Pihak-pihak yang Terlibat di dalam Pengangkutan Barang

Asas ini dituangkan di dalam Pasal 1339 KUHPerdata, yang menegaskan bahwa: “perjanjian tidak hanya mengikat terhadap hal-hal yang diatur di dalamnya tetapi juga terhadap hal-hal yang menurut sifatnya diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau Undang-undang”.

2. Pihak-pihak yang Terlibat di dalam Pengangkutan Barang

Yang dimaksud dengan pihak-pihak dalam pengangkutan adalah merupakan para subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam hubungan hukum pengangkutan. 39 a. Pengangkutan Udara Dikenal beberapa jenis pengangkutan barang, dibagi menjadi 5 jenis yaitu : Pengangkutan udara adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di udara. Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan menjelaskan Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, danatau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara. 39 Hasim Purba, Hukum Pengangkutan Di Laut Perspektif Teori Dan Praktek, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, hal. 11. Universitas Sumatera Utara b. Pengangkutan Laut Pengangkutan laut yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk penangngkutan orang atau barang yang dijalankan di laut. Yang diatur di dalam : 1 KUHD, Buku II, Bab V, tentang “Perjanjian Carter kapal”. 2 KUHD, Buku II, Bab V-A, tentang “Pengangkutan barang-barang”. 3 Pengangkutan barang-barang ini adalah merupakan suatu bentuk pengangkutan dengan objek yang diangkut berupa barang-barang. Muatan barang lazim disebut dengan barang saja. Barang yang dimaksud adalah yang sah menurut undang-undang. Dalam pengertian barang termasuk juga hewan. 4 KUHD, Buku II, Bab V-B, tentang “Pengangkutan orang”. 5 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang menjelaskan angkutan laut merupakan angkutan di perairan. Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, menjelaskan angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut danatau memindahkan penumpang dan atau barang dengan menggunakan kapal. c. Pengangkutan Darat yaitu : Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang di jalan selain daripada kendaraan yang berjalan di atas rel. Yang dapat dibagi : Universitas Sumatera Utara 1 Pengangkutan kereta api yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di atas rel. Pasal 1 butir 14 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian dijelaskan Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang danatau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2 Pengangkutan jalan raya yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan tehnik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di setiap jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum. Undang-Undang yang mengatur tentang pengangkutan di jalan raya adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. d. Pengangkutan Perairan darat atau perairan pedalaman Yaitu kendaraan yang biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang yang dijalankan di atas perairan seperti sungai, danau ataupun terusan-terusan. Yang diatur di dalam 1 KUHD, Buku II, Bab XIII, pasal 748 sampai dengan 754, mengenai kapal-kapal yang melalui perairan darat. Universitas Sumatera Utara 2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan. Adapun yang menjadi pihak-pihak dalam pengangkutan menurut pendapat yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : a Wiwoho Soedjono menjelaskan bahwa dalam pengangkutan di laut terutama mengenai pengangkutan barang, maka perlu diperhatikan adanya tiga unsur, yaitu pengirim barang, pihak penerima barang, dan barang itu sendiri. b HMN Purwosutjipto mengemukakan bahwa pihak-pihak dalam pengangkutan yaitu pengangkut dan pengirim. Pengangkut adalah orang yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang lain dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat. Lawan dari pihak pengangkut ialah pengirim yaitu pihak yang mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan, dimaksudkan juga ia memberikan muatan. c Abdulkadir Muhammad menjelaskan bahwa pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan niaga adalah mereka yang langsung terkait memenuhi kewajiban dan memperoleh hak dalam perjanjian pengangkutan niaga. Mereka adalah pengangkut yang berkewajiban pokok menyelenggarakan pengangkutan dan berhak atas biaya angkutan, pengirim yang berkewajiban pokok membayar biaya angkutan dan berhak atas penyelenggaraan pengangkutan barangnya dan penumpang yang berkewajiban pokok membayar biaya angkut dan berhak atas penyelenggaraan pengangkutan. Dari Universitas Sumatera Utara berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pengangkutan barang, akan melibatkan pihak-pihak sebagai berikut : 1. Pengirim Barang Mengenai pengirim barang, tidak ada ditemukan definisinya di dalam KUHD.Namun, secara ringkas dapat dikemukakan bahwa pengirim adalah orang yang mengikatkan diri untuk mengirim sesuatu barang dengan membayar uang angkutan. 40 Di dalam pengangkutan barang, pengangkut mempunyai peranan penting sebagai pihak yang menyelenggarakan pengangkutan barang danatau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.Sebagai pihak yang 2. Pengangkut Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut adalah barangsiapa yang baik dengan perjanjian carter menurut waktu atau carter menurut perjalanan, maupun dengan perjanjian jenis lain, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang atau orang Pasal 521 KUHD, yang seluruhnya atau sebagian melalui lautan.

3. Peran dan Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Barang Secara Umum