Adapun persentase jenis kendaraan yang dipakai penduduk di wilayah studi dalam melakukan perjalanan dapat dilihat pada Gambar 3.23, dimana
sebanyak 52 responden menyatakan memakai motor dalam melakukan perjalanan, 15 memakai mobil, 10 memakai angkutan umum, 22 memakai
taksi dan yang menggunakan moda lainnya sebanyak 1. 3.4.4 Karakteristik Transportasi dan jaringan jalan
3.4.4.1 Karakteristik Pola dan Sistem Transportasi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kota Batam pada hari rabu, tanggal 20
Desember 2006 dan hasil pengamatan dilapangan didapatkan bahwa di wilayah studi telah disediakan moda transportasi umum dalam rangka menarik minat
pemilik kendaraan pribadi agar beralih ke angkutan umum yang ada, yaitu Bus Pilot Project
yang manajemennya mengadopsi manajemen Busway dengan headway
yang teratur dengan tingkat pelayanan yang cukup bagus, adanya shelter
, frekwensi bus disesuaikan dengan perjalanan masyarakat sehingga mengurangi kemacetan, dan tarif bersubsidi.
Dalam penanganan transportasi khususnya transportasi darat di Kota Batam telah dilakukan koordinasi antar instansi terkait oleh Pemko Batam melalui
Dinas perhubungan dimana untuk prasarana dikelola oleh Dinas Kimpras untuk sarana dan manajemen oleh Dinas Perhubungan Kota Batam dan untuk Law
Enforcement penegakan hukum oleh Kepolisian. Apabila terjadi permasalahan
dilakukan rapat teknis 4 instansi yaitu Dinas Perhubungan, Otorita Batam, Dinas Kimpras dan Bappeko.
Program yang telah dan akan dilakukan dalam rangka penanganan Jalan Gadjah Mada antara lain : Simpang Jam telah dipasang ATCS, pembuatan 2 lajur
perarah, Pembangunan Shelter Bus Pilot Project, Pembangunan Marka Jalan, Pengecatan Kanstein, Pembangunan pagar jalan untuk titik-titik tertentu untuk
mengkonsentrasikan penyeberang, Pelebaran mulut simpang terutama lajur belok kanan, Jalan utama telah dilengkapi Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan RPPJ.
Sistem Manajemen transportasi yang telah dan akan dilakukan Pemko dalam mengatasi kemacetan dan kejenuhan Jalan Gadjah Mada antara lain :
Mengurangi kendaraan kecil menjadi kendaraan besar, mengawasi titik-titik rawan macet, on street parking, cara berhenti yang tidak benar dengan
menempatkan beberapa petugas, memperbaiki mulut-mulut simpang yang menuju ke jalan-jalan minor, pada lokasi-lokasi tertentu dikasih rambu dilarang berhenti.
Menurut Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kota Batam yang menjadi penyebab timbulnya kemacetan pada saat peak hour dan
timbulnya kejenuhan di Jalan Gadjah Mada antara lain : karena jam masuk kerja kantor, pabrik, sekolah yang bersamaan, yang belum diatur sehingga perjalanan
masyarakat serentak pada jam tertentustacing walking area, adanya perhentian kendaraan yang tidak pada tempat yang disediakan, berhenti secara paralel
sehingga menutup lajur jalan, menyeberang jalan tidak pada tempatnya, belum adanya lajur lambat. Cara mengatasi kemacetan pada saat peak hour dan
kejenuhan di Jalan Gadjah Mada Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kota Batam, 2006 antara lain : Dilakukan Stacing Walking Hour
yaitu pembagianpengaturan jam masuk kerja, mengembangkan angkutan massal,
memperbaiki mulut-mulut simpang, konsistensi dalam Land Use Planning, konsistensi dalam penetapan Daerah Milik Jalan, pengamanan Daerah Milik
Jalan, perencanaan jalan dengan mempertimbangkan keselamatan pengguna jalan
3.4.4.2 Karakteristik Jaringan Jalan