Ditemukannya  penderita  kanker  serviks  pada  usia  lanjut  menunjukkan bahwa  perhatian  masyarakat  terhadap  deteksi  dini  kanker  serviks  masih  buruk,
disamping  insiden  yang  tinggi  pada  usia  lanjut  menunjukkan  bahwa  kanker serviks  biasanya  baru  dapat  diketahui  setelah  mencapai  stadium  lanjut  karena
pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
5.2.2. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Kelompok Berat Badan
Hasil penelitian terhadap usia sampel berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa penderita kanker serviks terbanyak berada pada kelompok berat badan 41
– 50 kg,
yaitu  sebesar 38 69 orang, disusul oleh penderita yang dikelompokkan dalam
rentang  berat  badan  51 – 60 kg yaitu 32 58 orang. Belum banyak penelitian
yang  menggambarkan  distribusi  berat  badan  pada  penderita  kanker  serviks. Beberapa  diantaranya  disebabkan  tidak  tersedianya  sumber  data  yang  adekuat.
Pada penelitian Lacey 2003, yang dilakukan pada 124 penderita kanker serviks jenis  adenokarsinoma,  139  penderita  kanker  serviks  jenis  squamous  cell
carcinoma, dan 307 orang kontrol  menunjukkan adanya hubungan indeks massa tubuh IMT30 dengan kejadian kanker serviks jenis adenokarsinoma. Selain itu,
Lee  2013  pada  penelitiannya  di  Korea  yang  melibatkan  1125  orang menunjukkan adanya hubungan obesitas dengan kejadian kanker serviks.
Oleh  karena  penelitian  ini  hanya  menggambarkan  distribusi  berat  bedan penderita,  bukan  IMT,  maka  belum  dapat  disimpulkan  mengenai  distribusi
ataupun  mengenai  keterkaitan  antara  berat  badan  dengan  kanker  serviks,  bila dibandingkan  dengan  penelitian-penelitian  sebelumnya  yang  kebanyakan
menggambarkan distribusi IMT.
5.2.3. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Jumlah Paritas
Dari  hasil  penelitian  berdasarkan  tabel  5.3.  kejadian  kanker  serviks  paling banyak  dijumpai  pada  penderita  dengan  jumlah  paritas  3
–  5  kali.  Hasil  yang didapatkan  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Irvianty  2011  di
Rumah  Sakit  Hasan  Sadikin  Bandung  bahwa  sebanyak  80,4  penderita  dengan jumlah  paritas  ≥3  kali.  Pada  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Mhaske  2011
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan  133  orang  28,78  dengan  jumlah  paritas  4  memiliki  hubungan kuat  antara  jumlah  paritas  dengan  perkembangan  kanker  serviks.  Sedangkan
menurut  Jensen  2013  yang  melibatkan  1353  subjek  penelitian  menunjukkan paritas tinggi memperbesar risiko untuk terkena kanker serviks.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Basoeki 2012 di RSU Dr. Saiful Anwar Malang menunjukkan jumlah kasus kanker serviks pada jumlah paritas 3
kali memiliki risiko untuk terkena kanker serviks 6,333 kali lebih besar daripada pasien  dengan  jumlah  paritas  3  kali.  Hasil  pemelitian  juga  sesuai  dengan
penelitian  sebelumnya  oleh  Prananda  2013  di  RSUP  H.  Adam  Malik  Medan tahun 2011 menunjukkan hasil tertinggi pada kelompok jumlah paritas 3
– 5 kali yaitu 206 orang 56,1. Wanita dengan paritas tinggi dan persalinan pervaginam
akan  menimbulkan  banyak  perlukaan  sehingga  akan  memudahkan  terjadinya infeksi  dari  HPV  Human  Papilloma  Virus  sebagai  penyebab  terjadinya  kanker
serviks.
5.2.4. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Kanker