3.3.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan yang akan dikembangkan di Kota Batam akan dipengaruhi oleh sistem jaringan perangkutan serta pola dan kondisi lalu lintas
yang ada di Kota Batam. Untuk itu kebijakan pengembangannya mengacu pada sistem jaringan jalan yang sudah ada dan dikembangkan dengan pola radial yang
divariasikan dengan pola curve linier dan pola lain, sehingga membentuk satu kesatuan yang berhirarki dan terstruktur. Sedangkan wilayah yang belum terlayani
oleh sistem jaringan jalan yang ada, terutama di lingkungan permukiman akan dibuat jaringan jalan baru yang terintegrasi dengan sistem jaringan jalan yang
sudah ada dengan tetap mengacu pada kerangka jaringan jalan utama yang berpola radial
dengan kombinasi pola curve linear. Alasan pemilihan pola radial yang divariasikan dengan pola curve linear
dan pola lain sehingga membentuk sistem jaringan yang terstruktur dan berhirarki, diantaranya adalah :
1. Belum terbentuknya sistem jaringan jalan yang terstruktur dan berhirarki di
Kota Batam 2.
Kondisi jaringan jalan yang sudah terbentuk sebagian besar mempunyai kerangka utama dengan pola radial
3. Menciptakan aksessibilitas yang baik bagi seluruh bagian wilayah kotanya,
sehingga mudah dijangkau dari seluruh bagian wilayah kotanya dan wilayah sekitarnya
Adapun pembagian hirarki jalan yang akan dikembangkan di Kota Batam, terdiri dari :
1. Jalan Arteri Sekunder, merupakan jalan raya utama yang menghubungkan
pusat kegiatan utama kota guna melayani lalu lintas yang cepat dan berat serta dapat menampung pergerakan angkutan penumpang orang dan barang
2. Jalan Kolektor Sekunder, merupakan jalan raya pengumpul yang
menghubungkan bagian wilayah kotanya dengan daerah-daerah disekitarnya 3.
Jalan Lokal I, merupakan jalan utama pada setiap kawasan untuk keperluan aktivitas penduduk
4. Jalan Lokal II, merupakan jalan yang menghubungkan antara lingkungan
permukiman yang satu dengan lingkungan yang lain
TABEL III.2 INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DARAT DI PULAU BATAM
Panjang Jenis Permukaan Km Tahun
Aspal Kerikil
Tanah Jumlah
1995 598,19 11,20
65,80 675,19
1996 623,49 14,20
50,70 688,39
1997 655,08 14,20
26,80 696,08
1998 704,42 8,60
60,70 773,72
1999 715,90 6,90
52,80 775,80
2000 723,24 6,90
66,80 796,94
2001 738,33 6,90
62,03 807,26
2002 782,07 24,40
69,03 875,50
2003 838,67 25,40
87,00 951,07
2004 842,34 24,87
99,06 966,27
2005 849,13 82,57
151,94 1.083,64
Sumber : Batam dalam Angka 2006 BPS Kota Batam
Jaringan jalan yang ada di Kota Batam saat ini menurut fungsinya terbagi dalam 3 tiga kelas jalan yaitu: jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal.
Panjang jalan arteri yang sudah terbangun adalah 187,13 Km 9 ruas jalan, jalan kolektor terbangun adalah 127,10 Km 29 ruas jalan, dan jumlah jalan lokal
terbangun adalah 604,370 Km 106 ruas jalan, Masterplan Transportasi Kota Batam, 2002. Menurut jenis permukaannya jaringan jalan terbagi dalam 3 tiga
jenis jalan yaitu : jalan aspal, jalan kerikil dan jalan tanah dengan perincian sebagai berikut Batam dalam Angka 2006 - BPS Kota Batam :
200 400
600 800
1000 1200
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Aspal
Kerikil Tanah
Jumlah
Sumber : Batam dalam Angka 2006 BPS Kota Batam
GAMBAR 3.5 GRAFIK INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DARAT
DI PULAU BATAM
Sedangkan untuk memperlancar sirkulasi arus lalu lintas, sistem jaringan jalan ini harus pula dilengkapi dengan sarana penunjang yang memadai, seperti
rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, shelterhalte, trotoar bagi para pejalan kaki dan saluran drainase di sepanjang kiri-kanan jalan untuk menghindari terjadinya
genangan pada saat musim hujan.
3.3.2 Kebijakan Pengembangan Pola Sirkulasi Lalu Lintas