62
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa pada masing-masing benda uji berdasarkan hasil pengujian terdapat perbedaan yang jelas sekali pada saat
pembebanan maksimum pada benda uji tanpa perkuatan baja cold formed pada pembebanan 5000 kg dengan lendutan pada Y2 sebesar 12,76 mm. Sedangkan pada
benda uji dengan penggunaan Cold Formed-Steel berupa lembaran pelat BK1dan u- wrap BK2 pada pembebanan 5000 kg,besar lendutan pada Y2 lebih kecil yaitu
sebesar 9.62 mm dan 7.78 mm. Kedua Balok BK1 dan BK2 juga mengalami penambahan kekuatan lentur kurang lebih sebesar 500 kg.
IV.3.1.1. Pengujian Lendutan Pada Balok Secara Teoritis
Balok BK 1. Sebelum Retak
Jika momen lentur lebih kecil daripada momen retak, Mcr,balok dapat diasumsikan tidak retak dan momen inersia dapat diasumsikan sebesar momen inersia
untuk penampang kotor Ig.
3
12 1
h b
Ig =
4 3
450000000 300
200 12
1 mm
Ig =
=
Analisa lendutan untuk 0,5 P = 500 kg = 5000 N f’c = 22.5 MPa
a. Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak
Gambar 4.6Perletakan Beban Terpusat
Universitas Sumatera Utara
63
4 3
24 5
,
2 2
1
x L
I E
x P
g c
− =
∆
Ec = 4700 c
f Ec = 20270 MPa
Maka lendutan: 1000
4 3000
3 450000000
. 06
, 22294
. 24
1000 5000
2 2
1
− =
∆
1
∆
= 0,48 mm b.
Lendutan akibat beban sendiri sebelum retak
Gambar 4.7Perletakan Beban Merata q = 0,2 x 0,3 x 24 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
g c
15 ,
450000000 06
, 22294
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Maka besar lendutan yang terjadi secara teoritis sebelum terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 0,48 + 0,15 = 0,63 mm
2. Sesudah Retak Ketika momen lebih besar daripada momen retak, Mcr, retak tarik yang
berkembang pada balok akan menyebabkan penampang melintang balok berkurang, dan momen inersia dapat diasumsikan sama dengan nilai transformasi, Icr.
Universitas Sumatera Utara
64
Lendutan seketika pada komponen struktur terjadi apabila segera setelah beban bekerja seketika itu pula terjadi lendutan. Pada SK SNI 03-2847-2002 pasal
11.5 ayat 2.3 ditetapkan bahwa lendutan seketika dihitung dengan menggunakan nilai momen inersia efektif Ie berdasarkan persamaan berikut ini:
g cr
a cr
g a
cr e
I I
M M
I M
M I
≤
−
+
=
3 3
1
Dimana: Ie = Momen inersia efektif Icr = momen inersia penampang retak transformasi
Ig = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang seluruh batang tulangan diabaikan
Ma = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung Mcr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali
Mcr dihitung dengan rumus:
t g
r cr
y I
f M
=
Dimana,fr = modulus retak beton, untuk beton normal fr = 0,7 c
f yt = jarak dari garis netral penampang utuh mengabaikan tulangan baja ke
serat tepi tertarik. Untuk menentukan penampang retak transformasi:
2 2
3
3 1
d y
A n
y d
A n
y b
I
s s
cr
− +
− +
= Dan letak garis netral y ditentukan sebagai berikut:
2 1
2
= +
− −
+ y
A n
d A
n d
A n
y A
n y
b
s s
s s
Analisa lendutan pada beban: 0,5P = 1500kg = 15KN f’c = 22.5 MPa
Universitas Sumatera Utara
65
Menentukan letak garis netral
2 1
2
= +
− −
+ y
A n
d A
n d
A n
y A
n y
b
s s
s s
Dimana, n = EsEc Ec = 22294.06 MPa
Es = 200000 MPa Sehingga n = 9
d
aktual
=
+ +
− s
d d
h
sengkang tarik
tul
2
d
aktual
= 300 -
+
+ 40
6 2
10 = 249 mm
d’
aktual
=
s d
d
sengkang tekan
tul
+ +
2
d’
aktual
= mm
51 40
6 2
10 =
+ +
maka,
2 1
2
= +
− −
+ y
A n
d A
n d
A n
y A
n y
b
s s
s s
mm y
y y
y y
y y
y
88 ,
68 74
, 2797
26 ,
28 279774
2826 100
157 9
249 157
9 51
157 9
157 9
200 2
1
2 2
2
= =
− +
= −
+ =
+ −
− +
Universitas Sumatera Utara
66
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi:
2 2
3
3 1
d y
A n
y d
A n
y b
I
s s
cr
− +
− +
=
=
2 2
3
51 88
, 68
157 9
88 ,
68 249
157 9
88 ,
68 200
3 1
− +
− +
=
4
mm 2
73394761,2
Kemudian menentukan pada saat timbul retak yang pertama kali:
t g
r cr
y I
f M
=
dimana, mm
h y
t
150 300
2 1
2 1
= =
=
4 3
450000000 300
200 12
1 mm
I
g
= =
MPa c
f f
r
32 ,
3 5
, 22
7 ,
7 ,
= =
=
kNm M
cr
96 ,
9 150
450000000 32
, 3
= =
Ma = 0,5P . 13 L + 18 q. L
2
= 15 . 13 3 + 18 1,44 3
2
= 16,62 kNm
Maka:
cr a
cr g
a cr
e
I M
M I
M M
I
−
+
=
3 3
1
Universitas Sumatera Utara
67
2 73394761,2
62 ,
16 96
, 9
1 450000000
62 ,
16 96
, 9
3 3
− +
=
e
I
4
5 ,
154448175 mm I
e
=
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
Maka besar lendutan 1000
4 3000
3 9
, 208646542
06 ,
22294 24
1000 15000
2 2
1
− =
∆
mm 09
, 3
1
= ∆
b. Lendutan akibat beban sendiri setelah retak
q = 0,2 x 0,3 x 24 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
e c
33 ,
9 ,
208646542 06
, 22294
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Beban keseluruhan lendutan yang terjadi secara teoritis setelah terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 3,09 + 0,33 = 3,42 mm
Jadi lendutan pada balok persegi secara teoritis dapat ditentukan dengan cara perhitungan diatas. Maka pada tabel dibawah ini disajikan besarnya lendutan secara
teoritis pada masing-masing benda uji yaitu sebagai berikut: 4
3 24
5 ,
2 2
1
x L
I E
x P
e c
− =
∆
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.5 Data Perbandingan Lendutan Secara Teoritis Dengan Percobaan Balok BK
Beban P kg
Mmax kNm
Mcr kNm
Icr x10
6
mm
4
Ie x10
6
mm
4
∆
teoritis tanpa
perkuatan 0,01mm
∆
percobaan 0,01mm
1,62 9,96
73,39 -
500 4,12
9,96 73,39
- 39
13 1000
6,62 9,96
73,39 -
63 37
1500 9,12
9,96 73,39
- 87
78 2000
11,62 9,96
73,39 310,56
160 181
2500 14,12
9,96 73,39
205,57 294
314 3000
16,62 9,96
73,39 154,45
461 477
3500 19,12
9,96 73,39
126,63 648
672 4000
21,62 9,96
73,39 110,22
842 882
4500 24,12
9,96 73,39
99,91 1036
1106 5000
26,62 9,96
73,39 93,12
1227 1276
Keterangan: Retak awal pada balok control BK saat P = 2000 kg.
Universitas Sumatera Utara
69
Gamabr 4.8 GrafikHubungan Beban – Lendutan BalokKontrolBK
1000 2000
3000 4000
5000 6000
200 400
600 800
1000 1200
1400
Be b
an k
g
Lendutan x 0.01 mm
secara teoritis balok tanpa perkuatan
Universitas Sumatera Utara
70
Balok BK1 Perkuatan dengan lembaran pelat baja cold-formed
t
cfs
= 0.75 mm b
cfs
= 12 cm 1. Sebelum Retak
Jika momen lentur lebih kecil daripada momen retak, Mcr. Balok dapat diasumsikan tidak retak dan momen inersia dapat diasumsikan sebesar momen inersia
untuk penampang kotor Ig.
4 3
3
22 ,
450000004 75
, 120
12 1
300 200
12 1
mm Ig
= +
= Analisa lendutan untuk 0,5 P = 500 kg = 5000 N
f’c = 22.5 MPa fy
cfs
= 576.92 MPa fy =341, 14 MPa
a. Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak
Gambar 4.9Perletakan Beban Terpusat
3 3
12 1
12 1
pelat pelat
beton beton
h b
h b
Ig +
=
4 3
24 5
,
2 2
1
x L
I E
x P
g c
− =
∆
Universitas Sumatera Utara
71
Ec = 4700 c
f Ec = 22294.06 MPa
Maka lendutan: 1000
4 3000
3 22
, 450000004
. 06
. 22294
. 24
1000 5000
2 2
1
− =
∆
1
∆
= 0,48 mm b.
Lendutan akibat beban sendiri sebelum retak
Gambar 4.10Perletakan Beban Merata q = q
c
+ q
cfs
= 0,2 x 0,3 x 24 +0,00075 x 0,12 x 0,785 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
g c
15 ,
22 ,
450000004 06
. 22294
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Maka besar lendutan yang terjadi secara teoritis sebelum terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 0,48 + 0,15 = 0,63 mm
2. Sesudah Retak Ketika momen lebih besar daripada momen retak, Mcr, retak tarik yang berkembang
pada balok akan menyebabkan penampang melintang balok berkurang, dan momen inersia dapat diasumsikan sama dengan nilai transformasi, Icr.
Universitas Sumatera Utara
72
Lendutan seketika pada komponen struktur terjadi apabila segera setelah beban bekerja seketika itu pula terjadi lendutan. Pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3
ditetapkan bahwa lendutan seketika dihitung dengan menggunakan nilai momen inersia efektif Ie berdasarkan persamaan berikut ini:
g cr
a cr
g a
cr e
I I
M M
I M
M I
≤
−
+
=
3 3
1
Dimana: Ie = Momen inersia efektif Icr = momen inersia penampang retak transformasi
Ig = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang seluruh batang tulangan diabaikan
Ma = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung Mcr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali
Mcr dihitung dengan rumus:
t g
r cr
y I
f M
=
Dimana,fr = modulus retak beton, untuk beton normal fr = 0,7 c
f yt = jarak dari garis netral penampang utuh mengabaikan tulangan baja ke
serat tepi tertarik. Untuk menentukan penampang retak transformasi:
I
cr
=
��
3
3
+ nA
s
d – y
2
+ nA’
s
y – d’
2
+ mA
f
H + t
f
– y
2
Dan letak garis netral y ditentukan sebagai berikut: ε
cfs
= �
� �
− 1�ε
c
– ε
s
�
���
�
���
= �
� �
− 1�ε
c
-
�
�
�
�
Universitas Sumatera Utara
73
576,92 210000
= �
300 �
− 1�0,003–
341,14 200000
Maka y = 119 mm Analisa lendutan pada beban: 0,5P = 1500kg = 15KN
f’c = 22,5 MPa A
s
= A’
s
= ¼ πd
2
= 157 mm
2
A
cfs
= b
cfs
. t
cfs
= 120 . 0.75 = 90 mm
2
Dimana, n = EsEc dan m = EcfsEc E
c
= 22294.06 MPa E
s
= 200000 MPa E
cfs
= 210000 MPa Sehingga n = 9 dan m = 10
d
aktual
=
+ +
− s
d d
h
sengkang tarik
tul
2
d
aktual
= 300 -
+
+ 40
6 2
10 = 249 mm
d’
aktual
=
s d
d
sengkang tekan
tul
+ +
2
d’
aktual
= mm
51 40
6 2
10 =
+ +
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi:
I
cr
=
��
3
3
+ nA
s
d – y
2
+ nA’
s
y – d’
2
+ mA
cfs
H + t
cfs
– y
2 2
2 2
3
119 75
. 300
90 10
51 119
157 9
119 249
157 9
119 200
3 1
− +
+ −
+ −
+
= 172475867,2mm
4
Universitas Sumatera Utara
74
Kemudian menentukan pada saat timbul retak yang pertama kali:
t g
r cr
y I
f M
=
dimana, mm
h y
t
150 300
2 1
2 1
= =
=
4 3
3
22 ,
450000004 75
, 120
12 1
300 200
12 1
mm Ig
= +
=
MPa c
f f
r
32 ,
3 5
, 22
7 ,
7 ,
= =
=
kNm M
cr
96 ,
9 150
22 ,
450000004 32
, 3
= =
Ma = 0,5P . 13 L + 18 q. L
2
= 15 . 13 3 + 18 1,44 3
2
= 16,62 kNm
Maka:
cr a
cr g
a cr
e
I M
M I
M M
I
−
+
=
3 3
1
2 172475867,
62 ,
16 96
, 9
1 22
, 450000004
62 ,
16 96
, 9
3 3
− +
=
e
I
4
4 ,
232204932 mm I
e
=
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
4 3
24 5
,
2 2
1
x L
I E
x P
g c
− =
∆
Universitas Sumatera Utara
75
Maka besar lendutan 1000
4 3000
3 4
, 232204932
22294.06 24
1000 15000
2 2
1
− =
∆
mm 77
, 2
1
= ∆
b. Lendutan akibat beban sendiri setelah retak
q = q
c
+ q
cfs
= 0,2 x 0,3 x 24 +0,00075 x 0,12 x 0,785 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
g c
29 ,
4 ,
232204932 22294.06
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Beban keseluruhan lendutan yang terjadi secara teoritis setelah terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 2,77 + 0,29 = 3,06 mm
Jadi lendutan pada balok persegi secara teoritis dapat ditentukan dengan cara perhitungan diatas. Maka pada tabel dibawah ini disajikan besarnya lendutan secara
teoritis pada masing-masing benda uji yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.6 Data Perbandingan Lendutan Secara Teoritis Dengan Percobaan Balok BK1
Beban P kg
Mmax kNm
Mcr kNm
Icr x10
6
mm
4
Ie x10
6
mm
4
∆
teoritis 0,01mm
∆
percobaan 0,01mm
1,62 9,96
172,78 -
500 4,12
9,96 172,78
- 39
9 1000
6,62 9,96
172,78 -
63 31
1500 9,12
9,96 172,78
- 87
72 2000
11,62 9,96
172,78 347,2
143 142
2500 14,12
9,96 172,78
269,88 224
257 3000
16,62 9,96
172,78 232,20
306 391
3500 19,12
9,96 172,78
211,71 387
521 4000
21,62 9,96
172,78 199,61
465 779
4500 24,12
9,96 172,78
192,02 557
834 5000
26,62 9,96
172,78 187,01
634 962
5500 29,12
9,96 172,78
183,58 721
1027
Keterangan: Retak awal pada balok BK1 saat P = 2000 kg.
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 4.11 GrafikHubungan Beban – Lendutan Balok BK1
1000 2000
3000 4000
5000 6000
200 400
600 800
1000 1200
Be ba
n k
g
Lendutan x 0.01mm
teoritis percobaan
Universitas Sumatera Utara
78
Balok BK2 Perkuatan dengan baja cold formed berupa u-wrap
h
cfs
= 45 mm t
cfs
=0.75 mm 1. Sebelum Retak
Jika momen lentur lebih kecil daripada momen retak, Mcr. Balok dapat diasumsikan tidak retak dan momen inersia dapat diasumsikan sebesar momen inersia
untuk penampang kotor Ig.
4 3
3 3
845 ,
450011394 45
75 .
12 1
2 75
, 120
12 1
300 200
12 1
mm x
Ig =
+ +
= Analisa lendutan untuk 0,5 P = 500 kg = 5000 N
f’c = 22.5 MPa fy
cfs
= 576.92 MPa fy =341, 14 MPa
Lendutan akibat beban terpusat sebelum retak
Gambar 4.12Perletakan Beban Terpusat
3 3
12 1
12 1
cfs cfs
c c
h b
h b
Ig +
=
Universitas Sumatera Utara
79
4 3
24 5
,
2 2
1
x L
I E
x P
g c
− =
∆
Ec = 4700 c
f Ec = 22294,06 MPa
Maka lendutan:
2 2
1
1000 4
3000 3
845 ,
450011394 .
4 ,
20324 .
24 1000
5000 −
= ∆
1
∆
= 0,48 mm c.
Lendutan akibat beban sendiri sebelum retak
Gambar 4.13Perletakan Beban Merata q = q
c
+ q
cfs
= 0,2 x 0,3 x 24 +0,00075 x 0,2 + 0,045 x 0,00075 x 2 x 0,785 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
g c
15 ,
845 ,
450011394 4
, 20324
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Maka besar lendutan yang terjadi secara teoritis sebelum terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 0,48 + 0,15 = 0,63 mm
2. Sesudah Retak Ketika momen lebih besar daripada momen retak, Mcr, retak tarik yang
Universitas Sumatera Utara
80
berkembang pada balok akan menyebabkan penampang melintang balok berkurang, dan momen inersia dapat diasumsikan sama dengan nilai transformasi, Icr.
Lendutan seketika pada komponen struktur terjadi apabila segera setelah beban bekerja seketika itu pula terjadi lendutan. Pada SK SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 ayat 2.3
ditetapkan bahwa lendutan seketika dihitung dengan menggunakan nilai momen inersia efektif Ie berdasarkan persamaan berikut ini:
g cr
a cr
g a
cr e
I I
M M
I M
M I
≤
−
+
=
3 3
1
Dimana: Ie = Momen inersia efektif Icr = momen inersia penampang retak transformasi
Ig = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang seluruh batang tulangan diabaikan
Ma = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung Mcr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali
Mcr dihitung dengan rumus:
t g
r cr
y I
f M
=
Dimana, fr = modulus retak beton, untuk beton normal fr = 0,7
c f
y
t
= jarak dari garis netral penampang utuh mengabaikan tulangan baja ke serat tepi tertarik.
Untuk menentukan penampang retak transformasi: I
cr
=
��
3
3
+ nA
s
d – y
2
+ nA’
s
y – d’
2
+ mA
f
H + t
f
– y
2
Dan letak garis netral y ditentukan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
81
ε
cfs
= �
� �
− 1�ε
c
– ε
s
�
���
�
���
= �
� �
− 1�ε
c
-
�
�
�
�
576,92 210000
= �
300 �
− 1�0,003–
341,14 200000
Maka y = 119 mm Analisa lendutan pada beban: 0,5P = 1500kg = 15KN
Dimana, n = E
s
E
c
dan m =E
cfs
E
c
E
c
= 22294,06 MPa E
s
= 200000 MPa E
cfs
= 210000 MPa Sehingga n = 9 dan m = 10
d
aktual
=
+ +
− s
d d
h
sengkang tarik
tul
2
d
aktual
= 300 -
+
+ 40
6 2
10 = 249 mm
d’
aktual
=
s d
d
sengkang tekan
tul
+ +
2
d’
aktual
= mm
51 40
6 2
10 =
+ +
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi:
I
cr
=
��
3
3
+ nA
s
d – y
2
+ nA’
s
y – d’
2
+ mA
f
H + t
f
– y
2
Universitas Sumatera Utara
82
=
2 2
2 3
119 5
, 22
300 75
, .
45 10
119 75
, 300
75 ,
. 200
10 51
119 157
9 119
249 157
9 119
200 3
1 −
− +
− +
+ −
+ −
+
= 5
200785698, Kemudian menentukan pada saat timbul retak yang pertama kali:
t g
r cr
y I
f M
=
dimana, mm
h y
t
150 300
2 1
2 1
= =
=
4 3
3 3
845 ,
450011394 45
75 .
12 1
2 75
, 120
12 1
300 200
12 1
mm x
Ig =
+ +
=
MPa c
f f
r
32 ,
3 5
, 22
7 ,
7 ,
= =
=
Ma = 0,5P . 13 L + 18 q. L
2
= 15 . 13 3 + 18 1,44 3
2
= 16,62 kNm
Maka:
cr a
cr g
a cr
e
I M
M I
M M
I
−
+
=
3 3
1
5 200785698,
62 ,
16 96
, 9
1 845
, 450011394
62 ,
16 96
, 9
3 3
− +
=
e
I
4
6 ,
254424340 mm I
e
=
Universitas Sumatera Utara
83
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
4 3
24 5
,
2 2
1
x L
I E
x P
g c
− =
∆
Maka besar lendutan 1000
4 3000
3 6
, 254424340
06 ,
22294 24
1000 15000
2 2
1
− =
∆
mm 53
, 2
1
= ∆
b. Lendutan akibat beban sendiri setelah retak
q = q
c
+ q
cfs
= 0,2 x 0,3 x 24 + 0,00075x0,2 + 0,045x0,00075x2 x 0,785 = 1,44 kNm
mm I
E L
q
g c
27 ,
6 ,
254424340 06
, 22294
384 3000
44 ,
1 5
384 5
4 2
4 2
= =
∆ =
∆
Beban keseluruhan lendutan yang terjadi secara teoritis setelah terjadi retakan:
2 1
max ∆
+ ∆
= ∆
= 2,53 + 0,27 = 2,8 mm
Jadi lendutan pada balok persegi secara teoritis dapat ditentukan dengan cara perhitungan diatas. Maka pada tabel dibawah ini disajikan besarnya lendutan secara
teoritis pada masing-masing benda uji yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel 4.7 Data Perbandingan Lendutan Secara Teoritis Dengan Percobaan Balok BK2
Beban P kg
Mmax kNm
Mcr kNm
Icr x10
6
mm
4
Ie x10
6
mm
4
∆
teoritis 0,01mm
∆
percobaan 0,01mm
1,62 9,96
200,78 -
500 4,12
9,96 200,78
- 39
9 1000
6,62 9,96
200,78 -
63 28
1500 9,12
9,96 200,78
- 87
69 2000
11,62 9,96
200,78 357,73
139 133
2500 14,12
9,96 200,78
288,26 210
223 3000
16,62 9,96
200,78 254,42
280 359
3500 19,12
9,96 200,78
236,02 348
417 4000
21,62 9,96
200,78 225,15
412 563
4500 24,12
9,96 200,78
218,33 474
621 5000
26,62 9,96
200,78 213,84
530 778
5500 29,12
9,96 200,78
210,75 624
955
Keterangan: Retak awal pada balok BK2 saat P = 2000 kg.
Universitas Sumatera Utara
85
Gambar 4. Grafik Hubungan Beban – Lendutan Balok BK2
1000 2000
3000 4000
5000 6000
200 400
600 800
1000 1200
Be ba
n k
g
Lendutan x0,01 mm
teoritis percobaan
Universitas Sumatera Utara
86
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat balok dengan perkuatan pelat baja cold- formed atau u-wrap, lendutan yang terjadi lebih kecil daripada lendutan pada balok biasa
dan secara teoritis.
IV.3.1.2. Beban Pada Lendutan Ijin