Stadium IIB Kanker Serviks
Pengobatan stadium IIB kanker serviks dapat dilakukan dengan terapi radiasi internal dan eksternal dikombinasikan dengan kemoterapi.
Stadium III Kanker Serviks
Pengobatan meliputi terapi radiasi internal dan eksternal dikombinasikan dengan kemoterapi.
Stadium IVA Kanker Serviks
Pengobatan dilakukan dengan terapi radiasi internal dan eksternal dikombinasikan dengan kemoterapi.
Stadium IVB Kanker serviks
- Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk meredakan gejala yang
disebabkan oleh kanker dan meningkatkan kualitas hidup.
- Kemoterapi
- Uji klinis obat antikanker baru atau kombinasi obat.
Penanganan kanker serviks, baik bedah atau non-bedah, sangat kompleks dan melibatkan multidisiplin spesialis. Manajemen perlu direncanakan pada setiap
penderita dengan mempertimbangkan luasnya penyakit, komorbiditas medis yang dapat membatasi pengobatan baik dengan metode bedah atau non-bedah, dan juga
keinginan penderita Palmer, 2010. Penderita kanker serviks yang diterapi dengan terapi radiasi memiliki
fungsi seksual yang lebih buruk dibandingkan dengan penderita yang mendapat terapi histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening. Oleh karena itu,
perlu pertimbangan tepat sebelum memulai terapi pada kanker serviks. Frumovitz et al, 2013.
2.3.9. Prognosa Kanker Serviks
Menurut American Cancer Society 2013, angka ketahanan hidup penderita kanker serviks berdasarkan stadium oleh American Joint Committee on
Cancer edisi ke-7 dan berdasarkan diagnosa pada tahun 2000 hingga 2002 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Prognosa kanker serviks ACS, 2013 Stadium Angka ketahanan hidup 5 tahun
0 93 IA 93
IB 80 IIA 63
IIB 58 IIIA 35
IIIB 32 IVA 16
IVB 15 Sumber: American Cancer Society, 2013. Survival Rates for Cervical Cancer by
Stage. Available from: www.cancer.orgcancercervicalcancerdetailedguidecervical-cancer-survival.
[Accessed 3 April 2013].
2.3.10. Pencegahan Kanker Serviks
Menurut World Health Organization 2013, pencegahan kanker serviks dibagi atas 3 yaitu, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan
tersier. 1.
Pencegahan primer: Anak perempuan 9-13 tahun
o Vaksinasi HPV
Anak perempuan dan laki-laki o
Informasi kesehatan dan peringatan tentang penggunaan tembakau. o
Pendidikan seksualitas disesuaikan dengan usia dan budaya. o
Promosi kondom penyisihan bagi yang terlibat dalam aktivitas seksual.
o Sirkumsisi pada laki-laki.
2. Pencegahan Sekunder
Wanita diatas 30 tahun Skrining dan pengobatan sesuai yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
o “Skrining dan obati” dengan Visual Inspection with Acetic Acid
VIA diikuti oleh cryotherapy. o
Tes HPV untuk jenis HPV risiko tinggi tipe 16,18, dan lain-lain 3.
Pencegahan Tersier Semua wanita yang membutuhkan
Pengobatan kanker invasif pada usia berapa pun o
Operasi ablatif o
Radioterapi o
Kemoterapi
Vaksinasi HPV memberi perlindungan terhadap infeksi HPV sebesar 89 Andrijono, 2007. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV dan lesi prakanker
hingga 5 tahun, tetapi tidak mengobati infeksi HPV yang sudah ada Scarinci et al, 2010. Saat ini, telah tersedia 2 vaksin untuk pencegahan kanker serviks yaitu
Gradasil Merck Co., Inc., mencegah dari infeksi HPV 6, 11, 16, dan 18 kuadrivalen, dan yang lain, Cervarix GlaxoSmithKline, mencegah dari infeksi
HPV 16 dan 18 bivalen Saslow, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di seluruh dunia. Kanker serviks juga merupakan salah satu
jenis kanker yang menyebabkan kematian paling banyak pada wanita. Pada tahun 2002, terdapat 493.000 kasus baru dan 274.000 yang meninggal dunia karena
kanker serviks. Ini menunjukkan mortalitas kanker serviks yang cukup tinggi yaitu lebih dari 50 daripada kasus baru kanker serviks Williams, 2008.
Kanker serviks merupakan kanker kedua paling umum pada wanita di seluruh dunia. Sekitar 80 kasus kanker serviks terjadi di negara berkembang
Munoz et al, 2003. Tingkat insiden tertinggi terdapat di sub-Sahara Afrika, Melanesia, Amerika Latin dan Karibia, Asia Tengah, dan Asia Tenggara Parkin,
2006. Prevalensi penyakit kanker serviks lebih tinggi di negara berkembang
daripada negara maju. Hal ini disebabkan karena pelayanan kesehatan yang kurang memadai di negara berkembang. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan pemeriksaan dini masih rendah. Lebih dari 50 kelompok wanita didiagnosa dengan penyakit kanker serviks menunjukkan tidak pernah melakukan
pemeriksaan Pap smear Goldman, 2007. Faktor risiko yang memicu terjadinya kanker serviks antara lain infeksi
HPVHuman Papilloma Virus, merokok, infeksi HIVHuman Imunodeficiency VirusAIDSAcquired
Immunodeficiency Syndrome,
diet, penggunaan
kontrasepsi oral, jumlah paritas, sosial ekonomi, dan riwayat keluarga yang pernah menderita kanker serviks American Cancer Society, 2012.
Menurut data dari Sistem Informasi RS tahun 2008 menunjukkan kanker payudara 18,4 menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh
RS di Indonesia, disusul kanker serviks 10,3, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik 8,2, leukemia 7,3, dan Limfoma non Hodgkin 6,5
Kemenkes RI, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa penyakit kanker serviks merupakan penyakit yang sangat serius dan membutuhkan tindakan pengobatan
yang cepat serta tindakan pencegahan yang tepat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti prevalensi penderita kanker serviks di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik.
1.2. Rumusan Masalah