- 17.00 8 - 21.00 9 - 25.00 8 - 29.00 2 - 32.00 2 ANALISA KAJI .1 Hasil Output KAJI PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA SIDRA DAN KAJI

75 Tabel 4.6 Perhitungan Kecepatan Sesaat Spot Speed 100 m Lokasi: PONDOK KELAPA MEDAN Kelompok : Tanggal : 21 AGUSTUS 2013 Nama Jalan: GAGAK HITAM No Time Speed Mean Speed Freq Xi.Fi Percentile Cumm. Percentile Kmjam Kmjam 1 19,50 18,46

13.01 - 17.00 8

120,04 19,23 19,23 2 16,78 21,45

17.01 - 21.00 9

171,05 27,40 46,64 3 14,39 25,02

21.01 - 25.00 8

184,04 29,49 76,12 4 22,75 15,82

25.01 - 29.00 2

54,01 8,65 84,78 5 16,72 21,53

29.01 - 32.00 2

61,01 9,77 94,55 6 21,40 16,82

32.01 - 36.00 1

34,01 5,45 100,00 7 15,91 22,63 TOTAL 30 624,15 100,00 8 19,88 18,11 9 26,34 13,67 10 17,40 20,69 11 12,24 29,41 12 26,63 13,52 13 25,63 14,05 14 14,97 24,05 15 16,18 22,25 16 13,95 25,81 17 20,25 17,78 18 16,51 21,80 19 10,95 32,88 20 12,29 29,29 21 15,23 23,64 22 15,97 22,54 23 19,94 18,05 24 18,28 19,69 25 20,13 17,88 26 24,03 14,98 27 23,85 15,09 28 22,04 16,33 29 18,08 19,91 30 18,92 19,03 HIGH 32,88 LOW 25,02 5 10 15 20 25 30 Spot Speed 13.01-17.00 17.01-21.00 21.01-25.00 25.01-29.00 29.01-32.00 32.01-36.00 Universitas Sumatera Utara 76 MEDIAN 19.80 Dari data-data ini disusunlah suatu tabel 4.7 yang berisi tentang kecepatan sesaat untuk setiap persimpangan, dan kegunaan data kecepatan sesaat untuk karya ilmiah ini adalah untuk menentukan kecepatan keluar dan masuk yang terjadi pada persimpangan yang disurvei. Tabel 4.7 Kecepatan Sesaat LOKASI RUAS DI PERSIMPANGAN SPOT SPEED kmjam Jl. Asrama 19,00 Jl. Gagak Hitam 19,01 Jl. Gatot Subroto 20,50 Jl. Binjai Raya 23,50 Sumber: Hasil Survei Peneliti

IV.1.4 Pejalan Kaki Pedestrian

Dari hasil survei didapatkan data-data tentang pedestrian yang digunakan dalam analisa SIDRA. Data-data ini diperoleh dengan cara pengamatan di lapangan dengan cara menghitung jumlah orang yang menyeberang melalui zebra cross dan pengamatan ini dilakukan pada saat jam puncak peak hour untuk setiap ruas jalan pada setiap persimpangan yang memiliki fasilitas zebra cross. Tabel 4.8 Pedestrian LOKASI RUAS DI PERSIMPANGAN PEDESTRIAN Jl. Asrama 3 Jl. Gagak Hitam 2 Jl. Gatot Subroto 3 Jl. Binjai Raya 3 Sumber: Hasil Survei Peneliti Universitas Sumatera Utara 77 IV.2 ANALISA SIDRA IV.2.1 Hasil Output SIDRA Dari perhitungan Sidra didapat hasil-hasil output seperti yang ditampilkan pada gambar 4.3, gambar 4.4, dan gambar 4.5, dimana gambar-gambar ini merupakan hasil perhitungan dari persimpangan lengan empat bersinyal Pondok Kelapa, Medan. Gambar 4.3 Output Delay SIDRA Hasil output yang dihasilkan dari Gambar 4.3 adalah hasil output untuk keterlambatan delay dan tingkat pelayanan LOS dari persimpangan Pondok Universitas Sumatera Utara 78 Kelapa. Dimana Jl. Asrama mewakili sebelah utara, jl. Gagak Hitam mewakili arah selatan, jl. Gatot Subroto mewakili sebelah timur, jl. Binjai Raya mewakili sebelah barat. Nilai siklus waktu dari simpang ini adalah 190 detik. Angka dan huruf merupakan hasil output keterlambatan untuk angka dan tingkat pelayanan untuk huruf untuk setiap pergerakan belok kiri, belok kanan, maupun lurus di setiap pendekat, dan untuk angka dan huruf yang berada di tengah-tengah persimpangan merupakan nilai keterlambatan dan tingkat pelayanan untuk pejalan kakipenyebrang jalan pedestrian. Maka jika dilihat dari gambar diatas maka nilai rata-rata untuk keterlambatan dan LOS untuk setiap sisi jalan adalah:  Utara North sebesar 42,6 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Asrama utara mempunyai nilai keterlambatan sebesar 42,6 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai keterlambatan untuk pedestrian adalah 19,5 detik dengan nilai LOS B kondisi pedestrian tidak terlalu ramai.  Selatan South sebesar 89,2 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Gagak Hitam selatan mempunyai nilai keterlambatan sebesar 89,2 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai keterlambatan untuk pedestrian adalah 8,6 detik, dengan nilai LOS A kondisi pedestrian tidak ramai.  Timur East sebesar 48,5 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Gatot Subroto timur mempunyai nilai keterlambatan sebesar 48,5 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai Universitas Sumatera Utara 79 keterlambatan untuk pedestrian adalah 33,6 detik, dengan nilai LOS D kondisi pedestrian mulai ramai.  Barat West sebesar 37,9 detiksmp dan tingkat pelayanan D, maksudnya adalah ruas jalan Binjai Raya barat mempunyai nilai keterlambatan sebesar 37,9 detik untuk setiap satuan mobil penumpang, sedangkan nilai keterlambatan untuk pedestrian adalah 18,6 detik, dengan nilai LOS B kondisi pedestrian tidak terlalu ramai.  Pada tabel gambar 4.3 diatas, ada kata Intersection. Dimana maksudnya adalah bahwa rata-rata keterlambatan dan LOS untuk kendaraan di persimpangan secara keseluruhan yaitu 51,7 detiksmp dan tingkat pelayanan D. Maksudnya adalah persimpangan Pondok Kelapa mempunyai nilai keterlambatan sebesar 51,7 detik untuk setiap satuan mobil penumpang. Hasil output yang dihasilkan dari Gambar 4.4 Adalah hasil output untuk panjang antrian Queue dari persimpangan Pondok Kelapa, dan Gambar 4.5 merupakan jarak panjang antrian Queues Distance, dimana arah Utara mewakli Jl. Asrama, arah Selatan mewakili Jl. Gagak Hitam, arah Timur mewakli Jl. Gatot Subroto, arah Barat mewakili Jl. Binjai Raya. Universitas Sumatera Utara 80 Gambar 4.4 Output Queue SIDRA Universitas Sumatera Utara 81 Gambar 4.5 Output Queue Distance SIDRA Dari kedua Gambar diatas Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 yang merupakan hasil output untuk panjang antrian Queues dan jarak panjang antrian Queue Distance dapat dijelaskan bahwa:  Siklus waktu dari persimpangan tersebut yaitu sebesar 190 detik  Nilai rata-rata untuk panjang antrian dari setiap ruas jalan: - Utara North sebesar 50,1 smp, maksudnya antrian sepanjang 50,1 satuan mobil penumpang di ruas jalan Asrama dan antrian mulai Universitas Sumatera Utara 82 terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Gagak Hitam dan panjangnya kurang lebih 297 meter. - Selatan South sebesar 60,8 smp, maksudnya antrian sepanjang 60,8 satuan mobil penumpang di ruas jalan Gagak Hitam dan antrian mulai terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Asrama dan panjangnya kurang lebih 345 meter. - Timur East sebesar 124,8 smp, maksudnya antrian sepanjang 124,8 satuan mobil penumpang di ruas jalan Gatot Subroto dan antrian mulai terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Binjai Raya dan panjangnya kurang lebih 631 meter. - Barat West sebesar 52,9 smp, maksudnya antrian sepanjang 52,9 satuan mobil penumpang di ruas jalan Binjai Raya dan antrian mulai terlihat panjang untuk arah pergerakan lurus menuju Jalan Gatot Subroto dan panjangnya kurang lebih 272 meter. Untuk nilai atau data Output SIDRA yang lainnya dapat dilihat pada Gambar 4.6, dan 4.7. Dimana untuk Gambar 4.6, merupakan nilai Kapasitas simpang Pondok Kelapa, dan Gambar 4.7, merupakan nilai derajat kejenuhan Degree of Saturation. Universitas Sumatera Utara 83 Gambar 4.6 Output Capacity SIDRA Universitas Sumatera Utara 84 Gambar 4.7 Output Degree of Saturation SIDRA

IV.2.2 Perbaikan untuk Persimpangan SIDRA

Dari hasil output SIDRA yang sudah dijabarkan sebelumnya, diamana hasil tersebut merupakan hasil existing dari simpang tersebut. Dan jika diperhatikan maka dapat disimpulkan hasilnya kurang memuaskan. Dimana nilai keterlambatan dan LOS tingkat pelayanan agak buruk. Maka dalam karya ilmiah Universitas Sumatera Utara 85 ini alternative perbaikan hanya dilakukan dengan batasan nilai tingkat pelayanan minimum C. dan perlu diketahui apabila suatu jalan mempunyai tingkat pelayanan yang buruk, maka akan mempunyai nilai keterlambatan, antrian, perhentian, derajat kejenuhan, dan kapasitas yang buruk pula, sehingga dengan perbaikan pada LOS nya akan memperbaiki pula nilai keterlambatan, antrian, perhentian, derajat kepadatan, dan kapasitasnya. Adapun alternative perbaikan pada persimpangan ini adalah: 1. Mengatur siklus waktu dari lampu lalu lintas secara maksimal, maksudnya adalah dengan mengubah siklus waktu, dan setiap perubahan tersebut akan menghasilkan nilai keterlambatan dan LOS yang berbeda-beda, dan dicari hasil yang terbaik, dan dinamakan siklus waktu optimum. Dengan SIDRA cukup dengan memasukkan data untuk siklus waktu menjadi optimized dengan interval setiap satu detik, dan ditentukan siklus waktu minimum dan maksimum, dan SIDRA akan memprosesnya sendiri dan mencari hasil waktu optimum. 2. Mengubah fase dari lampu lalu lintas tersebut, maksudnya dari yang sebelumnya empat fase dicoba dijadikan tiga fase atau tetap empat fase hanya diubah variasinya saja, kemudian akan dihasilkan nilai keterlambatan dan LOS yang baru, dan dicari hasil yang terbaik. 3. Memperbaiki persimpangan dengan menambah satu jalur pendek untuk arah belok kiri LTOR atau belok kanan atau disebut dengan cara channelization. Universitas Sumatera Utara 86 4. Memperbaiki persimpangan dengan menambah satu jalur lagi sepanjang badan jalan atau dengan kata lain menambah lebar jalan. Prioritas dari pemilihan alternative ini adalah cepat, mudah dilaksanakan, dan murah, maksudnya pengaturan siklus waktu secara maksimal lebih diprioritaskan daripada penambahan jalur pendek atau penambahan lebar jalan, karena pengaturan siklus waktu di samping lebih murah juga pelaksanaannya lebih mudah dilakukan. Gambar 4.8 Output Delay SIDRA Alternatif Perbaikan Universitas Sumatera Utara 87 Gambar diatas merupakan hasil dari alternative perbaikan pada simpang tersebut, dimana hasilnya menjadi lebih baik dari hasil sebelumnya. Dimana alternative perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengubah waktu siklus nya. Waktu siklus sebelumnya yang existing adalah 190 detik diubah menjadi 120 detik. Sehingga didapat hasil perbaikan seperti Gambar 4.7, bisa dilihat simpang tersebut memiliki tingkat pelayanan C dengan rata-rata keterlambatan delay adalah 33,9 detiksmp. IV.3 ANALISA KAJI IV.3.1 Hasil Output KAJI Dari perhitungan KAJI didapat hasil output seperti yang ditampilkan pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Output KAJI Pendekat Keterlambatan LOS Antrian m Perhentian pcuh Derajat Kejenuhan Kapasitas Utara 71,37 F 184 1153 0,865 1513 Selatan 96,1 F 680 4540 1,478 813 Timur 47,84 E 182 1316 0,738 2375 Barat 96,37 F 252 1530 0,979 1505 Sumber: Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka perbandingan hasil output SIDRA dan KAJI memiliki banyak perbedaan, dan dapat disimpulkan apabila mempunyai nilai derajat kejenuhan yang baik maka akan memiliki nilai kapasitas yang lebih baik juga, sehingga memiliki nilai keterlambatan yang lebih baik. Beberapa hasil output SIDRA ada yang lebih baik daripada KAJI dan demikian sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 88

IV.4 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA SIDRA DAN KAJI

Dari hasil output SIDRA dan KAJI untuk nilai derajat kejenuhan, keterlambatan, tingkat pelayanan, antrian, dan perhentian, dapat dilihat pada Tabel 4.12, sedangkan untuk grafik perbandingan output, derajat kejenuhan antara SIDRA dan KAJI dapat dilihat pada gambar 4.9. Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Output antara SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa Approach code Program Capacity Degree LOS Ql Delay DS = QC m sec Asrama SIDRA 1929 0,560 D 297 42,60 KAJI 1513 0,865 F 184 71,37 Gagak Hitam SIDRA 957,2 0,970 F 345 89,20 KAJI 813 1,478 F 680 96,10 Gatot Subroto SIDRA 2594,1 0,840 D 631 48,50 KAJI 2375 0,738 E 182 47,84 Binjai Raya SIDRA 2394,2 0,530 D 272 37,90 KAJI 1505 0,979 F 252 96,37 Sumber: Hasil Survei Peneliti Grafik 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 di bawah ini merupakan grafik kapasitas, panjang antrian, keterlambatan, derajat kejenuhan yg merupakan output program SIDRA dan KAJI pada persimpangan Pondok Kelapa yang diteliti. Grafik 4.1 Grafik Perbandingan Output Kapasitas Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan 1, 1929 2, 957.2 3, 2594.1 4, 2394.2 1, 1513 2, 813 3, 2375 4, 1505 1000 2000 3000 1 2 3 4 5 Cap ac ity Approach Intersection CAPACITY SIDRA KAJI Universitas Sumatera Utara 89 Grafik 4.2 Grafik Perbandingan Output Panjang Antrian Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Output Delay Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan 1, 297 2, 345 3, 631 4, 272 1, 184 2, 680 3, 182 4, 252 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 5 QL Approach Intersection Queue Of Length SIDRA KAJI 1, 42.6 2, 89.2 3, 48.5 4, 37.9 1, 71.37 2, 96.1 3, 47.84 4, 96.37 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 D e lay Approach Intersection Delay SIDRA KAJI Universitas Sumatera Utara 90 Grafik 4.4 Grafik Perbandingan Output Degree of Saturation Program SIDRA dan KAJI Simpang Pondok Kelapa, Medan Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa ternyata hasil output untuk SIDRA dan KAJI ternyata ada banyak perbedaan, pada tabel dapat dilihat tingkat pelayanan antara Sidra dan KAJI ternyata banyak memiliki tingkat pelayanan yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan metode analisa dan standard dari masing-masing program serta data masukan pada setiap program. Dari hasil perbandingan diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa hasil output SIDRA yang lebih baik dari pada KAJI dan begitu pula sebaliknya, karena adanya beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua metode analisa tersebut. Berikut adalah persamaan-persamaan antara SIDRA dan KAJI dalam hal variabel data input dan parameter-parameter lainnya adalah sebagai berikut: 1. Volume lalu lintas untuk Sidra dalam satuan smp untuk LV dan HV, sedangkan KAJI dalam satuan sebelum dikonversi untuk UV,MV,LV, dan HV, 2. Siklus waktu dan intergreen, 3. Fase dari lampu lalu lintas phasing 1, 0.56 2, 0.97 3, 0.84 4, 0.53 1, 0.865 2, 1.478 3, 0.738 4, 0.979 0.5 1 1.5 2 1 2 3 4 5 DS Approach Intersection Degree Of Saturation SIDRA KAJI Universitas Sumatera Utara 91 4. Ada median atau tidak, hanya bedanya pada SIDRA diinputkan berapa lebarnya sedangkan pada KAJI hanya diinputkan tentang kondisi ada atau tidaknya median saja, 5. Ada LTOR atau tidak, 6. Basic arus kepadatan, 7. Arah pergerakan untuk setiap mulut persimpangan kiri, lurus, kanan Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan antara Sidra dan KAJI Tabel 4.11 Perbandingan Input dari Program KAJI dan SIDRA Keterangan SIDRA KAJI Lebar jalan Ada, lebih detail per lajur Ada, tidak detail hanya berdasarkan luas efektif Faktor koreksi jumlah penduduk Tidak ada Ada Cycle time dan timing ada, kurang detail ada, lebih detail seperti waktu hijau dan intergreen Volume arus lalulintas Ada, hanya dalam LV dan HV Ada, lebih baik, dalam MC, UV,LV,HV Faktor koreksi side friction Tidak ada Ada, melihat lingkungan persimpanganCOM, RES, dan RA Pejalan kakipedestrian Ada Tidak ada Median Ada, juga dijelaskan berapa lebarnya Ada, tapi hanya ditanya ada atau tidaknya Kapasitas jalur masuk Ada, dipakai variable Qc, dan ada jalur masuk jenuh Ada, dipakai variabel C, tidak ada jalur masuk jenuh Periode arus sibukTp Ada Ada, Tp=0,25h Waktu merah efektif r Ada Tidak ada Pembagian lajur shared line Ada Tidak ada Universitas Sumatera Utara 92 PHF Ada Tidak ada Kecepatan keluar atau masuk Ada Tidak ada Pergerakan opposed dan protected Ada, lebih detail Ada, tetapi kurang detail hanya secara garis besarnya saja Rasio arus jalur masuky Ada Tidak ada Universitas Sumatera Utara 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pembahasan, di dapat output pada derajat kejenuhan, tundaan, kapasitas, panjang antrian dan level of service LOS 2. Nilai derajat kejenuhan dari Simpang Pondok Kelapa yang diteliti pada KAJI lebih tinggi dibanding pada SIDRA yaitu pada KAJI untuk pendekat utara adalah 0,865; untuk pendekat selatan 1,478; untuk pendekat timur adalah 0,738; dan untuk pendekat barat adalah 0,979, sedangkan pada SIDRA untuk pendekat utara 0,56; pada pendekat selatan 0,97; pada pendekat timur 0,84; dan pendekat barat 0,53. 3. Tundaan rata-rata pada simpang Pondok Kelapa yang sudah diteliti dengan menggunakan KAJI lebih besar dibandingkan dengan SIDRA, hal ini disebabkan karena pada SIDRA mempunyai perhitungan pada tiap lajur lane by lane sedangkan pada KAJI hanya pada satu jalur. KAJI menghasilkan angka tundaan sebesar 71,37 detiksmp pada pendekat utara; 96,1 detiksmp pada pendekat selatan; 47,84 detiksmp pada pendekat timur; 96,37 detiksmp pada pendekat barat. Sedangkan dengan SIDRA tundaan pada pendekat utara sebesar 42,6 detiksmp; 89,2 detiksmp pada pendekat selatan; 48,5 detiksmp pada pendekat timur; 37,9 detiksmp pada pendekat barat. Universitas Sumatera Utara