cell carcinoma 6.
Spindle cell carcinoma 7.
Apocrine carcinoma 8.
Carcinoma with cartilaginous and or osseous metaplasia 9.
Tubular carcinoma 10.
Secretory carcinoma 11.
Others
Universitas Sumatera Utara
Gradasi histologis dibuat berdasarkan The Nottingham Combined Histologic Grades, yang merupakan modifikasi dari Bloom-Richardson, 1995. Grading histologis
dibuat berdasarkan “pembentukan tubulus, plemorfisme dari nucleus, jumlah mitosis mitotic rate”. Sehingga gradasi histologis dapat dibagi atas :
Gradasi grade I berdiferensiasi baik Gradasi grade II berdiferensiasi sedang
Gradasi grade III berdiferensiasi buruk Dikatakan Gradasi X, apabila oleh karena sesuatu hal gradasi histologis tidak dapat
dinilai. dikutip dari Schnitt and Guidi, 2004; Bleiweiss and Jaffer, 2005. Kanker payudara dengan diferensiasi baik mempunyai prognosis yang lebih baik
dibandingkan yang berdiferensiasi buruk. Gradasi histologis ini penting untuk menentukan prognosis dan optimalisasi pengobatan.
2.4. Etiologi