170
B. IMPLIKASI
Dalam penelitian tindakan kelas ini memberikan suatu gambaran bahwa meningkatnya keberanian berbicara dan keterampilan berbicara bergantung
dari beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah guru, kemampuan guru dalam mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran sangatlah berpengaruh.
Guru dituntut untuk membuat pembelajaran menarik perhatian siswa, dalam hal ini adalah pemilihan model pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat
dibutuhkan untuk memotivasi sehingga
image
guru menakutkan tidak ada lagi. Selain guru yang paling berpengaruh dalam keberanian berbicara adalah
faktor siswa sendiri, keberanian berbicara tanpa didukung adanya minat dan motivasi dari siswa tidak akan terwujud.
Untuk mewujudkan keberanian berbicara yang tinggi kedua faktor itu harus diupayakan agar terpenuhi. Upaya-upaya guru untuk meningkatan
keterampilan berbicara siswa dengan memberikan latihan yang cukup, memberikan
reward and feedback,
serta mengoptimalkan kerjasama dengan membentuk kelompok.
Latihan yang cukup diharapka dapat membuat siswa lebih terampil dan terbiasa dalam berbahasa terutama dalam memerankan tokoh drama pendek,
reward and feedback
dimaksudkan untuk memotivasi siswa, yang berupa pujian ataupun memberi tambahan nilai bagi siswa yang tampil dengan bagus,
serta dibentuknya kelompok-kelompok yang tersusun dari beberapa siswa yang berbeda prestasinya atau kemampuan dalam memerankan tokoh drama
diharapkan kerjasama demi terciptanya kekompakan akan dapat berkembang
171
dari diri siswa dan ketakutan, kekawatiran, dan rasa malu siswa akan teratasi hal ini akan membuat siswa lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil
kerja di depan kelas terutama dalam memerankan tokoh drama. Dengan penguasaan keberanian berbicara yang tinggi pembelajaran
akan berjalan lancar sehingga keterampilan berbicara akan dapat terpenuhi. Dalam penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa dengan penerapan
model
Problem Based Learning
pada pembelajaran drama pendek dalam memerankan tokoh drama dapat meningkatkan keberanian dan keterampilan
berbicara siswa. Pada penerapan model
Problem Based Learning
adanya tindakan siklus-1, siklus-2, dan siklus-3 memberikan gambaran bahwa selama proses
pembelajaran dalam memerankan tokoh drama masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Akan tetapi kekurangan dan kelemahan tersebut dapat
diperbaiki atau direfleksi pada pelaksanaan siklus berikutnya sehingga indikator kelulusan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Model pembelajaran ini dapat mengefektifkan waktu pembelajaran, memupuk kerjasama kelompok, dan memotivasi siswa dalam keberanian
berbicara, sehingga dalam memerankan tokoh drama rasa percaya diri siswa akan meningkat. Adanya peningkatan keberanian tampil memerankan tokoh
drama sehingga dari segi hasil unjuk kerja siswa terdapat peningkatan dari siklus-1 sampai siklus-3.
172
C. SARAN