11 KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya Sastrohamidjojo, 1985; Gandjar dan
Rohman 2007.
b. Fase Gerak Pelarut Pengembang
Fase gerak ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Jika diperlukan sistem pelarut multi komponen, harus berupa suatu
campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen Stahl, 1985. Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organik
karena daya elusi campuran kedua pelarut mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal Gandjar dan Rohman, 2007.
Pemisahan senyawa organik selalu menggunakan pelarut campur. Tujuan menggunakan pelarut campur adalah untuk memperoleh pemisahan senyawa
yang baik. Kombinasi pelarut adalah berdasarkan atas polaritas masing-masig pelarut, sehingga dengan demikian diperoleh pengembang yang cocok. Pelarut
pengembang yang akan digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain: n- heksana, karbontetraklorida, benzene, kloroform, eter, etilasetat, piridian, aseton,
etanol, methanol dan air Gritter, et al., 1991.
c. Harga Rf Retordation Factor
Mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi sangat lazim
menggunakan harga Rf Retordation Factor yang didefinisikan sebagai:
Rf=
Jarak titik pusat bercak dari titik awal jarak garis depan pelarut dari titik awal
Harga Rf beragam mulai dari 0 sampai 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf Sastrohamidjojo, 1985:
a. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
b. Sifat penjerap
c. Tebal dan kerataan dari lapisan penjerap
Universitas Sumatera Utara
12 d.
Pelarut dan derajat kemurniannya e.
Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana f.
Teknik percobaan g.
Jumlah cuplikan yang digunakan h.
Suhu i.
Kesetimbangan
2.5 Kromatografi Cair Vakum
Cara ini pertama kali dipublikasikan oleh Coll, dkk pada tahun 1977 dengan menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek untuk
mengisolasi diterpena sembrenoida dari terumbu karang Australia. Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan
kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dihisap sampai
kering dan sekarang siap dipakai Hostettmann, et al., 1995. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada
bagian atas kolom atau pada lapisan penjerap dan dihisap perlahan-lahan kedalam kemasan dengan menvakumkannya. Kolom dielusi dengan campuran
pelarut yang cocok, mulai dari pelarut yang kepolarannya ditingkatkan perlahan- lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi. Oleh karena
itu kromatografi cair vakum menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fase gerak Hostettmann, et al., 1995.
2.6 Spektrofotometri
Spektofotometri adalah metode pengukuran menggunakan radiasi cahaya
Universitas Sumatera Utara
13 elektromagnetik untuk mengukur konsentrasi analit yang tidak diketahui
Supratman, 2010.
Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrum ultraviolet adalah suatu gambaran yang menyatakan hubungan antara panjang gelombang atau frekuensi serapan terhadap intensitas serapan
transmitasi atau adsorbansi Sastrohamidjojo, 1985. Apabila suatu molekul menyerap radiasi ultraviolet, di dalam molekul tersebut terjadi perpindahan
tingkat energi elektron-elektron ikatan pada orbital molekul yang paling luar dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang paling tinggi Noerdin,
1985. Kenyataannya, spektrum UV-Vis yang merupakan korelasi antara absorbansi dan panjang gelombang bukan merupakan suatu pita spektrum.
Terbentuknya pita spektrum tersebut disebabkan oleh terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks
Gandjar dan Rohman, 2007.
2.7 Artemia salina Leach 2.7.1 Klasifikasi Artemia salina Leach