75
Tabel 4.6 Perhitungan Kecepatan Sesaat
Spot Speed 100 m Lokasi: PONDOK KELAPA MEDAN
Kelompok : Tanggal : 21 AGUSTUS 2013
Nama Jalan: GAGAK HITAM No Time
Speed Mean Speed
Freq Xi.Fi
Percentile Cumm.
Percentile Kmjam
Kmjam 1
19,50 18,46
13.01 - 17.00 8
120,04 19,23
19,23 2
16,78 21,45
17.01 - 21.00 9
171,05 27,40
46,64 3
14,39 25,02
21.01 - 25.00 8
184,04 29,49
76,12 4
22,75 15,82
25.01 - 29.00 2
54,01 8,65
84,78 5
16,72 21,53
29.01 - 32.00 2
61,01 9,77
94,55 6
21,40 16,82
32.01 - 36.00 1
34,01 5,45
100,00 7
15,91 22,63
TOTAL 30
624,15 100,00
8 19,88
18,11 9
26,34 13,67
10 17,40 20,69
11 12,24 29,41
12 26,63 13,52
13 25,63 14,05
14 14,97 24,05
15 16,18 22,25
16 13,95 25,81
17 20,25 17,78
18 16,51 21,80
19 10,95 32,88
20 12,29 29,29
21 15,23 23,64
22 15,97 22,54
23 19,94 18,05
24 18,28 19,69
25 20,13 17,88
26 24,03 14,98
27 23,85 15,09
28 22,04 16,33
29 18,08 19,91
30 18,92 19,03
HIGH 32,88
LOW 25,02
5 10
15 20
25 30
Spot Speed 13.01-17.00
17.01-21.00 21.01-25.00
25.01-29.00 29.01-32.00
32.01-36.00
Universitas Sumatera Utara
76
MEDIAN 19.80
Dari data-data ini disusunlah suatu tabel 4.7 yang berisi tentang kecepatan sesaat untuk setiap persimpangan, dan kegunaan data kecepatan sesaat untuk
karya ilmiah ini adalah untuk menentukan kecepatan keluar dan masuk yang
terjadi pada persimpangan yang disurvei. Tabel 4.7
Kecepatan Sesaat
LOKASI RUAS DI PERSIMPANGAN SPOT SPEED
kmjam Jl. Asrama
19,00 Jl. Gagak Hitam
19,01 Jl. Gatot Subroto
20,50 Jl. Binjai Raya
23,50
Sumber: Hasil Survei Peneliti
IV.1.4 Pejalan Kaki Pedestrian
Dari hasil survei didapatkan data-data tentang pedestrian yang digunakan dalam analisa SIDRA. Data-data ini diperoleh dengan cara pengamatan di
lapangan dengan cara menghitung jumlah orang yang menyeberang melalui zebra cross dan pengamatan ini dilakukan pada saat jam puncak peak hour untuk
setiap ruas jalan pada setiap persimpangan yang memiliki fasilitas zebra cross.
Tabel 4.8 Pedestrian
LOKASI RUAS DI PERSIMPANGAN
PEDESTRIAN
Jl. Asrama 3
Jl. Gagak Hitam 2
Jl. Gatot Subroto 3
Jl. Binjai Raya 3
Sumber: Hasil Survei Peneliti
Universitas Sumatera Utara
77
IV.2 ANALISA SIDRA IV.2.1 Hasil Output SIDRA
Dari perhitungan Sidra didapat hasil-hasil output seperti yang ditampilkan pada gambar 4.3, gambar 4.4, dan gambar 4.5, dimana gambar-gambar ini
merupakan hasil perhitungan dari persimpangan lengan empat bersinyal Pondok Kelapa, Medan.
Gambar 4.3 Output Delay SIDRA
Hasil output yang dihasilkan dari Gambar 4.3 adalah hasil output untuk keterlambatan delay dan tingkat pelayanan LOS dari persimpangan Pondok
Universitas Sumatera Utara
78
Kelapa. Dimana Jl. Asrama mewakili sebelah utara, jl. Gagak Hitam mewakili arah selatan, jl. Gatot Subroto mewakili sebelah timur, jl. Binjai Raya mewakili
sebelah barat. Nilai siklus waktu dari simpang ini adalah 190 detik. Angka dan huruf merupakan hasil output keterlambatan untuk angka dan
tingkat pelayanan untuk huruf untuk setiap pergerakan belok kiri, belok kanan, maupun lurus di setiap pendekat, dan untuk angka dan huruf yang berada di
tengah-tengah persimpangan merupakan nilai keterlambatan dan tingkat pelayanan untuk pejalan kakipenyebrang jalan pedestrian. Maka jika dilihat dari
gambar diatas maka nilai rata-rata untuk keterlambatan dan LOS untuk setiap sisi jalan adalah:
Utara North sebesar 42,6 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Asrama utara mempunyai nilai keterlambatan sebesar 42,6
detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai keterlambatan untuk pedestrian adalah 19,5 detik dengan nilai LOS B kondisi pedestrian
tidak terlalu ramai. Selatan South sebesar 89,2 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya
adalah ruas jalan Gagak Hitam selatan mempunyai nilai keterlambatan sebesar 89,2 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai
keterlambatan untuk pedestrian adalah 8,6 detik, dengan nilai LOS A kondisi pedestrian tidak ramai.
Timur East sebesar 48,5 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Gatot Subroto timur mempunyai nilai keterlambatan
sebesar 48,5 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai
Universitas Sumatera Utara
79
keterlambatan untuk pedestrian adalah 33,6 detik, dengan nilai LOS D kondisi pedestrian mulai ramai.
Barat West sebesar 37,9 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Binjai Raya barat mempunyai nilai keterlambatan sebesar
37,9 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai keterlambatan untuk pedestrian adalah 18,6 detik, dengan nilai LOS B
kondisi pedestrian tidak terlalu ramai. Pada tabel gambar 4.3 diatas, ada kata Intersection. Dimana maksudnya
adalah bahwa rata-rata keterlambatan dan LOS untuk kendaraan di persimpangan secara keseluruhan yaitu 51,7 detiksmp dan tingkat pelayanan
D. Maksudnya adalah persimpangan Pondok Kelapa mempunyai nilai keterlambatan sebesar 51,7 detik untuk setiap satuan mobil penumpang.
Hasil output yang dihasilkan dari Gambar 4.4 Adalah hasil output untuk panjang antrian Queue dari persimpangan Pondok Kelapa, dan Gambar 4.5
merupakan jarak panjang antrian Queues Distance, dimana arah Utara mewakli Jl. Asrama, arah Selatan mewakili Jl. Gagak Hitam, arah Timur mewakli Jl. Gatot
Subroto, arah Barat mewakili Jl. Binjai Raya.
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 4.4 Output Queue SIDRA
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 4.5
Output Queue Distance SIDRA Dari kedua Gambar diatas Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 yang merupakan
hasil output untuk panjang antrian Queues dan jarak panjang antrian Queue Distance dapat dijelaskan bahwa:
Siklus waktu dari persimpangan tersebut yaitu sebesar 190 detik Nilai rata-rata untuk panjang antrian dari setiap ruas jalan:
- Utara North sebesar 50,1 smp, maksudnya antrian sepanjang 50,1 satuan mobil penumpang di ruas jalan Asrama dan antrian mulai
Universitas Sumatera Utara
82
terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Gagak Hitam dan panjangnya kurang lebih 297 meter.
- Selatan South sebesar 60,8 smp, maksudnya antrian sepanjang 60,8 satuan mobil penumpang di ruas jalan Gagak Hitam dan antrian mulai
terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Asrama dan panjangnya kurang lebih 345 meter.
- Timur East sebesar 124,8 smp, maksudnya antrian sepanjang 124,8 satuan mobil penumpang di ruas jalan Gatot Subroto dan antrian mulai
terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Binjai Raya dan panjangnya kurang lebih 631 meter.
- Barat West sebesar 52,9 smp, maksudnya antrian sepanjang 52,9 satuan mobil penumpang di ruas jalan Binjai Raya dan antrian mulai
terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Gatot Subroto dan panjangnya kurang lebih 272 meter.
Untuk nilai atau data Output SIDRA yang lainnya dapat dilihat pada Gambar 4.6, dan 4.7. Dimana untuk Gambar 4.6, merupakan nilai Kapasitas
simpang Pondok Kelapa, dan Gambar 4.7, merupakan nilai derajat kejenuhan Degree of Saturation.
Universitas Sumatera Utara
83
Gambar 4.6 Output Capacity SIDRA
Universitas Sumatera Utara
84
Gambar 4.7 Output Degree of Saturation SIDRA
IV.2.2 Perbaikan untuk Persimpangan SIDRA
Dari hasil output SIDRA yang sudah dijabarkan sebelumnya, diamana hasil tersebut merupakan hasil existing dari simpang tersebut. Dan jika
diperhatikan maka dapat disimpulkan hasilnya kurang memuaskan. Dimana nilai keterlambatan dan LOS tingkat pelayanan agak buruk. Maka dalam karya ilmiah
Universitas Sumatera Utara
85
ini alternative perbaikan hanya dilakukan dengan batasan nilai tingkat pelayanan minimum C. dan perlu diketahui apabila suatu jalan mempunyai tingkat pelayanan
yang buruk, maka akan mempunyai nilai keterlambatan, antrian, perhentian, derajat kejenuhan, dan kapasitas yang buruk pula, sehingga dengan perbaikan
pada LOS nya akan memperbaiki pula nilai keterlambatan, antrian, perhentian, derajat kepadatan, dan kapasitasnya. Adapun alternative perbaikan pada
persimpangan ini adalah: 1. Mengatur siklus waktu dari lampu lalu lintas secara maksimal, maksudnya
adalah dengan mengubah siklus waktu, dan setiap perubahan tersebut akan menghasilkan nilai keterlambatan dan LOS yang berbeda-beda, dan dicari
hasil yang terbaik, dan dinamakan siklus waktu optimum. Dengan SIDRA cukup dengan memasukkan data untuk siklus waktu menjadi optimized
dengan interval setiap satu detik, dan ditentukan siklus waktu minimum dan maksimum, dan SIDRA akan memprosesnya sendiri dan mencari hasil
waktu optimum. 2. Mengubah fase dari lampu lalu lintas tersebut, maksudnya dari yang
sebelumnya empat fase dicoba dijadikan tiga fase atau tetap empat fase hanya diubah variasinya saja, kemudian akan dihasilkan nilai
keterlambatan dan LOS yang baru, dan dicari hasil yang terbaik. 3. Memperbaiki persimpangan dengan menambah satu jalur pendek untuk
arah belok kiri LTOR atau belok kanan atau disebut dengan cara channelization.
Universitas Sumatera Utara
86
4. Memperbaiki persimpangan dengan menambah satu jalur lagi sepanjang badan jalan atau dengan kata lain menambah lebar jalan.
Prioritas dari pemilihan alternative ini adalah cepat, mudah dilaksanakan, dan murah, maksudnya pengaturan siklus waktu secara maksimal lebih diprioritaskan
daripada penambahan jalur pendek atau penambahan lebar jalan, karena pengaturan siklus waktu di samping lebih murah juga pelaksanaannya lebih
mudah dilakukan.
Gambar 4.8
Output Delay SIDRA Alternatif Perbaikan
Universitas Sumatera Utara
87
Gambar diatas merupakan hasil dari alternative perbaikan pada simpang tersebut, dimana hasilnya menjadi lebih baik dari hasil sebelumnya. Dimana
alternative perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengubah waktu siklus nya. Waktu siklus sebelumnya yang existing adalah 190 detik diubah menjadi 120
detik. Sehingga didapat hasil perbaikan seperti Gambar 4.7, bisa dilihat simpang tersebut memiliki tingkat pelayanan C dengan rata-rata keterlambatan delay
adalah 33,9 detiksmp.
IV.3 ANALISA KAJI IV.3.1 Hasil Output KAJI
Dari perhitungan KAJI didapat hasil output seperti yang ditampilkan pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Output KAJI
Pendekat Keterlambatan
LOS Antrian
m Perhentian
pcuh Derajat
Kejenuhan Kapasitas
Utara 71,37
F 184
1153 0,865
1513 Selatan
96,1 F
680 4540
1,478 813
Timur 47,84
E 182
1316 0,738
2375 Barat
96,37 F
252 1530
0,979 1505
Sumber: Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka perbandingan hasil output SIDRA dan KAJI memiliki banyak perbedaan, dan dapat disimpulkan apabila
mempunyai nilai derajat kejenuhan yang baik maka akan memiliki nilai kapasitas yang lebih baik juga, sehingga memiliki nilai keterlambatan yang lebih baik.
Beberapa hasil output SIDRA ada yang lebih baik daripada KAJI dan demikian sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
88
IV.4 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA SIDRA DAN KAJI
Dari hasil output SIDRA dan KAJI untuk nilai derajat kejenuhan, keterlambatan, tingkat pelayanan, antrian, dan perhentian, dapat dilihat pada Tabel
4.12, sedangkan untuk grafik perbandingan output, derajat kejenuhan antara SIDRA dan KAJI dapat dilihat pada gambar 4.9.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Output antara SIDRA dan KAJI Simpang Pondok
Kelapa
Approach code Program
Capacity Degree
LOS Ql
Delay DS = QC
m sec
Asrama SIDRA
1929 0,560
D 297
42,60 KAJI
1513 0,865
F 184
71,37 Gagak Hitam
SIDRA 957,2
0,970 F
345 89,20
KAJI 813
1,478 F
680 96,10
Gatot Subroto SIDRA
2594,1 0,840
D 631
48,50 KAJI
2375 0,738
E 182
47,84 Binjai Raya
SIDRA 2394,2
0,530 D
272 37,90
KAJI 1505
0,979 F
252 96,37
Sumber: Hasil Survei Peneliti
Grafik 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 di bawah ini merupakan grafik kapasitas, panjang antrian, keterlambatan, derajat kejenuhan yg merupakan output program SIDRA
dan KAJI pada persimpangan Pondok Kelapa yang diteliti.
Grafik 4.1
Grafik Perbandingan Output Kapasitas Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan
1, 1929 2, 957.2
3, 2594.1 4, 2394.2
1, 1513 2, 813
3, 2375 4, 1505
1000 2000
3000
1 2
3 4
5
Cap ac
ity
Approach Intersection
CAPACITY
SIDRA KAJI
Universitas Sumatera Utara
89
Grafik 4.2
Grafik Perbandingan Output Panjang Antrian Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan
Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Output Delay Program SIDRA dan KAJI
Simpang Pondok Kelapa, Medan
1, 297 2, 345
3, 631
4, 272 1, 184
2, 680
3, 182 4, 252
100 200
300 400
500 600
700 800
1 2
3 4
5
QL
Approach Intersection
Queue Of Length
SIDRA KAJI
1, 42.6 2, 89.2
3, 48.5 4, 37.9
1, 71.37 2, 96.1
3, 47.84 4, 96.37
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5
D e
lay
Approach Intersection
Delay
SIDRA KAJI
Universitas Sumatera Utara
90
Grafik 4.4 Grafik Perbandingan Output Degree of Saturation Program SIDRA
dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa ternyata hasil output untuk SIDRA
dan KAJI ternyata ada banyak perbedaan, pada tabel dapat dilihat tingkat pelayanan antara Sidra dan KAJI ternyata banyak memiliki tingkat pelayanan
yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan metode analisa dan standard dari masing-masing program serta data masukan pada setiap program.
Dari hasil perbandingan diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa hasil output SIDRA yang lebih baik dari pada KAJI dan begitu pula sebaliknya, karena
adanya beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua metode analisa tersebut. Berikut adalah persamaan-persamaan antara SIDRA dan KAJI dalam hal
variabel data input dan parameter-parameter lainnya adalah sebagai berikut: 1. Volume lalu lintas untuk Sidra dalam satuan smp untuk LV dan HV,
sedangkan KAJI dalam satuan sebelum dikonversi untuk UV,MV,LV, dan HV,
2. Siklus waktu dan intergreen, 3. Fase dari lampu lalu lintas phasing
1, 0.56 2, 0.97
3, 0.84 4, 0.53
1, 0.865 2, 1.478
3, 0.738 4, 0.979
0.5 1
1.5 2
1 2
3 4
5
DS
Approach Intersection
Degree Of Saturation
SIDRA KAJI
Universitas Sumatera Utara
91
4. Ada median atau tidak, hanya bedanya pada SIDRA diinputkan berapa lebarnya sedangkan pada KAJI hanya diinputkan tentang kondisi ada atau
tidaknya median saja, 5. Ada LTOR atau tidak,
6. Basic arus kepadatan, 7. Arah pergerakan untuk setiap mulut persimpangan kiri, lurus, kanan
Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan antara Sidra dan KAJI
Tabel 4.11 Perbandingan Input dari Program KAJI dan SIDRA
Keterangan SIDRA
KAJI Lebar jalan
Ada, lebih detail per lajur
Ada, tidak detail hanya berdasarkan luas efektif
Faktor koreksi jumlah penduduk
Tidak ada Ada
Cycle time dan timing ada, kurang detail
ada, lebih detail seperti waktu hijau dan intergreen
Volume arus lalulintas
Ada, hanya dalam LV dan HV
Ada, lebih baik, dalam MC, UV,LV,HV
Faktor koreksi side friction
Tidak ada Ada, melihat lingkungan
persimpanganCOM, RES, dan RA
Pejalan kakipedestrian
Ada Tidak ada
Median
Ada, juga dijelaskan berapa lebarnya
Ada, tapi hanya ditanya ada atau tidaknya
Kapasitas jalur masuk
Ada, dipakai variable Qc, dan ada jalur masuk
jenuh Ada, dipakai variabel C, tidak ada
jalur masuk jenuh
Periode arus sibukTp
Ada Ada, Tp=0,25h
Waktu merah efektif r
Ada Tidak ada
Pembagian lajur shared line
Ada Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
92
PHF
Ada Tidak ada
Kecepatan keluar atau masuk
Ada Tidak ada
Pergerakan opposed dan protected
Ada, lebih detail Ada, tetapi kurang detail hanya
secara garis besarnya saja
Rasio arus jalur masuky
Ada Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pembahasan, di dapat output pada derajat kejenuhan, tundaan, kapasitas, panjang antrian dan level of service LOS
2. Nilai derajat kejenuhan dari Simpang Pondok Kelapa yang diteliti pada KAJI lebih tinggi dibanding pada SIDRA yaitu pada KAJI untuk pendekat
utara adalah 0,865; untuk pendekat selatan 1,478; untuk pendekat timur adalah 0,738; dan untuk pendekat barat adalah 0,979, sedangkan pada
SIDRA untuk pendekat utara 0,56; pada pendekat selatan 0,97; pada pendekat timur 0,84; dan pendekat barat 0,53.
3. Tundaan rata-rata pada simpang Pondok Kelapa yang sudah diteliti dengan menggunakan KAJI lebih besar dibandingkan dengan SIDRA, hal ini
disebabkan karena pada SIDRA mempunyai perhitungan pada tiap lajur lane by lane sedangkan pada KAJI hanya pada satu jalur. KAJI
menghasilkan angka tundaan sebesar 71,37 detiksmp pada pendekat utara; 96,1 detiksmp pada pendekat selatan; 47,84 detiksmp pada pendekat
timur; 96,37 detiksmp pada pendekat barat. Sedangkan dengan SIDRA tundaan pada pendekat utara sebesar 42,6 detiksmp; 89,2 detiksmp pada
pendekat selatan; 48,5 detiksmp pada pendekat timur; 37,9 detiksmp pada pendekat barat.
Universitas Sumatera Utara