Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Keterkaitan Aspek LOI dengan Panalaran Ilmiah dan Berpikir Kritis

Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1. One Group Pretes-Posttest Design Creswell, 2009, hlm 241 Ket : O 1 : pretest atau posttest penalaran ilmiah O 2 : pretest atau posttest berpikir kritis X : perlakuan pembelajaran levels of inquiry

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama SMP di Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan penalaran ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa SMP pada pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model levels of inquiry. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII tahun ajaran 20142015 di salah satu SMP di kota Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti hanya mengambil sampel dari populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah salah satu kelas VII yaitu kelas VII C. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Aspek purposive yang dijadikan pertimbangan tersebut adalah kelas ini merupakan salah satu kelas unggulan diantara kelas VII di salah satu SMP yang memiliki 30 siswa. Kelas tersebut sudah terbiasa melakukan pembelajaran berbasis praktikum dan sudah pernah dilakukan inkuiri sehingga lebih mudah untuk menerapkan levels of inquiry dalam pembelajaran. O 1 O 2 X O 1 O 2 Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Keterkaitan Aspek LOI dengan Panalaran Ilmiah dan Berpikir Kritis

Hasil analisis dan sintesis berbagai sumber data yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya suatu keterkaitan antara aspek levels of inquiry dan penalaran ilmiah serta berpikir kritis. Levels of inquiry dapat melatihkan pengembangan kemampuan intelektual dan berpikir Wenning, 2011, hlm. 17. Selain itu, levels of inquiry dapat melatihkan intellectual process skills yang dalam setiap tahapan levels of inquiry yang memiliki keterkaitan dengan setiap aspek penalaran ilmiah dan berpikir kritis. Untuk melihat keterkaitan tersebut maka disajikan Tabel 3.1 : Tabel 3.1 Matriks keterkaitan aspek LOI dengan penalaran ilmiah dan berpikir kritis Levels of inquiry Deskripsi Kegiatan Siswa Aspek Penalaran Ilmiah Aspek Berpikir Kritis Discovery Learning Siswa mengembangkan konsep berdasarkan pengalaman langsung Penalaran konservasi: 1 Melakukan pengamatan, 2 Memahami konsep Melakukan klarifikasi dasar dari masalah Interactive Demonstration Siswa terlibat dalam penjelasan dan pembuatan prediksi Penalaran Proporsional: 1 Memahami sistem- sistem fisik kompleks yang mengandung banyak faktor 2 menaksir suatu populasi yang tidak diketahui Mengumpulkan informasi dasar Inquiry Lesson Siswa mengidentifikasi prinsip-prinsip Pengontrolan variabel: menetapkan dan mengontrol variabel – variabel tertentu dari satu masalah. Membuat kesimpulan Novia, 2016 PENGEMBANGAN PENALARAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LEVELS OF INQUIRY Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Levels of inquiry Deskripsi Kegiatan Siswa Aspek Penalaran Ilmiah Aspek Berpikir Kritis ilmiah dan atau hubungan Penalaran probabilistik : menggunakan informasi untuk memutuskan kesimpulan perkembangan ide peluang. Inquiry Lab Siswa menetapkan hukum empiris berdasarkan pengukuran variabel Penalaran korelasional : 1 menentukan kuatnya hubungan timbal balik antara variabel. 2 mengidentifikasikan apakah terdapat hubungan antara variabel yang ditinjau dengan variabel lainnya. melibatkan pengidentifikasian dan verifikasi hubungan antar variabel. Penalaran kombinatorial: mempertimbangkan seluruh alternative yang mungkin ada pada suatu situasi memecahkan suatu permasalahan menggunakan seluruh kombinasifaktor yang mungkin ada kaitannya dengan masalah tersebut. Melakukan klarifikasi lanjut Mencapai kesimpulan terbaikss

D. Instrumen Penelitian