SIMPULAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN DERO 2 KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

168

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Penelitian tindakan kelas pada pembelajaran drama pendek dalam memerankan tokoh drama dengan penerapan model Problem Based Learning yang dilaksanakan di kelas V SDN Dero 2 Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi dilakukan dengan tiga siklus. Tahapan dalam setiap siklus meliputi: 1 tahap perencanaan, 2 tahap Pelaksanaan, 3 tahap observasi dan interpretasi, dan 4 tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian yang mengacu pada perumusan masalah, maka simpulan hasil penelitian ini adalah: adanya peningkatan keberanian berbicara dan peningkatan keterampilan berbicara pada pembelajaran drama pendek dalam memerankan tokoh drama melalui penerapan model Problem Based Learning di kelas V SDN Dero 2 Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.

1. Peningkatan keberanian berbicara

Peningkatan keberanian berbicara siswa pada pembelajaran drama pendek dalam memerankan tokoh drama dengan penerapan model Problem Based Learning diindikasikan dengan: a. Meningkatnya jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. b. Meningkatnya jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat saat pembelajaran berlangsung. 169 c. Meningkatnya jumlah siswa yang menjawabmenanggapi pertanyaan dari guru maupun teman. d. Meningkatnya jumlah siswa yang tampil memerankan tokoh drama di depan kelas secara sungguh-sungguh tanpa ditunjuk guru Peningkatan keberanian berbicara siswa ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase keberanian berbicara dalam setiap siklusnya, yaitu siklus-1: 42,82, siklus-2: 58,24, dan siklus-3: 67,35

2. Peningkatan keterampilan berbicara

Peningkatan keterampilan berbicara siswa ini tunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil persentase penilaian kelulusan siswa saat memerankan tokoh drama dengan indikator lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang tepat dengan penilaian tes lisan dalam bentuk unjuk kerja pada setiap siklus yaitu siklus-1: 41,18 7 siswa dari 17 siswa, siklus-2: 58,82 10 siswa dari 17 siswa, dan siklus-3: 88,24 15 siswa dari 17 siswa. Peningkatan persentase penilaian keterampilan berbicara siswa didasarkan pada hasil penilaian prasiklus yaitu: 23,53 4 siswa dari 17 siswa. 170

B. IMPLIKASI