78
g. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan bayi dikeringkan serta dijaga kehangatannya untuk
mencegah terjadinya hipotermi. h. Obat-obat esensial, bahan dan perlengkapan harus disediakan oleh
petugas dan keluarga.
7. Pelaksanaan Standar Asuhan Persalinan Normal dalam Pertolongan Persalinan
6
Seperti yang telah penulis uraikan pada bagian sebelumnya bahwa Standar pelayanan kebidanan terdiri dari 25 Standar, yaitu: Standar 1 sd
Standar 25. Sesuai dengan materi penelitian, maka pada bagian ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang Standar dalam Pertolongan
Persalinan yang terdiri dari 4 Standar yaitu Standar 9 sampai dengan Standar 12.
Adapun penjelasan lebih rinci Standar tersebut adalah sebagai berikut:
a. Standar 9: Asuhan Persalinan Kala I
Tujuan
Untuk memberikan perawatan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang aman.
Pernyataan Standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang
memadai, dengan memperhatikan kebutuhan
klien, selama proses persalinan berlangsung
Hasil
⇒ Meningkatnya persalinan yang ditolong oleh bidan
⇒ Berkurangnya kematian kesakitan ibu bayi akibat
partus lama. ⇒ Ibu bersalin mendapat
pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu,
bila diperlukan.
79
Prasyarat
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulasketuban pecah. 2. Bidan terampil dalam hal :
2.1. Pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dan 2.2. Penggunaan partograf dan pembacaannya.
3. Tesedianya alat dan bahan habis pakai untuk pertolongan persalinan.
4. Menggunakan KMS ibu hamil, partograf dan kartu ibu.
Proses
Bidan harus: 1. Segera mendatangi ibu hamil ketika diberi tahu persalinan sudah
mulaiketuban sudah pecah. 2. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan dengan memberikan
perhatian terhadap tekanan darah, teratur tidaknya his dan denyut jantung janin DJJ, bila ketuban sudah pecah.
3. Catat semua temuan pemeriksaan dengan tepat. Jika ditemukan kelainan, lakukan rujukan ke puskesmasrumah sakit.
4. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptik dan sesuai dengan kebutuhan. Jika his teratur dan tidak ada hal yang
mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibujanin normal, maka tidak perlu segera dilakukan periksa dalam.
5. Dalam keadaan normal periksa dalam, cukup setiap 4 jam dan HARUS selalu secara aseptik.
6. Jika sampai pada fase aktif, catat semua temuan dalam partograf dan Kartu Ibu.
80
7. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang dirasakan nyaman, kecuali jika belum
terjadi penurunan kepala sementara ketuban sudah pecah. Riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif bergerak
semampunya dan merasa senyaman mungkin .
8. Amati kontraksi dan DJJ sedikitnya 30 menit pada kala I. Pada akhir kala II atau jika kontraksi sudah sangat kuat, periksa DJJ
setiap 15 menit. 9. Catat dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen
setiap 4 jam. 10. Catat tekanan darah setiap 4 jam.
11. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. 12. Pada persalinan normal, mintalah ibu untuk banyak minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin. Riset menunjukkan bahwa, pada persalinan normal, tidak ada gunanya untuk
mengurangi minum dan makan makanan kecil yang mudah dicerna
13. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suamiorang terdekat
yang mendampingi. 14. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami
dan keluarganya. Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.
15. Segera catat semua temuan pada partograf dan Kartu Ibu.
81
16. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi lihat Standar 10.
17. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman lihat Standar 10.
b. Standar 10: Persalinan yang aman