Analisis Psikologi Tokoh Takashi Cuplikan halaman 43

Takashi tidak akan digantung besok pagi, juga tidak ada pengadilan yang akan memberinya hukuman mati. Pada malam itu Takashi dan Mitsu terlibat pertengkaran adu mulut. Takashi mengatakan mengapa Mitsu sangat membenci dirinya padahal hanya sisa mereka berdua keluarga dari Nekodoro. Setelah mereka bertengkar, Takashi memanggil Mitsu dari lantai dua rumah. Takashi berkata bahwa ia ingin menguji kekuatan dan arah sebar beberapa selongsong peluru untuk pertempuran esok pagi. Setelah mendengar beberapa tembakan Mitsu memanggil Takashi dari anak tangga namun Takashi hanya diam saja. Mitsu langsung berlari menaiki tangga dan melihat darah yang licin di atas kakinya dan terlihat tubuh Takashi tergeletak tak berdaya dengan peluru menembus kepalanya. Setelah kejadian itu Istri Mitsu mengatakan bahwa ia telah hamil anak dari Takashi, dan ia ingin membesarkan kedua anaknya itu. Takashi terkejut dan hanya bisa terdiam mendengar pengakuan dari istrinya. Dengan menyimpan rasa sakit di hatinya Mitsu pun menyetujui untuk kembali ke Tokyo untuk menjemput anak mereka di institusi dan mengurus bayi Takashi yang ada di kandungan istrinya. Meskipun cerita terfokus pada dua karakter hubungan kakak-adik Takashi dan Mitsusaburo yang penuh persoalan psikologis, mereka ternyata terlibat dengan persoalan lain yang tak kalah krusial : melawan ancaman dari kekuatan luar dengan dukungan modal dan kekuatan bergelut dengan persoalan duniawi, seperti seksual, kekerasan, rasa bersalah, juga moralitas dan heroisme.

3.2 Analisis Psikologi Tokoh Takashi Cuplikan halaman 43

“Tapi sebenarnya, yang kulakukan adalah melawan sesuatu yang sangat membekas pada diriku waktu aku masih kecil, yang kebetulan kusingkirkan kemudian dalam hidupku. Kau ingat bagaimana adik perempuan dan aku membangun pondok jerami dan tinggal disana? Kami sedang memulai kehidupan baru, mencoba melarikan diri dari bau kematian. Waktu itu, S baru saja dipukuli sampai mati, kau tahu itu”. Takashi selalu kehilangan ketenangan dan mengamuk jika ada yang menyinggung tentang kematian adik perempuan kami. Kupikir sekarang pun masih tetap sama. Tapi, kelihatannya Takashi tidak menampakkan amarahnya dan hanya terdiam dengan tenang. Aku terkejut.” Analisis : Pada cuplikan “Tapi sebenarnya, yang kulakukan adalah melawan sesuatu yang sangat membekas pada diriku waktu aku masih kecil,” kata melawan disini menunjukkan keinginan dari alam bawah sadar untuk menyerang, dan itu memunculkan perasaan dendam. Pada kalimat ‘sesuatu yang membekas pada diriku waktu aku masih kecil’ menunjukkan bahwa Takashi waktu kecil sangat terpukul atas kematian kakaknya S karena dipukuli sampai mati oleh anak buah penguasa desa. Dari uraian tersebut terlihat indeksikal Id dari diri Takashi. Namun, cuplikan “yang kebetulan kusingkirkan kemudian dalam hidupku” menunjukkan indeksikal Ego dari diri Takashi muncul. Takashi berusaha menyingkirkan perasaannya itu dan ingin memulai hidup baru bersama adiknya. Disini Ego Takashi berusaha menyingkirkan perasaan dari Id Takashi yang sangat ingin memuaskan kebutuhannya untuk membalaskan dendam kematian kakaknya. Dalam hal ini Ego Takashi terlihat dapat menekan Id. Kemudian pada cuplikan “Takashi selalu kehilangan ketenangan dan mengamuk jika ada yang menyinggung tentang kematian adik perempuan kami”. Juga menunjukkan indeksikal Id dari diri Takashi. Id Takashi adalah dia selalu mengamuk jika ada yang menyinggung tentang kematian adik perempuannya. Namun, cuplikan “Tapi, kelihatannya Takashi tidak menampakkan amarahnya dan hanya terdiam dengan tenang” terlihat Id Takashi dapat dikontrol dengan baik oleh Ego. Karena, dulu Takashi selalu marah jika membicarakan tentang adiknya, namun sekarang ia dapat menekan amarahnya dan dengan tenang berbicara tentang adiknya. Dalam hal ini, Ego dapat mengontrol Id. Cuplikan halaman 120 “Taka,” kataku blak-blakan. “kau memang bukan hantu tapi kau bau” “Siapa yang tidak bau, setelah membakar ribuan ayam?” Takashi tertawa pendek. “Kami melepas semua papan dari kandang ayam dan membakar segalanya. Ribuan ayam milik penguasa desa, kotoran lembek, semuanya. Ya Tuhan, baunya Aku yakin sampai merasuk ke dalam darah.” Sahut Takashi. “Apakah kau tidak mendapat keluhan dari orang-orang? tanya Mitsu penasaran.” “Tentu saja Tapi, kami tidak menghiraukan mereka. Akhirnya seorang polisi datang, lagi pula apinya benar-benar besar. Tapi, ketika dia melihat empat atau lima pemuda dari kelompok kami memblokade ujung jembatan, dia diam saja dan pulang lagi. Jadi kelompok anak muda itu sadar bahwa mereka cukup berani untuk melawan polisi. Mereka cukup senang soal itu. Beberapa ribu ayam mungkin mati dan hilang bersama asap, tapi berkat mereka, kelompok pemuda ini bertambah bijak. Jadi, tidak semuanya sia-sia. Sahut Takashi dengan bangga. Analisis : Pada cuplikan “Siapa yang tidak bau, setelah membakar ribuan ayam? dia tertawa pendek”. Menunjukkan Indeksikal Id bahwa Takashi membakar ribuan ayam milik penguasa desa tanpa memikirkan akibatnya. Takashi sangat dendam terhadap penguasa desa atas kematian kakak laki-lakinya S. Takashi menghasut para pemuda di desa untuk ikut serta membakar ribuan ayam milik penguasa desa untuk merugikan bisnis peternakan kaisar serta untuk memulai pemberontakan seperti yang dilakukan adik kakek buyutnya terdahulu melawan kaisar. Cuplikan “Apakah kau tidak mendapat keluhan dari orang-orang?” merupakan Super Ego dari diri Mitsu yang menyuruh Takashi untuk memikirkan apa dampak yang akan ditimbulkan oleh aksi Takashi itu di dalam lingkungan masyarakat sekitar. Karena prinsip dari Super Ego adalah untuk memikirkan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Namun, pada cuplikan “Tentu saja Tapi, kami tidak menghiraukan mereka” menunjukkan Super Ego tidak dapat menekan Id Takashi. Dalam hal ini Super Ego kalah terhadap Id karena Takashi tidak meghiraukan lingkungan sekitar dan tetap membakar ribuan ayam milik penguasa desa. Takashi mengajak para pemuda untuk tidak takut kepada penguasa desa dan agar berpikir lebih bijak. Cuplikan halaman 213 “Takashi ada di depan toko, memotret orang-orang yang keluar dengan barang jarahannya. Takashi berhasil melakukan penjarahan dan lagi mengajak para masyarakat desa untuk mengambil beberapa baju dan makanan dengan trik yang mereka gunakan pada supermarket penguasa desa”. Analisis : Pada cuplikan Takashi berhasil melakukan penjarahan dan lagi mengajak para masyarakat desa untuk mengambil beberapa baju dan makanan dengan trik yang mereka gunakan pada supermarket penguasa desa. Menunjukkan indeksikal Id dengan memperlihatkan tindakan Takashi yang menjarah supermarket milik penguasa desa. Dalam cuplikan tersebut Ego tidak dapat berfungsi dengan baik, untuk tidak melakukan penjarahan supermarket. Seharusnya ego mampu menentang Id agar tidak melakukan tindakan yang dilarang oleh lingkungan sosial, seharusnya Ego melaksanakan tugasnya yang menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan Id tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego. Dalam super ego seharusnya mematuhi dorongan dari nilai-nilai moral dan tidak boleh diabaikan sebab nanti akan mendapat hukuman seperti halnya dengan menjarah supermarket. Hal ini tampak jelas bahwa kecenderungan Id lebih dominan, sehingga dapat mengalahkan Super Ego. Cuplikan halaman 218 Takashi bergerak dan melayangkan tinju yang keras ke kepala pemuda itu, seolah sesuatu yang sangat brutal melewati pusat tubuhnya dan melepaskan diri dalam kilasan petir yang berbahaya. Anak muda itu dipukul hanya karena tidak membawa seragam sepakbolanya. Anak muda itu tidak melawan dan membiarkan dirinya dipukul berkali-kali oleh Takashi yang tubuhnya lebih pendek dan pundaknya lebih kecil, mencoba menghindar dengan sia-sia, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan di salju dan jatuh terlentang. Tapi, Takashi menindihnya dan terus memukulnya. Analisis Pada cuplikan Takashi bergerak dan melayangkan tinju yang keras ke kepala pemuda itu, seolah sesuatu yang sangat brutal melewati pusat tubuhnya dan melepaskan diri dalam kilasan petir yang berbahaya. Tindakan Takashi memukuli pemuda desa itu mengarah kepada insting mati, lebih tepatnya insting mati ekstern. Karena insting mati ekstern mengacu kepada tindakan-tindakan yang menyakiti orang lain. Kemudian cuplikan Tapi Takashi menindihnya dan terus memukulnya. Menunjukkan Id yang muncul dalam diri Takashi tidak dapat dikontrol dengan baik oleh Ego dan Super Ego, hal ini sesuai dengan prinsip Id itu sendiri yang berupaya agar dorongan kepuasan dari Id nya terpenuhi. Takashi terus memukul pemuda itu hanya karena ia tidak membawa baju seragam sepak bolanya, tanpa peduli dengan rasa sakit yang diterima pemuda itu. Cuplikan halaman 224 Aku ingin memulai pemberontakan lagi disini, mengulang lagi pemberontakan yang dilakukan oleh nenek moyang kita seabad lalu, bahkan lebih nyata dibandingkan dengan tarian Nembutsu,. Mitsu, itu bukan tidak mungkin ucap Taka. “Tapi apa tujuannya, Takashi” “Tujuan?” dia tertawa. “ketika temanmu menggantung diri, Mitsu, apakah kau bertanya pada dirimu sendiri, apa tujuan dari semua itu?. Atau pernahkah kau bertanya pada dirimu sendiri apa tujuan keselamatanmu? Jika kita mendapatkan versi baru pemberontakan, mungkin tanpa tujuan apapun. Tapi, paling tidak, aku bisa mengalami seintens mungkin apa yang sudah dialami adik laki-laki kakek buyut secara spiritual. Itu sesuatu yang benar-benar ingin kulakukan sejak dulu.” Analisis : Pada cuplikan “Aku ingin memulai pemberontakan lagi disini, mengulang lagi pemberontakan yang dilakukan oleh nenek moyang kita seabad lalu, bahkan lebih nyata dibandingkan dengan tarian Nembutsu.” Menunjukkan Takashi benar-benar menginginkan pemberontakan di desa. Hal ini menunjukkan Id yang dimiliki Takashi begitu besar. Id terlihat ingin memuaskan keinginannya dengan cara melakukan pemberontakan. Kontrol Ego atas Id disini tidak berfungsi dengan baik. Cuplikan halaman 258 “Mitsu Aku melihat Takashi tidur dengan istrimu Natsumi”. Aku terus mengingatkannya agar tidak melakukan itu. Kukatakan aku akan memukulnya jika dia tidak berhenti. Aku mengambil senjata dan hendak masuk ke dalam ruangan tempat mereka tidur, tapi saat aku membuka pintu, Taka, dia baru saja memakai kaus latihannya dan aku bisa melihat kulit pantatnya, berbalik ke arahku dan berkata,’Kupikir kau satu-satunya anggota tim yang tidak bisa memegang senjata’. Aku hanya berdiri disana, aku tidak bisa memukulnya, aku terus berkata, ‘Jangan. Jangan lakukan itu, kau tidak boleh’ Tapi, Taka melakukannya, dia tidak mau mendengar peringatanku sahut Hoshio histeris” Analisis : Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa tindakan Takashi yang menunjukkan perilaku Id yang kuat. Cuplikan “Tapi, Taka melakukannya, dia tidak mau mendengar peringatanku” menggambarkan Ego tidak berhasil menekan Id agar tidak melakukan perbuatan yang menyimpang yaitu meniduri istri orang. Berarti Ego kalah terhadap Id karena tidak mengindahkan dengan adanya prinsip realita kenyataan tindakan meniduri istri orang adalah hal yang dilanggar dalam kehidupan sosial dan norma masyarakat. Takashi meniduri istri kakak kandungnya Mitsu, karena merasa kesal kepada Mitsu yang selalu berbeda pendapat kepada Takashi dan selalu menentang apa saja yang dilakukan oleh Takashi. Dalam hal ini Id lebih dominan daripada Ego dan Super Ego. Cuplikan halama 276-277 “Aku berusaha memerkosa gadis kecil seksi yang kau lihat kemarin, Mitsu, dan wanita jalang itu benar-benar melawan. Menendang kemaluanku dan berusaha mencongkel mataku. Aku jadi kalap. Aku menekan tubuhnya ke batu besar dengan lututku dan menahan lengannya dengan satu tangan, lalu meraih sebuah batu dengan tanganku yang lain dan menghancurkan kepalanya dengan batu itu. Dia menjerit ‘Tidak Tidak’ dengan sekuat tenaga dan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk menunjukkan kesungguhannya, tapi aku memukulnya lagi dan tidak berhenti sampai batok kepalanya retak.” Analisis : Cuplikan Aku menekan tubuhnya ke batu besar dengan lututku dan menahan lengannya dengan satu tangan, lalu meraih sebuah batu dengan tanganku yang lain dan menghancurkan kepalanya dengan batu itu. Menunjukkan indeksikal Id yang diperlihatkan Takashi untuk tetap menghancurkan kepala gadis itu, agar kepuasan dari Id nya terpenuhi ia harus membunuh hingga batok kepalanya retak. Berarti ego mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan antara Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang harus dipatuhi dan tidak boleh diabaikan sebab nanti akan mendapat hukuman, Seperti halnya dengan membunuh, hal ini sangat bertentangan dengan nilai moral dan agama dalam pandangan kehidupan di masyarakat. Tindakan membunuh merupakan suatu tindakan yang dianggap kejam dan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Dan membunuh termasuk ke dalam insting mati ekstern. Insting mati ekstern yang ciri-cirinya dapat diketahui dengan perilaku membunuh atau menyakiti orang lain. Tindakan Takashi membunuh gadis desa itu semata-mata untuk memperlihatkan kepada kakaknya bahwa ia adalah sosok yang kejam dan ia ingin dihukum atas perbuatannya itu oleh masyarakat desa. Cuplikan halaman 295 “Aku sangat ketakutan dan tidak memiliki keberanian untuk menceritakan yang sebenarnya kepada orang lain, Mitsu. Semua terjadi pada malam itu, ujar Taka dengan suara bergetar. Karena terlalu ketakutan hingga tak bisa menenangkan diri, dia mengharap aku menyelamatkannya. Kau tentu tidak bisa menyalahkannya, kan? Dan karena seks sudah menjadi kebiasaan kami, dia berpikir bisa menemukan penghiburan disana. Tapi, orang yang pengetahuan seksualnya sangat minim seperti yang kumiliki saat itu pun tahu, bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan segera setelah mengalami operasi semacam itu. Aku merasa takut membayangkan organ-organ seksualnya terluka jauh di dalam dan juga timbul suatu perasaan jijik secara fisik dan mental. Kau juga tidak bisa menyalahkan aku, kan? Tapi, dia tak bisa memahami hal-hal yang pasti terlihat jelas bagi orang kebanyakan. Ketika aku menolaknya, untuk pertama kalinya, dia tiba-tiba menjadi keras kepala. Dia meringkuk di sisiku dan berusaha menyentuh kemaluanku. Jadi, aku memukulnya. Pertama kali dia dipukul sepanjang hidupnya. Aku tidak pernah melihat manusia yang kelihatan begitu terkejut, atau begitu sedih dan berduka... lalu, beberapa saat kemudian dia berkata : ‘Semua tidak benar, apa yang kau katakan, Taka. Itu salah, meskipun kita merahasiakannya’. Dan keesokan paginya, dia bunuh diri. Analisis : Pada cuplikan Aku sangat ketakutan dan tidak memiliki keberanian untuk menceritakan yang sebenarnya kepada orang lain, Mitsu. Semua terjadi pada malam itu, ujar Taka dengan suara bergetar. Menunjukkan kecemasan dalam diri Takashi, bahkan sebelumnya ia tidak pernah menceritakan kebenaran yang sesungguhnya kepada orang lain karena ketakutan itu. Dalam dinamika kepribadian menurut Sigmun Freud, kecemasan seperti ini tergolong dalam kecemasan moral. Kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan Super Ego atas Ego individu yang telah atau sedang melakukan tindakan yang melanggar moral. Takashi sangat merasa bersalah dan ketakutan atas tindakan yang dilakukannya kepada adik perempuannya. Kemudian cuplikan Dia meringkuk di sisiku dan berusaha menyentuh kemaluanku. Jadi, aku memukulnya. Menunjukkan adanya indeksikal Cuplikan halaman 301-302 “Aku berlari menaiki anak tangga, saat aku melangkah kepalaku terantuk disana-sini. Seorang pria tergeletak setengah bersandar pada dinding, tepat di depan. Kulit wajah dan dadanya yang telanjang sobek dan berdarah seperti dihiasi irisan delima. Dia terlihat seperti patung dari gips seukuran manusia berwarna merah terang dan hanya memakai celana. Aku mengambil satu langkah ke depan dan merasakan selongsong dan darah licin di bawah alas kakiku, melihat mata yang digambar itu telah tertembus peluru, sehingga dua lubang suram seolah menatap ke arahku dari kedalaman. Pada dinding di samping kepala itu tertulis, dengan pensil merah yang sama ‘Aku mengatakan yang sebenarnya’ pria mati itu mengerang dalam. Sambil berlutut di genangan darah, aku menyentuh wajah Takashi yang merah dan tercabik. Tapi dia sudah benar-benar mati.” Analisis : Dari cuplikan di atas terlihat bahwa sikap Takashi untuk membunuh diri termasuk ke dalam indeksikal Id. Ego Takashi tidak dapat berfungsi dengan baik, seharusnya ego mampu menentang Id agar tidak melakukan tindakan yang dilarang atau dianggap suatu hal yang tidak wajar oleh lingkungan sosial, seharusnya ego melaksanakan tugasnya yang menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan Id tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan- tuntutan dari Super Ego. Perilaku bunuh diri Takashi mengarah kepada insting mati intern. Insting mati intern adalah perbuatan yang mengarah untuk menyakiti diri sendiri yang tampil dalam tindakan bunuh diri. Cuplikan ‘Aku mengatakan yang sebenarnya’ menunjukkan bahwa Takashi untuk pertama kalinya mengatakan kebenaran tentang kematian adik perempuan satu-satunya mereka tersebut. Takashi menganggap bahwa ialah penyebab kematian adiknya itu. Karena tidak sanggup menahan malu dan rasa bersalahnya itu Takashi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri .

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN