33
dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya harmonis.
19
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overr
behavior.
19
Menurut Random, 1990 dalam Simon-Morton,
21
Pengetahuan didifinisikan sebagai pengenalan terhadap kenyataan, kebenaran,
prinsip dan keindahan terhadap suatu obyek. Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan, dipahami dan
diingatnya. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formal, percakapan harian, membaca,
mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman hidup lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rogers 1974 dalam Notoatmodjo,
19
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni: a awareness
kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus objek, b interest
merasa tertarik terhadap stimulus objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul, c
evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
34
tersebut bagi dirinya, d trial
mencoba dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh stimulus, e adoption
dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Dari
pengalaman dan hasil penelitian, ternyata apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses tersebut yaitu didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positip, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
long lasting dan sebaliknya apabila
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo, terbagi menjadi 6 tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif,
tingkatan tersebut yakni: 1 tahu know
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya, mengingat kembali
recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima, “tahu” ini merupakan tingkatan yang paling rendah, 2 memahami
comprehension diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar, 3 aplikasi
application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
sebenarnya, 4 analisis
analysis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain, 5 sintesis synthesis
yaitu menunjuk kepada suatu
35
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, 6 evaluasi
evaluation ini berkaitan
dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada.
Lebih lanjut Notoatmodjo,
19
mengemukakan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari
penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa
yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Sikap berfungsi
sebagai suatu skema, suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal untuk melakukan evaluasi terhadap
fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya.
c. Pelatihan