Problem Based Learning Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino’s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

memilki potensi yang besa r dalam mengatur pendidikan. Memposisikan pelajar di dalam ruang lingkup problem -centered dapat menjembatani antara teori dan praktek. Satu masalah penting yang kurang dikembangkan dalam PBL adalah desain konteks dari situasi problem -based Sherwood, 2004. PBL merupakan salah satu metode terbaik untuk pembelajaran interaktif Buisonje, 2002. PBL tutorial adalah metode pembelajaran dimana pelajar dimasukan kedalam beberapa kelompok belajar yang terdiri dari 8 -10 orang dan diberikan skenario kasus untuk did iskusikan. PBL tutorial ini memiliki 7 tahap yakni:Tahap pertama adalah mengidentifikasi dan klarifikasi istilah yang kurang dimengerti yang ada pada kasus, Tahap kedua adalah mengidentifikasi masalah yang akan didiskusikan, Tahap ketiga adalah tahap diman a pelajar mendiskusikan masalah pada kasus, menjelaskan kemungkinan yang dapat terjadi pada kasus, Tahap keempat adalah menyusun hasil diskusi secara singkat pada tahap 3, Tahap kelima adalah menentukan tujuan pembelajaran, dan tutor memastikan tujuan pemb elajaran agar lebih fokus, terarah, dan jelas, Tahap keenam adalah belajar secara mandiri dimana semua pelajar mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran, Tahap ketujuh adalah tahap dimana pelajar membagikan hasil dari pembelajaran secara mandiri kepada grup Wood, 2003. Ada beberapa keuntungan dari PBL yaitu student -centered, motivation, deep learning, dan constuctivism Wood, 2003. Student centred pada PBL membuat pelajar aktif, lebih mudah mengerti, dan mengembangkan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat. Motivation karena PBL menarik bagi pelajar dan tutor, dan prosesnya membutuhkan semua pelajar untuk berpartisipasi. Deep learning karena PBL menuntut pelajar untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran, berhubungan dengan konsep aktivitas sehari -hari, dan memperkuat kemampuan untuk mengerti. Constructivist approach karena pelajar dipaksa untuk mengaktifkan hal -hal yang sudah dia ketahui prior knowledge. Namun, beberapa melaporkan kelemahan metode ini Wood, 2003. Namun kelemahan ini dijumpai terkait dengan pelaksanaan PBL yang tidak sesuai dengan kaidah yang telah direkomendasikan. Beberapa kelemahan tersebut terjadi terkait dengan kualitas tutor, kualitas pemicu skenario, sumber daya dan pembiayaan, serta kesiapan mah asiswa. Tutor yang terbiasa dengan metode teacher-centered akan cenderung bertindak sebagai narasumber di dalam ruang tutorial. Tutor seperti ini cenderung menganggap bahwa sistem pembelajaran PBL menyulitkan, Dari segi kesiapan sumber daya dan pembiayaan, PBL memerlukan staf pengajar yang lebih banyak untuk menjadi tutor, ruangan yang banyak, dan sumber bacaan dan perpustakaan yang dapat diakses dengan mudah. Dari segi kesiapan mahasiswa, kurangnya kemampuan dalam SDL akan menghambat karena mahasiswa tidak tahu berapa banyak informasi yang perlu dikumpulkan, berhubungan, dan berguna untuk mendukung pembelajaran mereka Wood, 2003. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini, diharapkan agar SDL pelajar dapat terpicu. Metode ini baru saja diapplikasikan di F K USU dan diharapkan agar pelajar yang dulunya hanya menerima ilmu dari guru menjadi pelajar yang mencari ilmu secara mandiri sampai seterusnya.

2.4 Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan Kurikulum yang digunakan di Fakultas Kedokteran USU sejak 2008 yang memiliki 7 area kompetensi diantara lain: Profesionalitas yang luhur, Mawas diri dan pengembangan diri, Komunikasi efektif, Pengelolaan informasi, Landasan il miah ilmu kedokteran, Ketrampilan klinis, Pengelolaan masalah kesehatan. SKDI 2012. SDL merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh seorang dokter, karena SDL termasuk dalam area kompetensi yang ke -2 yaitu mawas diri dan pengembangan diri. Dalam area kompetensi 2 ini diharapkan agar dokter memiliki prinsip pembelajaran dewasa yaitu: belajar mandiri SDL, berpikir kritis, refleksi diri. Memiliki dasar-dasar keterampilan belajar yaitu: pengenalan gaya belajar, pencarian literatur, mendengar aktif, memb aca aktif, konsentrasi dan memori, manajemen waktu, membuat catatan kuliah, persiapan ujian SKDI, 2012. Sistem KBK yang diterapkan di FK USU bertujuan untuk menghasilkan dokter-dokter yang memiliki beberapa kompetensi seperti yang tertera di SKDI 2012. Salah satunya adalah kompetensi untuk belajar secara mandiri SDL yang sangat dipengaruhi oleh kesiapan SDLR pelajar tersebut.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitan dia tas ,maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian. Tabel 3.1. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional Variabel Definisi Alat Ukur Skala Ukur Keterangan 1.Mahasiswa semester I FK USU Mahasiswa laki-laki dan perempuan yang terdaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Semester Ganjil tahun 2013. Data Sekunder Nominal 2. Kesiapan menghadapi Self-directed learning Keadaan atau kondisi seorang mahasiswa dapat melakukan proses belajar secara mandiri. Self- directed Learning Readiness Scale SDLRS Ordinal 1 = hampir tidak 2 = tidak selalu 3 = sesekali 4 = biasanya 5 = hampir selalu 58-176 = Rendah 177-201 = Dibawah rata-rata 202-226 = Rata-rata 227-251 = Diatas rata-rata 252-290 = Tinggi Kesiapan menghadapi Self- directed learning dan faktor- faktor yang mempengaruhi . Mahasiswa semester I FK USU