28
Pasir cetak yang lazim digunakan dalam proses pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Pasir Silika Pasir silika didapat dengan cara menghancurkan batu silika, kemudian disaring
untuk mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan. 2. Pasir Zirkon
Pasir Zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya yahan api yang efektif untuk mencegah sinter
3. Pasir Olivin Pasir Olivin didapat dengan cara menghancurkan batu yang membentuk 2MgO,
SiO2 dan 2FeO.SiO2. Pasir olivin mempunyai daya hantar panas yang lebih besar dibanding pasir silika. Simanjuntak dkk 2013
2.7 Jenis – Jenis Keausan
Material jenis apapun akan mengalami keausan dengan mekanisme yang beragam, yaitu: keausan abrasi, adhesi, oksidasi, erosi dan friting. Di bawah ini
diberikan penjelasan ringkas dari mekanisme-mekanisme tersebut. a Keausan Abrasif
Keausan yang terjadi pada pengujian tipe pin on disk adalah Keausan Abrasif Abrasive wear. Terjadi bila suatu partikel keras asperity dari material
tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak. Tingkat keausan pada
mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan degree of freedom partikel keras atau asperity tersebut. Abrasif dan kontak lelah fatigue cantact adalah hal
yang paling penting dalam perhitungan keausan pada permesinan. Bisa diperkirakan bahwa total keausan yang terjadi pada elemen-elemen mesin dapat
kisarkan antara 80-90 adalah keausan abrasif dan dalam 8 adalan keausan lelah fatigue wear.
Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak
keausan maka semakin tinggi volume material yang terkelupas dari benda uji.
29 Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc dan benda uji
diberikan oleh gambar 2.9.
Gambar 2.9 Pengujian keausan dengan metode pin on disk Sumber: ASTM G 99-04
Keterangan: F = gaya yang diberikan pada pin N
R = jarak antara disk dengan pin mm d = diameter bolapin mm
D = diameter disk mm W = putaran rpm
Laju keausan Wear rate digunakan untuk menghitung laju keausan per satuan waktu. Unit yang digunakan tergantung pada jenis keausan dan sifat
tribosystem yang terjadi. Laju keausan dapat dinyatakan sebagai: 1. Volume material yang dibuang per satuan waktu, per unit jarak luncur, per
putaran dari komponen atau per osilasi dari tubuh yaitu, di keausan sliding. 2. Volume rugi per unit normal gaya per satuan jarak luncur mm³N.m, yang
kadang-kadang disebut faktor keausan. 3. Massa rugi per satuan waktu.
4. Perubahan dalam dimensi tertentu per satuan waktu.
30 5. Perubahan relatif dalam dimensi atau volume sehubungan dengan perubahan
yang sama di lain substansi.
b Keausan Adhesi Keausan adhesive terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau
lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasanpengoyakan salah satu material. Keausan adhesive biasanya terjadi
pada piston yang bergesek pada dinding silinder.
c Keausan Oksidasi Keausan oksidasi: seringkali disebut sebagai keausan korosif. Pada
prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan
menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan
akan mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya
seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut.
d Keausan Erosi Keausan yang terjadi akibat gesekan logam dengan cairan yang mengalir
terutama cairan yang mengandung partikel keras. Keausan ini dapat terjadi akibat partikel cair yang terdapat dalam gas yang bergerak dengan cepat. Keausan erosi
biasanya terjadi pada pipa-pipa pengalir minyak dan pipa-pipa keluar dari turbin uap.
e Keausan Friting Keausan yang terjadi akibat kombinasi dari gesekan dan getaran,
sepertipada poros dan bearing. Kerusakan akan dipercepat dengan adanya partikel yang lepas dari permukaan yang terperangkap diantara kedua permukaaan
tersebut,sehingga keausan yang terjadi juga disebabkan oleh keausan abrasi Aditya 2011.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini direncanakan selama delapan bulan yang dimulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan Februari 2015. Tempat dilaksanakannya
penelitian ini adalah di Laboratorium Foundry, Laboratorium Teknologi Mekanik, Laboratorium Metalurgi, dan Laboratorium Getaran, Kebisingan. Departemen
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Khusus untuk pengujian densitas dilakukkan di Laboratorium Fisika dasar Fakultas MIPA
Universitas Sumatera Utara dan pengujian kekasaran permukaan dilakukan di laboratorium Material test, Pendidikan Teknologi Kimia Industri PT KI serta
pengujian impact dilakukan di Laboratorium Fisika Terpadu Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara serta Pengujian komposisi dilakukan di
Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan
.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Terdapat beberapa bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan penelitian. Bahan dan alat penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
3.2.1 Bahan Penelitian a.
Velg Mobil
Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah velg mobil yang telah dipotong berbasis logam aluminium alloy seperti yang terlihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Velg mobil bekas jenis Aluminium Alloy