Kewajiban-Kewajiban Para Pihak Dalam Kontrak.

yang berat dan bukan keuntungan yang diharapkan, atau pelaksanaan menjadi tidak berarti bagi pihak-pihak trsebut, persyaratan kontrak harus tetap dihormati. Di dalam hukum perjanjian, dikenal asas Pacta Servanda yang berarti bahwa setiap perjanjian berlaku sebagai undang-undang.Artinya, hal-hal yang telah dituang didalam kontrak tersebut sudah menjadi kesepakatan yang mengikat bagi kedua belah pihak.

B. Kewajiban-Kewajiban Para Pihak Dalam Kontrak.

Akibat hukum suatu kontrakperjanjian pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban.Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan salah satu bentuk dari pada akibat hukum suatu kontrakperjanjian. Kemudian hak dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak. 1. Perjanjian ini mengandung arti bahwa PT. Mujur Timber Sibolga Pihak Pertama wajib memenuhi segala permintaan dan ketentuan dari pihak Sustainable Timber Direct Pihak Kedua sebagaimana yang telah tertuang dalam kontrak pembelian. Pihak pertama dituntut untuk memnuhi pesanan sesuai dengan tanggal yang diminta oleh pihak kedua. 2. Pihak pertama wajib mengirim pesanan dengan menggunakan transportasi pengangkutan lautcountanersesuai kesepakatan,sehingga barang yang dikirim dapat terlindungi dan sampai di tangan pihak kedua dengan keadaan utuh. Universitas Sumatera Utara 3. Pihak pertama wajib mengirimkan pesanan ke alamat tujuan yang tertera dalam kontrak. Seperti dalam kontrak pihak kedua meminta pengiriman dengan tujuan Tilbury U.K United Kingdom 4. Pihak pertama wajib melakukan pengepakan sebagaimana telah disebutkan dalam kontrak yaitu pengepakan dengan menggunakan peti baja serta penyusunannya disesuaikan dengan keadaan dalam peti tersebut, dengan cara disusun dengan memaksimalkan isi dari muatan agar terjadinya efisien tempat. 5. Pihak pertama di wajibkan memastikan barang yang dikirim dengan standar mutu dan kualitas terbaik, dengan menggunakan kelas golongan , ukuran, ketebalan, jenis lem dan jenis kayu yang telah tertera di dalam kontrak. 6. Pihak pertama wajib memberikan tanda di keempat sisi dari peti baja tersebut dengan menuliskan sebagai berikut : Grade kelas Jenis Lem Glue Type Size and Thickness ukuran dan ketebalan Country OF origin Negara Asal Manufacturer’s Name Nama Pabrik CE Mark and Certificate Number SPECIES: Universitas Sumatera Utara 7. Setelah barang yang dikirim sampai kepada pihak kedua, maka pihak kedua melakukan pengecekan terhadap barang tersebut apakah telah memenuhi pesanan seperti yang tertera dalam kontrak. Apabila barang pesanan tersebut sesuai dengan isi kontrak maka pihak kedua wajib melakukan pengiriman pembayaran melalui rekening bank yang telah disepati. Apabila ada terjadi kerusakan meupun cacat pada barang tersebut maka pihak kedua dapat menuntut kepada pihak pengangkutan laut countainer. Hal ini dikarenakan tanggung jawab atas barang pengiriman dilimpahkan kepada pihak pengangkutan laut countainerpada saat penyerahan antara pihak PT. Mujur Timber Sibolga dengan Pihak pengangkutan laut countainer. a. Kelamahan Dari Kontrak Antara PT.Mujur Timber Sibolga Dengan Sustainable Timber Direct Jika Ditinjau Dari Isi Kontrak Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, masih banyak hal yang menjadi kekurangan di dalam kontrak antara PT. Mujur Timber Sibolga dengan Sustainable Timber Direct antara lain yaitu: 1 Pembayaran. Sebaiknya di dalam kontrak dicantumkan hal mengenai pembayaran agar dibelakangan hari tidak ada pihak yang dirugikan mulai dari uang muka, transaksi pembayaran maupun mata uang yang dipakai. Dalam Pasal 1393 KUH Perdata menyebutkan : a Pembayaran harus dilakukan di tempat yang ditetapkan dalam persetujuan; jika dalam suatu tenpat, maka pembayaran yang mengenai suatu barang yang Universitas Sumatera Utara sudah ditentukan, harus terjadi di tempat dimana barang itu berada sewaktu persetujuannya dibuat. b Diluar kedua hal tersebut, pembayaran harus dilakukan ditempat tinggal si berpiutang, selama orang ini terus menerus diam dalam keresidenan, dimana ia berdiam sewaktu persetujuan dibuat, dan dalam hal-hal lainnya ditempat tinggal si berutang. c Dari pasal-pasal diatas, tampak bahwa pengaturan mengenai hal tersebut berbeda, namun terdapat kesamaan dalam hal tidak ditentukan dalam kontrak, maka pembayaran dilakukan di tempat penerima kewajiban. 1 Pembayaran uang muka Nilai pembayaran uang muka dicantumkan di dalam kontrak sesuai dengan kesepakatan para pihak.Dilakukan pembayaran uang muka untuk mengurasi resiko wanprestasi atau cidera janji. 2 Transaksi pembayaran. Transaksi pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah barang dinyatakan diterima oleh pihak kedua. Perlu dicantumkan alat pembayaran, apakah melalui transaksi tunai, cek, atau melalui transfer dari bank. Menurut Pasal 6.1.7 UNIDROIT: a Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk apapun yang digunakan dalam transaksi usaha biasa ditempat pembayaran. Universitas Sumatera Utara b Akan tetapi, seorang pihak yang dikenakan kewajibanyang menerima, baik berdasarkan ayat 1 atau secara sukarela, sebuah cek, setiap perintah lainnya untuk membayar atau janji untuk membayar dianggap bertindak demikian hanya dengan syarat bahwa pembayaran tersebut diakui keabsahannya. Pembayaran seringkali dilakukan dengancek atau instrument serupa, atau dengan transfer antara lembaga-lembaga keuangan.Mengenai bentuk pembayaran, pihak yang dikenakan kewajiban harus puas menerima pembayaran di dalam bentuk yang biasaditempat usahanya. Dalam Pasal 1389 KUH Perdata dinyatakan bahwa“ tiada seorang berpiutang dapat dipaksa menerima sebagai pembayaran suatu barang lain daripada barang yang terutang, meskipun barang yang ditawarkan itu sama, bahkan lebih berharga”. Dari kedua ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa alat pembayaran yang digunakan oleh debitur harus disetujui oleh kreditur.Apabila kreditur tidak menerima alat pembayaran yang diberikan oleh debitur, maka pembayaran yang dilakukan oleh debitur dapat dianggap tidak sah. Apabila pembayaran dilakukan dengan transfer keuangan berdasarkan ketentuan dalam pasal 6.1.8 UNIDROID dinyatakan bahwa: 1] Kecuali si penerima kewajiban telah menunjukkan suatu rekening khusus, maka pembayaran dapat dialkukan melalui transfer kepada lembaga- Universitas Sumatera Utara lembaga keuangan, dimana penerima kewajiban memberitahukan bahwa ia memiliki rekening. 2] Dalam hal pembayaran dengan transfer, makapemberi kewajiban akan dianggap dibebaskan dari kewajibannya, bilamana transfer kepada lembaga keuangan dari penerima kewajibantersebuttelah diterima dengan baik. Dari pernyataan diatas dapat bahwa pihak yang dikenakan kewajiban juga dapat memberitahukan bahwa ia tidak menginginkan pembayaran dilakukan dengan transfer. Dalam KUH Perdata, ketentuan yang dapat digunakan adalah Pasal 1389 KUH Perdata, yaitu harus berdasarkan kesempatan penerima kewajiban. 3 Mata uang. Perlu di tuliskan dalam kontrak pembayaran dengan menggunakan mata uang apa, harus dengan kesepakatan antar pihak. Pasal 6.1.9 UNIDROIT menyatakan bahwa a apabila kewajiban keuangan dinyatakan dalam mata uang pembayaran lain daripada mata uang pembayaran di tempat pembayaran, maka pembayaran tersebut dapat dibayarkan oleh pemberi kewajiban dalam mata uang dar tempat pembayaran, kecuali mata uang pembayaran tersebut tidak dapat secara bebas ditukarkan, atau para pihak tersebut telah sepakat bahwa Universitas Sumatera Utara pembayaran harus dibuat dengan mata uang sebagaimana dinyatakan dalam kewajiban keuangan. b Apabila tidak memungkinkan, maka pemberi kewajiban untuk membuat pembayaran dalam mata uang sebagimana dinyatakan dalam kewajiban keuangan si penerima kewajiban dapat mensyaratkan pembayaran dalam mata uang dari tempat pembayaran, juga dalam hal sebagaimanadisebutkan dalam ayat 1 b c Pembayaran dalam mata uang dari tempat pembayaran harus dibuat sesuai dengan kurs penukaran yang berlaku setempat bilamana pembayaran jatuh tempo. d Namun apabila pemberi kewajiban belum membayar pada saat pembayaran jatuh waktu, si penerima kewajiban dapat meminta pembayaran sesuai dengan kurs penukaran yang berlaku atau pada saat pembayaran jatuh tempo atau pada saat pembayaran sesungguhnya dilaksanakan. Dalam KUH Perdata tidak diatur mengenai mata uang ini.Dalam perjanjian, para pihak bebas untuk menentukan mata uang pembayaran yang digunakan, dan disesuaikan dengan kursa yang berlaku. 2 Tanggal pengiriman. Di dalam kontrak antara PT. Mujur Timber Sibolga dengan Sustainable Timber Direct tidak menyebutkan tanggal pengiriman yang jelas hanya menyebutkan “mid September pertengahan September”.Hal ini sangat penting dilakukan agar Universitas Sumatera Utara kedua belah pihak saling menguntungkan dan agar tidak menjadi terselisihan dikemudian hari. 3 Perihal pengklaiman. Menurut penulis hal ini sangat perlu dituliskan dalam kontrak, agar kontrak menjadi jelas dan agar tidak terjadi perselisihan dikemudian hari. Perihal asuransi juga perlu dicantumkan dalam kontrak, hal-hal apa saja yang diasuransikan serta kedua belah pihak harus dijelaskan tentang manfaat dari asuransi tersebut. 4 Metode penyelesaian sengketa pada dasarnya setiap kontrak perjanjian yang dibuat para pihak harus dapat dilaksanakan dengan sukarela atau itikad baik, namun dalam kenyataannya kontrak yang dibuat sering terjadi perselisihan maupun cidera janji, perlu dicantumkan dalam kontrak metode penyelesaian sengktenya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dengan memilih metode yang diinginkan. Pola penyelesaian sengketa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu 1 melalui pengadilan, dan 2 alternative penyelesaian sengketa.Penyelesaian sengketa melalui pengadila adalah suatu pola penyelesaian sengketa yang terjadi anatara para pihak yang diselesaikan oleh pengadilan.Putusannya bersifat mengikat. Sedangkan penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa ADR adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat memalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Pilihan Penyelesaian Sengketa. Apabila Universitas Sumatera Utara mengacu ketentuan Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 maka cara penyelesaian sengketea melalui ADR dibagi menjadi lima cara, yaitu a Konsultasi; b Negosiasi; c Mediasi; d Konsiliasi,dan e Penilaian ahli Di dalam literature juga disebutkan dua pola penyelesaian sengketa, yaitu the binding adjudicative procedure the nonbinding dan adjudicative procedure.Sengketa yang di dalam memutuskan perkara hakim mengikat para pihak. Bentuk penyelesaian sengketa ini dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu 1 Litigasi; 2 Arbitrase; 3 Mediasi-Arbitrase, dan 4 Hakim partikelir. The nonbinding adjudicative procedure, yaitu suatu proses penyelesaian sengketa yang di dalam memutuskan perkara hakim atau orang yang ditunjuk tidak mengikat para pihak. Penyelesaian sengketa dengan cara ini dibagi menjadi enam macam, yaitu: a Konsiliasi; Universitas Sumatera Utara b Mediasi; c Mini-trial; d Summary Jury Trial; e Neutral Expert fact-Finding, dan f Early Expert Neural Evaluation

C. Penyelesaian Sengketa Dalam Kontrak PT. Mujur Timber dan Sustainable Timber Direct.