Aktivitas dakwah yayasan pesantren islam bina sani cemerlang Al-futuwwah bagi komunitas Pemulung dalam mengantisipasi pemurtadan

(1)

AKTIVITAS DAKWAH YAYASAN PESANTREN ISLAM BINA SANI

CEMERLANG AL FUTUWWAH BAGI KOMUNITAS PEMULUNG

DALAM MENGANTISIPASI PEMURTADAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

OLEH:

IKHLAS AL’ALA

NIM: 107053000229

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil menjiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2011


(5)

i ABSTRAK

Ikhlas Al a’la, Aktivitas Dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah bagi Komunitas Pemulung Dalam Mengantisipasi Pemurtadan, dibawah bimbingan Bapak Drs. Study Rizal, MA.

Upaya pemurtadan melalui kristenisasi yang dilakukan oleh para misionaris bukan merupakan hisapan jempol belaka, tetapi sebuah fakta. Telah banyak umat Islam yang berhasil di murtadkan, dengan berbagai macam cara seperti, dipacari, dibawa kabur, diberikan bantuan-bantuan berupa sembako, beasiswa dan persalinan. Yang semua maksud dari cara-cara diatas adalah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mengkafirkan umat Islam, terlebih lagi para misionaris ini mengerti kondisi financial yang dimiliki mayoritas komunitas pemulung.

Kemiskinan yang membelit sebagian besar pemulung serta pengetahuan tentang keagamaan teramat minim yang mengakibatkan mereka harus menempuh jalan yang tidak baik bahkan sampai harus mengadaikan keimanan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari guna menyambung hidup dikemudian hari. Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah bertujuan untuk memasyarakatkan persepsi dan amaliah keIslaman dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan SDM umat islam dalam segala bidang, sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik bagi pribadi agama dan bangsa ini.

Dalam skripsi ini dijelaskan, bahwa peran Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah dalam mengantisipasi pemurtadan bagi komunitas pemulung sangatlah diperlukan, karena menyangkut eksistensi keIslaman dalam diri mereka dengan ditunjang dengan program-program dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana program dakwahYPI BSC Al Futuwwah dalam mengantisipasi pemurtadan, dengan menggunakan program dakwah.

Dalam hal ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif terhadap penulisan skripsi ini, dan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara kepada pihak yang bersangkutan mengenai judul penulis, terakhir adalah dokumentasi sebagai pelengkap, ketika data tidak bias diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

Dari hasil penelitian penulis maka penulis dapat menyimpulkan program dakwah YPI BSC Al Futuwwah bagi komunitas pemulung dalam mengantisipasi pemurtadan, dengan menggunakan program dakwah bil lisan, bil qolam dan bil haal.


(6)

i


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis penjatkan ke Hadirat-Mu Ya Allah, kiranya demikianlah yang dapat penulis ucapkan menyertai rampungnya penulisan skripsi. Penulis sempat mengalami stagnasi dalam penuyusunannya disebabkan beberapa hal, keraguan dan putus asapun sempat terbesit akan terselesaikannya skripsi ini. Akan tetapi berkat petolongan-Nya yang telah memberikan taufik, hidayah serta berbagai macam nikmat lahir maupun batin dan hanya karena Allah jualah yang telah memberikan bimbingan, kemampuan serta membekali suatu kemuliaan yang tak ternilai harganya berupa sedikit ilmu dan wawasan kepada penulis sebagai hamba-Nya yang fakir dan dha’if, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menapaki seluruh hidupnya dengan perjuangan yang panjang dan konsisten demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi. Juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN “ Syarif Hidayatullah” Jakarta, beserta seluruh jajaran Dekanat.

2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu dan membimbing selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Manajemen Dakwah.


(8)

iii

mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Pimpinan Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada lembaga yang di pimpinnya.

5. Segenap dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selam menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah.

6. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Universitas Terbuka Pondok Cabe segenap karyawannya, yang telah membantu penulis serta memberikan fasilitas dalam pengumpulan bahan-bahan tulisan berupa kepustakaan. 7. Keluarga besar, Ayahanda Bapak H. Bayaroh yang telah mencurahkan kasih sayang,

do’a, dan kesabaran ketika menghadapi penulis yang sempat ngedrop selama penulisan ini, Mama tersayang yang selalu membuat penulis semangat ketika penulis merindukan diri mu, Adik-adik ku Nur Aftiani dan Suami, Lina Dina Maudina dan Istiadzah Kamilah yang selalu memberikan penulis hiburan selama pengetikan skripsi ini.

8. Untuk semua sahabat yang kompak selalu dengan disertai keceriaan dan canda yang selalu setia membantu penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.


(9)

iv

Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis.

Ciputat, 21 Juni 2011

PENULIS


(10)

vii

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……….v

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….... 6

D. Tinjauan Pustaka……….. 7

E. Metodologi Penelitian……….. 8

F. Waktu dan Tempat Penelitian……… 11

G. Sistematika Penulisan……… 11

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG PROGRAM DAKWAH DAN PEMURTADAN……… 13

A. Program Dakwah ……… 13

1. Pengertian Program Dakwah……….. 13


(11)

vii

B. Pemurtadan………... 19 1. Pengertian Murtad dan Pemurtadan……… 19

2. Sejarah Gerakan Pemurtadan dalam Islam……….. 25

BAB III. Gambaran Umum Yayasan Pesantren Islam BSC Al

Futuwwah……… 32

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pesantren Islam BSC Al

Futuwwah……… 32 B. Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Pesantren Islam BSC Al

Futuwwah………. 38

C. Letak Geografis Yayasan Pesantren Islam BSC Al

Futuwwah………. 39

D. Struktur Organisasi dan Program Kerja Yayasan Pesantren Islam

BSC Al Futuwwah……….. 42 E. Biografi Ketua Yayasan BSC AL Futuwwah………. 48

BAB IV. Analisis Program Dakwah Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah Bagi Komunitas Pemulung dalam Mengantisipasi

Permurtadan………. ……… 52


(12)

vii

DAFTAR PUSTAKA……… 65


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia disegala sendi kehidupannya tidaklah bisa mengarungi kehidupan yang serba fana tanpa mempunyai landasan yang kokoh dan kuat. Jika manusia hidup tanpa mempunyai landasan yang kokoh, maka akan berakibat buruk bagi kehidupannya, hidupnya selalu dihantui keresahan dan kebimbangan tiada tara yang akan berakibat ketidak harmonisan dalam hubungan sosial vertikal maupun horizontal. Maka dari itu agama Islam memberikan solusi kehidupan manusia agar lebih berarti dan bermakna.

Terlebih lagi gencar sekali gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin memecah persatuan umat Islam

dengan membentuk kelompok (jama’ah) atau ajaran yang berlabel Islam namun, pada hakikat ajaranya jauh dari ajaran Islam bahkan sesat menyesatkan. Dan ada juga yang ingin menghancurkan persatuan umat Islam dengan misi yang dilakukan oleh kaum misionaris yang tak ada hentinya mengkafirkan umat Islam sampai mereka berhasil menjadikan agama mereka agama mayoritas yang dipeluk oleh penduduk warga Indonesia.1

1

Tim FAKTA, Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2002),cet ke1,h.9


(14)

Seperti yang terjadi pada masyarakat kelas bawah (pemulung) yang memilki ekonomi rendah, para misionaris ini pintar mencari celah yang mana mereka memberi sumbangan baik sembako bahkan sampai memberikan beasiswa cuma-cuma kepada mereka, dan mengajak anak-anak kelas bawah ini rekreasi, sehingga mereka beranggapan bahwa masih ada orang yang peduli terhadap mereka tanpa melihat apa yang sebenarnya yang akan dibawa misionaris kepada mereka.

Setelah itu, misionaris mulai melancarkan strategi-strateginya seperti membuka private gratis ditempat tinggalnya dan menyisipkan didalam kegiatan belajar mengajar dengan lagu-lagu rohani Kristen, sehingga banyak anak-anak pemulung yang sudah hafal lagu-lagu rohani Kristen.

Jika kaum misionaris dapat leluasa untuk masuk dalam komunitas pemulung ini dan menanamkan ajaranya maka akan memberikan dampak negatif yang akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat dan dapat mengakibatkan perpecahan umat, bahkan lebih berbahaya karena keyakinan akan terus tumbuh dan turun-temurun, jika orang tua mereka telah dikafirkan oleh para misionaris maka secara langsung anak-anak mereka akan diajarkan ajaran-ajaran yang dianut oleh orang tuanya.

Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan umat manusia, bilamana agama Islam mencakup segenap kehidupan ini dijadikan


(15)

3

sebagai pedoman dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam yang maknanya adalah hanya dengan Islam dunia akan menjadi selamat, dan sebaliknya tanpa Islam dunia akan rusak oleh eksploitasi manusia. Tanpa dakwah tentu saja prinsip Ilahi atau prinsip Islam akan terkubur oleh peraturan hidup manusia. Drs. Abd. Rosyad Shaleh mengatakan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Dakwah Islam bahwa

untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal yang ma’ruf dalam setiap segi, maka Allah SWT, telah menurunkan syari’at, dengan segenap aturannya

memberikan stimulasi bagi tumbuh dan berkembangnya hal-hal yang ma’ruf itu.2

Sebagai umat Islam yang mempunyai peran yang sangat penting sebagai pelaku yang menyebar dan menumbuhkan benih-benih amal ma’ruf itu di tengah -tengah pergaulan hidup manusia. Usaha untuk menyebarkan luaskan Islam serta merealisasikan ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia adalah sebagai dari usaha dakwah yang dilaksanakan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.3

Penyampaian dakwah harus disebarkan secara luas, tidak terkecuali bagi mereka yang memiliki kondisi ekonomi kelas bawah khususnya pemulung yang

2

Abd. Rosyad Shaleh, Menajemen Dakwah Islam, Jakarta. Bulan Bintang, 1977, cet. Ke. 1. h. 17

3


(16)

sangat rentan dengan pemurtadan karena para pemulung ini tidak didasari dengan landasan ketaqwaan yang kuat dan cenderung perekonomian mereka yang lemah sekali yang menyebabkan mereka mudah diiming-iming dengan bermacam-macam kenikmatan yang fana yang selama ini mereka dambakan, mereka inilah yang wajib diberi penyejuk dalam menjalani aktifitasnya yaitu dengan mengkomunikasikan ajaran-ajaran islam melalui berbagai cara, baik lisan, tulisan dan media lainnya atau dengan kata lain adalah dakwah, agar amaliyah yang terus meningkat kuantitas dan kualitasnya, sehingga muslim yang bersangkutan semakin mendekati pada kondisi muslim kaffah di mana seluruh aspek kehidupan baik

qauliyah maupun fi’liyah senantiasa selalu berada dalam koridor syari’at islam.

Maka dari itu jika diri manusia tidak diberikan suatu pencerahan atau seruan kepada kebaikan dalam mengarungi kehidupan akan timbul kesesatan serta ajakan-ajakan dari pihak luar islam untuk meyakini mereka yaitu dengan permurtadan-permurtadan. Murtad secara etimologi dalam bahasa Arab dari kata keadaan mundur, kembali kebelakang.4

Karena pada hakikatnya tujuan dakwah adalah memanggil kepada syariat, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau persoalan hidup rumah tangga, berjamaah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku, bernegara, bertatanegara. Agar dakwah berjalan dengan baik diperlukan program

4

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawir, (Surabaya : Pustaka Progres, 1997), Cet 14, h. 486


(17)

5

dimana hakikat atau tujuan dari dakwah tersebut dapat berjalan dan efektif. Agar dakwah yang disampaikan tetap berjalan maka dakwah haruslah dijadikan sebuah program karena suatu program memiliki Tujuan sehingga dakwah tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diaplikasikan dakwah tersebut dalam kehidupan.

Program dakwah bagi para pemulung sangatlah diperlukan dalam mengantisipasi pemurtadan di kalangan pemulung yang akan berdampak buruk bagi pribadi pemulung itu sendiri dan menimbulkan keresahan pada masyarakat. Hal ini disebabkan karena banyak pemurtadan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin menurunkan dan menghilangkan eksistensi keIslaman pada diri mereka dengan cara memberikan dana atau modal untuk melakukan usaha dengan perjanjian. Mereka para pemulung harus meninggalkan Islam dan mengikuti ajaran atau agama mereka dan memberikan paham kesesatan tentang Islam yang dapat melunturkan keyakinan mereka kepada ajaran islam.

Melihat fenomena yang terjadi diatas maka dibutuhkan sebuah wadah untuk mengantisipasi fenomena yang terjadi dikomunitas pemulung yaitu pemurtadan, Maka dari itu Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah terjun langsung untuk mengaplikasikan program-program dakwah bagi komunitas pemulung dalam mengantisipasi pemurtadan bagi komunitas pemulung.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, penulis sangat tertarik untuk mengambil judul “Aktivitas Dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani


(18)

Cemerlang Al Futuwwah bagi Komunitas Pemulung dalam Mengantisipasi

Pemurtadan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka batasan-batasan masalah sekitar, Analisis Program Dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah bagi Komunitas Pemulung dalam Mengantisipasi Pemurtadan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana program dakwah Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah bagi komunitas pemulung dalam mengatisipasi permurtadan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : Menjelaskan program dakwah Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah bagi komunitas pemulung dalam mengantisipasi permurtadan.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis


(19)

7

Secara akademis, penelitian ini untuk menambah khazanah pengetahuan tentang program dakwah Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah terutama dalam mengantisipasi permurtadan.

b. Secara praktis

1) Untuk bahan masukan (input) bagi pihak Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah sebagai tindakan program dakwah guna dalam mengantisipasi pemurtadan bagi komunitas pemulung.

2) Untuk bahan masukan (input) bagi Fakultas Dakwah dan komunikasi dalam hal penelitian program dakwah sebagai upaya mengantisipasi pemurtadan.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang hamper sama dengan yang akan penulis teliti.

Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, penulis akhirnya menemukan skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti, skripsi tersebut antara lain, skripsi dari Nurhasanah (1053001796) yang berjudul Strategi Menangkal Pemurtadan Forum Arimatea Jakarta, dalam skripsi ini Nurhasanah memaparkan tentang teknik perumusan strategi forum aritmatea dalam menangkal pemurtadan, sedangkan yang membedakan dengan skripsi


(20)

penulis yaitu lebih mengarah kepada program dakwah yayasan dan cakupan dari skripsi penulis lebih focus kepada komunitas pemulung.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang secara langsung, berupaya mencari data berupa kata-kata, tulisan dan lisan.5 Data-data yang sudah terkumpul dianalisa secara mendalam. a. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dari penelitian adalah Yayasan Pesantren Islam YPI. Kemudian yang menjadi objek adalah Program Dakwah Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data diantaranya :

1) Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan kunjungan langsung ke beberapa perpustakaan, untuk sumber tertulis baik itu buku, artikel, dan hasil tertulis lainya. Yang bersangkutan dengan pembahasan penulis. Penelitian ini merupakan kegiatan tela’ah pustaka dengan teknik dokumentasi terhadap sumber buku, kitab-kitab

5

Sudarto, Metodologi penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002. Cet ke 3. H. 62


(21)

9

dan lainya yang mendukung dengan kegiatan penulis serta dapat dijadikan acuan dalam suatu penelitian.

2) Penelitian Lapangan

Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis melakukan kegiatan observasi langsung ke tempat penelitian tersebut, dan penelitian ini dilakukan dengan cara meminta data-data dan dokumen langsung kepada objek yang diteliti dan pendapat para pakar yang berkaitan dengan penelitian ini.

Setelah data dan informasi sudah didapatkan, lalu dikumpulkan untuk ditelaah lebih jauh guna mendapatkan atau mengetahui fenomena yang ada hingga dapat menghasilkan data.

3) Observasi

Menurut E.C Wragg dalam bukunya An Introduction Classroom

observation yang dikutip oleh Nurul Hidayati, Observasi yaitu

pengamatan secara sistematis dan analisis yang memegang peranan sangat penting untuk melihat tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara satu dengan peristiwa yang lain menjadi jelas.6 Pengumpulan data dengan teknik nini dilakukan dengan mengandalkan pengamatan ke Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah Cipete Jakarta Selatan, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang Kegiatan

6

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 8


(22)

Dakwah yang dilakukan Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah Cipete Jakarta Selatan melalui cacatan lapangan dan dari dokumen kegiatan program dakwah.

4) Wawancara

Yaitu teknis penulis melakukan wawancara atau komunikasi langsung antara pengumpul data dengan responden atau informan dengan melakukan interview kepada pihak-pihak yang dianggap memberikan Informasi mengenai pembahasan untuk kepentingan penelitian.7 Dan wawancara ini penulis lakukan berkali-kali untuk mendapatkan data yang akurat, dengan mewawancarai M. Sanwani Naim, selaku Pimpinan dan beliau kompeten dalam hal ini. Dan Umar Kamal selaku sekretaris yayasan.berupa percakapan secara tatap muka langsung kepada pihak yang bersangkutan seperti Ketua Yayasan dan Pemulung setempat dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada orang-orang yang di anggap perlu dan mewakili dalam penelitian ini.

5) Dokumentasi

Yakni mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan transkip, buku, agenda dan foto kegiatan, dan sebagainya.8

c. Analisis Data

7

Sutrino Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1994), h. 136

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Edisi Revisi II, h. 202


(23)

11

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data yang kemudian di analisis sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah itu disusun dalam laporan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah pengumpulan data yang kemudian disajikan selanjutnya dianalisis untuk mengungkap arti data tersebut.

F. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Waktu penelitian penulis laksanakan di jam kerja yakni diantara jam 09.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB, dimulai dari bulan Maret-Mei.

2. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini di Lokasi penelitian bertempat di Yayasan Pesantren Islam Boarding School of Cipete Al-Futuwwah yang beralamat di Jalan H. Tholib Cipete Utara, Jakarta Selatan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam membahas masalah yang diteliti, maka penulis membagi pembahasan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penlitian, Metodelogi Penelitian, Sistematika Penulisan.


(24)

2. Bab II Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan dijelaskan Aktivitas Dakwah, Pengertian Program Dakwah, Tujuan Program Dakwah. Pemurtadan, Pengertian Murtad dan Pemurtadan, Sejarah Gerakan Pemurtadan dalam Islam. 3. Bab III Gambaran umum Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang

Al-Futuwwah (YPI BSC AL-FUTUWWAH) membahas tentang sejarah berdirinya Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah,visi dan misi Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah, Letak geografis, struktur organisasi dan program kerja pengurus Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah.

4. Bab IV Anlisis Program Dakwah Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah bagi komunitas Pemulung dalam mengantisipasi pemurtadan dan faktor pendukung serta penghambat dalam kegiatan program dakwah Yayasan Pesantren Islam Boarding School of Cipete Al-Futuwwah di lingkungan para pemulung.

5. Bab V Penutup Merupakan bab terakhir dari tulisan ini, yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


(25)

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PROGRAM DAKWAH DAN PEMURTADAN

A. Program Dakwah

1. Pengertian Program Dakwah

Program Dakwah terdiri dari dua suku kata : Program dan Dakwah. Secara etimologis, Kata program berasal dari bahasa Inggris Programme yang berarti aturan atau rencana.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah

“rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan”2

. Dalam arti yang sama, program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan.3

Adapun pengertian secara terminologi, I Gede Suyatno

menjelaskan bahwa : “ Program merupakan pernyataan tertulis tentang

sesuatu yang harus dimengerti dan diusahakan, program menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan program dapat

1

Morrison, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang : Ramdina Prakarsa 2005),Cet , 1, h. 97

2

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3 (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Cet.2, h. 897

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet ke 9,h. 702


(26)

hendak dicapai, masalah-masalah yang hendak dipecahkan

pemecahanya”.4

Sedangkan Dakwah berasal dari kata Bahasa Arab, yakni dari kata

Da’a, yad’u, da’watan yang artinya adalah menyeru, mengajak,

memanggil.5

Dakwah secara terminologi menurut Syeikh Ali Mahfuz yang

dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh yaitu : “Mendorong manusia agar

berbuat kebajikan dan menurut petunjuk , menyeru, kepada mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar

mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.6

Menurut Hasanuddin Ibnu Hibban dalam bukunya, dakwah adalah kegiatan mengajak umat manusia supaya masuk kedalam ajaran Allah (sistem Islam) dalam semua segi kehidupan, bentuk kegiatan mengajak terdiri dari mengajak dengan lisan (dakwah bil lisan), dan mengelola dan mengorganisir kegiatan dakwah (bi at tadbir bi al nidzhom) manajemen dakwah secara efektif dan efisien serta program dan kegiatan dengan sumber daya dan waktu yang tersedia, mengajak dengan tulisan (dakwah

bil qolam) dikenal sebagai tabligh islam, mengajak dengan tindakan nyata

(dakwah bil haal) yang disebut dengan pengembangan masyarakat

islam.7

4

I Gede suyatno, Program Pengabdian Masyarakat bentuk, jenis, dan sifatnya dalam metodologi PPM, (Lampung : Universitas Lampung, 1986), h. 88

5

Hasanuddin Ibnu Hibban, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39

6

Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, Indonesia, 1997, h.8

7

Hasanuddin Ibnu Hibban MA, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.51-52


(27)

15

Dengan demikian, program dakwah adalah sederetan rencana atau kegiatan yang akan dilakukan melalui program dakwah bil lisan yaitu dengan media penyiaran (broadcasting), dakwah bil qolam yaitu melalui media massa

(journalism), dan dakwah bil haal melalui aksi atau tindakan nyata untuk

meningkatkan kualitas umat yang pada akhirnya akan membawa pada perubahan sosial.

Melihat pernyataan diatas adapun bentuk dakwah antara lain adalah : 1) Dakwah Bil Lisan

Dakwah bil lisan adalah memanggil, menyeru kejalan Tuhan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menggunakan lisan (bahasa).8 Kegiatan dakwah bil lisan meliputi :

a) Mudzakarah adalah menggingatkan orang lain jika berbuat

salah, baik dalam ibadah maupun perbuatan.

b) Qaulun Ma’rufun adalah dengan berbicara dalam pergaulan

sehari-hari yang disertai dengan misi ajaran Islam.

c) Nasehat yaitu memberi nasehat kepada orang lain yang tengah dilanda masalah kehidupan agar mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik.

d) Majelis Ta’lim yaitu dengan memberikan penjelasan terhadap bab-bab ajaran Islam dengan menggunakan kitab dan diakhiri dengan dialog.

8

H. Munzier Suparta, MA & H. Harjani. Lc. MA, (Editor), Metode Dakwah, (Jakarta :Prenda Media,2006) cet ke-2, h. 215


(28)

e) Pengajian Umum yaitu menyajikan materi dakwah di depan umum, isi dari materi tersebut jangan terlalu banyak, tetapi yang terpenting dapat menarik perhatian mad’u.

f) Mujadalah yaitu dengan berdebat menggunakan argumentasi

serta alas an dan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan menarik kesimpulan.9

2) Dakwah Bil Haal

Dakwah bil haal menurut Alamsyah Ratu Prawira Negara kata haal disini menunjukan keadaan seperti dapat dicontohkan seperti usaha membantu orang jahat untuk menjadi individu yang tawakal dan penuh taubat, yang dimana keadaan orang tersebut berubah yang pada awalnya individu yang jahat menjadi individu yang tawakal dan penuh taubat, atau seperti mendidik orang bodoh agar lebih berilmu.10

Aqib Suminto memberikan pengertian dakwah bil haal adalah amaliah berupa pengembangan masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan sosial, ekonomi, budaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.11

Nampak jelas bahwa dakwah bil haal lebih tertuju pada sikap dan perilaku yang mengarah pada perubahan terhadap kondisi yang

9

Rafiudin, Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 58

10

Alamsyah Ratu Prabu Negara, Dakwah bil Haal Menutup jurang dhua’fa, (Jakarta : Panji Masyarakat, 1985), h. 14

11

Aqib Suminto, Pendekatan Dakwah Bagi Masyarakat Modern Indonesia, (Jakarta : Pelita, 1989), h, 10


(29)

17

kurang baik kepada kondisi yang lebih baik, seperti meningkatkan

taraf hidup masyarakat bawah, meningkatkan kesehatan kaum dhua’fa,

meningkatkan kesejahteraan, memberikan aplikatif dan lain-lain. 3) Dakwah Bil Qolam

Menurut Suf Kasman dakwah bil qolam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan, dakwah ini memerlukan keahlian khusus dalam hal menulis dan merangkai kata-kata sehingga penerima dakwah tersebut akan tertarik untuk membacanya tanpa mengurangi maksud yang terkandung didalamnya, dakwah tersebut dapat dilakukan melalui media massa seperti surat kabar, buku, majalah, buletin melalui internet serta penulisan kaligrafi ayat-ayat suci al Qur’an, dan yang namanya dakwah bil qolam tidak terlepas dari memahami makna tulisan, dalam kontek ini tulisan memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai alat komunikasi atau komunikasi ideyang produknya berupa ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni jurnalistik.12

Dakwah bil qolam ala Rasululloh yaitu dengan mengirimkan surat-surat pribadi yang dimana suarat-surat ini dikirimkan kepada Raja-Raja non Islam, antara lain kepada Kaisar Romawi, Kisra Persia, Mukaukis (Mesir), Raja Najasyi Afrika dan lain-lain. Surat Rasululloh

selalu dimulai dengan “Bismillahirrahmanirrahim” setelah

12

Suf Kasman, Jurnalisme Universal, Menelusuri Prinsip-Prinsip dakwah bil qolam dalam Al Qur’an, (Jakarta: Teraju, 2004), Cet ke 1, h. 219


(30)

mengucapkan selamat, maka Rasululloh mengajak para pembesar supaya menganut ajaran Islam.13

Dengan memahami secara cermat pembagian dakwah tersebut, maka jelaslah bahwa dakwah tidak cukup hanya dengan ceramah dan Tujuan Program Dakwah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tujuan adalah Arah, haluan (jurusan), Yang dituju: maksud tuntutan(yang dituntut).14

Menurut Suharsimi Arikunto, tujuan program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.15

Adapun tujuan program dakwah bil lisan adalah untuk menyampaikan pesan dakwah secara lisan yang memang relevan dengan kebutuhan masyarakat.16 Oleh karena proses dakwah ini disampaikan dengan lisan, maka setiap kata-kata yang akan disampaikan harus benar, dan juga harus menguasai ilmu-ilmu dan memperhatikan setiap ayat dan hadist yang akan disampaikan.

Tujuan program dakwah bil qolam adalah untuk menyampaikan pesan dakwah melalaui tulisan dengan menumbuhkan jurnalistik Islami

13

K.H Firdaus A.N, Panji-Panji Dakwah, (Jakarta : CV, Pedoman Ilmu Jaya, 1991), Cet ke 1, h. 11

14

Department Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2007) edisi ke-3, h.1216

15

Suharsimi Arikunto,Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998), h. 35

16

Nurul Badruttamam MA, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta penerbit grafindo khazanah ilmu 2005), cet 1, h. 174


(31)

19

atau menjadikan pers Islami sebagai ideologi para jurnalis Muslim demi membela kepentingan islam dan ummatnya, dan juga mensosialisasikan nilai-nilai Islam sekaligus meng-counter serta mem-filter derasnya arus jahiliyah barat.17

Menurut Asep Syamsul dalam bukunya jurnalistik dakwah, tujuan dari program dakwah bil qolam adalah merupakan senjata kaum muslimin dalam melawan serbuan pemikiran (ghazwul fikr), pihak-pihak yang hendak merusak aqidah, pemikiran, dan perilaku umat islam melalui media massa.18Tujuan program dakwah bil haal adalah untuk pengembangan masyarakat serta meningkatkan kualitas umat yang pada akhirnya akan membawa perubahan sosial.19

Pemurtadan

1. Pengertian Murtad dan Pemurtadan

Secara etimologi, kata riddah atau murtad yang berarti keadaan mundur, kembali kebelakang.20

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “murtad adalah berbalik, kafir, membuang Iman dan berganti menjadi ingkar. Sedangkan pemurtadan adalah proses, cara, perbuatan memurtadkan. 21

Al baqoroh 108

17

Ibid, h. 183

18

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet 1, h. 23

19

Nurul Badruttamam MA, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta penerbit grafindo khazanah ilmu 2005, cet 1, h. 184

20

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al Munawir, (Surabaya : Pustaka Progres, 1997), Cet 14, h. 486

21

Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal 765


(32)

108. Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.

Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah mengartikan “riddah atau murtad adalah kembali atau murtad adalah kembali atau mundur dari jalan dimana dia datang.22

Menurut Hartono, “murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam kepada agama lain seperti Nasrani, Yahudi atau beralih kepada aliran yang bukan agama seperti Mulhid (mengingkari agama) dan komunisme atas keingginan sendiri.23

Untuk mengetahui beberapa indikasi seseorang dapat dikatakan murtad adalah sebagai berikut :

a. Mencaci Allah, Rasul dan Malaikat.

b. Mengingkari Rububiyyah (hanya Allah yang menciptakan dan memelihara alam semesta) atau huluhiyyah (hanya Allah yang berhak disembah), atau mengingkari risalah dari salah satu Rasul atau mempunyai keyakinan aka nada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.

22

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah II, (Beirut : Dar Al-Fiqr,1983), Cet ke 4, h. 381

23

Hartono Ahmad Jaiz, Ada Pemurtadan di IAIN (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,2002), Cet ke 3, h. 155


(33)

21

c. Mengingkari salah satu hal yang telah diwajibkan seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan berbuat baik kepada kedua orang tua, jihad dan sebagainya

d. Membolehkan segala macam yang telah diharamkan oleh agama seperti meminum-minuman keras, mencuri, membunuh dan sihir.

e. Mengingkari salah satu surat, ayat atau huruf dalam Al Qur’an. f. Mengingkari salah satu sifat Allah, seperti sifat Maha

Mengetahui Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Penyayang.

g. Meremehkan ajaran agama Islam, melempari Al Qur’an dengan kotoran, Menginjak untu merendahkannya.

h. Memiliki keyakinan bahwa tidak ada kebangkitan setelah kematian dan tidak ada siksa dan nikmat kubur dan nikmat dan siksa pada hari kiamat.24

Dalam Ensiklopedia Islam Indonesia, murtad adalah orang yang melakukan riddah. Riddah makna aslinya adalah kembali ke tempat atau jalan semula. Namun kemudian, istilah ini dalam penggunaannya lebih banyak dikhususkan untuk pengertian kembali atau keluarnya seseorang dari agama Islam kepada kekufuran atau pindah kepada agama selain Islam. Dari pengertian riddah ini, dapat diartikan tentanng pengertian murtad yaitu keluar, berbalik dar keyakinan terhadap ajaran islam kepada

24


(34)

keyakinan diluar islam, sehingga menyembah selain Allah, atau orang islam keluar dari agama (Islam) yang dianutnya kemudian pindah (memeluk) agama lain atau sama sekali tidak beragama.25

Sedangkan pemurtadan adalah perbuatan mengajak orang lain untuk keluar dan berpindah keyakinan selain Islam. Perpindahan agama dari agama lian menjadi seseorang muslim merupakan suatu yang diharapkan, sebaliknya seseorang yang keluar dari Islam dilarang keras oleh syariat Islam. Meskipun demikian, penghukuman terhadap mereka yang keluar dari Islam jarang dilakukan.26

Berdasarkan fakta dilapangan, gerakan pemurtadan melalui kristenisasi semakin gencar dilakukan oleh kaum misionarisdan tak ada hentinya sampai mereka berhasil menjadikan agama mereka agama mayoritas yang dipeluk oleh penduduk warga Indonesia. Adapun strategi dan rencana pokok misionaris adalah bagaimana mereka memurtadkan orang-orang Islam untuk masuk ke agama Kristen, menjauhkan umat islam dari ajarannya dengan cara merusak akhlak, membuat ragu terhadap ajaran islam. Strategi selanjutnya adalah menghancurkan persatuan khususnya umat Islam yakni dengan membuat agama palsu dan strategi multiplikasi rohani yaitu memenangkan, membina dan melatih kemudian mengutus untuk melakukan pemurtadan.27

25

Harun Nasution, Ketua Tim, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992),h. 696

26

Ibid, h. 696

27

Tim FAKTA, Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2002),cet ke1,h.9


(35)

23

Karena banyaknya gerakan pemurtadan yang terjadi, khususnya di Negara Indonesia dimana agama sebagai solusi yang dapat ditempuh,

khususnya bagi para da’I dan organisasi yang bergerak dibidang dakwah, adalah:

1. Pemantapan dan pemahaman Islam secara kaffah (menyeluruh)

2. Memperkuat dan menjalin ukhuwah islamiyah demi tercapainya umat yang istiqamah

3. Memahami Kristologi (ilmu tentang Kristen) sebagai bekal dalam berdakwah

4. Kerjasama dengan aparat hukum setempat untuk menyelesaikan kasus Kristenisasi

5. Membantu korban pemurtadan agar kembali pada ajaran Islam

6. Mensyiarkan atau menyemarakan kegiatan-kegiatan ke Islaman di berbagai tempat

Itu semua dilakukan adalah sematamata sebagai sikap reaktif terhadap gerakan kristenisasi yang sangat gencar dlakukan. Maka peran lembaga dakwah ataupun organisasi dakwah sangatlah urgen lebih meningkatkan serta memaksimalkan program-program yang efektif demi

menangkal gerakan pemurtadan. Khususnya para da’I yang dituntutuntuk

lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam menghadapi segala bentuk gerakan pemurtadan.28

28


(36)

Para ulama bersepakat bahwa, seseorang tidak dapat dinyatakan sebagai murtad (keluar agama Islam) kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Berakal, karenanya tidak sah murtadnya orang gila. Sebab akal merupakan syarat kecakapan dalam melakukan suatu perbuatan

2) Telah mencapai usia baligh (dewasa), karenanya tidak sah murtadnya anak kecil yang belum mencapai usia mumayyis. Demikian menurut asy-Syafi’I dan Abu Yusuf.

3) Dilakukan atas kehendak sendiri, karenanya tidak sah murtadnya orang yang dipaksa, sepanjang hatinya tetap teguh dalam keimanannya terhadap

Islam. Dalam hal ini, telah terjadi pada sahabat Nabi bernama „Amar Ibn

Yasir yang dipaksa untuk mengucapkan katakata kekufuran sehingga dia terpaksa mengucapkan kalimat itu.29

4) Orang itu telah mampu memahami kitab syar’I, yakin mengerti dan memahami apa yang ia ucapkan maupun yang ia lakukan. Sesorang yang baru masuk Islam, kemudian ia mengingkari hukum-hukum dalam Islam disebabkan bodoh (tidak tahu) meskipun ia berakal dan dewasa, maka ia tidak dapat dihukumi murtad (kafir).

Perlu dicantumkan karena kemampuan untuk memahami sesuatuyang abstrak dan sulit diukur, serta berbeda antara seseorang

dengan yang lainya. Maka syara’ menentukan patokan dasar sebagai

29Ibnu Abbas menjelaskan tetang paksaan terhadap’ Ammar ibn Yasir dengan jelas, lihat


(37)

25

indikasi yang konkret (jelas) dalam menentukan seseorang telah berakal atau belum.30

b. Sejarah Gerakan Pemurtadan Dalam Islam

Berawal setelah diangkatnya Nabi Muhammad menjadi seorang Rasul, maka Rasulullah mulai berdakwah secara diam-diam yang dilakukan dilingkungannya sendiri seperti keluarga dan para sahabat. Setelah beberapa lama dakwah dilakukan maka turunlah perintah agar Nabi berdakwah dengan secara terang-terangan. Mula-mula ia mengundang dan menyeru para sahabat karibnya dari bani Abdul Muthalib, akan tetapi mereka semua menolak ajakan Nabi Kecuali Ali yang menerimanya.31

Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha untuk menghalangi dakwah Rasulullah. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi semakin keras pula tantangan yang dilancarkan oleh kaum Quraisy. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan islam itu 32.Pertama, mereka tidak dapat membedakan antara ke Nabian dan kekuasaan, mereka mengira bahwa tunduk seruan Nabi berati tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib, yang terakhir ini mereka sangat tidak menginginkannya. Kedua, Nabi Muhammad menyerukan kesamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya, hal ini tidak setuju oleh kelas bangsawan Quraisy. Ketiga,

30

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: PT Logos, 2001), Hal 306

31

Muhammad Husein Haekal, sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta :Litera Antarnusa,1990), cet ke-12, h. 49

32

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1983), h. 87-90.


(38)

para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangnkitan kembali dan pembalasan di akhirat. Keempat, taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab. Keliama, pemahat dan penjual patung memandang islam sebagai penghalang rezeki. Serta banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad.

Setelah Nabi Muhammad wafat, terjadilah perseteruan antara kaum Muhajirin dan Anshor dimana masing-masing pihak tersebut bersikukuh untuk berhak menjadi pemimpin ummat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bkar mendapat penghargaan yang tinggi dari ummat islam,33 sehingga masing-masing pihak dapat menerimanya.

Keputusan ini atas inisiatif dan sikap Umar ra terhadap kaum yang berselisih (Anshor dan Muhajirin), kemudian sikap ini disetujui oleh semua pihak yang bertikai dan diikuti oleh Abu Ubaydah dan tokoh-tokoh Anshor yanng hadir dalam musyawarah tersebut. Proses pemilihan tersebut menunjukan betapa seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat islam pada saat itu. Dilkalangan suku-suku Arab, kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem pemilihan atas dasr senioritas mereka, tidak diwajibkan secara turun-temurun.

Tidak lama kemudian setelah diresmikan dan dilantik, Abu Bakar menghadapi berbagai permasalahan dalam negeri terutama tantangan yang

33

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang, 1989) h.34


(39)

27

ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat, karena itu mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penetangan mereka yang dapat membahayakan agama Islam dan pemerintahan. Abu bakar menyesalkan persoalan ini dengan apa yang disebut perang riddah (perang melawan kemurtadan).34 Khalid Ibnu al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang riddah ini.

Tanda-tanda kemurtadan sudah mulai ada setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Kaum kafir Badui tidak pernah mau tunduk kepada setiap kekuasaan. Ia menjadi pemberontak yang umum terjadi di semenanjung Arabia. Melihat kondisi sosio-ekonomi, mereka tidak mungkin tunduk kepada setiap bentuk negara. Sementara di dalam Madinah sendiri, perebutan kekuasaan terjadi antara berbagai kelompok, dan setelah mendengar kabar meninggalnya Nabi, suku-suku satu persatu meninggalkan Islam (murtad).

Setelah itu, pada masa pemerintahan Abu Bakar juga banyak terdapat nabi-nabi palsu, timbulnya gerakan kaum munafik, dan timbulnya gerakan kaum murtad atau penetang kewajiban zakat ketiganya telah menjadi persoalan yang sangat serius untuk dihadapi dan diatasi oleh kepemimpian Abu Bakar ra, dan ini menjadi pokok bahasan sejarah gerakan murtad secara klasifikasi terdapat tiga bagian berikut:

34

Dr. Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 20030, cet. Ke-14. h. 36


(40)

Musailamah al-Kadzab, seorang yang berasal dari suku Bani Hanifah di pusat Jazirah Arab mengaku sebagai Nabi dan mengadakan gerakan penghasut di Yamamah. Sebelumnya ia datang ke Madinah beserta utusan sebagi orang beriman, dalam perjalanan pulang ia mengaku sebagai Nabi.

Tulayhah, adalah seorang yang mahir dalam peperangan dan

terkenal sebagai orang kaya raya dari suku Bani As’ad, Arabia Selatan. Ia

melancarkan perlawanan secara terang-terangan terhadap pemerintahan Islam seraya mengaku sebagai Nabi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Sajah, seorang wanita kristen mengaku sebagai Nabi. Ia berasal

dari suku Yrbu’ di Asia Tengah. Sekalipun ia mendapat dukungan dari

mayoritas masyarakatnya namun ia tidak memiliki keberanian untuk melawan kekuasaan islam. Karena itu, ia membentuk kekuatan persekutuan dengan cara melangsungkan perkawianan dengan

Musaylamah.35

Orang yang paling masyhur dan berjasa dalam menyerang orang-orang murtad adalah Abu Bakar as-Shiddiq ra.

Menurut Litbang Departemen Agama bahwa Islam mengalami penurunan kuantitas dan penyebab penurunan jumlah umat islam Nusantara itu ada dua hal :36

35 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri’ al-Islami, (kairo: Maktabah Dar al-arubah, 1960) h.

93-94

36

TIM FAKTA, senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam, ( Jakarta Pustaka Al- Kautsar, 2002), cet ke-1, h. 1


(41)

29

a. Pertama, keberhasilan program Keluarga Berencana yang dilakukan gencar kepada kaum muslimin. Sementara itu, kepada umat non muslim program Keluarga Berencana tidak pernah didengungkan atau nyaris tidak terdengar. Dengan demikian, program Keluarga Berencana mengakibatkan pertumbuhan populasi umat Kristen jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi umat islam.

b. Kedua, keberhasilan program Kristenisasi yang dilakukan gencar yang makin hari makin canggih dan tidak mengidahkan kode etik penyiaran agama yang sebenarnya.

Dengan adanya gerakan Kristenisasi dan Pemurtadan yang dikemas dalam wajah islam, persoalan dakwah islamiyah kini semakin berat. Agresivitas misi Kristen sudah memasuki tingkat yang paling baerbahaya bagi kaum muslimin di Indonesia. Oleh karena itu kaum awam akan sulit untuk membedakan anatara islam dan Kristen sehingga mudah dikaburkan akidahnya.

Menurut Alfian Tanjung, mengungkapkan bahwa gerakan pemurtadan di Indonesia dilakukan melalui dua jalur utama, yaitu Missionaris (Katolik) dan Zending (Protestan). Menurut Alfian, ecara historis dan teologis mereka saling bermusuhan, tapi dalam menghadapi common enemy (musuh bersama) mereka saling bekerja sama.

Alfian Tanjung juga menemukan dokumen resmi rencana kristenisasi yang dihasilkan dari pertemuan di Hotel Sahid, Surabaya, yang


(42)

dihadiri oleh perwakilan setiap provinsi di Indonesia. Strategi yang digunakan untuk mengkristenisasikan Indonesia ada tiga. Strategi jangka panjang ialah merupakan pemerintahan yang didisi oleh pejabat keristen, menjadikan agama kristen sebagai agama mayoritas dan menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara Kristen.

Strategi jangka menengah, meliputi pendirian gereja di setaip wilayah pedesaan sehingga nanti gereja memenuhi seluruh wilayah Indonesia. Lalu membentuk pasukan siap guna untuk menghadapi musuh Kristen dan menciptakan ekonomi terpusat di setiap daerah di Indonesia. Strategi jangka pendek, yakni dengan cara merekrut jemaat Kristen melalui jalur pemurtadan dengan bantuan financial. Lalu, membuat tempat pengaduan segala macam masalah dengan dalil firman Yesus. Upaya pengkristenan ditempuh melalui jalur perkawinan, jalur hipnotis, jalur sosial, jalur kesehatan dan jalur pendidikan. Dana yang disiapkan setiap tahun untuk proyek kristenisasian 200 triliun rupiah, yang akan meningkat dari tahun ke tahun. Direncanakan pada tahun 2020, agam kristen sudah menjadi agama mayoritas di Indonesia.

Untuk menghancurkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Para misionaris merencanakan berbagai proyek penyesatan umat islam. Ditambah dengan misionaris Yahudi dan Kristen yang dikemas dalam paket gerakan kristenisasi, tantangan yang dihadapi umat islam menjadi semakin berat. Gerakan kristenisasi dan pemurtadan umat ini dilakukan


(43)

31

dengan segala cara, dari cara kasar dan brutal sampai cara halus dan lembut.37

37


(44)

32

BOARDING SCHOOL OF CIPETE (BSC) AL-FUTUWWAH

A.Sejarah Berdirinya YPI BSC Al-Futuwwah

Yayasan Pesantren Islam Boarding School of Cipete (YPI BSC) Al-Futuwwah Jakarta Selatan didirikan oleh sekumpulan pemuda yang bergabung dalam team sepak bola yang berdomisili di lingkungan sekitar Cipete. Yayasan ini berdiri pada tanggal 2 Juli 2000 dan bersekretariat di rumah salah satu penggagasnya.

Menurut M. Sanwani Na’im, berawal berdirinya YPI BSC Al-Futuwwah bemula dari timbulnya kesadaran dalam diri para pemuda yang saat itu tergabung dalam tim sepakbola yang mereka beri nama BSC (Batavia Sepakbola Club). Pada saat itu mereka berfikir, kurang bermakna rasanya hidup mereka jika hanya

nongkrong disuatu tempat sambil merokok dan genjrang-genjreng main gitar,

disamping rutinitasnya bermain sepakbola.1

Kesadaran akan pentingnya memaknai hidup dengan hal-hal yang lebih baik dan positif, dengan menggali semua potensi yang ada di dalam diri untuk tujuan meningkatkan kualitas diri sebagai seorang pemuda penerus tongkat estafet kepemimpinan. Terlebih di dalam islam, mereka sebagai penerus dakwah

1M. Sanwani Na’im,

Pimpinan YPI BSC Al-Futtuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 02 Maret 2011


(45)

33

Rasulullah SAW dan sebagai khalifah di muka bumi, tentu harus sudah memiliki kesiapan untuk ke arah itu sejak dini.

Atas dasar pemikiran itulah, maka mereka mulai berbenah diri. pertemuan mereka yang tadinya hanya sekedar nongkrong dan bermain sepakbola, setiap bulan sekali mereka sisipi dengan kegiatan pengajian dari rumah ke rumah. Tema yang diangkat dalam pengajian adalah tema yang dekat dengan kehidupan mereka sebagai pemuda dilihat dari kacamata islam, tentunya dengan gaya penyampaian dan pembahasan ala mereka, yaitu diskusi santai, tapi esensinya tetap ada.

Di luar dugaan, ternyata animo pemuda terhadap kegiatan semacam ini cukup

besar. Jama’ah yang tadinya hanya mereka yang tergabung dalam Batavia

Sepakbola Club saja, mulai bertambah dengan turut bergabungnya pemuda dan pemudi dari lingkungan sekitar Cipete.

Di YPI BSC Al-Futuwwah, pengajian yang dibentuk memang diperuntukkan bagi mereka. Ini merupakan sarana bagi mereka untuk mengekspresikan dan menggali potensi yang ada di dalam diri. Di sini mereka bisa bebas berbicara dan menyampaikan apa yang ada di pikiran dan hati mereka. Tidak hanya tentang surga dan neraka, wacana yang bertemakan sosiologi, psikologi, juga antropologi pun tidak luput dari perhatian mereka, tentunya dengan tetap memasukkan nilai-nilai ke Islaman dalam setiap penilaian dan pembahasannya.

Pengajian yang lebih mirip dengan forum diskusi seperti ini, ternyata cukup diminati oleh para pemuda yang notaben mereka masih berada pada usia remaja.


(46)

pengajian pun ditambah dari sebulan sekali menjadi dua minggu sekali bahkan kini setiap seminggu ada kegiatan semacam ini.2

Fakta dilapangan membuktikan bahwa frekuensi pertemuan yang

diperbanyak, ternyata tidak mengurangi jumlah jama’ah yang datang. Paling tidak

setiap pertemuannya ada sekitar 30-40 orang jama’ah yang hadir.3

Usaha yang mereka lakukan tidak sia-sia. Pengajian yang diadakan di setiap minggunya ternyatan membuahkan hasil. Paling tidak, mula adanya perubahan kearah yang positif yang mereka lakukan setelah sering kali mengikuti kegiatan ini. Kebiasan-kebiasaan masa lalu yang kuarang dan bahkan tidak bermanfaat mulai merka kurangi dan tinggalkan. Bahkan kini, mereka tanpa ragu dan takut lagi untuk menyampaikan kebenaran dan mengningaktkan yang lupa sekalipun kepada orang yang lebih tua.

Kondisi ini terus berjalan stabil, sampai pada awal tahun 2002 terjadinya

suatu peristiwa yang cukup membuat mereka geram dan seperti “ kebakaran

janggot”. Adalah peristiwa kristenisasi massal yang dilakukan oleh para misionaris

gereja terhadap warga sekitar terutama pada anak-anak di bawah umur yang kebanyakan anak-anak ini orang tuanya adalah seorang pemulung. Modus para

2 M. Sanwani Na’im, Pimpinan YPI BSC Al-Futtuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 02

Maret 2011

3M. Sanwani Na’im,

Pimpinan YPI BSC Al-Futtuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 02 Maret 2011


(47)

35

misionaris itu adalh pemberian sembako dan beasiswa bagi anak-anak usia sekolah yang mau mengikuti ajaran mereka.4

Kondisi masyarakat di sekitar YPI BSC Al-Futuwwah ini adalah yang termasuk dalam golongan menegngah ke bawah. Secara sosial, mereka yang tinggal di lingkungan sekitar yayasan adalah mereka yang biasa dipandang sebelah mata oleh orang kebanyakan. Lingkungannya pun bukan lingkungan yang agamis. Misalnya, banyak perjudian, orang mabuk-mabukkan, tindakan asusila dan

perkataan kotor damn membawa sesisi kebun binatang adalah “ hidangan “ setiap

hari yang kerap kita jumpai. Peristiwa “ MBA” (Married By Accident) sudah menjadi hal yang lumrah dan dianggap angin lalu.

Sedang secara ekonomi, kehidupan mereka bisa dibilang sangat jauh dari pola kehidupan yang layak atau ideal. Tinggal di rumah petakan berukuran 3x4 m yang berdindingkan bilik dan triplek serta lantai tanpa ubin. Mata pencaharian mereka umumnya sebagai pemulung, pembantu rumah tangga, supir dan buruh.

Setidaknya dapat dibayangkan seperti apa kondisinya dengan pendapatan yang tidak menentu ini, sehingga wajar ketika para misionaris gereja datang dengan membawa sembako dan beasiswa bagi anak-anak, langsung mereka sambut dengan hangat. Mereka dengan sukarela menuruti apa saja yang dikatakan oleh para misionaris tersebut, asalkan mereka mendapatkan imbalan.

4

M. Sanwani Na’im, Pimpinan YPI BSC Al-Futtuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 02 Maret 2011


(48)

Pikiran yang ada dibenak mereka pada saat itu adalah bagaimana caranya mereka bisa mencukupi kebutuhan pokok mereka butuhkan setiap harinya. Maka ketika ada orang yang hendak membagi-bagikan apa yang mereka butuhkan dengan cuma-cuma, mereka menganggap itu adalah hal yang luar biasa. Padahal dibalik semua itu, ada misi terselubung yang diemban oleh para misionaris, yaitu kristenisasi massal. Tapi umumnya mereka tidak memahami maksud dan tujuan itu. Ini dapat dimaklumi karena kondisi sosial masyarakat pada saat itu, disamping miskin harta juga miskin ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan.5

Teknik para misionaris untuk mendekati masyarakat dengan memberikan sembako dan beasiswa, hasilnya bisa di bilang hampir mendekati kata sukses. Maka tidak salahnya bila para remaja menggunakan teknik yang sama untuk mendekati mereka, yaitu pemberian beasiswa bagi santri yang rajin dan tanpa absen datang ke kegiatan Pengkaderan Santri Shubuh dalam setiap bulannya.

Hasilnya cukup efektif. Setiap bulannya selalu ada peningkatan. Iming-iming beasiswa ternyata mampu memotivasi para oarang tua untuk mengantarkan anak-anaknya, walupun di shubuh hari. Alasan mereka saat itu adalah bukan karena anak mereka butuh akan pengetahuan agama, tetapi karena mereka butuh beasiswanya.6

Allah lah yang telah menyadarkan kita semua dari kesalahan berfikir. Dari yang semula hanya datang untuk mengantarkan anaknya mengaji guna

5

Umar Kamal, Sekretaris YPI BSC Al-Futuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta 07 Maret 2011

6


(49)

37

mendapatkan beasiswa, lambat laun mereka mulai berpikir, kalau ternyata mereka pun membutuhkan ilmu agama seperti yang dilakukan oleh anak-anak mereka.

Rutinitas mengantarkan anaknya pada setiap shubuh, menimbulkan kesadaran dalam diri orang tua. Kesadaran para oarang tua tersebut direspon baik oleh para pengurus YPI BSC Al-Futuwwah. Kini, selain memberikan binaan untuk anak-anak usia sekolah dasr, mereka pun mempunyai lahan dakwah baru, yaitu pada segemen oarang tua.

Sejak saat itu berati yayasan telah mampu memasuki berbagai segmenn dakwah dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua, yang semuanya bergerak di bidang pendidikan dan penggalian potensi diri.

Seiring berjalanya waktu dan peningkatanan kesadaran pribadi masyarakat akan pentingnya beribadah, para pengurus yayasan beserta warga sekitar berinisiatif untuk mendirikan satu tempat ibadah sebagai fasilitas bagi mereka untuk beribadah fardhu dan mengadakan berbagai kegiatan.

Akhirnya, atas keja keras dan bantuan dari berbagai pihak atas izin Allah SWT, pada pertengahan tahun 2003 berdirilah sebuah musholla yang sangat minim luasnya dengan kondisi geografis yang sebenarnya kurang layak untuk dijadikan sebuah tempat ibadah (karena kondisi awalnya musholla itu adalah tempat pembuangan sampah warga sekitar yang berada di pinggir kali dan bersebelahan dengan WC umum). Namun sejak berdirinya musholla, keadaanya berubah. Sejak saat itu pula lah, sekretariat yayasan yang tadinya ada di rumah salah satu pengurus, kini berpindah tempat ke musholla.


(50)

Musholla pertama yang didirikan di sekitar pemukiman yang padat penduduk, dan merupakan satu-satunya pusat kegiatan keremajaan dan pengkajian islam yang sangat memperhatikan pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat sekitar, khususnya yang ada di bilangan Cipete Utara.

B. Visi dan Misi YPI BSC Al-Futuwwah

Karena yayasan ini memang konsen dalam mengupayakan perbaikan akhlak dan perilaku kehidupan sehari-hari sebagaimana yang seharusnya menurut islam, maka visi dan misi yang dibuat dan ditetapkannya pun tidak jauh dari hal tersebut.

Adapun Visi dari YPI BSC Al-Futuwwah adalah :

1. Membentuk pribadi dan karakter generasi muda Islam yang berakhlak Qur’ani dan mengikuti perilaku Rasulullah SAW.

2. Membangun kekuatan umat dengan keikhlasan.

3. Melakukan perubahan dan terobosan mendasar dalam memahami hakekat keimanan dan takwa sesuai ridho Allah SWT

Sedangkan Misi dari YPI BSC Al-Futuwwah :

1. Mempersiapkan remaja muslim dalam bingkai pengetahuan, wawasan dan keterampilan yang kompetitif dalm menyikapi tantangan zaman yang kian besar. 2. Membekali generasi muda islam dengan ketangguhan mental dan spritual. 3. Mengangkat kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sekitar yayasan pada tingkat


(51)

39

4. Menanamkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah pada konteks yang aplikatif dan implementatif sesuai al-Qur’an dan Hadits.

5. Membiasakan dakwah pada tataran yang sederhana, dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan berorientasi pada kebutuhan hakiki.

Dari visi-misi yang disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan bahwasahnya tujuan yang hendak dicapai oleh yayasan ini adalah :

a. Memasyarakatkan persepsi dan amaliah keIslaman dalam kehidupan sehari-hari b. Meningkatkan SDM umat islam dalam segala bidang, sehingga mampu

memberikan kontribusi terbaik bagi umat dan bangsa ini.

c. Membangun sistem pendidikan dan pembinaan umat yang relevan dengan perjuangan Rasulullah SAW.

d. Dapat menjadikan sarana atau wadah yang mampu memberikan solusi atas segala persoalan umat, menyejukan dan memiliki semangat perubahan yang lebih baik.7

C. Letak Geografis

Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah ini berlokasi di daerah kelurahan Cipete Utara, kecamatan kebayoran Baru. YPI BSC Al-Futuwwah ini terletak di wilayah Cilandak yang berjarak sekitar 3-4 km dari kantor Walikota Jakarta Selatan. Dan berjarak sekitar 1 km dari kediaman Bapak Dr. Ir. Siswono Yudo Husodo. Untuk menuju YPI BSC Al-Futuwwah tersebut dapat menggunakan

7


(52)

kendaraan seperti mobil umum ataupun yang lainnya, tetapi masih harus berjalan kaki sekitar 100 meter.

Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah ini dibangun di atas tanah wakaf yang berukuran 120-150 m dan sekarang menampung 125 orang anak asuh. Dan letak yayasan berada di antara pemukiman penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai pemulung.8

D. Struktur Organisasi dan Program Kerja YPI BSC Al- Futuwwah

YPI BSC Al-Futuwwah dalam menjalankan roda keorganisasiannya, dapat di lihat dalam struktur organisasi dan dalam susunan kepengurusan sebagai berikut :9

Ketua Umum : Muhammad Sanwani Na’im, S.Sos Ketua I : Dra. Halimatussa’diyah

Ketua II : Hj. Maryam

Sekretaris : Umar Kamal

Bendahara : Fatmawati Mahfudz Sie. Bidang Pendidikan dan Dakwah

a. pengajian-pengajian : Fathulloh b. TPA dan TPQ : Nurlaila c. Sekolah Kejar Paket : Rizal Pahlevi d. Pelatihan dan Kursus : Ken Lituhayu sie. Bidang Pengkaderan dan Organisasi : Farhanul Karim

8

AD/ART YPI BSC Al-Futuwwah 9


(53)

41

Adi Damin Endang Pahlevi Sie. Bidang Litbang

a. Evaluasi dan Penilaian : Taufik Rahman b. Studi Banding : Sidratul Muntaha

c. Program : Mas’ud


(54)

Sumber : Dokumentasi Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang

PEMBINA PENGAWAS

KETUA UMUM

KETUA I

KETUA II

BENDAHARA SEKRETARIS

BIDANG-BIDANG

PENDIDIKAN DAN DAKWAH

PENGKADERAN DAN ORGANISASI L I T B A N G


(55)

43

Program kerja Yayasan Pesantren Islam BSC Al Futuwwah adalah sebagi berikut :

1. Majelis Ta’lim Kaum Bapak

Adalah salah satu bentuk Ta’lim bagi kaum Bapak dan Remaja putra

yang pada setiap pertemuanya selalu mengangkat tema yang sedang aktual. Dibahas dengan menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga diharapkan dapat

dimengerti oleh para jama’ahnya dengan sandaran pengajian dengan

Al-Qur’an dan Al-Hadist. Adapun waktu kegiatan : Hari : Selasa

Waktu : 18.00 WIB – 19.30 WIB Sifat : Rutin

Sasaran : Bapak-bapak dan Remaja Putra 2. Majelis Ta’lim Ibu-Ibu

Adalah pengajian yang dikhususkan bagi Ibu-Ibu dan remaja putri,

yang dimana para asatidzah bergantian mengisis Ta’lim. Adapun waktu kegiatan :

Hari : Senin

Waktu : 13.00 WIB – 15.00 WIB Sifat : Rutin


(56)

3. Sholat Shubuh jama’ah dan dilanjutkan dengan kuliah Shubuh

Adalah sebuah kegiatan untuk santri dan jama’ah sholat shubuh.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini, bukan pemberian ceramah oleh

seorang da’i kepada para santri, tetapi justru para santri itulah yang menjadi

dai’inya. Para santri secara bergantian dan terjadwal diberikan tanggung jawab

untuk berceramah atau kultum di depan teman-teman dan para jama’ah dengan materi yang mereka tentukan sendiri.

Adapun kegiatan ini dilakukan pada : Hari : Senin-Sabtu

Waktu : 04.30 WIB – 05.30 WIB Sifat : Rutin

Sasaran : Santri dan Jama’ah sholat shubuh

4. Pengajian rutin kamis malam jum’at

Adapun kegiatan ini dikhususkan bagi para santri serta jama’ah.

Kegiatan ini memang sudah ada sebelum adanya Yayasan karena pengajian rutin ini sudah dilakukan orang orang terdahulu dan sudah berjalan bertahun-tahun. Adapun waktu kegiatan :

Hari : Kamis malam Jum’at Waktu : 18.00-19.30 WIB Sifat : Rutin


(57)

45

5. Penerbitan Buletin Dwi mingguan YPI BSC Al Futuwwah

Kegiatan penerbitan Dwi mingguan ini dikhususkan hanya untuk para santri YPI BSC Al Futuwwah, yang dimana didalam buletin ini hanya menyajikan kegiatan atau acara yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al Futuwwah.

6. Penyebaran Brosur Dakwah dan Hikmah Kehidupan Islami

Kegiatan penyebaran brosur dakwah dan hikmah kehidupan Islami ini ditujukan untuk khalayak umum. Dan dengan tema berbeda pada setiap minggunya tergantung dari peristiwa yang sedang marak terjadi.

7. Media Luar Ruang, berupa Spanduk, Stiker dan lain-lain

Kegiatan luar ruang ini ditujukan untuk khalayak umum dan biasanya ditempatkan di tempat umum atau di keramaian, seperti himbauan atau ajakan untuk membayar zakat, mengerjakan puasa ramadhan, serta melaksanakan qurban. Dan YPI BSC Al Futuwwah juga mendukung dalam pengesahan RUU APP (anti pornoaksi dan pornografi) dengan membuat spanduk dan stiker serta membagikanya kepada masyarakat.

8. AMT (Achievement Motivation Training)

Adalah kegiatan pemberian motivasi dan pengembangan diri, khususnya bagi masyarakat sekitar yayasan yang bertujuan membentuk pribadi-pribadi yang siap menjadi pemimpin maupun seorang muslim yang berpotensi sesuai tuntunan al-Qur’an dan Hadits.


(58)

Kegiatan ini dilakukan pada : Hari : Rabu

Waktu : 13.00 WIB – 15.00 WIB Sifat : Rutin

Sasaran : Masyarakat umum 9. TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an)

Adalah kegiatan belajar baca – tulis al Qur’an bagi anak usia SD – SMP. Selain belajar baca-tulis al-Qur’an, santri juga diberikan materi tambahan tentang tauhid, aqidah, akhlak dan praktek sholat. Teknis TPQ ini yaitu membentuk halaqoh-halaqoh atau kelompok dan masing-masing halaqoh ini dibimbing oleh seorang guru, menurut tingkatan kelas masing-masing. Adapun kegiatan ini dilakukan pada :

Hari : Senin –Jum’at

Waktu : 15.30 WIB - 17.00 WIB Sifat : Rutin

Sasaran : Anak usia SD – SMP

10. PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

Adalah sebuah kegiatan belajar-mengajar seperti yang umum dilakukan di sekolah. Pelajaran yang diberikanpun sama, seperti ilmu pengetahuan alam,


(59)

47

ilmu pengetahuan sosial, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, pendidikan agama dan kewarganegaraan.

Adapun kegiatan ini dilakukan pada : Hari : Jum’at dan Minggu Waktu : 19.00 WIB – 22.00 WIB Sifat : Rutin

Sasaran : Masyarakat sekitar dan bagi mereka yang putus sekolah. 11.Santunan Yatim-Piatu dan Dhuafa

Program ini dilakukan secara temporer oleh yayasan. Biasanya pada bulan Ramadhan atau pada bulan-bulan tertentu ketika ada donatur yang secara langsung ingin berbagi rezeki dengan saudara-saudara mereka.

12.Beasiswa Santri

Adalah program pemberian dana bantuan (beasiswa) Besarnya beasiswa yang diberikan adalah sebesar biaya sekolah mereka setiap bulannya. Tercatat ada sekitar 100 orang santri yang mendapatkan beasiswa dari yayasan ini. Beasiswa ini dibagi menjadi dua yaitu beasiswa mandiri dan prestasi. Beasiswa mandiri diperuntukan bagi mereka yang aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh yayasan, sedangkan beasiswa prestasi diperuntukan bagi mereka yang memiliki prestasi formal maupun non formal.

13.Pemberian Santunan Duka cita dan Berbagai bentuk kepedulian sosial kemasyarakatan.


(60)

Kegiatan ini dilakukan untuk meringankan beban mereka yang tertimpa musibah kematian atau korban bencana alam sebagai perwujudan kepedulian terhadap sesama muslim atau kepedulian sesama manusia untuk mencapai hidup yang harmonis. Teknisnya pemberian bantuan ini bersifat material dan non material.10

Biografi Muhammad Sanwani Na’im

Muhammad Sanwani Na’im dilahirkan pada hari Minggu malam Senin,

Tanggal 20 Juni 1972 M di kampung Cipete Jakarta Selatan, yang dikenal sekarang

dengan sebutan Jl. KH. Muhammad Na’im I No 23 RT 004/ RW 011 Cipete Utara Kebayoran lama, Jakarta Selatan. Anak kesembilan dari 10 bersaudara dari

pasangan Bapak.KH. Muhammad Na’im da ibu Hj. Masenah Mubarok.

Muhammad Sanwani Na’im sejak sejak kecil bercita-cita menjadi guru, terbukti sejak usia muda belia tingkat Sekolah Dasar (SD) beliau banyak mengagumi tokoh guru yang patut menjadi tauladan dan inspirasi menyampaikan ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan dan ilmu yang bersifat umum.

Hobby beroganisasi dan kepemimpinan sudah beliau tekuni sejak dari sekolah tingkat SMP di pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur tepatnya dimulai saat terpilih menjadi ketua OSIS di SMP A Wahid Hasyim Tebuireng tersebut, lalu ketika melanjutkan ke jenjang Pendidikan di Jakarta,

10


(61)

49

Beliau kembali menjadi Ketua OSIS SMA Darul Ma’arif, jakarta selatan Pimpinan Tokoh NU Bapak. KH. Idham Kholid.

Perjalanan organisasi dan kepemimpinan berlanjut sampai Muhammad

Sanwani Na’im melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Akademik Pimpinan

Perusahaan Jakarta, sebagai perguruan eksekutif dan badan pengurus legislatif mahasiswa APP tersebut. Di kampus APP beliau juga terlibat aktif sebagai pengurus Himpunan mahasiswa Islam (HMI) Kordinasi Komisariat APP selama 3 tahun.

Aktifitas Remaja Masjid digeluti sejak usia SMP dan Muhammad Sanwani

Na’im menjadi Ketua Remaja Masjid Annur selama 7 tahun (periode 1990 – 1997) di bilangan tempat tinngalnya Cipete Utara Jakarta Selatan.

Setelah menamatkan pendidikan D3 APP Muhammad Sanwani Na’im

melanjutkan pendidikan ke S1 Fisip UI jurusan administrasi Niaga, kembali aktifitas rohis musholah dan masjid kampus menjadi kegemaran Muhammad

Sanwani Na’im dalam keseharian di dunia kampus UI Depok.

Dorongan rasa ingin tahu dan semangat mengembangkan wawasan pengetahuan membuat Muhammad Sanwani Na’im terjun ke pemuda Masjid Agung Al – Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta selatan tepatnya tahun 1995 di unit Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan Al – Azhar (LPK Al – Azhar). Ust. Muhammad Sanwani Memangku Jabatan ketua LPK Al – Azhar selama 3 tahun 1997 – 2000, setelah itu Muhammad Sanwani Na’im menjadi pembina LPK Al – Azhar mulai tahun 2001.


(62)

Muhammad Sanwani Na’im yang menikah pada tanggal 17 Mei 2003,

istrinya bernama Erni Kusumawati, SE putri ke tiga pasangan Bapak H. Hasanudin Asmari dan ibu Hj. Rohani Muhktar. Sampai saat ini sudah diberi karunia 2 orang putra yang bernama Muhammad Daffa Zahran, Dan Muhammad Ghiar Awfa.

Pengalaman dalam bidang keorganisasian yang diikuti sejak usia remaja

membuat Muhammad Sanwani Na’im tergugah membentuk wadah mandiri untuk yatim piatu dan duafa dan fakir miskin disekitar perkampungan lapak pemulung di

Jl. KH. Muhammad Sanwani Na’im III berawal perkumpulan sepak bola kampung

sekitar yang diberi nama BSC (Batavia Sepak Bola Club) lalu Ust. Muhammad Sanwani Na’im membentuk Forum Kajian dan pengajian keliling bersama teman -temannya diperkampungan pemulung tersebut.

Proses perubahan menjadi tema yang terus digelorakan dalam membangkitkan masyarakat pinggiran, cap stempel keburukan yang melekat terhadap kalangan bawah begitu kuatnya dialamatkan, sehingga tantangan ini

membuat Muhammad Sanwani Na’im ingin membuktikan bahwa mereka semua

adalah orang yang bermanfaat, bermoral, cerdas, dan memiliki masa depan yang cermelang. Sampai pada akhirnya anak-anak dapat berkompetisi meraih kesuksesan.

Sosok putera betawi asli Muhammad Sanwani Na’im cukup unik dan

memiliki pengalaman hidup yang penuh lika-liku serta dinamika yang menarik dan perlu diambil hikmahnya.


(63)

51

Pada usia muda, sekitar kelas III SMP Muhammad Sanwani Na’im sudah memiliki cita-cita dan harapan menjadi seorang model dan bintang iklan, beberapa penghargaan pernah diraih, diantaranya juara III lomba ceria remaja yang dilaksanakan oleh PT. Adi Karya, Tahun 1991, menyambut juara favorit model extravaganza tahun 1992, model iklan jaringan telpon seluler “satelindo direct”

tahun 1998, beberapa kali sebagai model video klip, model iklan “sholawat badar”

dan beberapa aktifitas didunia selebritis lainnya.

Idialisme agama yang dipegang Muhammad Sanwani Na’im sejak usia muda menyebabkan beliau tidak kerasan dan betah di dunia gemerlap tersebut proses dan

pengalaman yang dilewati justru semakin mendorong Muhammad Sanwani Na’im

hijrah kedunia dakwah seperti yang sudah diwariskan oleh ayahnya Almarhum KH.

Muhammad Na’im dan ibadah tercinta Hj. Masenah Mubarok.11

11

Wawancara Pribadi dengan Dra. Hj. Halimatussa’diyah Na’im, kakak Ust. Muhammad sanwani Na’im , Jakarta 03 Agustus 2011


(64)

52

KOMUNITAS PEMULUNG DALAM MENGANTISIPASI PEMURTADAN

Menurut wawancara penulis kepada M. Sanwani beliau mengatakan bahwa

: “Yayasan ini berdiri karena adanya pemurtadan yang dilakukan oleh misionaris di pemukiman pemulung apalagi itu deket lagi ama rumah ane, dengan macem-macem cara misonaris buat kafirin orang, caranya ada yang dibawa lari, dipacarin lah, persalinanya dibiayain dan anak sekolah juga dibiayain, pokoknya makanan empuklah, karena mereka juga punya doktrin barang siapa yang bisa mengkafirkan umat Islam makanya itu termasuk jihad dan pahalanya gede, makanya mereka banyak melakukan prekrutan untuk mengkafirkan orang dan soalnya mereka juga kelebihan dana dan umat islam banyak yang miskin jadi pas tuh, dengan ngasih makanan dan beberapa lembar pakean, kejadian ini terjadi pada tahun 2000 an”.1

Sesuai hasil wawancara diatas maka penulis menganalisis bahwa berdirinya yayasan ini karena adanya pemurtadan yang dilakukan oleh kaum misonaris kristen untuk mengkafirkan umat Islam dengan berbagai macam cara, yaitu dengan dipacari lalu dibawa pergi, pembiayaan persalinan dan pembiayaan sekolah. Semua iu dilakukan oleh para misionaris untuk menarik perhatian para pemulung dan pada akhirnya akan mendapatkan simpatik dari para pemulung dengan harapan para pemulung tersebut dapat meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti ajaran mereka.

Mereka dapat melakukan semua itu karena memang ditunjang dengan financial yang cukup besar sampai biaya persalinan pun ditanggung oleh mereka dan terlebih lagi ekonomi pemulung yang terbilang rendah yang mengakibatkan para pemulung tersebut mudah tertarik terhadap ajaran mereka karena memang terhimpit dengan kebutuhan ekonomi yang terus membelit.

1

M. Sanwani, Pimpinan YPI BSC Al Futuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 04 Mei 2011


(65)

53

Dari analisis diatas dikuatkan oleh pernyataan Umar Kamal beliau

menyatakan bahwa “Berdirinya yayasan ini emang adanya pemurtadan dikawasan pemulung didaerah Cipete Utara yang pada waktu itu para pemulung kedatangan tamu, bajunya rapih dan pakaiannya wangi dengan maksud untuk memberikan sumbangan dan pelatihan-pelatihan namun usut boleh usut ternyata nih orang punya misi untuk masukin ini para pemulung dengan cara memberikan bantuan berupa, pangan, pakaian, dan ngajak anak-anak pemulung jalan-jalan. Nah abis jalan-jalan dibagi duit disuruh bawa pulang sembako gimana gak seneng tuh orang tuanya. Pastikan seengganya tuh anak disuruh balik lagi untuk buat ngikutin les sama tuh orang, pas kita tanya ama tuh anak, apaan Tong yang diajarin ama tuh orang ? ternyata diajarin lagu-lagu rohani Kristen. Parahnya samapai ada yang sudah hafal. Bis ntu kita tanyain ama orang tua mereka ya jawabanya beragam da yang kaget dan lebih banyak yang biasa-biasa aja, kata ibu-ibunya biarian ja napa masi kecil ini yang penting kan dia pulang bawa duit ma sembako ngga perlu cape-cape mulung, kaget tuh saya disitu denger jawaban ibu-ibu itu.”2

Selanjutnya jika melihat pernyataan dari Umar Kamal bahwa yayasan ini berdiri karena adanya gerakan pemurtadan di kawasan pemulung yang dilakukan misionaris Kristen dengan melakukan berbagai macam cara dari memberikan sembako sampai mengajak rekreasi anak-anak pemulung dan memberikan pengajaran yang didalam pengajaran tersebut mereka sisipi dengan memperkenalkan lagu-lagu rohani mereka kepada anak-anak para pemulung, justru lebih menggagetkan sekali tentang respon orang tua mereka yang seakan mereka tidak perduli dengan apa yang terjadi.

Dan dikuatkan lagi oleh pernyataan informan yang mengatakan bahwa :

“Emang bener dimari dulu entu ada anuan pemurtadan, hampir aja dulu dibakar tu rumah pasturnya, cuman waktu entu dialangin ama RT, klo kagak abis tu orang angus dibakar massa.makanya gua juga kagak tau darimana aja tu orang pada dateng tau-tau dah rame aja”.3

Pernyataan diatas memang benar karena telah dikuatkan oleh informan yang memberikan penjelasan kepada penulis bahwa memang pernah terjadi gerakan pemurtadan dikomunitas pemulung.

2

Umar Kamal, Bendahara YPI BSC Al-Futuwwah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 04 Mei 2011

3


(1)

4. Bagaimana Letak Geografis YPI BSC Al Futuwwah? Itu juga sama aja klas. Ntar minta ja ma bang luki.

5. Bagaiman struktur organisasi yayasan? Minta ja ama bang luki, minta ambilin.

6. Apa saja program dakwah yayasan ? program dakwah Yayasan emang sengaja kami buat untuk ngantisipasi baliknya misionaris dan emang kami buat untuk para pemulung yang notabenya ekonominya kelas bawah yang banyak membutuhkn bimbingan serta pengarahan, karena yang ada dipikiran mereka adalah mereka yang terabaikan dan yang terbuang, maka ini tugas yang dibebankan kepada yayasan yang harus dilaksanakan yaitu memberikan pecerahan kepada mereka dan merubah pola pikir mereka yang berkembang serta menurun kepada anak-anak mereka yang menggangap bahwa Ilmu pengetahuan tidak penting tapi yang penting bisa nyari duit buat memenuhi kebutuhan hidup mereka. maka yayasan berusah sekuat tenaga untuk membuat program yang mana didalamnya berisikan kegiatan pengajian guna mencerahkan kehidupan mereka, dan memberikan bantuan berupa bahan pangan atau bantuan berupa pemberian beasiswa, sembako bagi mereka yang aktif mengikuti kegiatan yayasan, dan bantuan tersebut diberikan tidak dengan cuma-cuma dengan maksud memberikan pelajaran tentang filosopi hidup, barang siapa yang pengen sesuatu yah harus berusaha dan yang pastinya terus berdoa. program dakwah yayasan biasa kaya pengajian bapak-bapak, ibu-ibu ama para remaja, terus ngasih-ngasih bantuan, ama bikin-bikin spanduk wat ngajak amar ma’ruf nahi munkar tapi, yang sering lebih berhasil dalam menarik jama’ah yah tu ngasih-ngasih bantuan, karena emang ada iming-iming disitu. Buat pelaksanaan program dakwah ini sering banget terbentur dengan masalah pendanaan karena memang yayasan tidak memilki donatur tetap apalagi buat ngurusin pemulung, yah kita cuma bisa ngandalin kesungguhan para pengurus ama keikhlasan kita sendiri aja, cuman semua itu tidak akan menjadi masalah karena ini sesuai dengan pengalaman spiritual saya disaat yayasan lagi sedeng susah-susahnya pasti ada aja jalan keluarnya, karena kami yakin Allah SWT pasti bakalan ngasih lebih dari apa yang kita minta, ni emang janji Allah dan Rasulluoh aja ninggalin semua kemewahanya dan lebih milih hidup dengan orang miskin, jadi kita sebagai umatnya kenapa harus takut jatuh miskin yaa kalo memang pada akhirnya akan membawa kita pada kehidupan akhirat yang lebih bae. dari sekian program dakwah yayasan yang paling ampuh yaitu, yang ngasih-ngasih bantuan karna emang ada


(2)

iming-iming hadiah, kaya program beasiswa, santunan anak yatim piatu, sekolahan, sama pengembangan diri dengan pelatihan tu kan bentuk tindak ga cuma cuap-cuap aja jadi ini tuh program ampuh yayasan untuk menarik jama’ah, ya apalagi khusus pemulung gini, ya ga cuma cerama-ceramah aja kan. klo mao lengkapnya ambil di komputer, klo nga minta ambilin ma bang luki.


(3)

(4)

Transkip Wawancara

Nama : Umar Kamal

Jabatan : Bendahara YPI BSC Al Futuwwah Hari/Tanggal : 07 Maret- 04 Mei 2011

1. Apa latar belakang berdirinya YPI BSC Al Futuwwah?

Jawab : Berdirinya yayasan ini emang adanya pemurtadan dikawasan pemulung didaerah Cipete Utara yang pada waktu itu para pemulung kedatangan tamu, bajunya rapih dan pakaiannya wangi dengan maksud untuk memberikan sumbangan dan pelatihan-pelatihan namun usut boleh usut ternyata nih orang punya misi untuk masukin ini para pemulung dengan cara memberikan bantuan berupa, pangan, pakaian, dan ngajak anak-anak pemulung jalan-jalan. Nah abis jalan-jalan dibagi duit disuruh bawa pulang sembako gimana gak seneng tuh orang tuanya. Pastikan seengganya tuh anak disuruh balik lagi untuk buat ngikutin les sama tuh orang, pas kita tanya ama tuh anak, apaan Tong yang diajarin ama tuh orang ? ternyata diajarin lagu-lagu rohani Kristen. Parahnya samapai ada yang sudah hafal. Bis ntu kita tanyain ama orang tua mereka ya jawabanya beragam da yang kaget dan lebih banyak yang biasa-biasa aja, kata ibu-ibunya biarian ja napa masi kecil ini yang penting kan dia pulang bawa duit ma sembako ngga perlu cape-cape mulung, kaget tuh saya disitu denger jawaban ibu-ibu itu. Pikiran yang ada dibenak mereka pada saat itu adalah bagaimana caranya mereka bisa mencukupi kebutuhan pokok mereka butuhkan setiap harinya. Maka ketika ada orang yang hendak membagi-bagikan apa yang mereka butuhkan dengan cuma-cuma, mereka menganggap itu adalah hal yang luar biasa. Padahal dibalik semua itu, ada misi terselubung yang diemban oleh para misionaris, yaitu kristenisasi massal. Tapi umumnya mereka tidak memahami maksud dan tujuan itu. Ini dapat dimaklumi karena kondisi sosial masyarakat pada saat itu, disamping miskin harta juga miskin ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan


(5)

Transkip Wawancara Nama : Mr. X Hari/Tanggal : 12 Mei 2011

1. Apa benar dahulu disini ada gerakan pemurtadan ?

Jawab : memang bener dimari dulu entu ada anuan pemurtadan, hampir aja dulu dibakar tu rumah pasturnya, cuman waktu entu dialangin ama RT, klo kagak abis tu orang angus dibakar massa.makanya gua juga kagak tau darimana aja tu orang pada dateng tau-tau dah rame aja

2. Apa YPI BSC Al Futuwwah ini melakukan antisipasi gerakan pemurtadan ?

Jawab : Justru entu kita makasih karena adanya ini yayasan dapat membantu kita semua yar kagak ada lagi pemurtadan di kampungan kita, yang kita takutin kan ntar anak-anak cucu kita. Mudah-mudahan ini yayasan panjang umurnya. Amiin


(6)

Transkip Wawancara Nama : Surjito

Hari/ Tanggal : 12 Mei 2011

1. Apa yang rasakan dan pemulung disini dengan adanya Yayasan Pesantren Islam Bina Sani Cemerlang Al Futuwwah?

Jawab : “Dengan adanya yayasan dan program-programnya memang ngebantu sekali bagi kami buat ngebangun kepercayaan diri kami yang sempat ilang, karena kami ngerasa kami ini ya, pribadi yang jorok yang ga pantes bergaul dengan kebanyakan orang.

Makanya kami hanya bergaul bersama sesama kami, pemikiran kami dan penhgetahuan kami sedikit, dengan adanya yayasan ya, sangat-sangat ngebantu