Penyusunan, Struktur Dan Anatomi Kontrak 1. Interpretasi Dalam Kontrak

a. Algemene Bepalingen van Wetgeving AB AB merupakan ketentuan-ketentuan Umum Pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia.AB diatur dalam Stb. 1847 Nomor 23, dan diumumkan secara resmi pada tanggal 30 April 1847.AB terdiri atas 37 Pasal. b. KUH Perdata BW KUH Perdata merupakan ketentuan hukum yang berasal dari produk pemerintah Hindia Belanda, yang diundangkan dengan Maklumat tanggal 30 April 1847, Stb 1847, Nomor 23, sedangkan di Indonesia diumumkan dalam stb 1848. Berlakunya KUH Perdata berdasarkan asas konkordansi.Sedangkan ketentuan hukum yang mengatur tentang hukum kontrak diatur dalam Buku III KUH Perdata. c. KUH Dagang. d. Undang-Undang Nomor Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. e. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontroksi. Di dalam Undang-undang ini ada dua pasal yang mengatur tentang kontrak, taitu pasal 1 ayat 5 dan Pasal 22 UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontroksi.

E. Penyusunan, Struktur Dan Anatomi Kontrak 1. Interpretasi Dalam Kontrak

Penafsiran tentang kontrak diatur dalam Pasal 1342 sampai dengan Pasal 1351 KUH Perdata.Pada dasarnya perjanjian yang dibuat oleh para pihak haruslah dapat dimengerti dan dipahami isinya.Namun, dalam kenyataanya banyak kontrak yang isinya tidak dimengerti oleh para pihak. Universitas Sumatera Utara Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa isi perjanjian dibedakan menjadi dua macam, yaitu a. Kata-katanya jelas, dan b. Kata-katanya tidak jelas sehingga menimbulkan bermacam-macam penafsiran. Di dalam Pasal 1342 KUH Perdata disebutkan bahwa apabila kata-katanya jelas, tidak diperkenankan untuk menyimpang daripadanya dengan jalan penafsiran.Ini berarti bahwa para pihak harusla melaksanakan isi kontrak tersebut dengan iktikad baik.Apabila kata-katanya tidak jelas, dapat dilakukan penafsiran terhadap isi kontrak ynag dibuat para pihak. Untuk melakukan penafsiran haruslah dilihat pada beberapa aspek, yaitu 1 Jika kata-katanya dalam kontrak memberikan berbagai penafsiran maka harus diselidiki maksud para pihak yang membuat perjanjian. 2 Jika suatu janji memberikan berbagai penafsiran maka harus diselidiki pengertian yang memungkinkan perjanjian itu dapat dilaksanakan. 3 Jika kata-kata dalam perjanjian diberikan dua macam pengertian maka harus dipilih pengertian yang paling selaras dengan sifat perjanjian. Apabila terjadi keragu-raguan, maka harus ditafsirkan menurut kebiasaan dalam negeri atau di tempat dibuatnya perjanjian. Universitas Sumatera Utara 4 Jika ada keragu-raguan, perjanjian garus ditafsirkan atas kerugianorang yang meminta diperjanjikan suatu hal, dan untuk keuntungan orang yang mengikatkan dirinya untuk itu. Di dalam hukum Anglo-Amerika, dikenal juga adanya interpretasi terhadap subtansi kontrak.Uniken Venema mengemukakan aturan-aturan yang paling penting dalam hukum Anglo-Amerika; juga berlaku interpretasi undang-undang, sebagaimana dikemukakan berikut ini. a Perjanjian tertulis akan ditafsirkan gramatikal. Aturan ini berkaitan dengan plain meaning rule, artinya kata-kata yang jelas dalam perjanjian tidak boleh disimpangi melalui interpretasi. b Hakim akan cenderung menfsirkan suatu klausa sedemikian rupa sehingga paling tidak mempunyai suatu efek. c Hakim akan menilai suluruh dokumen yang bersangkutan, jadi harus melakukan penafsiran sistematis. d Hakim akan selalu cenderung melakukan penafsiran restriktif sedemikian rupa sehingga kata0kata umum yang disertai contoh yang spesifik akan diberikan arti yang cocok dengan contoh-contoh diberikan e Efek restriktif juga disebabkan oleh penafsiran contra proferentum juga dirumuskan dalam Pasal 1349 KUH Perdata bahwa suatu ketentuan yang meragukan harus ditafsirkan atas kerugian pihak yang meminta diperjanjikannya sesuatu. Aturan ini penting dalam penafsiran klausula- klausula eksonerasi. Universitas Sumatera Utara f Sifat rekriktif juga trdapat dalam aturan yang menentukan bahwa klausula yang tegas dalam kontrak dapat mencegah hakim untuk menerima implied term. Aturn ini berlandaskan pada pemikiran bahwa para pihak yang telah mengatur hal tertentu, harusla dianggap telah mengatur secara lengkap, sehingga tidak ada peluang untuk menafsirkan adanya implied term pengertian secara tidak langsung. g Juga suatu padanan yang murni dalam penafsiran a contrario dapat ditemukan dalam hukum Anglo-Amerika. Misalnya, apa yang dinamakan distinction yang dibuat oloeh hakim untuk meniadakan pengaruh precedent. Dapat dianggap sebagai suatu penafsiran a contrario. 32 Dengan demikian, para hakim atau para pihak haruslah memperhatikan tentang cara- cara untuk melakukan penafsiran terhadap subtansi kontrak.

2. Ketentuan-ketentuan Umum dalam Hukum Kontrak.