38
j. Alat Uji  Kekerasan
Alat  uji  kekerasan  yang  digunakan  adalah Brinell  Hardness  Tester
.  Alat ini digunakan untuk mengetahui kekerasan dari suatu material
yang terlihat pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Brinell Hardness Tester
k. Alat Uji  Getas Impact
Alat  uji  getas  yang  digunakan  adalah Impact  Tester
.  Alat  ini  digunakan untuk mengetahui keuletan dari suatu material
yang terlihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.15  Impact Tester
39
l. Uji  Kekasaran
Alat uji kekasaran yang digunakan adalah Surface Roughness Tester. Alat ini  digunakan  untuk  mengetahui  keksaran  dari  suatu  material
yang  terlihat  pada gambar 3.16.
Gambar 3.16. Surface Roughness Tester
m. Alat Uji  Metalografi
Alat  uji  metalografi  yang  digunakan  adalah Mikroskop  optik
.  Alat  ini digunakan untuk mengetahui mikrostruktur dari suatu material
yang terlihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 Mikroskop optik
40
o. Polishing machine
Pemolesan  bertujuan  untuk  memperoleh  permukaan  sampel  yang halusbebas  goresan  dan  mengkilap  seperti  cermin  dan  menghilangkan
ketidakteraturan  sampel.  Permukaan  sampel  yang  akan  diamati  di  bawah mikroskop harus benar-benar rata. Mesin Polishing yang digunakan adalah seperti
gambar 3.18.
Gambar 3.18 Polishing machine
p. OES
Optical Emission Spectrometer
Tujuan  dari  pengujian  ini  adalah  mengetahui  komposisi  dari  suatu material.  Pengujian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  dan  workshop  Teknik  Mesin
Universitas  Negeri  Medan  dengan  menggunakan  alat  OES  Optical  Emission Spectrometer.  Dimana,  sebelum  pengujian  alat  tersebut  dikalibrasi  terlebih
dahulu. OES tersebut dapat dilihat pada gambar 3.19.
Gambar 3.19 OES Optical Emission Spectrometer
41
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengujian Komposisi
Tujuan  dari  pengujian  ini  adalah  mengetahui  komposisi  dari  suatu material.  Pengujian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  dan  workshop  Teknik  Mesin
Universitas  Negeri  Medan dengan  menggunakan  alat  OES  Optical  Emission
Spectrometer. Adapun  prosedur  yang
dilakukan  pada  pengujian  komposisi  adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji komposisi. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan
variasi nomor 400, 600, 1000 dan 1200. 3. Kemudian spesimen dipolish lagi dengan menggunakan autosol hingga terlihat
seperti cermin. 4.  Kemudian  dilakukan  pengujian  komposisi  dengan  menggunakan  alat
spectrometer. 5. Alat ini bekerja dengan menggunakan prinsip pantulan cahaya ke spesimen uji.
6. Pantulan cahaya dari unsur akan langsung di-input kedalam komputer dan akan dihasilkan data hasil komposisi.
3.3.2 Proses Pengecoran Logam
Pengecoran  Aluminium  dilakukan  di  Laboratorium  Foundry  Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Adapun prosedur yang dilakukan pada
proses pengecoran Aluminium adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang akan dilebur adalah Aluminium yang berasal dari Velg mobil
2. Bahan penambah yaitu serbuk silikon karbida dan fly ash 3.  Krusibel  dimasukkan  kedalam  tungku  kemudian  arang  kayu  laut  yang  sudah
disiapkan dimasukkan ke dalam dalam tungku peleburan. 5.  Velg  Aluminium  yang  sudah  ditimbang  massanya  dimasukkan  kedalam
crucible. 6.  Jika  suhu  Aluminium  mencapai  ±  735  °  C  yang  diukur  dengan  menggunakan
termokopel,  maka  serbuk  silikon  karbida  dan  fly  ash  yang  sudah  ditimbang massanya dimasukkan kedalam krusibel
42 7. Setelah  semua dimasukkan, turunkan pengaduk dari mesin stir casting.
8.  Letakkan  pengaduk  stir  casting  kedalam  krusibel  dan  putar  dengan  kecepatan 175 rpm dengan waktu pengadukan 1 menit.
7.  Setelah  selesai  pengadukan,  maka  dilakukan  penuangan  pada  cetakan  pasir yang sudah dipersiapkan dan tunggu hingga spesimen dingin.
8.  setelah  spesimen  dingin,  hancurkan  cetakan  pasir  sampai  spesimen  dapat diambil.
9.  Setelah  spesimen  siap  dicetak,  maka  spesimen  dilakukan  proses  permesinan untuk  mendapatkan  dimensi  yang  sesuai  untuk  pengujian  keausan,  impact,
kekasaran, metalografi dan kekerasan.
3.3.3 Pengujian Densitas Density Test
Tujuan  dari  pengujian  ini  adalah  mengetahui  densitas  dari  suatu  material yang  telah  dilakukkan  proses  pengecoran.  Pengujian  ini  dilakukkan  di
laboratorium  fisika  dasar  fakultas  MIPA  Universitas  Sumatera  Utara. Adapun
prosedur  yang  dilakukan  pada  proses  pengujian  densitas  ini  adalah  sebagai berikut:
1. Dipersiapkan spesimen dan alat pengujian untuk uji densitas. 2.  Spesimen  dalam  keadaan  kering  ditimbang  menggunakan  timbangan  digital
dengan ketelitian sampai  0,01 gram 3. Setelah itu, spesimen diikat dengan benang
4.  Setelah  diikat,  spesimen  tersebut  dimaukkan  ke  dalam  wadah  air  yang  sudah berada diatas timbangan.
5. Kemudian spesimen ditimbang beratnya didalam air 6. Hitunglah densitas dari spesimen
7. Ulangi prosedur untuk jenis spesimen yang berbeda
3.3.4  Pengujian kekerasan hardness test
Pengujian  kekerasan bertujuan  untuk  menentukan  kekerasan  suatu
material. Pengujian  ini  dilakukan  di  beberapa  titik  yang  di  indentasi  setelah
dilakukan  penambahan  Silikon  karbida  terhadap  material  Aluminium  alloys. Pengujian  kekerasan  terhadap  spesimen  Al-SiC  coran  menggunakan  metode
43 Brinell  hardness  test  dan  dilakukan  di  Laboratorium  Ilmu  Logam  Teknik  Mesin
USU. Adapun  prosedur  yang  dilakukan  pada  pengujian  kekerasan  hardness
adalah sebagai berikut: 1.
Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan. 2.
Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan variasi nomor 600, 800, dan 1000.
3. Spesimen  diberi  tanda  titik  pada  permukaan  yang  halus  tadi  dengan
spidolpulpen. 4.
Spesimen  diletakkan  pada  landasan  specimen  yang  ada  pada  mesin  Brinell Hardness Tester.
5. Bola  baja  sebagai  penetrator  diset  pada  titik  yang  akan  diuji  dengan  kondisi
bersinggungan bola baja hanya menyentuh titik. 6.
Kemudian diberi beban dengan menggunakan handle hingga 500 kg dan tahan selama 5 detik.
7. Setelah 5 detik, katup pembuang dibuka dengan pelan.
8. Diameter indentasijejak bola baja diukur dengan menggunakan teropong.
9. Diameter  yang  diperoleh  dikonversikan  dengan  nilai  diameter  dan  beban
dalam hal ini beban 500 kg. 10. Ulangi prosedur tersebut untuk pengujian spesimen selanjutnya
3.3.5  Pengujian getas Impact test
Pengujian  impak  dilakuan  pada  sampel  uji  dengan  menggunakan  metode charpy,  pengujian  impak  dilakukan  untuk  mengetahui  ketangguhan  material
MMC  yang  dinyatakan  dalam  energy  joule  yang  diserap  sampel  uji  pada  saat pengujian.  Pengujian  ini  dilakukkan  di  Laboratorium  Fisika  Terpadu  Fakultas
MIPA  Universitas  Sumatera  Utara.  Adapun  prosedur  yang  dilakukan  pada pengujian impak adalah sebagai berikut:
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Bersihkan permukaan spesimen dengan kertas pasir sampai halus dan rata.
3. Dimensi spesimen diukur dan dibuat takikan sesuai dengan standar pengujian
impak.
44 4.
Takikan  spesimen  berada  di  tengah  spesimen  tersebut  dengan  sudut  takikan 45
o
, takikan berbentuk V dan kedalaman takikan 2 mm. 5.
Alat pengujian distel sesuai dengan standar pengujian impak 6.
Letakkan  spesimen  pada  landasan  Impact  Tester  dan  disesuaikan  letaknya dengan mal ukur.
7. Lakukan pengujian dengan palu pukulan menggunakan metode Charpy. Sudut
pukulan awal 140
o
dan beban 150 joule. 8.
Catat sudut pemukulan akhir . 9.
Ulangi prosedur tersebut untuk spesimen selanjutnya
3.3.6 Pengujian Kekasaran  Roughness Test
Pengujian  kekasaran  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  permukaan spesimen  sudah  memenuhi  standar  uji  keausan  pada  ASTM  G99-04.  Pengujian
kekasaran  ini  dilakukan  di  Laboratorium  Material  Test,  Pendidikan  Teknologi Kimia Industri  PT KI . Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah Mitutoyo
surftest  402.  Adapun  prosedur  yang  dilakukan  pada  pengujian  kekasaran roughness adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji kekasaran. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan mengunakan kertas pasir dengan
variasi nomor 400, 600, 1000 dan 1200 serta di polis dengan autosol. 3. Dilakukan pengujian kekasaran dengan alat Mitutoyo surftest 402.
3. Pilih titik yang akan dilakukkan pengujian kekasaran. 4.  Alat  ini  bekerja  dengan  cara  mengesekan  bagian  sensornya  ke  permukaan
spesimen sejauh 5 mm. 5. Kemudian dicatat data yang terlihat pada alat uji kekasaran tersebut.
6. Lakukkan kembali untuk titik selanjutnya.
3.3.7 Pengujian Keausan Wear Test
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  laju  keausan  pada  bahan  Al- SiC.  Dalam  pengujian  ini  alat  yang  digunakan  adalah  alat  uji  keausan  dengan
standar ASTM G99-04 tipe pin on disk. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Teknik Mesin USU.
45 Adapun  prosedur  yang  dilakukan  untuk  pengujian  keausan  wear  test
adalah sebagai berikut: 1. Dipersiapkan spesimen untuk uji keausan.
2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan mengunakan kertas pasir dengan variasi nomor 600, 1000 dan 1200 serta dipolis dengan autosol.
3.  Sebelum  dilakukkan  pengujian  keausan,  spesimen  terlebih  dahulu  di  uji kekasaran permukaan sesuai standar ASTM G99-04.
3.  Kemudian  dilakukan  pengujian  keausan  dengan  menggunakan  Alat  Uji Keausan ASTM G99-04 tipe pin on disk.
4. Spesimen diikatkan di atas disk 5. Spesimen diputar dengan putaran konstan 120 rpm.
5. Pengujian dilakukan dengan waktu yang konstan, yaitu 30 detik. 6. Kemudian diberikan pembebanan dengan beban 1 kg.
7. Ulangi prosedur untuk spesimen selanjutnya 8.  Amati  jejak  lintasan  uji  keausan  dan  kedalaman  lintasan  menggunakan
mikroskop optik.
3.3.8 Pengujian Metalografi Metallography Test
Pengujian  metalografi  dilakukan  untuk  melihat  mikrostruktur  yang adadipermukaan  spesimen.  Pengujian  ini  menggunakan  Reflected  Metallurgical
Microscope  dengan  type  Rax  Vision  No.545491,  MM-10A,230V-50Hz  dan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin USU.
Adapun  prosedur  yang  dilakukan  untuk  pengujian  metalografi metallography test adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan spesimen untuk uji komposisi. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan mengunakan kertas pasir dengan
variasi nomor 400, 600, 1000 dan 1200 3. Setelah dipolis dengan kertas pasir, spesimen dipolis  lagi  dengan  autosol agar
mikrostruktur spesimen terlihat di mikroskop optik. 4. Dilihat mikrostruktur yang ada dipermukaan spesimen sebelum dietsa.
5. Spesimen kemudian dietsa. 6. Dilihat mikrostruktur yang ada dipermukaan spesimen setelah dietsa.
46
3.4  Diagram Alir Penelitian
Berikut ini merupakan diagram alir penelitian  seperti pada gambar 3.20.
Gambar 3.20  Diagram alir penelitian Mulai
Persiapan Bahan dan Pembuatan cetakan
pasir Peleburan Bahan
Data Kesimpulan
Aluminium Alloy Al + SiC  1,5  , 2,5  dan 3,5   + fly ash 1
Permesinan pengujian
kekerasan metalografi
Impact kekasaran
keausan Spesimen
Uji Komposisi
ya Tidak
1. dimensi tidak sesuai
2. penyusutan berlebihan
Selesai densitas
47
BAB  IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Komposisi
Alat yang digunakan untuk pengujian komposisi adalah Optical Emission Spectrometer.  Pengujian  ini  dilakukan  di
Laboratorium  dan  workshop  Teknik Mesin  Universitas  Negeri  Medan
.
Alat  ini  bekerja  dengan  menggunakan  prinsip pantulan  cahaya  ke  spesimen  uji.  Pantulan  cahaya  dari  unsur  akan  langsung  di-
input  kedalam  komputer  dan  akan  dihasilkan  data  hasil  komposisi.  Spesimen Pengujian komposisi dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Spesimen pengujian komposisi
Sedangkan  untuk  hasil  pengujian  komposisi  dapat  lihat  pada  tabel  4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 komposisi material velg aluminium Data Komoposisi Velg Aluminium
Al Si
Fe Cu
Mn Mg
Ti Lainnya
86,70  12,30  0,002  0,76  0,001  0,05  0,0286  ± 0,158
Hasil  pengujian  dari  spectrometer  pada  tabel  4.1  memperlihatkan  bahwa Velg Aluminium  Aluminium Alloys  memiliki kandungan Aluminium 86,70
pada dan unsur alloy penambah utama yang terdapat pada paduan ini merupakan Si  Silikon 12,30 . Untuk hasil pengujian komposisi secara keseluruhan dapat
dilihat  pada  lampiran  1.  Berikut  adalah  diagram  phasa  Al-Si  dapat  dilihat  pada gambar 4.1 berikut :