69
Menurut Saifuddin,
5
persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42
minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi
sehat.
46
2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya
yang terintegritasi dan lengkap namun menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan dapat terjaga
pada tingkat yang seoptimal mungkin. Pendekatan seperti ini, berarti bahwa : dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan
bukti manfaat apabila akan melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologisalamiah.
46
3. Tugas Penolong Persalinan pada Asuhan Persalinan Normal
46
Tugas penolong persalinan pada asuhan persalinan normal yaitu: a. Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarganya selama
proses persalinan, saat akan melahirkan bayi dan pada masa sesudahnya.
70
b. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan dan setelah persalinan; menilai adanya faktor risiko;
melakukan deteksi dini terhadap komplikasi persalinan yang mungkin muncul.
c. Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti melakukan amniotomi; episotomi pada kasus gawat janin; melakukan
penatalaksanaan pada bayi baru melahirkan dengan asfiksi ringan. d. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan
masalah kasus yang dirujuk bila didapatkan adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi selama proses persalinan.
Selain tugas-tugas diatas, seorang penolong persalinan harus mendapatkan kualifikasi sebagai tenaga pelaksana pertolongan persalinan
melalui serangkaian pelatihan, bimbingan langsung dan kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilannya pada suasana sesungguhnya. Dalam
kualifikasi tersebut penolong persalinan dapat melakukan penilaian terhadap faktor risiko, mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
persalinan, melakukan pemantauan terhadap ibu maupun janin, dan juga bayi setelah dilahirkan.
Penolong persalinan harus mampu melakukan penatalaksanaan awal terhadap komplikasi terhadap bayi baru lahir. Ia juga harus mampu untuk
melakukan rujukan baik ibu maupun bayi bila komplikasi yang terjadi memerlukan penatalaksanaan lebih lanjut yang membutuhkan ketrampilan
diluar kompetensi yang dimilikinya. Tidak kalah pentingnya adalah seorang penolong persalinan harus memiliki kesabaran, kemampuan untuk
71
berempati dimana hal ini amat diperlukan dalam memberikan dukungan bagi ibu dan keluarganya.
47
4. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Normal