86
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat balok dengan perkuatan pelat baja cold- formed atau u-wrap, lendutan yang terjadi lebih kecil daripada lendutan pada balok biasa
dan secara teoritis.
IV.3.1.2. Beban Pada Lendutan Ijin
Spesifikasi beton bertulang biasanya membatasi lendutan dengan cara menentukan ketebalan minimum tertentu atau dengan menentukan batas maksimum
lendutan hasil perhitungan yang diizinkan. Maka lendutan maksimum yang diizinkan untuk balok dapat diambil sebesar
l360. Dari hasil percobaan diatas dapat diketahui beban pada lendutan izin sebagai berikut:
Lendutan Ijin = mm
l 33
, 8
360 3000
360 =
=
a. Pada Percobaan 1. Balok kontrol
Lendutan 8,33 mm pada P = 3799 kg 2. Balok dengan perkuatan berupa pelat baja cold formed BK1
Lendutan 8,33 mm pada P = 5014 kg 3. Balok dengan perkuatan berupa u-wrap BK2
Lendutan 8,33 mm pada P = 5213 kg b. Pada Teori
1. Balok kontrol Lendutan 8,33 mm pada P = 4036 kg
2. Balok dengan perkuatan berupa pelat baja cold formed BK1 Lendutan 8,33 mm pada P = 5872 kg
3. Balok dengan perkuatan berupa u-wrap BK2 Lendutan 8,33 mm pada P = 6012kg
Universitas Sumatera Utara
87
IV.4.Analisa Retak Balok
Pada daerah yang mengalami momen yang besar, retak yang dapat terjadi disebut retak lentur. Pada daerah yang gesernya besar, akibat tarik diagonal dapat terjadi retak
miring sebagai kelanjutan dari retak lentur, dan disebut retak geser lentur. Pada dasarnya dapat terjadi tiga ragam keruntuhan kombinasinya, yaitu:
a. Keruntuhan Lentur Pada daerah yang mengalami keruntuhan lentur, retak terutama terjadi pada sepertiga
tengah bentang, dan tegak lurus terhadap arah tegangan utama. Retak-retak ini diakibatkan oleh tegangan geser yang sangat kecil dan tegangan lentur yang sangat
dominan yang besarnya mendekati tegangan utama horizontal. Dalam keadaan runtuh demikian, beberapa retak halus arah vertical terjadi didaerah tengah bentang. Apabila
bebanny bertambah terus retak-retak ditengah bentang akan terus bertambah dan retak awal yang terjadi akan semakin lebar dan panjang menuju sumbu netral penampang.
b. Keruntuhan Tarik Diagonal Keruntuhan ini dapat terjadi apabila kekuatan balok dalam diagonal tarik lebih kecil
daripada kekuatan lenturnya. Retak mulai terjadi ditengah bentang, berarah vertical yang berupa retak halus dan diakibatkan oleh lentur. Hal ini diikuti dengan rusaknya lekatan
antar baja tulangan dengan beton disekitarnya pada perletakan. Retak diagonal ini melebar kedalam retak tarik diagonal utama.
c. Keruntuhan Tekan Geser Keruntuhan ini dimulai dengan timbulnya retak lentur halus vertical ditengah bentang,
dan tidak terus menjalar karena terjadinya kehilangan lekatan antara tulangan membujur longitudinal dengan beton pada daerah perletakan. Setelah itu diikuti dengan retak
miring yang lebih curam secara tiba-tiba dan menjalar terus menuju sumbu netral. Kecepatan penjalaran ini ssemakin berkurang sebagai akibat dari hancurnya beton pada
Universitas Sumatera Utara
88
tepi tertekan dan terjadinya redistribusi tegangan pada daerah atas. Pada saat bertemunya retak miring ini dengan tepi beton yang tertekan maka terjadi keruntuhan secara tiba-tiba.
Jenis keruntuhan ini dianggap kurang getas dibandingkan dengan jenis keruntuhan tarik diagonal karena adanya redistribusi regangan. Keruntuhan getas harus dihindarkan
karena sifatnya yang tidak ada peringatan terlebih dahulu. Agar lebih mudah dan lebih teliti penggambaran pola retak yang terjadi pada balok
maka balok dibagi menjadi beberapa segmen yang digambarkan pada benda uji balok. Masing-masing balok dibagi menjadi 96 segmen.
Pembagian segmen pada benda uji dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.15Pembagian Segmen Balok
Dari hasil penelitian didapatkan retak yang terjadi pada masing-masing balokakibat pembebanan yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
89
Gambaar 4.16Retak pada Balok Tanpa Perkuatan BK
Universitas Sumatera Utara
90
Gambar 4.17 Retak pada Balok dengan Perkuatan Lembaran Pelat Baja Cold-Formed BK1
Universitas Sumatera Utara
91
Gambar 4.18 Retak pada Balok dengan Perkuatan Lembaran Baja Cold-Formed Berbentuk U-Wrap BK2
Universitas Sumatera Utara
92
Gambar 4.19 Grafik Hubungan Beban – Panjang Retak
1000 2000
3000 4000
5000 6000
-50 50
100 150
200 250
Be ba
n k
g
Lendutan x 0,01 mm
BK BK1
BK2
Universitas Sumatera Utara
93
IV.5 Keterbatasan Fasilitas