Soal Pilihan Ganda Jenis-Jenis Instrumen

Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian:

a. Soal Pilihan Ganda

Dalam penelitian ini, jenis instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berupa pilihan ganda. Tes ini terdiri dari soal penalaran ilmiah dan soal keterampilan berpikir kritis. Soal pilihan ganda ini digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran ilmiah dan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah penelitian. Berikut ini penjelasan dari masing-masing instrumen tersebut: 1 Soal penalaran Ilmiah Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui penalaran ilmiah berupa soal pilihan ganda beralasan. Kemampuan penalaran siswa diukur mengunakan Modified Lawson Classroom Test of Scientific reasoning MLCTSR. MLCTSR merupakan tes yang dikembangkan berdasarkan tes penalaran ilmiah dari Lawson ’s Classroom Test of Scientific Reasoning LCTSR tahun 2000. Pada LCTSR terdapat 24 soal pilihan ganda dua tingkat. Peneliti memodifikasinya sesuai dengan konten yang berbasis konsep IPA yaitu gerak yang disesuaikan dengan kerangka penilaian LCTSR. Namun, peneliti hanya membuat 12 soal yang sesuai dengan indikator LCTSR dikarenakan hasil diskusi dengan guru kelas yang melakukan pengajaran dan meminta untuk memangkas 24 soal menjadi 12 soal tanpa menghilangkan aspek penalaran ilmiah yang seharusnya. Lampiran 2.1. Tes ini dilakukan dua kali yaitu saat pretest dan posttest. Adapun distribusi soal pada setiap aspek yang digunakan berdasarkan hasil pengembangan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.3: Tabel 3.3 Distribusi Soal pada Setiap Aspek Aspek Penalaran Ilmiah No. Soal Conservation of matter and volume 1,2 Proportional reasoning 3,4 Control of variable 5,6 Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Probability Reasoning 7,8 Deductive reasoning 9,10 Hypothetical Deductive Reasoning 11,12 2 Soal keterampilan berpikir kritis Instrumen tes lainnya yang digunakan adalah soal keterampilan berpikir kritis yang berupa pilihan ganda. Soal keterampilan berfikir kritis ini diadaptasi dari tes standar keterampilan berpikir kritis, yaitu Cornell Critical Thinking Skills Test. Tes standar ini merupakan karya Ennis yang merupakan tokoh acuan utama peneliti mengenai berpikir kritis. Setiap soal dari tes ini menguji aspek-aspek berpikir kritis yaitu kemampuan menginduksi, mengobservasi dan kredibilitas suatu sumber, mendeduksi dan mengidentifikasi asumsi. Terdapat dua tes standar berpikir kritis yang dibedakan berdasarkan levelnya, yaitu Cornell critical thinking test level X dan Cornell critical thinking test level Z. Level X diperuntukkan bagi siswa tingkat 4-14, sedangkan level Z diperuntukkan bagi mahasiswa dan umum. Nugraha 2011 menyatakan bahwa informasi tingkat 4-14 merupakan tingkatan pendidikan yang berlaku di Amerika, jika direntangkan dari umur, siswa tingkat 4-14 setara dengan siswa yang berumur 10-20 tahun, seperti yang dikatakan Ennis melalui pesan elektroniknya email, rhennisillinois.com : “The average of student in grade 14 is about 20 years. Berdasarkan informasi tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan Cornell critical thinking test level X, mengingat rata-rata umur siswa SMP di Indonesia 13 – 15 tahun. Dan sampel penelitian yang digunakan memiliki rata-rata umur 13 tahun. Tes ini terdiri atas 76 soal dengan rincian pada table 3.4.. Tabel 3.4 Rincian instrumen keterampilan berpikir kritis Cornell critical thinking test level X Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Aspek kemampuan berpikir kritis yang diuji Nomor Soal Jumlah Soal 1 Induksi 3 – 25, 48, 50 25 2 Deduksi 52 – 65, 67 – 76 24 3 Observasi dan kredibilitas 27 – 50 24 4 Mengidentifikasi asumsi 67 – 76 10 Berdasarkan Tabel 3.4, terdapat soal yang sama untuk mengukur kemampuan yang berbeda, terdapat nomor soal yang tidak ada dengan jumlah soal 76. Namun, sebenarnya yang dijadikan sebagai soal adalah 71 karena nomor soal 1, 2, 26, 51, dan 66 merupakan contoh soal untuk memberikan gambaran kepada subjek tes tentang cara mengisi tes sehingga tidak terdapat penilaian pada soal tersebut. Instrumen Cornell critical thinking test level X yang asli adalah bahasa Inngris, sehingga perlu dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia agar dapat digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan judgment dari ahli untuk menilai keterbacaan soal setelah diterjemahkan. Selain itu pula, peneliti memilih menyesuaikan pengalihbahasaan dengan berdiskusi kepada salah satu dosen di lingkungan UPI yang memiliki instrumen asli Cornell critical thinking test level X Lampiran 2.2

b. Lembar Observasi keterlaksanaan levels of inquiry