Biografi Pengarang KESIMPULAN DAN SARAN

2.5 Biografi Pengarang

Kenzaburo Oe lahir pada 31 januari tahun 1935 di Kita-gun, prefektur Ehime, tumbuh di Ose-mura, sebuah desa pegunungan di pulau Shikoku, diujung barat daya pantai Jepang. Dari tempat itu, semua yang berhubungan dengan Jepang dan kekaisaran tampak terlihat sangat jauh. Oe hidup dalam tradisi keluarga besar desa yang telah berusia ratusan tahun, dan tak seorangpun dalam keluarganya yang pergi merantau dari sana, meskipun saat itu kebiasaan tersebut sudah lazim sejak zaman restorasi Meiji. Baru Oe-lah yang melakukannya pada tahun 1954, yakni ketika dia masuk ke Universitas Tokyo. Ketika berkeluarga Oe sekali lagi mengalami krisis. Putra sulungnya, Hikari, mengalami kelainan tengkorak hingga membuat otaknya cacat, serta gagal berkomunikasi dengan orang lain. Pengalaman Oe sebagai ayah, suami, hidup dengan anak cacat, hubungan personal, membawa pengaruh besar pada karya, pandangan, dan pribadinya. Oe pertama kali mendapat perhatian khalayak pada tahun 1957 atas cerpen Shisha no Ogori 1957, yang diterbitkan Bungakukai. Novel pertamanya, Memushiri Kouichi 1958 sangat dipuji oleh kritikus. Setelah itu, yakni dari tahun 1960-an hingga 2000-an kini, Oe mengalami masa subur kepenulisannya, termasuk dengan menerbitkan nonfiksi. Beberapa karya Oe yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris antara lain : Nip the Buds, Shoot the Kids, A Personal Matter, The Pinch Runner Memorandum; A Quiet Life, Hiroshima Notes, Teach Us to Outgrow Our Madness dan Somersault. Itu tentu sedikit saja dari seluruh karyanya yang termasuk sangat banyak, berupa puluhan novel, cerita pendek, esai, dan kritik. Pada tahun 1994 Oe dianugerahi Hadiah Nobel Sastra dan disebut-sebut sebagai penulis paling menjanjikan setelah Yukio Mishima.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki perkembangan cukup pesat dan cukup di perhitungkan di Dunia. Meskipun Jepang pernah mengalami kekalahan di Perang Dunia II tahun 1945 atas dibomnya kota Hiroshima dan Nagasaki, namun tetap bisa bangkit dan berkembang menjadi negara yang maju. Kebudayaan Jepang telah berkembang sejak lama dan mempengaruhi Jepang dalam segala bidang, baik pemerintahan, ekonomi, serta dalam bidang sastra. Pada zaman romantik, sastra didefinisikan sebagai suatu ciptaan, suatu kreasi yang merupakan luapan emosi yang spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada suatu yang lain, dan mempunyai koherensi antara unsur-unsurnya Fananie, 2000:6. Karya sastra sebagai bagian dari kegiatan budaya yang intlektual diciptakan pengarang untuk dibaca, dipahami, dinikmati serta dapat dimanfaatkan oleh pembacanya itu sendiri. Sebab tanpa pembaca, sastra itu tidak mempunyai arti dalam keberadaannya. Jakob Sumardjo 1991:16 mengemukakan bahwa karya sastra adalah : “Ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.” Salah satu hasil karya sastra yang populer yaitu novel. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan tentang tokoh- tokoh dan menampilkan serangkaian kejadian secara tersusun. Tetapi, jalan ceritanya dapat menjadi suatu pengalaman hidup yang nyata. Novel memiliki dua unsur yang mempengaruhi dalam cerita tersebut, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang