Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA
PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas
Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Analisis Data
Data – data yang telah dikumpulkan dan kemudian diolah untuk diinterpretasikan
agar menjadi informasi yang penting untuk penelitian ini diantaranya adalah : data nilai tes penalaran ilmiah dan berpikir kritis siswa, data hasil observasi keterlaksanaan
model levels of inquiry, data angket siswa, data hasil wawancara dan transkrip video pembelajaran. Data-data tersebut diolah dengan teknik yang berbeda-beda, berikut
penjelasannya:
1. Data Skor Tes
Terdapat dua jenis tes, yaitu skor penalaran ilmiah dan berpikir kritis siswa. Berikut pengolahan terhadap masing-masing data:
a. Pengolahan data hasil tes penalaran ilmiah
Data hasil tes penalaran ilmiah diolah untuk mendapatkan informasi tentang: 1 Keadaan awal penalaran ilmiah sebelum implementasi model levels of inquiry dan
keadaan akhir setelah implementasi model levels of inquiry. 2 Peningkatan penalaran ilmiah.
3 Gambaran perkembangan penalaran ilmiah setiap sub pertemuan yang akan dibagi menjadi 3, yaitu perkembangan penalaran ilmiah secara keseluruhan, setiap aspek
penalaran ilmiah, dan penalaran ilmiah sub materi pokok.
Rekaman setiap siswa setiap
pertemuan
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA
PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas
Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan informasi di atas, akan dipaparkan proses pengolahan data sebagai berikut:
1 Memberi skor pretest dan posttest
Sebelum dilakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest diperiksa dan di beri skor terlebih dahulu. Penskoran dilakukan dengan metode
Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu +1 dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol 0. Skor setiap siswa ditentukan dengan
menghitung jumlah jawaban yang benar. Untuk penentuan pola jawaban siswa, pemberian skor pada tes penalaran ilmiah
berdasarkan penskoran tes yang dibuat oleh Lawson yaitu dengan cara the pair-scoring schema. Pada penskoran ini jika siswa menjawab benar antara konten dan alasan
diberikan skor 1. Pemberian skor tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mampu menjawab benar antara konten dan alasan, maka siswa dianggap mampu
menyelesaikan soal dengan baik. Jika terdapat kesalahan pada jawaban yang diberikan baik pada konten ataupun alasan maka diberikan skor 0 dan siswa dianggap belum
mampu untuk menyelesaikan masalah.Berdasarkan penskoran yang digunakan, maka jawaban siswa dapat membentuk pola. Terdapat empat pola yang ada, yaitu pola 1,1;
1,0; 0,1 dan 0,0.
2 Menghitung skor gain
Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Secara matematis dituliskan sebagi berikut :
G = S
f
– S
i
. . . . 3.1 Keterangan :
G = gain S
f
= skor tes akhir S
i
= skor tes awal
Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA
PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas
Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3 Menghitung gain normal N-gain
Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh, secara matematis
dituliskan sebagai berikut: 100
pre maks
pre post
S S
S S
g . . . 3.2
dengan : S
post
: Skor tes akhir S
pre
: Skor tes awal S
maks
: Skor maksimum
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat N-gain
Tingkat N-gain Kriteria
g 0,70 0,30
≤ g ≤ 0,70 g 0,30
Tinggi Sedang
Rendah
b. Pengolahan data hasil tes berpikir kritis siswa