17 c.
Nilai LC
50
antara 200-1000 µgmL memiliki potensi sebagai pestisida. Semakin kecil nilai LC
50
yang dimiliki ekstrak tanaman maka akan semakin berpotensi untuk memiliki aktivitas biologi atau efek farmakologi.
Toksisitas dibedakan menjadi toksisitas akut, kronik dan sub kronik Runia, 2008; Fanani, 2009. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat “racun
akut’’ jika dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa kimia disebut bersifat “racun kronik” jika menimbulkan efek racun
dalam jangka waktu panjang kontak yang berulang-ulang dalam jumlah yang sedikit. Ada tiga cara utama bagi senyawa kimia untuk dapat memasuki tubuh,
yaitu melalui paru-paru pernafasan, mulut dan kulit. Melalui ketiga rute tersebut, senyawa yang bersifat racun dapat masuk ke aliran darah dan kemudian
terbawa ke jaringan tubuh lainnya. Perhatian utama dalam toksisitas adalah kuantitas dosis senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa yang berada dalam
bentuk murninya memiliki sifat racun toksik Hudgson, 2004; Tridiyani, 2011. Manfaat dari pengukuran toksisitas adalah dapat digunakan sebagai skrining
ekstrak tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, menilai potensi dan efek bahaya dari pestisida baru dan menilai toksisitas yang mungkin ditimbulkan oleh
sumber polusi Hendrawati, 2009. Beberapa uji pendahuluan untuk pencarian obat kanker yang memenuhi
syarat-syarat di atas antara lain: Brine Shrimp Lethality Test BSLT, Metode Potato Disk, Uji terhadap Lemna minor L. dan Uji terhadap cell line
McLaughlin, 1998.
2.8.1 Metode Potato Disk menghambat tumor crown gall
Crown gall adalah penyakit tumor pada tumbuhan yang ditimbulkan oleh strain yang spesifik dari bakteri gram negatif Agrobacterium tumefaciens.
Universitas Sumatera Utara
18 Terdapat kesamaan antara mekanisme terjadinya tumor pada tumbuhan dan pada
hewan, senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tumbuhan juga dapat berfungsi sebagai antitumor pada hewan. Uji ini merupakan uji
pendahuluan yang sederhana untuk menentukan senyawa antikanker dari bahan alami. Penghambatan pertumbuhan crown gall tumor pada potato disk oleh
ekstrak bahan alami tersebut aktif McLaughlin, 1998.
2.8.2 Brine Shrimp Lethality Test
Senyawa bioaktif hampir selalu toksik pada dosis tinggi. Oleh karena itu daya bunuh in vivo dari senyawa terhadap organisme hewan dapat digunakan
untuk menapis ekstrak tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas dan juga untuk memonitor fraksi bioaktif selama fraksinasi dan pemurniaan. Salah satu
organisme yang sangat sesuai untuk hewan uji tersebut adalah udang laut. Brine shrimp lethality test atau yang dikenal dengan istilah BSLT sudah digunakan
untuk berbagai sistem bioassay yaitu untuk menganalisa residu pestisida, mikotoksin, polutan pada air sungai, anastetik dan toksin dinoflagelata senyawa
yang berupa morfin. Dalam fraksinasi yang diarahkan dengan bioassay, metode brine shrimp test telah digunakan untuk memonitor fraksi aktif mikotoksin dan
antibiotik pada ekstrak jamur Meyer, et al., 1982. Artemia salina Leachadalah sejenis udang air asin. Telurnya merupakan
makanan ikan tropis dan telur tersebut dapat dijumpai di toko-toko yang menjual ikan hias tropis dengan nama brine shrimp eggs. Telur ini dapat bertahan selama
bertahun-tahun dalam kondisi kering. Setelah ditempatkan dalam larutan air laut, telur-telur akan menetas dalam waktu 48 jam dan menghasilkan sejumlah
nauplii. Nauplii Artemia salina Leach ini dapat dipakai sebagai alat yang baik
Universitas Sumatera Utara
19 untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas biologi
McLaughlin, 1998.
2.8.3 Uji Terhadap Lemman minor L.