Pola Retak Dalam Balok Beton Bertulang

44 Gambar 2.12 Grafik Regangan Dengan asumsi bahwa nilai regangan maksimum pada beton sebesar 0.003, maka regangan yang terjadi pada baja cold-formed dapat dihitung dengan persamaan : ε f = � � � − 1�ε c – ε s C = 0.85f’ c ab T s = A s f s f f = E f .ε f C = T s + T f Jika n = E s E c dan m = E f E c , maka diperoleh momen inersia retak I cr : I cr = �� 3 3 + nA s d – c 2 + nA’ s c – d’ 2 + mA f H + t f – c 2

II.7. Pola Retak Dalam Balok Beton Bertulang

Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 2.13Pola Retak Balok Pada gambar diatas, tampak pola-pola retak akibat dari lebihnya muatan beban rencana. Dalam perencanaan biasanya direncanakan untuk terjadi retak lentur, tetapi retak miring dapat terjadi pada balok beton bertulang sebagai kelanjutan dari retak lentur atau kadang-kadang sebagai retak independen karena tidak dipasangnya tulangan geser. Retak geser kadang-kadang terjadi pada titik-titik belok dari balok menerus atau dekat tumpuan sederhana seperti halnya pada percobaan. Ditempat- tempat teresebut sering terjadi momen kecil dan geser tinggi, dan pada sumbu netral jika tegangan lentur adalah nol maka geser mencapai nilai maksimum.oleh karena itu tegangan geser akan menentukan apa yang terjadi dengan retak ditempat itu. Setelah retak berkembang, balok akan runtuh kecuali jika penampang beton yang retak dapat menahan gaya yang bekerja. Jika tidak ada tulangan geser atau sengkang, bagian yang dapat menstransfer geser adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan geser dari penampang tak retak diatas bagian yang retak diperkirakan 20-40 dari kekuatan total. 2. Kuncian agregat, yaitu friksi yang terjadi akibat kuncian agregat pada permukaan beton di sisi retak yang berlawanan diperkirakan 33-50 dari total. 3. Kekuatan tulangan longitudinal terhadap gaya friksi, yang sering disebut gaya pengait atau dowel action diperkirakan 15-25. Universitas Sumatera Utara 46 4. Perilaku jenis pengikat lengkung yang terjadi dalam balok tinggi yang dihasilkan oleh tulangan longitudinal yang bekerja sebagai pengikat dan dari beton tak retak diatas dan disisi retak yang bekerja sebagai pelengkung. Universitas Sumatera Utara 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Penyediaan Bahan Penyusun Beton Setelah dilakukan pemeriksaan karakteristik terhadap bahan pembuatan beton seperti pasir, batu pecah kerikil, semen dan bahan tambahan, yang akan digunakan untuk mendapatkan mutu material yang baik sesuai dengan persyaratan yang ada, maka penyediaan bahan penyusun beton adalah disaring, dicuci, dan dijemur hingga kering permukaan. Kemudian bahan tersebut disimpan dan ditempatkan di ruangan tertutup, hal ini untuk menghindari pengaruh cuaca luar yang dapat merusak bahan ataupun mengakibatkan perbedaan kualitas bahan. Sehari sebelum dilakukan pengecoran benda uji bahan yang telah disiapkan tersebut ditimbang beratnya sesuai dengan variasi campuran perencanaan dan ditempatkan pada wadah yang terpisah untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran. III.2Perakitan Tulangan Tulangan baja dirakit sehingga membentuk kerangka sesuai dengan yang direncanakan. Tulangan tarik 2D10, tulangan tekan 2D10, tulangan sengkang D6- 90mm. III.3. Benda Uji Beton III.3.1 Dimensi Benda Uji Benda uji dibuat dalam mutu beton yang seragam yaitu K-225dengan ukuran bersih balok 20 x 30 x 320 cmdan perbandingan campuran beton yang didapat dengan melaksanakan perhitungan mix design.Cetakan dibuat sedemikian rupa sehingga ketika pengecoran tidak ada pasta yang terbuang dari celah antar cetakan.Benda uji tekan berupa silinder dengan dimensi 15 cm x 30 cm sebanyak 4 sampel. . Sebelum Universitas Sumatera Utara 48 pengecoran, cetakan balok dan silinder diolesi vaselin untuk mempermudah pelepasan cetakan. Gambar 3.1Benda Uji Balok III.3.2 Variabel Pengujian Semua balok kecuali balok kontrol diperkuat dengan lembaran Cold Formed Steel yang diletakkan di bagian bawah serat tarik tegak lurus penampang melintang balok. Tebal Cold Formed Steel yang digunakan adalah 0.75 mm dengan lebar120 mm panjang 120 cm. Penamaan dan parameter balok uji dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : No. Kode Balok Tipe Lilitan Jumlah Jumlah lapis lembaran 1. BK - Balok Kontrol 1 2. BK1 Lembaran pelat 1 1 3. BK2 U-wrap 1 1 Tabel 3.1 Penamaan Benda Uji Universitas Sumatera Utara 49 A A 120 cm 45 mm 45 mm 12 cm a b Gambar 3.2 Parameter Benda Uji, a BK1; b BK2 III.3.3 Pemasangan Lembaran Cold Formed Steel Agar perkuatan yang digunakan dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, maka pemasangan lembaranCold Formed Steelperlu dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah diarahkan. Karena kesalahan dalam pemasangan memberikan pengaruh yang berarti sehingga dapat mempengaruhi hasil pengujian menjadi kurang maksimal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pemasangan lembaran pelat baja cold-formedpada permukaan balok beton adalah sebagai berikut : - Bersihkan permukaan balok beton dari partikel-partikel debu, minyak, serta kotoran lainnya. - Aduk Sikadur 330® dengan menggunakan mixer elektronik selama lebih kurang 3 menit sampai adukan terlihat merata, dengan perbandingan campuran komposisi A:B = 4:1 berdasarkan beratnya. Universitas Sumatera Utara 50 - Kemudian setiap lapisan Cold Formed Steeldiolesi dengan adukan Sikadur 330® secara merata dengan ketebalan 1 mm. - Tempelkan lapisan Cold Formed Steelpada permukaan beton yang telah disiapkan, kemudian lapisan Cold Formed Steeltersebut ditekan dengan menggunakan roda karet sehingga permukaan merekat secara merata III.4 Pengujian Beton III.4.1 Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian dilakukan pada umur kubus beton 28 hari, sebanyak 3 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, kubus beton dikeluarkan dari bak perendaman. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres manual berkapasitas 200 ton. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : σ’ b = P A dengan : σ b = kekuatan tekan kgcm 2 P = beban tekan kg A = luas permukaan benda uji cm 2 III.4.2. Pengujian Kekuatan Lentur Balok Beton Bertulang 1. Balok beton diatas perletakan yang telah disediakan, pasang dial dimana akan diukur lendutan. 2. Letakkan sumber beban tepat pada titik tengah balok. 4. Setelah semua perangkat alat-alat pengujian disiapkan, kemudian dilakukan pembebanan secara berangsur-angsur dengan kenaikan setiap 500 kg pada pembacaan hydraulic. 5. Setiap tahap pembebanan, dilakukan pembacaan lendutan dan regangan serta mengamati deformasi yang terjadi pada balok. Universitas Sumatera Utara 51 6. Pembacaan dilakukan hingga balok mencapai keruntuhan. Gambar 3.3 Penempatan Beban Terpusat Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Pendahuluan

Hasil penelitian disajikan berupa data yang telah dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian dimulai dari data – data bahan yang mencakup pengujian agregat. Pengujian dalam penelitian ini adalah pengujian sifat mekanik beton yang meliputi kuat tekan silinder beton dan kuat lentur balokbeton bertulang. Balok beton bertulang yang diuji terdiri dari 3 benda uji, yaitu balok pertama tanpa perkuatan BK, balok kedua dengan perkuatan lembaran baja cold-formedBK1 dan balok ketiga dengan perkuatan lembaran u-wrap baja cold-formed BK2. Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah beban, lendutan, panjang retak, lebar retak dan pola retak.

IV.2 Kekuatan Tekan Silinder Beton

Umumnya kekuatan tekan beton diukur pada umur 28 hari. Kuat tekan adalah sifat kemampuan menahan atau memikul suatu beban tekan pada daerah luas penampang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan beton antara lain kualitas semen, kualitas air, kualitas agregat, ukuran maksimum agregat, faktor air semen FAS, kekuatan pengikatan agregat dan pasta semen, penggunaan bahan tambahan lain serta proses perawatan benda uji. Dari data hasil pengujian kuat tekan beton silinder pada umur 28 hari diperoleh rata-rata kuat tekan beton dari 4 buah benda uji sebesar 254,8 kgcm2 seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 berikut: Universitas Sumatera Utara